Anda di halaman 1dari 22

KEWARGANEGARAAN

MAKALAH TENTANG PELAKSANAAN


DEMOKRASI DI INDONESIA

NAMA : Fitri Nurul Husni


NIM : 2274201004
FAKULTAS : Universitas Serasan
JURUSAN : Hukum
KELAS : Sore
DOSEN : Sata, S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SERASAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang
berjudul “Pelaksaan Demokrasi di Indonesia”.

Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf
yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami
berharap kritik dan saran Anda. Semoga makalah kami ini dapat menjadi
pelajaran dan menambah wawasan Anda dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah


pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang demokrasi di Indonesia. Kami
sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami
yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Konsep Dasar Demokrasi ............................................................................. 6
B. Pengertian Demokrasi .................................................................................. 6
C. Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli ................................................... 6
D. Sejarah Demokrasi di Indonesia ................................................................... 6
E. Prinsip-Prinsip Demokrasi ........................................................................... 7
F. Landasan-Landasan Demokrasi Indonesia ................................................... 8
G. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia ............................................................... 9
H. Perkembangan Demokrasi di Indonesia ..................................................... 11
BAB III.................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................... 19
C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem


pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang
diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan
orang, dan didalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama didalam mengatur pemerintahan di dunia
publik.

Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan


pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti feodalisme dan
antiinterialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Maka dari itu
dalam makalah ini Penyusun akan memaparkan tentang perkembangan dan
penerapan demokrasi di Indonesia. Bangsa Indonesia degan segala
keanekaragamannya merupakan suatu ciri khas yang tidak dimiliki oleh negara
lain. Kita memiliki ideologi dan dasar hukum yang sama, tujuannya sama, dan
jiwa yang sama, semuanya terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945.

B. Rumusan Masalah

1. Apa-apa saja prinsip-prinsip dari Demokrasi?


2. Bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia?
3. Apa pengertian dari Demokrasi?
4. Bagaimana pelaksanaan Demokrasi di Indonesia?
5. Apa-apa saja landasan Demokrasi Indonesia?
6. Apa yang dimaksud konsep dasar demokrasi ?
7. Bagaimana pengertian demokrasi menurut para ahli ?

3
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Demokrasi


2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Demokrasi
4. Untuk mengetahui landasan Demokrasi Indonesia
5. Untuk mengetahui pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Demokrasi


Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian
atau definisi demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi
secara ideal atau juga disebut sebagai definisi populistik tentang
demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk
rakyat” maka pengertian demokrasi demikiantidak pernah ada dalam
sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahandijalankan secara
langsung oleh semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan
sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge dan Reinicke
1993).

B. Pengertian Demokrasi

Secara etimologis demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu


“Demokratia” yang terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat,
kratos atau cratein yang berati kedaulatan atau pemerintahan. Secara
harfiah, demokrasi berarti suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan
atau kedaulatan ada ditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dilibatkan
dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.1

Berikut ini pengertian Demokrasi menurut para ahli, yaitu:


1. Menutut Aristoteles, demokrasi adalah suatu negara kebebasan karena
melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di
dalamnya.
2. Menurut Abraham Lincoln, Democracy is goverment of the people, by the
people, and for the people ( Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
3. Menurut Muhammad Hatta, Demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan
penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

5
C. Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli
Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa yunani
“Demokratia” yang dibagi dalam dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan
yang sangat menentukan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuatan rakyat
atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang
kedaulatannya.

D. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada


tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia melalui UUD 1945
(yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menganut paham atau ajaran
demokrasi, dimana kedaulatan berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian
berarti NKRI tergolong sabagai negara yang menganut paham Demikrasi
Perwakilan.

Penetapan paham demokrasi sebagai tatanan pengaturan hubungan


antara rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara
Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari
kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat,
baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya
Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan Kolonial Belanda
di Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab
dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropa Barat dan
Amerika Serikat.2

1
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan
Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,
2005), hal. 67.
6
E. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Pada dasarnya prinsip demokrasi terbagi atas beberapa kelompok,


yaitu sebagai berikut:3
1. Kedaulatan ditangan rakyat
Kedaulatan rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan
rakyat. Ini berarti kehendak rakyat rakyat merupakan kehendak tertinggi.
Apabila setiap warga negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip
demokrasi.
2. Pengakuan dan perlindungan terhadap HAM
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama, dengan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan budaya.
Pengakuan akan HAM di Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 yang
sebenarnya terlebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB.
UUD 1945 dimuat dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama
dan ke empat, Batang Tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR menegenai HAM
telah tertuang dalam ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998. Setelah itu,
dibentuk Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, Undang-
Undang yang mengatur dan menjadi HAM di Indonesia adalah Undang-
Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.4
3. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan.
4. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan
sama didepan hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan
agam, suku, dan ras.5
5. Pengambilan keputusan atas musyawarah
Dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama (musyawarah) untuk mencapai mufakat.

7
6. Adanya partai politik dan organisasi sosial politikDengan adanya partai
politik dan organisasi sosial politik ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi
rakyat.

2
Azyumardi Azra,, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,
(Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2006), hal. 230.
3
Artis, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, (Pekan Baru: Uin
Suska Riau, 2014), hal. 38.

F. Landasan-landasan Demokrasi Indonesia

Adapun landasan-landasan demokrasi pancasila, yaitu:


1. Pembukaan UUD 1945
a. Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan itu ialah hak
segalabangsa.
b. Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat Indonesia ke
depanpintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
c. Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat Rahmad Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya
berkehidupankebangsaan yang bebas.

4
Budiardjo, Miriam., Demokrasi di Indonesia, (Jakarta:
Gramedia. 1996), hal. 61.
5
Azyumardi Azra, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,
(Jakarta: ICCE Uin Syarif Hidayatullah, 2003), hal.118.

8
a. Aline keempat yang berbunyi Melindungi segenap bangsa.
2. Batang Tubuh UUD 1945
a. Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
b. Pasal 2 yautu tentang Majelis Permusyawaratan rakyat.
c. Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
d. Pasal 24 dan 25 yaitu tentang Peradilan yang merdeka.
e. Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan didepan hukum.
f. Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

G. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di


bidang politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
Indonesia, yaitu:
1. Demokrasi Parlementer (liberal)
Demokrasi ini dipraktekkan pada masa berlakunya UUD 1945
periode pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pata berlakunya
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950.
Demokrasi ini secara yudiris resmi berakhir pada tanggal 5 Juli 1959
bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945. Pada masa
berlakunya demokrasi parlementer (1945 – 1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahana tidak
dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan
pendapat yang sangat mendasar diantara partai politik ada pada saat itu.6
2. Demokrasi Terpimpin
Lahirnya demokrasi terpimpin karena ada kesadaran dan keyakinan
terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi parlementer
(liberal) yang melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan
politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi. Secara konsepsional,
demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan ungkapan Presiden

6
Mahfud, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hal. 185.

9
Sukarno ketika memberikan amanat kepada konstitusi tanggal 22 April 1959
tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain:
a. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator.
b. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan
kepribadian dandasar hidup bangs Indonesia.
c. Demokrasi adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatanyang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
d. Inti dari pada pemimpin dalam demokrasi terpimpin adalah
permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang
membangundiharuskan dalam demokrasi terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia.
Namun, dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan
sebagaimana mestinya, sehingga seringkali menyimpang dan nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa. Penyebabnya adalah selain terletak
pada Presiden juga karena kelemahan Legislatif sebagai patner dan pengontrol
eksekutif serta situasi sosial politik yang tidak menentu saat itu.
3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan
hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemasuaian sesuai dengan martabat dan harkat manusia, haruslah
menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah bangsa, dan harus dimanfatkan untuk mewujudkan
keadilan sosial. Munculnya demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai
penyelewengan dan permasalahan yang dialami oleh bangsa indonesia pada
berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis
demokrasi tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia yang bernapaskan
kekeluargaan dan gotong royong. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan
dengan prinsip demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang

10
dijalankan pada masa orde baru masih terdapat berbagai penyimpangan yang
tidak sejalan dengan ciri dan prinsip demokrasi Pancasila, diantaranya:
a. Penyelenggaraan PEMILU yang tidak jujur dan adil.
b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi PNS.
c. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
4. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Reformasi
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap
demokrasi pancasila. Namun perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan
demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pancasila dari
masa orde baru. Pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini
yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis
b. Partai politik lebih mandiri
c. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
d. Konsep trias politica (Pilar Kekuasaan Negara) masin-masing
bersifat otonom penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan
yang dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan
lebih mudah diwujudkan. Tata cara pekalsanaan demokrasi Pancasila
dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan
pemerintah NKRI berdasarkan konstitusi. Demokrasi Pancasila hanya akan
dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya
dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang
mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya.

H. Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari
kursi kepresidenan pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa
Indonesia untuk kembali menggunakan demokrasi. Demokrasi merupakan
pilihan satu-satunya bagi bangsa Indonesia karena memang tidak ada bentuk
pemerintahan atau sistem politik lainnya yang lebih baik yang dapat dipakai

11
untuk menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter. Oleh karena itu ada
konsensus nasional tentang perlunya digunakan demokrasi setelah Orde Baru
tumbang. Gerakan demokratisasi setelah Orde Baru dimulai dengan gerakan
yang dilakukan oleh massa rakyat secara spontan. Segera setelah Soeharto
menyatakan pengunduran dirinya, para tokoh masyarakat membentuk sejumlah
partai politik dan melaksanakan kebebasan berbicara danberserikat/berkumpul
sesuai dengan nilai-nilai demokrasi tanpa mendapat halangan dari pemerintah.
Pemerintah tidak melarang demokratisasi tersebut meskipun peraturan
perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu. Pemerintah bisa saja,
umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena bertentangan dengan
UU Partai Politik dan Golongan Karya yanghanya mengakui dua partai politik
dan satu Golongan Karya. Tentu saja pemerintah tidak mau mengambil resiko
bertentangan dengan rakyat sehingga pemerintah membiarkan demokratisasi
bergerak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk
melakukan demokratisasi dengan mengeluarkan tiga UU politik baru yang
lebih demokratis pada awal 1999. Langkah selanjutnya adalah amandemen
UUD 1945 yang bertujuan untuk menegakkan demokrasi secara nyata
dalam sistem politik Indonesia.Demokratisasi pada tingkat pemerintah
pusat dilakukan bersamaan dengan demokratisasi pada tingkat pemerintah
daerah (provinsi,kabupaten, dan kota). Tidak lama setelah UU Politik
dikeluarkan,diterbitkan pula UU Pemerintahan Daerah yang memberikan
otonomi yang luas kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan

12
keterbukaan yang terbentuk pada tingkat pusat dengan segera diikuti oleh
daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di
Indonesia semenjak 1998 juga telah menghasilkan demokratisasi pada
tingkat pemerintah daerah.Sesuai dengan perkembangan demokratisasi di
tingkat pusat, di tingkat provinsi (juga di tingkat kabupaten dan kota)
dilakukan penguatan kedudukan dan fungsi tersebut mempunyai
kedudukan yang sama dengan gubernur. Gubernur tidak lagi merupakan
“penguasa tunggal” seperti yang disebutkan dalam UU Pemda yang
dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan perannya
sebagai lembaga legislatif daerah yang bersama-sama dengan gubernur
sebagai kepala eksekutif membuat peraturan daerah (perda). DPRD
Provinsi menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui pemilihan umum
(pemilu) yang demokratis. Melalui pemilu tersebut, para pemilih
mempunyai kesempatan menggunakan hak politik mereka untuk
menentukan partai politik yang akan duduk di DPRD.
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari
demokratisasi juga tercipta di daerah. Partisipasi masyarakat dalam
memperjuangkan tuntutan mereka dan mengawasi jalannya pemerintahan
telah menjadi gejala umum di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai
demonstrasi dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat, tidak hanya
di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa di Indonesia.Rakyat
semakin menyadari hak-hak mereka sehingga mereka semakin peka
terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar
dan merugikan rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih
peka terhadap aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat.
Demokratisasi telah membawa perubahan-perubahan politik baik di
tingkat pusat maupun daerah. Apa yang terjadi di tingkat pusat dengan
cepat ditiru oleh daerahdaerah. Demokratisasi merupakan sarana untuk
membentuk system politik demokratis yang memberikan hak-hak yang

13
luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi
dalam beberapa periode berikut:
1. Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi
Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
demokrasi belum berjalan dengan baik karena masih adanya
revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan masih
terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat pada pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum MPR ,
DPR dan DPA dibentuk menurut UU ini, segala kekuasaan
dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP. Untuk
menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute
pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,
KNIP berubah menjadi lembaga legislatif;
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang
Pembentuksn Partai Politik;
c. Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi
parlementer .
2. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai
gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;

14
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1945.

Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit


Presiden 5 juli 1959 yanag isinya:

1) Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS
No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antaara lain:

1) Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin


partai banyak yang dipenjarakan;
2) Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan
oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR ;
3) Jaminan HAM lemah;
4) Terbatasnya peran pers;
5) Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok
timur) yang memicu terjadinya peristiwa pemberontakan
G 30 S PKI .
3. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998

15
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya
Surat Perintah 11 maret 1996.Orde Baru bertekad akan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru kepada rakyat
pemnbangunan di segala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan
masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umun tahun
1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian
pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal
dengan alsan:
a. Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif;
b. Rekrutmen politik yang tertutup;
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
d. Pengakuan HAM yang terbatas;
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4. Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang
Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan
demokrasi dengan pernbaikan peraturan yang tidak
demokratis,dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan
tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan
dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif,legislative,dan yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang
demokratis antara lain dengan:
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang
pokok-pokok reformasi;
b. Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap
MPR tentang Referendum;
c. Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
Negara yang bebas dari KKN;

16
d. Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan
Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI;
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen
I,II,III,IV.

Disisi lain ada jugak ahli yang berpendapat tentang pelaksanaaan


demokrasi di Indonesia yaitu Menurut Azyumardi Azra (2000: 130-141)
Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam
empat periode, yaitu :

1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.


Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah
kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat
dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat
berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini
ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan
eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional
(constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.
2. Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin ditandai oleh tindakan yang
menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan
Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi terpimpin terdapat
ciri-ciri yaitu adanya dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya
peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli
dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar

17
dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang
kuat.
Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang
mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu,
terjadi penyelewengan dibidang perundang-undangan dimana
pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber
hukum, dan sebagainya.
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika
dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau penerapan.
Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,rezim ini
sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh;
dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi
pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai
politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik
dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah
4. Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh
wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari
rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan
fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke
mana arah demokrasi akan dibangun.

18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Adapun kesimpulan yang bisa saya petik dari makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Secara etimologis demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu
“Demokratia” yang terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti
rakyat, kratos atau cratein yang berati kedaulatan atau pemerintahan.
Secara harfiah, demokrasi berarti suatu bentuk pemerintahan dimana
kekuasaan atau kedaulatan ada ditangan rakyat.
2. Adapun prinsip-prinsip dari demokrasi, yaitu Kedaulatan ditangan
rakyat, pengakuan dan perlindungan terhadap HAM, pemerintahan
berdasar hukum (konstitusi), peradilan yang bebas dan
tidak memihak, pengambilan keputusan atas musyawarah, dan
adanya partai politik danorganisasi sosial politik.
3. Adapun landasan-landasan demokrasi pancasila, yaitu Pembukaan UUD
1945 dan Batang Tubuh UUD 1945.
4. Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di
bidang politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
Indonesia, yaitu demokrasi parlementer (liberal), demokrasi terpimpin,
demokrasi pancasila pada era orde baru, dan demokrasi pancasila pada
era orde reformasi.

B. Saran

Dewasa ini kekurangan dan sejarah yang kelam bagi pelaksanaan


demokrasi Indonesia dimasa lalu hendaknya menjadi pembelajaran dan
tidak diulang kembali. Kemudian hendaknya masyarakat tidak terlalu
eksklusif atau ekstrim dalam memandang perbedaan keyakinan, agama, adat
istiadat, perbedaan politik, dan sebagainya. Sebab perbedaan itu adalah
bagian dari demokrasi. Dan bagi Para Petinggi yaitu Pemerintah, agar
kiranya lebih memperhatikan kehidupan rakyatnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Artis. 2014. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. (Pekan Baru: Uin Suska
Riau).
Azra. Azyumardi. 2006. Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. (Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah).
Mahfud. 2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. (Jakarta: PT Rineka
Cipta).
Miriam, Budiardjo. 1996. Demokrasi di Indonesia. (Jakarta: Gramedia).
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga. 2005. Pancasila dan Kewarganegaraan.
(Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga)

20
21

Anda mungkin juga menyukai