Anda di halaman 1dari 1

Dalam hadits At-Tirmidzi berkenaan tentang korupsi :

‫از ٍم ع َْن أَبِي ِه ع َْن يَ ْعلَى ْب ِن َح ِك ٍيم ع َْن أَبِي لَبِي ٍد ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َس ُم َرةَ قَا َل نَهَى َرسُو ُل‬ ِ ‫ق بْنُ إِ ْب َرا ِهي َم َح َّدثَنَا َو ْهبُ بْنُ َج ِر‬
ِ ‫ير ب ِْن َح‬ ُ ‫َح َّدثَنَا إِس َْح‬
َ ْ َ
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن النُّ ْهبَ ِة قَا َل أبُو ُم َح َّمد هَ َذا فِي الغ َْز ِو إِ َذا َغنِ ُموا قَب َْل أ ْن يُ ْق َس َم‬
َ ِ ‫هَّللا‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Wahb bin
Jarir bin Hazim dari Ayahnya dari Ya'la bin Hakim dari Abu Labid dari Abdurrahman bin Samurah, ia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang korupsi (merampas harta orang lain tanpa
hak)." Abu Muhammad berkata; "Ini berlaku ketika dalam peperangan, yaitu ketika mereka
mendapatkan rampasan perang sebelum dibagikan."

Dari ungkapan-ungkapan diatas, dapat disimpulkan bahwa korupsi, kolusi, nepotisme dan suap adalah
tindakan atau perbuatan memanfaatkan jabatan atau kedudukan untuk mendapatkan keuntungan, baik
material atau prestise bagi pribadi atau keluarga atau kelompok, tanpa melihat kapabilitas ,
profesionalitas dan moralitas dengan jalan melanggar ketentuan-ketentuan yang ada yangb akibatnya
merugikan orang lain, masyarakat, bangsa dan negara

Anda mungkin juga menyukai