Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI


MASA LALU DAN MASA SEKARANG

OLEH
Giovany Albertho Tiran
2003010118

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas kasih dan kuasanya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “pendidikan pancasila” inni dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dosen pada bidang pendidikan pancasila, saya berharap makalah yang saya
susun ini dapat dimengerti oleh pembaca

Kupang ,16 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Demokrasi..............................................................................................................2
B. Macam-Macam Demokrasi......................................................................................................3
C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia..................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Hal ini
dapat dilihat dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Dalam sila keempat Pancasila
mengandung makna bangsa Indonesia mengutamakan prinsip musyawarah mufakat yang
berazaskan kekeluargaan. Kesadaran berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan prinsip
musyawarah mufakat dapat dilihat dari berbagai kegiatan mesyarakat seperti pemilihan
umum, memilih pemimpin dengan musyawarah, dan menyelesaikan masalah dengan
musyawarah tanpa kekerasan. Hal ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga
bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan dengan aman dan tenteram dalam keberagaman
budaya. Budaya demokrasi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kalian
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Demokrasi merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai yang terkandung di
dalamnya diperlukan sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang
baik. Demokrasi dipandang penting karena merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mewujudkan kebaikan bersama atau masyarakat dan pemerintahannya yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu demokrasi?

2. Apa saja macam-macam demokrasi?

3. Bagaimana perkembangan demokrasi di indonesia?

4. Apakah makna budaya demokrasi?

C. Tujuan
1. Memahami apa arti demokrasi

2. Menerapkan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks NKRI.

3. Mengetahui perkembangan demokrasi yang terjadi di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno pada abad ke-5 SM. Demokrasi berasal
dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Secara harfiah
demokrasi adalah pemerintahan negara oleh rakyat atau pemerintah oleh rakyat untuk rakyat.
Artinya, bahwa rakyat memerintah dengan perantara wwakil-wakilnya dan kemauan rakyat
harus ditaati. Pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan negara yang dilakukan oleh
rakyat dan untuk rakyat.

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian demokrasi adalah
pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

Demokrasi Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan


rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan dengan keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri
khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah mufakat.

Tujuan demokrasi Pancasila sesuai dengan tujuan negara Indonesia, yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu membentuk pemerintahan yang melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Azas demokrasi Pancasila terdapat dalam sila keempat Pancasila. Azas ini mengandung
makna rakyat menjalankan kekuasaan melalui sistem perwakilan serta setiap keputusan
diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat, bila ditemui jalan buntu maka dilakukan
voting (pemungutan suara), serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila :

a. Mengutamakan musyawarah mufakat.

b. Mengutamakan negara dan masyarakat.

c. Tidak memaksakan kehendak.

d. Diliputi semangat kekeluargaan.

2
e. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan musyawarah.

f. Dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur.

B. Macam-Macam Demokrasi
a. Berdasarkan pelaksanaannya

1. Demokrasi langsung

Demokrasi langsung merupakan demokrasi yang secara langsung menerima serta


menggunakan kehendak rakyat agar dapat menentukan kebijakan pemerintah. Demokrasi
langsung ini digunakan di yunani kuno pada polis ( negara kota ) dengan jumlah
penduduknya yang hanya sedikit.

2. Demokrasi tidak langsung

Disebut juga dengan demokrasi perwakilan. Yang artinya, dalam pemecahan masalah rakyat
memercayakan wakil wakilnya untuk duduk dalm badan perwakilan rakyat ( parlemen ).
Contoh, misalnya pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam perkembanganya negara
di dunia lebih banyak menerapkan demokrasi tidak langsung dengan alasan sebagai berikut:

• Semakin berkembangnya penduduk / rakyat, sehingga tidak mungkin dapat


mengumpulkan rakyat dalam satu waktu dan tempat sekaligus.

• Urusan pemerintah/ negara semakin rumit dan kompleks, sehingga tidak setiap rakyat
tahu dan dapat memecahkan setiap persoalan tersebut.

b. Berdasarkan prinsip ideologi

1. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang didasarkan pada kebebasan


individualisme. Dapat juga diartikan sebagai demokrasi yang mencita-citakan
tercapainyapemerintahan yang tunduk kepada hukum. Ciri khasnya adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan banyak campur tangan sertatindakan sewenang-wenang dari
warga negaranya. Ciri demokrasi ini adalah kekuasaan dibatasi oleh konstitusi dan
pemerintahan tunduk kepada hukum. Negara yang melaksanakan demokrasi ini adalah
negara-negara Barat seperti Amerika Serikaat.

2. Demokrasi rakyat sering disebut demokrasi proletar. Demokrasi ini mencita-citakan


suatu kehidupan yang tidak mengenal kelas soaial. Manusia bebas dari keterikatan kepada
kepemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau paksaan. Namun, untuk mencapai masyarakat
tersebut dilakukan sengan cara paksaan dan kekerasan.

3. Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi bersumber kepada kepribadian dan
filsafat hidup bangsa Indonesia. Kekeluargaan dan gotong royong di antara warga masyarakat
merupakan ciri khusus demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah milik bangsa

3
Indonesia yang nilai-nilainya digali dari bumi Indonesia yang sudah ada sejak zaman dulu,
dan tetap dilestarikan oleh generasi berikutnya.

c. Berdasarkan hubungan antar alat kenegaraan

1. Demokrasi sitem parlementer adalah sistem demokrasi yang berlaku dan diterapkan
dalam negara yang pemerintahannya menganut sistem parlementer. Pemerintahan sistem
parlementer meletakkan tanggung jawab pada kabinet (para menteri).

2. Demokrasi sistem presidensial adalah demokrasi yang berlaku dan diterapkan dalam
negara yang pemerintahannya menganut sistem presidensial. Pemerintahan sistem
presidensial meletakkan tanggung jawab pemerintahn negara kepada Presiden.

d. Berdasarkan titik perhatiannya

1. Demokrasi formalnadalah demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang


politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi kesenjangan dalam bidang ekonomi. Biasanya
terdapat di negara-negara beraliran liberal.

2. Demokrasi material adalah demokrasi yang dititikberatkan pada upaya-upaya


menghilangkan perbandingan dalam bidang ekonomi, sedang di bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Biasanya terdapat di negara-negara yang
beraliran komunis.

3. Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang


keburukan dari demokrasi formal dan material. Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok
banyak yang menggunakan demokrasi gabungan.

C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


a. Demokrasi pada Masa Revolusi

Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru terbatas pada
interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada
periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama,
pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional
ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka
dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar
bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan
politik kita.

b. Demokrasi pada Masa Orde Lama

4
Demokrasi ini dibagi ke dalam masa demokrasi parlemen dan demokrasi terpimpin.

1. Masa Demokrasi Liberal atau Parlemen

Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan
menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini
adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat
ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat
atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.
Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak
percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.
Sejumlah kasus jatuhnya kabinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari
tingginya akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk
dengan tingkat otonomi yang tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan
partainya maupun para pendukungnya.

Demokrasi parlementer gagal karena (1) dominannya politik aliran, sehingga membawa
konsekuensi terhadap pengelolaan konflik; (2) basis sosial ekonomi yang masih sangat
lemah; (3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan
Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan.

Atas dasarkegagalan itu, Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya
yaitu (1) bubarkan konstituante; (2) kembali ke UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950; (3) pembentukan MPRS dan DPAS.

2. Masa Demokrasi Terpimpin

Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat
orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan kepentingan
politik nasional secara menyeluruh. Disamping itu Soekarno melontarkan gagasan bahwa
demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh
semangat kekeluargaan dan gotong royong.

Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik
yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan
Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan
sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem
politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa
demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semnagt anti kebebasan pers, sentralisasi
kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.

c. Demokrasi pada Masa Orde Baru

5
Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi,
poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru
ditandai oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir.
Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi,
yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa
yang tidak lebih dari tiga tahun, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan
masyarakatan. Oleh karena itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang
siap menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung
program-program pembaruan pemerintahan baru.

Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara
dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan
relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1) kemenangan mutlak dari
kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara;
(2) dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara terhadap
perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk
mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya
pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan
pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses
negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga
menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.

Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang
politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri
demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan,
terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan
ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh;
dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai
politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
nonpemerintah. Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi
kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik
bersifat tertutup. Ketiga, PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara.
(Rukiyati, dkk. 2008:114-117)

d. Demokrasi pada Masa Reformasi

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara
yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya

6
UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan
tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa
indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai
ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya
system multi partai dalam pemilu tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004)
jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai
pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin
seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Indonesia menunjukkan sebuah Negara yang sukses menuju demokrasi sebagai bukti
yang nyata, dalam pemilihan langsung presiden dan wakil presiden. Selain itu bebas
menyelenggarakan kebebasan pers. Semua warga negara bebas berbicara, mengeluarkan
pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Demokrasi memberikan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat bahkan dalam memilih salah satu keyakinanpun
dibebaskan.

Mengatakan "Demokrasi telah menjadi budaya" berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi


telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh
kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

B. Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis yang
terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang
menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-
berbangsa-dan-bernegara.html

2. http://hasnaputrira.blogspot.com/2013/04/pkn-musyawarah-dalam-mufakat.html

3. http://jagosejarah.blogspot.com/2014/10/macam-macam-demokrasi-berdasarkan.html

4. https://agiebbagraf87.wordpress.com/2012/11/11/makalah-demokrasi-di-indonesia/

9
10

Anda mungkin juga menyukai