Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DEMOKRASI

Dosen Pengampu : Rohali Arsyad, S.H., M.H.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. RISKI DARMAWAN
2. HENI YUNITA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


STIT MISBAHUL ULUM GUMAWANG
BELITANG - OKU TIMUR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Demokrasi.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Rohali Arsyad, S.H., M.H., yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Kami sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar penulis dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.

Belitang, April 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi................................................................................ 3
B. Konsep Demokrasi..................................................................................... 5
C. Sejarah Demokrasi..................................................................................... 6
D. Macam-macam Demokrasi........................................................................ 7
E. Prinsip-prinsip Demokrasi......................................................................... 9
F. Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi......................................................... 11
G. Manfaat Demokrasi................................................................................... 13
H. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia................................. 14

BAB III PENUTUP


Kesimpulan....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu
negara ke negara lain. Dan Negara Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang berusaha untuk membangun sistem politik demokrasi sejak
menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya
kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap
warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan, dimana mereka diberi
kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di Indonesia, hal ini telah diwujudkan
dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan
juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.
Demokrasi kadangkala disebut juga sebagai ekspresi kebebasan
berpendapat dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali
terwujud dengan adanya aksi demonstrasi di mana rakyat turun ke jalan untuk
menyampaikan beberapa aspirasinya kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah
banyak aksi-aksi demonstrasi yang mengatasnamakan demokrasi dan beberapa
diantaranya banyak menyita perhatian umum, baik dalam negeri maupun luar
negeri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Demokrasi?
2. Bagaimana konsep demokrasi?
3. Bagaimana sejarah demokrasi?
4. Apa saja macam-macam Demokrasi?
5. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
6. Jelaskan Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi?

1
7. Apakah manfaat Demokrasi?
8. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia?
 
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Demokrasi.
2. Untuk mengetahui Konsep demokrasi.
3. Untuk mengetahui Sejarah demokrasi.
4. Untuk mengetahui Macam-macam Demokrasi.
5. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Demokrasi.
6. Untuk mengetahui Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi.
7. Untuk mengetahui Manfaat Demokrasi.
8. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani
“Demokratia” yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
kratos/kratein yang berarti kekuasaan/ pemerintahan. Secara harfiah,
demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan
rakyat sebagai pemegang kedaulatannya.1 Melalui konteks budaya demokrasi,
nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam
praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja,
tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai
Wakil Presiden Republik Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah
pergeseran dan penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah-istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli.
Meskipun terdapat perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan
para ahli itu mempunyai kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan
demokrasi menurut beberapa pendapat :2
1. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang pun
dapat memilih diriya sendiri, tidak seorang pun dapat
mengindentifikasikan dengan kekuasaannya, kemudian tidak dapat
merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa
syarat.
3. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan

1
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan
Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press, 2000), hlm 161-162.
2
I Putu Ari Astawa, Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana press, 2017),
hlm 5

3
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesempatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa
4. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat
memerintah sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan
keputusan-keputusan yang memengaruhi mereka maupun dengan cara
memilih wakil-wakil mereka.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Demokrasi berarti bentuk pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta
memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu
demokrasi merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan-persamaan yang sama bagi semua warga
negara
6. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa
pemerintahnya bersumber pada mereka yang diperintah. Atau demokrasi
adalah pola pemerintahan yang mengikutsertakan secara aktif semua
anggota masyarakat dalam keputusan yang diambil oleh mereka yang
berwenang.
Berdasarkan beberapa pengertian demokrasi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana
kekuasaan atau kedaulatan adaditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dapat
dilibatkan dalam setiap aspek kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara atau Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Keanekaragaman ini muncul

4
disebabkan kebudayaan bangsa didunia ini berlainan, hingga didapati
berbagai macam demokrasi, juga sebagai salah satu sisi dari penjelmaan
hidup bermasyarakat.
B. Konsep Demokrasi
Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu
kompleksitas permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual.
Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian
dalam wacana filsafati semenjak jaman Yunani Kuno, dan telah di terapkan di
polish Athena sebagai negara kota pada waktu itu. Dikatakan fundamental
karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan tentang apa
dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di mana manusia
sendiri menjadi subjek dan sekaligus di jadikan objeknya. Dikatakan aktual
karena dewasa ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan negara
untuk dapat menerapkannya termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi
ini.3
Setelah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi
merupakan dasar banyak negara di dunia. Menurut penelitian UNESCO tahun
1949 maka : "Munngkin untuk pertamakalinya dalam sejarah demokrasi
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem
organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung - pendukung
yang berpengaruhaka akan tetapi juga UNESCO menarik kesimpulan bahwa
ide demokrasi dianggap ambigous atau mempunyai berbagai pengertian,
sekurang-kurangnya ada ambiguity atau ketentuan mengenai : " Lembaga-
lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan ide, atau mengenai
keadaan kultural serta historis yang memengaruhi istilah, ide, dan praktik
demokrasi.
Demokrasi yang dianut di indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan
pancasila, masih dalam tarah perkembangan dari berbagai tafsiran dan
pandangan, dan juga tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai dari demokrasi
konstitusional cukup jelas tersirat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

3
Hendra Nurtjahyo, Filsafat Demokrasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 72

5
belum di amandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar menyebut secara
eksplisit dua prinsipyang menjiwai naskah itu, dan tercantum dalam
penjelasan undang-undang 1945 mengenai sistem pemerintahan negara yaitu :
1. Indonesia ialah negara ynag berdasarkan atas hukum. Negara Indonesia
ialah negara berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka.
2. Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutism (kekuasaan tidak terbatas).

C. Sejarah Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan
sebagai kekuasaan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk
masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah

6
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain,
misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri
anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan
aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel
(accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara
operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.

D. Jenis-jenis Demokrasi
Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan
dalam pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu,
pembagian jenis demokrasi dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :
1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Termasuk jenis
demokrasi ini terdiri dari :
a. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari
rakyat (referendum) yang dapat diklasifikasi :
1) Referendum wajib
2) Referendum tidak wajib
3) Referendum fakultatif

7
d. Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu
secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.
e. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di
Negara sosialis-komunis.
f. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua
demokrasi tersebut. Demokrasi ini berupaya menciptakan
kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat
dan hak setiap orang.
g. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada
individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak.
Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
h. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan
kelas. Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan
politik.
2. Demokrasi sistem presidensial. Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan
demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas. Jenis demokrasi ini
dapat diklasifikasi :
Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan
Negara, dapat diklasifikasi ke dalam;
a. DPR lebih kuat dari pemerintah
b. Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri dan
memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggungjawab
kepada DPR.
c. Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
d. Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan,
biasanya hanya berfungsi sebagai simbol Negara. Tugas kepala Negara

8
sebagian besar bersifat ceremonial seperti melantik kabinet dan duta
besar sebagai panglima tertinggi Angkatan bersenjata (kehormatan).
e. Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR
(parlemen) dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk
membubarkan pemerintah. Jika mayoritas anggota parlemen
menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali pemerintahan
dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk pemerintahan
baru hasil pemilu.
Sistem presidential, adalah :
a. Negara dikepalai presiden.
b. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang
dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
c. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan
menteri.
d. Menteri tidak bertanggungjawab kepada DPR melainkan kepada
presiden. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai
lembaga Negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

E. Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Prinsip budaya demokrasi
a. Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan
atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama
atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam
negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan
harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.
c. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan
adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan

9
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
e. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu
kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua
pihak.
f. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan
tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari
orang lain.
Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas
antarwarga masyarakat demokratis.
2. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal
a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh para warga negara.
d. Pengormatan terhadap supremasi hukum.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas
(rule of law) antara lain sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
3. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.

10
c. Kebebasan yang bertanggung jawab.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
F. Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi
1. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi
menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir
seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah
sebagai berikut:
a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
c. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi
dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
h. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).

2. Asas Pokok Demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah

11
pengakuan hakikatmanusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan
wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung,
umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
b. b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.

3. Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus
ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi
yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus
menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin
keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.
b. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan
didasarkan pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan
mementingkan kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan
keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau
berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
c. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap
serta itikad baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga
kepada masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan
dengan baik.
d. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi
menuntut kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang
membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung
jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.

12
e. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan
adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan
dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala
cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak
menjadi acuan dalam berbuat dan mencapal tujuan.

G. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang
demokratis, yaitu:
1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua
orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan
sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap
warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan
keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan
semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan
aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara
para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan
paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar
tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi,
hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu
memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya
pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah
usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang

13
santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan.

H. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada
tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding
Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945)
telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya
disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan
(kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representatif Demokrasi).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan
antara rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri
Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa
dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap
pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa
Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan
lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan
kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga
telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-
negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat
itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar
sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan
hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di
Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling
berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950)

14
Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau
dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang
panjang tentang instabilitas pemerintahan dan nyaris berujung pada konflik
ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI
tersebut di atas, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan
sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai
dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan
tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun
dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali
terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa
G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari
jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden
ke-2 RI, menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan
sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita
sedih dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal
23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan
krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama

15
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan
kelembagaan negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian
kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya,
dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model
demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak
beberapa tahun terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda
kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan kenegaraan yang
stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga
eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan
DPD) telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi
persyaratan sebagai mekanisme demokrasi.

16
BAB III
PENUTUP
 
Kesimpulan
1. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana kekuasaan atau
kedaulatan adaditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dapat dilibatkan
dalam setiap aspek kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atau
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka.
2. Sebuah negara dikatakan telah menerapkan sistem demokrasi, jika telah
memenuhi ciri-ciri berikut ini:
a. Memiliki perwakilan rakyat
b. Keputusan berlandaskan aspirasi dan kepentingan warga
c. Menerapkan ciri konstitusional 
d. Menyelenggarakan pemilihan umum
e. Terdapat sistem kepartaian

17
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.


Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri
Semarang

I Putu Ari Astawa. 2017. Demokrasi Indonesia. Jakarta: Universitas Udayana


Press.

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di


SD/MI). Yogyakarta: Samudra Biru.

Nurtjahyo, Hendra. 2006. Filsafat Demokrasi, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subiakto, Henry. 2012. Komunikasi Politik Media dan Demokrasi. Jakarta:


Kencana Prenada Media Grup.

18

Anda mungkin juga menyukai