Anda di halaman 1dari 17

DEMOKRASI PANCASILA

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. AMALIA NASUTION
2. ANISA FAHIRA
3. CUT CHAIRANI
4. DESSY INDAHYANI
5. SAFIAH SAFFA LUBIS
6. WAHYU DESTRIANSYAH
7. SALMAN AL-FARIDZI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-
Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan
yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan
dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………...............................i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………..................................ii

I. PENDAHULUAN…………………………………………………........................i
ii
A. Latar belakang…………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………….
C. Tujuan Masalah…………………………………………………
D. Manfaat Masalah……………………………………………….
II. PEMBAHASAN…………………………………………..................................iv
A. Pengertian Demokrasi………………………………………….
B. Manfaat Demokrasi……………………………………………
C. Prinsip dan Nilai nilai Demokrasi……………………………..
D. Demokrasi Indonesia Antara Berbagai Jenis Demokrasi………
E. Nilai- Nilai Pancasila Dalam Sistem Demokrasi Indonesia…...
F. Relasi Agama dan Negara……………………………………..
III. PENUTUP………………………………………………………….........................
....v
A. Kesimpulan…………………………………………………….

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat wilayah, masyarakat, dan
pemerintah. Negara dikatakan suatu organisasi karena di dalamnya terdapat stuktur
contohnya presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan menteri - menterinya.
Terbentuknya suatu negara harus mempunyai tiga syarat utama yaitu wilayah, masyarakat,
dan pemerintah. Setiap negara memiliki sistem atau bentuk pemerintahan tersendiri. Bentuk-
bentuk pemerintahan itu diantaranya Oligarki, Anarki, Moboraksi, Diktator, dan Demokrasi.

Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang banyak. Partisipasi
rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditoadakan dengan dihapusnya lembaga
perwakilan rakyat dan keputusan hukum tertinggi ada pada tangan segelintir orang tersebut.

Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada peraturan yang benar-
benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya sendiri-sendiri tanpa
aturan yang jelas.

Moboraksi adalah pemerintahan yang dikuasai olah kelompok orang untuk kepentingan
kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya mobokrasi dipimpin
oleh sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama.

Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak (otoriter), dan
Demokrasi adalah kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dari beberapa bentuk pemerintahan ini, demokrasi yang paling
umum digunakan dalam suatu sistem pemerintahan termasuk Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia
Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin
kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Nah pada kesempatan ini, kami akan menyusun
sebuah makalah tentang Demokrasi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat
penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah:

1. Apakah arti demokrasi?

2. Bagaimanakah Sejarah demokrasi?

3. Apa jenis demokrasi?

4. Bagaimanakah prinsip – prinsip demokrasi?

5. Bagaimana nilai nilai pancasila dalam demokrasi?

6. Apa saja manfaat demokrasi?

7. Bagaimana Relasi dan agama pada demokrasi?


C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui perkembangan
demokrasi di Indonesia .

D. Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini, yaitu pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi dapat
memahami bagaimana proses perkembangan demokrasi di indonesia.

BAB II
Demokrasi Indosesia
A. PENGERTIAN DEMOKRASI

Secara etimologis"demokrasi"berasal dari bahasaYunani, terdiri dar idua kata


yaitu"demos" yang berartirakyatataupenduduksuatutempatdan"cratein"atau"cratos" yang
berartikekuasaanataukedaulatan. Jadisecaraetimologi demos-crateinatau demos-cratos
(demokrasi) adalah keadaan Negara dimana dalam system pemerintahan nya kedaulatan
berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat
berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat dari rakyat oleh rakyat untuk
rakyat. Adapun secara terminologi, menurut para ahli, antara lain: (a) Jo seph AmSchmeter,
mengatakan bahwa demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan paolitik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara
perjuangan kompetetif atas suara rakyat; (b) Sidney Hook berpendapat bahwa demokrasi
adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat biasa; (c) Philiphe C.Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demokrasi sebagai
suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka di wilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih; (d) Henry B.
Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam1 pemilihan-pemilihan berkala yang didasarka atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normatif) dan empirik ( demokrasi empirik ). Demokrasi normatif
adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Adapun demokrasi
empirik adalah demokrasi dalam perwukudannya pada dunia politik praktis.

Dengan demikian makna demokrasi sebagai dadar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
mengenai kehidupan-kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan
tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem
demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari
sudut organisasi, demokrasi berarto pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri
atau atas persetujuan rakyat karena kedaulayan berada di tamgan rakyat.

Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani Kuno, khususnya di koya Athena, untuk
menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku di sana. Kota-kota di daerah Yunani pada waktu itu
kecil-kecil. Pendudukmya tidak begitu banyak, sehingga mudah dikumpulkan olehbpemerintah
dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat itu diambil keputusan bersama mengenai
garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala permasalaham
mengenai kemasyarakatan.
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu
sistem bermasyarakt dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintah. Kekuasaan pemerintah berada di tangan rakyat mengandung pengertian tigal hal;
pertama, pemerintah dari rakyat ( government of the people ), kedua pemerintah oleh rakyat
( government by people), ketiga pemerintahan untuk rakyat ( government for people ). Jadi
hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal di atas dapat dijalankan dan
ditegakkan dalam tata pemerintahan.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi empat periode :

1. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal

Pada masa ini, tahun 1950-1959, demokrasi yang dipakai adalah Demokrasi Parlementer
atau[2]Demokrasi Liberal. Dalam masa demokrasi parlementer ini, hampir semua unsur
demokrasi dapat terwujud, diantaranya peranan parlemen yang sangat menonjol, akuntabilitas
politik yang tinggi, berkembangnya partai-partai poitik, pemilu yang bebas dan terjaminnya
hak pilitik rakyat.

1
Ubaedillah dan Abdul Rozak,
Namun demokrasi parlementer atau liberal ini, mengalami kegagalan tersebut adalah sebagai
stabilitas politik dan kesejahteraan rakyat. Adapun penyebab kegagalan tersebut adalah
sebagai berikut :

12. Golongan politik dan partai politik lebih mementingkan kelompok atau aliaran sendiri,
daripada kepentingan bangsa.

2. Rakyat masih miskin, lebih membutuhkan kebutuhan fisik seperti makan, pakaian dan
perumahan daripada kebutuhan politik.

3. Para anggota konstituante tidak mampu menerapkan bangsa negara, sehingga keadaaan
menjadi berlarut-larut. Dan presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959, yang berisi 3 keputusan yaitu menetapkan pembubaran konstituante,
berlakunya kembali UUD 1945 sehingga konstitusi negara dan tidak berlakunya UUDS 1950,
dan pembentukan MPRS dan PRS.

Dengan adanya Dekrit Presiden ini maka masa demokrasi parlementer atau demokrasi liberal
berakhir, dan selanjutnya berganti demokrasi terpimpin.

b. Masa Demokrasi Terpimpin

Pada tahun 1959-1965, demokrasi yang dipakai adalah demokrasi terpimpin. Demokrasi
terpimpin ini muncul karena ketidaksenangan Presiden Soekarno terhadap partai-partai yang
dinilai lebih mengutamakan kepentingan partainya dan mengabaikan kepentingan bangsa.
Dalam demokrasi terpimpin, presiden merupakan satu-satunya lembaga yang paling berkuasa
di Indonesia.

Ciri-ciri demokrasi terpimpin :

1. Demokrasi Presiden, yaitu presiden dalam hal ini Presiden Soekarno sangat berperan
dan menentukan penyelenggaraan pemerintah negara.

2. Peranan partai politik terbatas.

3. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial di Indonesia.

Demokrasi terpimpin ini berakhir karena kegagalan Presiden Soekarno dalam


mempertahankan keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang sangat berpengaruh yaitu
PKI dan militer. Sehingga terjadinya pemberontakan G30.S/PKI pada tanggal 30 September,
yang disebabkan karena PKI ingin membentuk angkatan lima, tetapi militer tidak
menyetujuinya. Dan muncullah Surat Perintah Tanggal 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno kepada Presiden Soeharto untuk mengatasi keadaan tersebut. Hal ini sebagai tanda
berakhirnya demokrasi terpimpin.

2. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru

2
Muhammad Rachmat, Op.cit, hlm.89
Masa orde baru ini dimulai tahun 1966-1998, demokrasi yang dijalankan adalah demokrasi
Pancasila. Demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang didasarkan atas nilai-niai dari sila-sila
Pancasila. Orde baru ini adalah tataan perikehidupan masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia atas dasar pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pelaksanaan orde baru ini di pimpin oleh Presiden Soeharto.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia (Ensiklopedi Indonesia).

Pengertian demokrasi pancasila menurut beberapa para tokoh :

 Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, S.H, demokrasi pancasila adalah paham demokrasi
yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya
seperti dalam ketentuan pembukaan UUD 1945.[3]

 Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H, demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan[4] dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang
mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ciri-ciri demokrasi pancasila :

 Mengutamakan musyawarah mufakat.

 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

 Selalu diliputi semangat kekeluargaan.

 Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

 Dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur.

Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Prinsip demokrasi pancasila :

Asas Demokrasi Pancasila yang mencerminkan tata nilai sosial budaya bangsa, baik secara
ideologi maupun konstitusional :

 Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Pelaksanaan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, dan orang lain.
 Mewujudkan rasa keadilan sosial.

 Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.

 Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Jatuhnya Orde Baru disebabkan oleh hal-hal berikut :

 Ekonomi nasional hancur, yaitu adanya krisis mata uang dan krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

 Krisi politik dan runtuhnya legitimatisi politik, rakyat mulai tidak percaya dengan
pemerintahan Orde Baru, mereka merasa dibohongi sehingga mereka menuntut pemerintah
mundur.

 Para pendukung Orde Baru tidak bersatub lagi, mentri-mentri tidak mau lagi mendukung
pemerintahan, dan militer tidak bersedia lagi menjadi alat kekuasaan Orde Baru.

 Adanya semangat demokrasi dari para pendukung demokrasi, untuk menuntut


pembubaran pemerintahan Orde Baru.

Berakhirnya Orde Baru, pada tanggal 1 Mei1998 yaitu pada saat Presiden Soeharto
mengumumkan pengunduran dirinya dari kekuasaannya sebagai presiden.

3. Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi

Masa transisi berlangsung tahun 1998-1999. Pada masa ini terjadi penyerahan kekuasaan
dari Presiden Soeharto yang mengundurkan diri kepada Wakil Presiden B. J. Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998, jadi Presiden RI pada waktu itu digantikan oleh B. J. Ha Habibie. Hal
ini disebut masa transisi, yaitu perpindahan pemerintahan.

Pada masa ini terjadi banyak kerusuhan diantaranya adalah :

Kerusuhan di Aceh.

Pertentangan dan kerusuhan di Timor Leste.

Konflik di Ambon dan Maluku.

Berakhirya demokrasi masa transisi ini karena adanya pemilu 1999 yang menghasilkan
Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri sebagai presiden dan wakil presiden.

4. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi

Masa reformasi berlangsung dari tahun 1999 sampai sekarang. Pemerintah Reformasi
Indonesia di pimpin oleh Adburrahman Wahid sebagi presiden dan Megawati Soekarno Putri
sebagai wakil presiden RI pembangunan demokrasi masa reformasi ini melanjutkan beberapa
tuntutan reformasi,yaitu :
a. Mengadili pejabat negara yang korupsi.

b. Memberikan prinsip otonomi yang kuat kepada daerah otonom.

c. Mengadili para pelaku peanggaran HAM.

Dimasa reformasi ini terdapat perkembangan prinsip-prinsip demokrasi ke arah yang lebih
baik, yaitu adanya jaminan peneguhan HAM dengan di keluarkannya UU No.39 tahun 1999
tentang HAM dan UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadian HAM. Namun dalam masa
reformasi ini terdapat pergantian persiden yaitu pada bulan Juli 2001 melalui Sidang
Istimewa MPR, presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan dan digantikan oleh Megawati
Soekarno Purti, sedangkan wakil presidennya yaitu Hamzah Haz diangkat berdasarkan
ketetapan MPR No. IV/MPR/2001 tentang pengamgkatan wakil presiden RI.

Pada pemerintahan Megawati dan Hamzah Haz ini terdapt pelaksanaan demokrasi yang
sangat penting yaitu adanya amandemen terhadap UUD 1945, mengubah dan memperbarui
konstitusi agar sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Proses amandemen terhadap UUD
1945 adalah amandemen pertama tahun 1999, amandemen kedua tahun 2000, amandemen
ketiga tahun 2001, dan amandemen keempat tahun 2002. Dengan adanya amandemen ini juga
berarti bahwa keseluruhan lembaga dan mekanisme penyelenggara negara harus berdasarkan
pada UUD 1945 yang telah diamandemenkan.

B. MANFAAT DEMOKRASI
Manfaatdemokrasi sebagaimana yang dikatakan SrijantiA.Rahman diantaranya sebagai
berikut :
1. Kesetaraan sebagaiWarga Negara
Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan
sederaja.t.prinsip kesejahteraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap
orang harus diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga
menuntut perlakuan yang sama terhadap pandang- pandangan atau pendapat dan
pilihan setiap warga Negara.

2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhanUmum
Dibandingkan fengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan
yang demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhhan – kebutuhan rakyat
biasa. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan kebijakan pemerintah
dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintahan dapat mencerminkan keinginan rakyat
hanya jika ada saluran – saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari
bawah.

3. Pluralisme danKompromi
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan
demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan perbedaan
pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga
menghendaki bahwa perbedaan – perbedaan itu harus dikemukakan dan didengarkan.

4. Menjamin Hak-hak Dasar


Demokrasi menjamin kebebasan – kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode
mengungkapkan dan mengatasi masalah – masalah perbedaan dalam kehidupan social
tidak dapat terwujud tanpa kebebasan – kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi
tentang hak – hak sipil dan politis, hak kebebasan berbicara dan berekpresi.

5. Pembaruan KehidupanSosial
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaharuan kehidupan social. Penghapusan
kebijakan – kebijakan yang telah using secara rutin dan penggantian para politisi di
lakukan dengan cara yang santun dan damai, menjadikan system demokratis mampu
menjamin pembaruan kehidupan social.
3

C.PRINSI DAN NILAI-NILAI DEMOKRASI

1. PrinsipDemokrasi

Secara historis fungsi dan peran Pancasila, mengalami tahapan-tahapan dan setiap
tahapan masing-masing mencerminkan lingkup permasalahan yang berbeda, sehingga
menurut visi yang khas pula.
Tahap pertama ,pancasila sebagai ideology pemersatu, dan telah menunjukkan kekuatannya
didalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan serta penyelenggaraan negara RI,
Pancasila merupakan filsafat politik.
Tahap kedua, Pancasila sebagai ideology pembangunan, namunbukan berarti menegasikan
tahap sebelumnya, sehingga pada tahap dua ini, rasa persatuan tetap harus dilestarikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tahap ketiga, Pancasila sebagai ideology terbuka (tanpa menghilangkan tahapan
sebelumnya), tahapan ini memberikan orientasi kedepan mengharuskan bangsa Indonesia
selalumenya dari situasi kehidupan yang sedangdihadapi.

3
Srijanti A. Rahman
Mengingat nilai-nilai tersebut masih bersifat umum, maka agar lebih mudah
dilaksanakan langkah pertama adalah konkretisasi nilai-nilai diatas dengan mengacup ada
tiga pendekatan yakni;
1. Pendekatan teologis,
yakni pendekatan yang diarahkan pada apa tujuan kehidupan berbangsa, bernegara
ini artinya tujuan yang disepakati dalam pembukaan UUD dan tidak bertentangan atau
sejalan dan mencerminkan norma-norma sebagai sebagai hasil konkretisasi dari nili-
nilai yang dimaksus diatas.
2. Pendekatan etis,
yakni pendekatan yang diarahkan pada ukuran baik-buruk.
3.Pendekatan integratif,
yakni bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai bagian dari sisten bangsa maupun
negara, apakah lebih mengutamakan kepentingan Negara dan bangsa atau kepentingan
pribadi.
4

2. Nilai-nilai Demokrasi

MenurutSrijanti, A.Rahman bahwa nilai-nilai demokrasi membutuhkan hal-hal berikut


 Kesadaranakan pluralisme. Kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi
rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis,bahasa, budaya,
agama, danpotensi lainnya.
 Sikap yang jujur dan pemikiran sehat. Pengambilan keputusan dalam demokrasi
membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan tercapai dengan sumber
daya yang ada.
 Demokrasi membutuhkan kerja sama antar warga masyarakat dan sikap iktikad yang
baik. Masyarat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
 Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi mengharuskan adanya
kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan
dalam pengambilan keputusan.
Paul Suparno juga berpendapat bahwa: Nilai demokrasi merupakan nilai yang
membentuk sikap tidak diskriminatif. Senada dengan pendapat tersebut, Zamroni (2001:32)
yamg menyebutkan nilai demokrasi yaitu :Toleransi, kebebasan mengemukakan pendapat,
menghormati perbedaan pendapat, memahami keanekaragaman dalam masyarakat, terbuka
dalam komunikasi, menjunjung nilai dan martabatkemanusiaan, percaya diri atau tidak
menggantungkan pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan
dan keseimbangan.

D. DEMOKRASI INDONESIADI ANTARA BERBGAI JENIS DEMOKRASI

Ada beberapa jenis demokrasi, antara lain: Pertama,Demokrasi Langsung. Dalam


demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk

4
Srijanti A.Rachman
menjalankan kebijakan pemerintahan. Demokrasi langsung juga dikenal dengan demokrasi
bersih disinilah rakyat memiliki kebebasan secara mutlak memberikan pendapatnya, dan
semua aspirasi mereka dibuat dengan segera didalam satu pertemuan. Jenis demokrasi ini
dapat dipraktikkan hanya dalam kota kecil dan komunitas yang secara relatif belum
berkembang, dimana secara fisik memungkinkan seluruh elektrolat untuk bermusyawarah
dalam satu tem5pat, walaupun permasalahan pemerintahan tersebut bersifat kecil.
Kedua, Demokrasi Perwakilan. Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat
yanh dipilihnya melalui pemilihan umum. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat
keputusan politik.Di dalam negara yang besar dan modern demokrasi tidak bisa berjalan
sukses. Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah ini diperlukan system demokrasi yang
representatif. Para representative inilah yang menyampaikan dan menyalurkan semua aspirasi
rakyat didalam pertemuan.
Ketiga, Demokrasi Perwakilan dengan Sistem Pengawasan Langsung dari Rakyat.Demokrasi
ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.Rakyat
memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapiwakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat.
Adapun demokrasi ditinjau dari aspektitik perhatian dan prioritasnya, maka
ditemukan demokrasi formal, material dancampuran. Demokrasi formal secara hokum
menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonomi. Kemudian, demokrasi materil memandang manusia
mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak
menjadi prioritas. Demokrasi campuran yaitu demokrasi yang berupaya menciptakan
kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
Demokrasi berdasarkan wewenang dan Hubungan antar-Kelengkapan Alat Negara, terbagi
menjadi demokrasi parlementer dan presidensial. Demokrasi Parlementer memiliki ciri
pemerintahan parlementer sebagai berikut :
1. DPR lebih kuat dari pemerintah
2. Menteri bertanggung jawab pada DPR
3. Program kebijaksanaan cabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen
4. Kedudukan kepala negara sebaga isimbol
5. Tidak dapat ganggu gugat
Adapun Demokrasi Sistem Pemisahan/Pembagian Kekuasaan (Presidensial) memiliki cirri
pemerintahannya sebagai berikut :
1. Negara dikepalai Presiden
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasrkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
4. Menteritidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada Presiden
5. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dant
tidak dapat saling membubarkan
6. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presiden.

5
Srijanti. A. Rahman
E. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM SISTEM DEMOKRASI DI
INDONESIA

6
Sebagai ideology atau gagasan maupun pemikiran utama ba gi Indonesia merdeka ,
Pancasila yang mengandung nilai kebangsaan, ketuhanan, mufakat, kesejahteraan, dan
internasionalisme seperti yang dikemukakan oleh Ir.Soekarno tentu bertujuan untuk
menyatukan seluruh bangsa Indonesia sehingga mampu menciptakan negeri yang damai dan
tanpa perpecahan antar sesama.
Selain menjadi ideology bangsa, Pancasila juga merupakan system filsafat negara.Susunan
pada sistem tersebut menunjukkan bahwa setiap sila pada pancasila bersifat organis, karena
setiap unsur di dalamnya memiliki fungsi masing masing namun masih terkait satu sama lain.
Secara tidak langsung, pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal,sehingga
sila satu dengan yang lain pasti saling terkait dan tidak mungkin bertengtangan.
Rumusan pancasila terdiri dari lima sila dan saling terkait yang merupakan kesatuan yang
berhubungan, tepatnya saling " mengisi dan mengkualifikasi", yakni setiap sila mengandung
keempat nilai dari sila lainya. Misalnya sila ketuhanan yang maha esa, yang meliputi sila
berkemanusiaan adil dan beradab, berpesatuan indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Seperti itulah kiranya hubungan antarsila yang saling mengisi dan mengualifikasi dalam
landasan negara indonesia.

Ada 3 macam demokrasi yang perna di terapkan dalam kehidupan ketatanegaraan kita antara
lain : 7
 Demokrasi liberal, bermuara pada kegagalan konstituante menetapkan UUD
pengganti UUDS 1950
 Demokrasi terpimpin, dibawah pemerintahan orde lama dan
 Demokrasi pancasila, dibawah pemerintahan orde baru.
Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan di proklamirkan dan
kemudian di perkuat dengan UUD 1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk indonesia.
Karna lemahnya benih benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk
domunasi partai partai politik dan dewan perwakilan rakyat. Karna UUD 1950 menetapkan
berlakunya sistem parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala
negara konstitusional beserta mentri mentrinya yang mempunyai tanggung jawab politik.
Pada masa berlakunya demokrasi parlementer (1945-1959), kehidupan politik pemerintahan
tidak stabil, sehingga program dari suati kabinet tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan
berkesinambungan. Salah satu faktor penyebab ketidakstabilan tersebut adalah seringnya
bergantinya kabinet yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan. Faktor lain yang
menyebabkan tidak tercapainya stabilititas politik adalah timbulnya perbedaan pendapat yang
sangat mendasar di antara partai politik yang ada pada saat masa itu. Faktor faktor macam
inilah, ditambah lagi dengan tidak mempunyai anggota anggota partai yang tergabung dalam
6
I Ibid, hlm,99
7
Dede Rosyada,Op.cit, hlm.133
konstituante untuk mencapai konsensus mengenai dasar negara untuk undang undang baru,
yang mendorong Ir. Soekarno sebagai presiden untuk mengeluarkan Dekrit presiden 5 juli
yang menentukan berlakunya kembali undang undang Dasar 1945. Dengan demikian, masa
demokrasi bedasarkan sistem parlementer berakhir.
Sokarno mengatakan bahwa prinsip prinsip demokrasi terpimpin adalah
1. Tiap tiap orang di wajibkan untuk berbakti kepada kepentingan umum, masyarakat, bangsa
dan negara.
2. Tiap tiap orang berhak mendapat penghidupan layak dalam masyarakat, bangsa dan
negara.
Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut antara lain :
 Demokrasi dalam bidang pokutik pada hakikatnya adalah menegakkan kembali asas
asas negara hukum dan kepastian hukum.
 Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi
semua warga negara.
 Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan
HAM, peradilan yang bebas yang tidak memihak.

F. RELASI AGAMA DAN NEGARA.

Agama adalah kepercayaan kepada yang hidup abadi, dimana di akui bahwa dengan pikiran
dan kemaua tuhan, alam ini di atur dan kelakuan manusia di perkuat. Menurut zakiyah darajat
Agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang di yakininya,
bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia. Dengan demikian agama adalah :" kesatuan
sistem kepercayaan dan praktik yang menyatu dalam sebuah komunitas moral tunggal, semua
melekat padanya".
Semestinya agama menarik garis pisah yang jelas dari politik agar tidak terkooptasi dan
disubordinasi. Karena setelag di kooptasi politik negara, agama hanya akan menjadi alat
tangan kekuasaan negara.
Islam adalah akhlak dan kekuatan, rahmat dan keadilan, budaya dan undang undang , ilmu
dan hokum, usaha dan kekayaan, jihad dan dakwah, pemerintahan dan umat, Negara dan
tanah air.
Dalam komunitas islam misalnya, masih saja terdapat berbagai bentuk dan corak pemikiran
yang berbeda beda. Sebagian menganggap bahwa memasuki dunia politik adalah aib yang
harus segera di singkirkan. Banyak dari mereka yang terjerumus kedalam kesalahan dan
banyak di antara mereka yang melenceng jauh dari tujuan. Karena mereka mengira bahwa
politik adalah perbuatan setan yang sama sekali tidak layak bagi umat islam. Sebagai contoh,
pada pelaksanaan pemilu mereka memberikan suaranya kepada penguasa yang jahat,
akhlaknya rendah dengan tujuan untuk mendapatkan pulus ( uang atau duit), dengan
demokrasi di gadaikan, amanah diperjual belikkan. Menurut kelompok ini , perbuatan ini
sangat bertengtangan dengan ajaran agama, mengundang bala dan bencana seperti yang
dialami di Indonesia sat saat ini yang kita rasakan.
Akhir – akhir ini, Negara islam di seluruh belahan dunia,sedang mengalami nestapa.
Setelahnya runtuhnya Uni soviet, Negara Negara islam termasuk Indonesia, banyak
menghadapin tantanga8n politis, baik yang bersifat intern maupun eksternal.
Untuk menuju sasaran islam pada kehidupan yang seutuhnya diperlukan strategi politik
untuk meraih kekuasaan yang berbasis ketauhidan dan keimanan. Umat islam adalah umat
yang dulunya bersatu, lalu menjadi terpecah pecah karena penjajahan.kemudian setiap
kelompok diberi nama. Penggerakan islam muncul karena menentang dan berjihad
melawan musuh musuh islam dalam rangka untuk mengembalikan kesatuan umat.
Ada 3 kemungkinan scenario politik keagamaan antara lain:
 Agama dan Negara terpisah satu sama lain. Doktrin agama hanya menjadi pedoman
hidup manusia sebatas dalam keluarga masyarakat yang berwadahkan keorganisasian
dalam mesjid, gereja,kuil, dan lain lain. Prinsip utamanya adalah “ Agama adalah
Agama.”
 Agama dan Negara terikat satu sama lain dalam pengertian agama member corak
dominan atas Negara.
 Agama ditempatkan dalam suatu system Negara yang mengutamakan harmoni dan
keseimbangan.
Dalam agama Kristen, sesuatu proses yang tidak perna berenti, eksperemintasi
berteologia politik mereka telah dicatat sejarah pada masa penjajahan. Orang Kristen
harus juga menghormati kewibawaan pemerintahan dunia selama kebijakan dilakukan
demi kesejahteraan masyarakat dan didasarkan pada undang – undang yang berlaku.
Tetapi kebijakan itu tidak boleh mengambil alih kebiwaan atau wewenang Allah.
Dengan demikian juga halnya dalam agama Budha, memiliki pandangan sendiri terhadap
politik, dalam pendekatan mereka politik adalah kemoralan dan tanggung jawab
penggunaan kekuatan masyarakat.
Keunikan islam disbanding agama – agama lain berada dalam pandang- pandanganya
tentang politik yang menurut ukuran kemanusiaan sangat maju, sebagaimana yang di akui
oleh Robert N. Bella, seorang sarjana sosiologi agama terkemuka, bahwa praktik politik
islam itu berlandasan kepada :
 Kedudukan pemimpin kenegaraan yang terbuka terhadap penilaian bedasarkan
kemampuan atau prestasi.
 Pemimpin ditetapkan melalui proses pemilihan terbuka, dan sesuai keadaan.
 Semua warga dan masyarakat dan Negara, yang disebut ummat, mempunyai hak
dan kewajiban yang sama, berdasarkan pandangan persamaan manusia di depan
allah dan hokum-nya.
 Hak – hak tertentu yang luas dan adil juga di akui ada pada golongan agama
agama lain, sebagaaimana tercantum dalam piagam madinah.

8
Abdul hasan Ali bin Muhammad Al – mawardi, Al- ahkaamus - Sulthaaniyyah wal wilayatuud diniyyah , hlm 3
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah menyusun makalah ini, perkembangan demokrasi di Indonesia di mulai dari
demokrasi perwakilan pada masa revoluci (1945-1950). Setelah itu demokrasi liberal pada
masa orde lama (1950 – 1959). Kemudian beralih kedemokrasi terpimpin yang juga pada
masa orde lama (1959 -1966). Setelah demokrasi terpimpin beralih lagi demokrasi pancasila
pada orde baru (1966- 1998). Pada reformasi (1998 – sekarang ) demokrasi digunakan
adalah demokrasi REFORMASI.

9
Musthafa Muhammad Thahan, Tahaddiyat Siyasiyah Tuwajhu Al- Harkah Al-islamiyah,Al Markaz al-alami li al-
kitab, Ter.Pustaka Zamzami 2003, hlm. 15-25

Anda mungkin juga menyukai