Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Perkembangan Islam masa dinasti Abbasiyah


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

"Sejarah Peradaban Islam”

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

1. El Shinta Nur Inaya (


2. Fitria Rahmawati (202291010047)
3. Miya Kurnia (
4. Rika Selvia (
5. Wasilah Nur Malika Balgis (

STAI AT-TAQWA BONDOWOSO

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Aalamiin, segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam, berkat
rahmat, hidayah dan ma’unahnya tugas makalah dengan judul "Perkembangan Islam masa
dinasti Abbasiyah” dari mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah perdaban Islam yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami sebagai penyusun makalah berharap bahwa makalah ini dapat menjadi
pendukung bahan ajar, khususnya pada materi “Perkembangan Islam masa dinasti
Abbasiyah" untuk mahasiswa Pendidikan Agama Islam B di kampus STAI At-Taqwa
Bondowoso pada khususnya dan menjadi ilmu pengetahuan bagi pembaca pada umumnya
diluar kampus STAI At-Taqwa Bondowoso.

Dalam pembuatan makalah ini penyusun sadar bahwa terdapat banyak kekurangan
didalamya dari segi keilmuan, penyusunan maupun kesalahan lainnya yang tanpa sengaja
kami buat maka dari itu kami selaku penyusun mengaharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca apabila ada kesalahan didalamnya sebagai bahan evaluasi bagi
kami untuk perbaikan dan pembuatan makalah selanjutnya.

Bondowoso, 15 Juni 2023

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna dan Hakekat Demokrasi ................................................................................... 2


B. Norma-Norma, Unsur-Unsur, Dan Macam-Macam Demokrasi................................... 4
C. Munculnya Demokrasi Di Indonesia ............................................................................ 9
D. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia ...................................................................... 9
E. Demokrasi Yang Ideal Bagi Indonesia ........................................................................11

BAB III PENUTUP

F. Kesimpulan......................................................................................................................13
G. Kritik dan Saran...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya.
Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998
sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat
beberapa kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka
dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers
sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak
menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang
dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Makna Dan Hakekat Demokrasi ?
2. Apa Saja Norma-Norma, Unsur-Unsur, Dan Macam-Macam Demokrasi ?
3. Bagaimana Munculnya Demokrasi Di Indonesia ?
4. Bagaimana Perkembangan Demokrasi Di Indonesia ?
5. Bagaimana Demokrasi Yang Ideal Bagi Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Makna Dan Hakekat Demokrasi
2. Untuk Mengetahui Norma-Norma, Unsur-Unsur, Dan Macam-Macam Demokrasi
3. Untuk Mengetahui Munculnya Demokrasi Di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
5. Untuk Mengetahui Demokrasi Yang Ideal Bagi Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna dan Hakekat Demokrasi


Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakui oleh Moh.
Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan
bernegara. Pertama, hampir semua negara didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai
asas yang fundamamental.; Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial
telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertingginya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
benar pada warga masyarakat tentang demokrasi.
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah
(terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-
cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama
rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para
ahli sebagai berikut:
1. Menurut Joseph A. Schemer
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai
tanggung jawab atas tindakan—tindakan mereka diwilayah publik oleh
warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.

2
3

4. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas
oleh wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan
secara normatif ( demokrasi normatife) dan empirik ( demokrasi empirik):
1. Demokrasi Normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan
oleh sebuah Negara.
2. Demokrasi Empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia
politik praktis.
Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena
kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian
Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan
berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi berarti
pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan
rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa
hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan
rakyat baik dalam penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah yang sah dan
diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada pemerintahan yang
tidak sah dan tidak diakui (unligimate government). Pemerintahan yang diakui
adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan rakyat. Pentingnya
legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah pemerintah dapat menjalankan roda
birokrasi dan program- programnya.
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
4

Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan


kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan yang
dilakukan oleh rakyat ( sosial control) dapat dilakukan secara langsung oleh
rakyat maupun tidak langsung ( melalui DPR).

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)


Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah
diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam
menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers maupun secara langsung.
B. Norma-Norma, Unsur-Unsur, dan Macam-Macam Demokrasi
Menurut Nurcholis Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih merupakan
kata kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Demokasi adalah proses
menuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya merealisasikan nilai-
nilai demokrasi (Sukron Kamil, 2002).
Tujuh norma-norma dan pandangan hidup demokratis yang dikemukakan oleh
Nurcholis Madjid (Cak Nun), sebagai berikut:
1. Pentingnya kesadaran akan pluralisme
Hal ini tidak sekedar pengakuan (pasif) akan kenyataan masyarakat yang
majemuk. Lebih dari itu, kesadaran akan kemajemukan menghendaki tanggapan
yang positif terhadap kemajemukan itu sendiri secara aktif. Kesadaran akan
pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan potensi alamnya.
2. Musyawarah
Internaliasasi makna dan semangat musyawarah mengehendaki atau
meharuskan keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus menerima
kemungkinan terjadinya “partial finctioning of ideals”, yaitu pandangan dasar
belum tentu, dan tidak harus, seluruh keinginan sepenuhnya.
3. Pertimbangan moral
Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara
haruslah sejalan dengan tujuan. Bahkan sesungguhnya klaim atas suatu tujuan
yang baik harus diabsahkan oleh kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya.
Demokrasi tidak terbayang terwujud tanpa ahklak yang tinggi. Dengan demikian
5

pertimbangan moral (keseluruhan akhlak) menjadi acuan dalam berbuta dan


mencapai tujuan.
4. Permufakatan yang jujur dan sehat
Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan
menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat itu guna mencapai
permufaakatan yang juga jujur dan sehat. Permufakatan yang dicapi melalui
”engineering”, manipulasi atau merupakan permufakatan yang curang, cacat
atau sakit, malah dapat disebut sebagai penghianatan pada nilai dan semangat
musyawarah. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan berlangsung jika
masing- masing pribadi atau kelompok yang bersangkutan memiliki kesediaan
psikologis untuk melihat kemungkinan orang lain benar dan diri sendiri salah,
dan bahwa setiap orang pada dasarnya baik, berkecenderungan baik, dan
beriktikad baik.
5. Pemenuhan segi- segi ekonomi
Masalah pemenuhan segi-segi ekonomi yang dalam pemenuhannya tidak
lepas dari perencanaan sosial-budaya. Warga dengan pemenuhan kebutuhan
secara berencana, dan harus memiliki kepastian bahwa rencana-rencana itu
benar- benar sejalan dengan tujuan dan praktik demokrasi. Dengan demikian
rencana pemenuhan kebutuhan ekonomi harus mempertimbangkan aspek
keharmosian dan keteraturan sosial.
6. Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing- masing.
Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing- masing,
kemudian jalinan dukung- mendukung secara fungsional antara berbagai unsur
kelembagaan kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efisiensi
untuk demokrasi. Pengakuan akan kebebasan nurani (freedom of conscience),
persamaan percaya pada iktikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude)
mengharuskan adanya landasan pandangan kemanusiaan yang positif dan
optimis.
7. Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan
pendidikan demokrasi.
Pandangan hidup demokrasi terlaksana dalam abad kesadaran universal
sekarang ini, maka nilai- nilai dan pengertian – pengertiannya harus dijadikan
unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan kita. Perlu dipikirkan dengan
sungguh-sungguh memikirkan untuk membiasakan anak didik dan masyarakat
6

umumnya siap menghadapi perbedaan dan pendapat dan tradisi pemilihan


terbuka untuk mentukan pemimpin atau kebijakan. Jadi pendidikan demokrasi
tidak saja dalam kajian konsep verbalistik , melainkan telah membumi dalam
interaksi dan pergaulan sosial baik dikelas maupun diluar kelas.
Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan sistem
politik sangat bergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri,
unsur-unsur tersebut adalah :
1. Negara Hukum ( Rechtsstaat dan Rule Of Law)
Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia istilah negara hukum sebagai
terjemahan dari rechtsstaat dan rule of law. Konsepsi perlindungan hukum
bagi warga Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara
melalui perlembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan
penjaminan hak asasi manusia. Istilah rechtsstaat dan rule of law yang
diterjemahkan menjadi Negara hukum menurut Moh. Mahfud. MD pada
haikatnya mempunyai makna
berbeda. Istilah rechtsstaat banyak dianut di negara-negara Eropa Kontinental
yang bertumpu pada sisitem civil law, sedangkan the rule of law banyak
dikembangkan dinegara-negara Anglo Saxon yang bertumpu pada Common
Law. Civil law menitik beratkan pada administration law, sedangkan common
law menitikberatkan pada judicial. Konsep rechtsstaat mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Adanya perlindungan terhadap HAM
b. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga Negara untuk
menjamin perlindungan HAM.
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan.
d. Adanya peradilan administrasi.
Adapun the rule of law dicirikan oleh :
a. Adanya supremasi aturan- aturan hukum
b. Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum ( equality before the law).
c. Adanya jaminan perlindungan HAM
Dengan demikian konsep Negara hukum sebagai gabungan dari kedua
konsep diatas dapat dicirikan sebagai berikut :
a. Adanya perlindungan terhadap HAM.
b. Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan.
7

c. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga Negara.


d. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
2. Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani (civil society) dicirikan dengan masyarakat terbuka,
masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
masyarakat yang kritis dan berpatisipasi aktif serta masyarakat egalier.
Menurut Gellner, masyarakat madani bukan hanya merupakan syarat penting
bagi demokrasi semata, tetapi tatanan nilai dalam masyarakat madani seperti
kebebasan dan kemandirian juga merupakan sesuatu yang inhern baik secar
internal maupun secara external.
3. Insfrastruktur Politik
Infrastruktur politik terdiri dari partai politik(political party), yaitu
kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-
nilai, cita-cita yang sama. Kelompok gerakan (movement group), yaitu
merupakan sekumpulan orang yang berhimpun dalam suatu wadah organisasi
pada pemberdayaan warganya. Kelompok penekan atau kelompok
kepentingan ( Pressure/inters group), yaitu sekelompok orang dalam wadah
organisasi yang didasarkan pada kriteria professionalitas dan keilmuan
tertentu.
Konsep atau hakikat demokrasi serta esensi dasar demokrasi yakni melibatkan
partisipasi masyarakat dalam segala bentuk atau tindakan pemerintahan maka harus
dipahami juga terkait macam-macam demokrasi. Sehingga masyarakat dalam
memperoleh hak-hak asasinya sesuai dengan peraturan-peraturan yang sudah ada.
Dalam hal ini beberapa macam demokrasi sebagai berikut :
1. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan bentuk dimana masyarakat atau
seluruh warga negara menjalankan secara langsung sistem pemerintahan
dalam membuat dan menghasilkan keputusan yang bersifat politik.
Sehingga segala bentuk tindakan dan perbuatan pemerintahan dijalankan
sepenuhnya oleh rakyat. Dalam demokrasi langsung, rakyat menjadi
eksekutor sekaligus kontrol terhadap jalannya pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung merupakan bentuk dimana hanya
terdapat sebagian warga negara yang dapat menjalankan sistem
8

pemerintahan, sebagian orang tersebut dipilih melalui mekanisme


pemilihan baik itu ditataran pusat maupun daerah. Dalam demokrasi
tidak langsung, rakyat diwakili oleh sebagian orang yang menjabat
sebagai wakil rakyat yang sudah mendapat kepercayaan oleh rakyat.
Dalam hal ini rakyat hanya menjalankan fungsi kontrol terhadap
wakilnya sedangkan eksekutor dan kontrol terhadap pemerintahan berada
di wakil rakyat. Maka tidak heran sistem ini terkadang mewakili
kepentingan kelompok tertentu yang sejalan dengan ideologinya.
Sedangkan menurut prof. Logemann memberikan pandangan terkait
macam-macam demokrasi sebagai berikut:
a. Demokrasi sederhana
Demokrasi sederhana merupakan bentuk demokrasi yang terdapat di desa-
desa, demokrasi berdasarkan gotong royong dan musyawarah. Dalam
pelaksanaan demokrasi ini selalu diawali dengan pembicaraan-pembicaraan
dan berlangsung sampai mencapai kesepakatan bulat, sehingga dalam
musyawarah ini terdapat persamaan paham mengenai suatu hal guna
kepentingan bersama. Jika dalam pembicaraan atau musyawarah belum
mendapat kesepakatan bulat atau masih ada yang belum menyetujui maka
musyawarah dilanjutkan sampai ada kesepakatan bulat demi kepentingan
bersama.
b. Demokrasi barat
Konsep demokrasi ini dianut oleh negara-negara Eropa barat dan
Amerika atau yang lebih dikenal dengan sebutan demokrasi liberal.
Dalam demokrasi ini berdasar atas kemerdekaan individu. Demokrasi ini
disebut juga dengan demokrasi kapitalis oleh kaum komunis dikarenakan
dalam melaksanakannya kaum kapitalis cenderung menggunakan uang dalam
mendapat kekuasaan demi menguasai pandangan umum.
c. Demokrasi kapitalis
Dalam menjalankan konsep demokrasi ini kaum kapitalis
menggunakan alat-alat politik yang modern untuk mempengaruhi pandangan
publik, salah satunya dengan menggunakan alat-alat penerangan dan
perhubungan seperti televisi atau radio. Meskipun pada
kenyataannya konsep demokrasi kapitalis ini mempunyai pengaruh yang
9

sangat besar terhadap pandangan umum (metode baru) dalam proses


pemilihan demi tercapainya kemenangan.
Dari macam-macam demokrasi tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa subjek serta
objek demokrasi sepenuhnya berada di diri masyarakat. Sehingga peran serta
masyarakat dalam memajukan serta mempertahankan demokrasi yang sesungguhnya
sangatlah dibutuhkan.
C. Munculnya Demokrasi di Indonesia
Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Pada
fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran demokrasi
modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.
Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa
banyak membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka.
Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi
yang terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.
Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-negara
Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hatta
belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.
Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia dan
memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena transisi dari
penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945.
D. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dalam praktiknya di Indonesia, sistem demokrasi mengalami berbagai tantangan dan
perubahan. Berikut empat periode perkembangan demokrasi di Indonesia sejak
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 :
1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)
Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara
yang merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah
sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan. Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk
Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model
barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik
mendominasi kehidupan sosial politik. Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama
10

pada 1955. Pemilu 1955 mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari
negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih
dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Beberapa hal yang menarik
dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya,
meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang
sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya
kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan
partainya.
2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan
atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan. Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling
khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan
presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden
Sukarno. Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis
dan peranan tentara (ABRI) di politik Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin
banyak terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945, seperti:
Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)
Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai presiden
seumur hidup Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden Pengangkatan ketua
DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara oleh presiden GBHN yang
bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul
'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan MPRS
3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian
pemimpin dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan
istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan
demokrasi. Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui
dengan beberapa penyimpangan, seperti:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman
11

d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat


e. Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)


Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan
demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah
fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
a. Adanya Pemilu secara langsung
b. Kebebasan Pers
c. Desentralisasi
d. Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
e. Rekrutmen politik yang inklusif
E. Demokrasi yang Ideal Bagi Indonesia
Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan kepribadian bangsa.
Demokrasi Pancasila mengandung nilai-nilai dan tujuan yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila. Istilah demokrasi Pancasila secara formal pertama kali tercantum dalam Tap
MPRD Nomor XXXVII/MPRS/1968 tentang pedoman pelaksanaan demokrasi Pancasila.
Pedoman pada ketetapan tersebut adalah tata cara bermusyawarah dan pengambilan
keputusan berdasarkan mufakat atau suara terbanyak.
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berketuhanan, berperikemanusiaan yang adil
dan beradab, mempersatukan Indonesia, dan bertujuan mencapai keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, perwujudan demokrasi di Indonesia tidak bisa
lepas dari Pancasila sebagai dasar negara. Semua sila dalam Pancasila memiliki
kedudukan yang sama dan setara. Sehingga, keterkaitan antara silanya menjadi satu
kesatuan membentuk demokrasi. Peran Pancasila dalam bidang politik, sosial, dan
ekonomi, serta penyelesaian masalah nasional melalui permusyawaratan untuk mencapai
mufakat adalah wujud dari demokrasi Pancasila itu sendiri.
Ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah :
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat
2. Selalu berdasarkan kekeluargaa dan gotong royong
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat
12

4. Adanya keselarasan antara hak dan kewajiban


5. Menghargai hak asasi manusia.
6. Ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemerintah disalurkan melalui wakil-wakil
rakyat.
7. Tidak menganut sistem partai tunggal.
8. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, bebas, terbuka, jujur, dan adil
9. Tidak adanya dikatator mayoritas dan tirani minoritas
10. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
Sedangkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, yaitu :
1. Perlindungan hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat
3. Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpengaruhi akan kekuasaan
pemerintah dan kekuasaan lain
4. Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi
menyalurkan aspirasi rakyat
5. Sebagai dasar pelaksanaan pemilihan umum, Kedaulatan ada di tanga rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar atau UUD 1945
6. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
7. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara
8. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
9. Menerapkan otonomi daerah untuk membatasi kekuasaan legislatif dan eksekutif
di tingkat pusat
10. Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu: Indonesia adalah
negara berdasarkan hukum (rechtstaat) bukan berdasarkan kekuasaan
(machtstaat).
11. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi sebagai hukum dasar, tidak bersifat
absolutisme atau kekuasaan tidak terbatas. Kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat.
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak
negara menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan
sistem demokrasi dengan pemahaman masing-masing. Demokrasi sebagai dasar hidup
bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan
ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai
kebijakan Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.
Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi,
demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang – surutnya.
Masalah pokok yang kita hadapi ialah bagaimana, dalam masyarakat yang beraneka
ragam pola budayanya, mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi di samping membina
suatu kehidupan sosial politik yang demokratis. Pada pokoknya masalah ini berkisar pada
menyusun suatu system politik dimana kepemimpinanya cukup kuat untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi serta Nation Building, dengan partisipasi rakyat seraya
menghindarkan timbulnya diktator, apakah diktator ini bersifat perorangan, partai atau
militer.
B. Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun sadar bahwa terdapat banyak kekurangan
didalamya dari segi keilmuan, sistematika, pemilihan kata maupun kesalahan lainnya
yang tanpa sengaja kami buat. Maka dari itu kami selaku penyusun mengaharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca apabila ada kesalahan didalamnya sebagai bahan
evaluasi bagi kami untuk perbaikan dan pembuatan makalah selanjutnya.

14
15

Daftar Pustaka

Sulisworo, Dwi. 2012. Hibah Materi Pembelajaran Non Konvensional. Universitas Ahmad
Dahlan.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/03/02000021/demokrasi-pancasila--pengertian-
aspek-ciri-dan-prinsip

https://portal.sukabumikota.go.id/1362/indonesia-merupakan-salah-satu-negara-demokrasi-
terbesar-di-dunia/

https://inmind.id/demokrasi-ideal-bagi-indonesia-menurut-bung-hatta/

Anda mungkin juga menyukai