Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

PKn RIKO CANDRA SH., MH

JUDUL

DEMOKRASI

DISUSUN

OLEH:

ILHAM WAHYUDI SITORUS

DWIKY MEIRETNO

KHOFIFAH INDAH HARDIANTI

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya dengan judul `Demokrasi`

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.

Pekanbaru, 09 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………….…………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………..…………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………..…………………………………………


1
B. Rumusan Masalah ……………………………..……………………………………...
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi …………….…………………………………...…………….
2-3
B. Sejarah Pertumbuhan Demokrasi …………….……………………………………….
3-5
C. Bentuk Demokrasi ..…………………………………………………………………..
5-6
D. Prinsip Demokrasi …………….………………………………………………………
6-7
E. Demokrasi, Pemilu, Parpol …………….……………………………………………….
7-10
F. Demokrasi Indonesia…………….………………………………………………….......
10-11
G. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi…………….…………………………………...
11-12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………`…………………………….
13
B. Saran …………………………………………………….…………………………...
13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu Negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga Negara) atas Negara
untuk dijalankan pemerintah Negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah Trias
politica yang membagi tiga kekuasaan politik Negara (eksekutif, legislatif , dan
yudikatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga Negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga Negara ini diperlukan agar ketiga lembaga Negara
ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances. Ketiga jenis lembaga Negara tersebut lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif lembaga-
lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki
kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Dibawah sistem ini, keputusan
legislative dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak
sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya
melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

2. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Demokrasi ?
2. Bagaimanakah Sejarah Pertumbuhan Demokrasi ?
3. Bagaimanakah Bentuk Demokrasi serta Kriteria Pemerintahan Demokrasi ?
4. Bagaimanakah Prinsip Demokrasi, Pemilu dan Partai Politik ?
5. Bagaimanakah Demokrasi di Indonesia ?
6. Bagaimanakah Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi ?

1
BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI

Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu DEMOS yang berarti
rakyat dan CRATOS atau CRATEIN yang berarti pemerintahan. Jadi secara umum,
demokrasi dapat di artikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.1

Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada 2 macam yaitu :

1. DEMOKRASI LANGSUNG

Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikut sertakan setiap


warga Negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan
undang-undang.

2. DEMOKRASI TIDAK LANGSUNG

Demokrasi tidak langsung adalah paham demkrasi yang dilaksanakn melalui


sistem perwakilan. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasanya
dilaksanakan melalui pemilihan umum.

Dari sudut terminologi, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli politik. Masing-masing memberikan definisi dari sudut pandang yang berbeda.
Berikut ini beberapa definisi tetang demokrasi.

a. Joseph A.schumpeter mengatakan, demokrasi merupakan suatu perencanaan


institusional untuk mencapi keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook berpendapat, “a democratic society is one where the government rest
upon the freely given consent of the governed”. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintaha yang penting secara langsung
atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.
c. Philippe C.Schmitter and Terry L.Karl menyatakan,”however central to

1
Dr. Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarnegaraan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014) Hal 98
democracy,elections occur intermittently and only allow citizens to choose between
the highly aggregated alternatives offered by political parties ,which can, especially
in the early stages of a democratic transition, proliferate in a bewildering variety.”.
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung
jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang
tidak bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para
wakil mereka yang telah terpilih dan,
d. Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum yang menunjukkan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya kebebasan
politik..

B. SEJARAH PERTUMBUHAN DEMOKRASI

Demokrasi adalah sebuah sistem poitik, atau sebuah sistem pengambilan


keputusan di dalam suatu lembaga, organisasi, atau Negara yang seluruh anggota atau
warganya memiiki jatah kekuasaan yang sama besar. Demokrasi-demokrasi modern
dicirikan oleh dua keunggulan yang membedakanya secara hakiki dari bentuk-bentuk
pemerintahan yang sudah ada sebelumnyan yakni mampu menjadi penengah didalam
lingkup masyarakat sendiri, dan diakui kedaulatanya oleh suatu kerangka kerja legalistic
dari negara-negara berdaulat yang serupa. Pemerintahan demokratis lazimnya disbanding-
bandingkanya dengan sistem pemmerintahan oligarki (sistem pemerintahan yang
dikendalikan oleh segelintir warga negara),dan sistem pemerintahan monarki(sistem
pemerintahan yang dikendalikan oleh satu orang penguasa tunggal).

Demokrasi lahir melalui proses yang sangat panjang. Demokrasi pada hakikatnya
lahir karena dilator belakangj oleh beberapa hal sebagai berikut: 2

2
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 84
a. Penindasan dan eksploitasi terhadap rakyat, terutama eksploitasi tenaga dan pikiran
rakyat, sehingga rakyat hanya punya kewajiban tanpa hak. Sebaliknya, penguasa atau
pemerintah tampak seolah-olah hanya punya hak tanpa kewajiban
b. Kondisi kehidupan masyarakat seperti diatas selalu mengakibatkan timbulnya konflik
dengan korban yang lebih banyak di pihak rakyat.
c. Kesejahteraan betumpu pada para penguasa, sedangkam rakyat dibiarkan hidup
melarat tanpa jaminan masa depan.

Jika diurutkan secara lebih rinci, pertumbuhan dan perkembangan demokrasi dapat
diurutkan sebagai berikut:
a. Demokrasi masa yunani kuno
Konsep demokrasi lahir di Yunani kuno dan di praktikkan dalam hidup bernegara
antara abad IV Sebelum Masehi hingga Abad VI masehi.
b. Demokrasi pada Abad Pertengahan
Gagasan demokrasi Yunani Kuno boleh dikatakan berakhir ketika bangsa Romawi
dikalahkan oleh suku Eropa Barat dan Benua eropa pada abad pertengahan (Abad
VI Masehi sampai abad XII Masehi yang disebut dengan abad Kegelapan)
c. Perkembangan Demokrasi di Prancis
Di Prancis, perkembangan demokrasi dimulai pada awal abad XII Masehi dengan
bermunculan pusat-pusat belajar yang bisa dianggap sebagai cikal-cikal perguran
tnggi.
d. Perkembangan Demokrasi Melalui Magna Charta tahun 1215 di Inggris
Selanjutnya, tonggak baru kemunculan demokrasi ditandai dengan kelahiran
HAM melalui Magna Charta pada abad XII Masehi di Inggris.
e. Demokrasi pada masa Renaissamce
Renaissance merupakan gerakang yang menghidupkan kembali minat pada sastra
dan budaya yunani kuno yang berupa gelombang-gelombang kebudayaan dan
pemikiran yang dimulai di italia pada abad XIII Masehi dan mencapai puncak nya
pada abad XVI Masehi.3
4
f. Reformasi Gereja

3
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 87
Reformasi gereja merupakan gerakan evaluasi agama yang terjadi di eropa pada
abad XIV Masehi yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan dalam gereja
katolik yang hasilnya adalah protestalisme (ajaran dari martin Luther yang hidup
pada tahun 1453-1586)

C. BENTUK DEMOKRASI
Secara teoritis, demokrasi yang dianut oleh Negara-negara di dunia terbagi dua, yaitu:
a. Demokrasi Langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan
undang-undang.4
b. Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui
sistem perwalian yang biasanya dilakukan melalui pemilihan umum.

Sebuah Negara dapar diartikan menganut sistem pemerintahan demokrasi


jika sudah menerapkan kriteri-kriteria pemerintahan yang demokratis. Pemerintah
demokratis menurut International Conference Of Jurist, Bangkok, tahun 1965
adalah:

a. Supremacy of Law (Hukum di atas segala hal)


b. Equality before the Law (Persamaan di hadapan hukum)
c. Constitutional guarantee of Human Rights (Jaminan konstitusional terhadap
HAM)
d. Impartial Tribune (Peradilan yang tidak memihak)
e. Civiv education (Pendidikan kewarnegaraan)

Sementara itu, Hendri B. Mayo dalam Budiarjo (1977: 62) mengemukakan


beberapa nilai yang mendasari demokrasi seperti berikut:

a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;


b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah;
5
c. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur;

4
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 88
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum;
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat
yang tercermin dalam keanekaragaman pendpat, kepentingan serta tingkah
laku; dan
f. Menjamin tegaknya keadilan.

D. PRINSIP DEMOKRASI

1. Negara Berdasarkan Konstitusi

Konstitusi bisa diartikan sebagai undang-undang atau peraturan-peraturan yang


berlaku disuatu Negara . keberadaan konstitusi ini penting untuk membatasi kekuasaan
pemerintah agar tidak membuat keputusan yang merugikan rakyat

2. Jaminan Perlindungan HAM

HAM adalah hak dasar atau pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
anugrah dari Tuhan Esa . HAM tidak bisa dicabut dan dihilangkan bahkan oleh

pemerintahan, HAM meliputi:

- Kebebasan memilih agama yang ingin dianutnya,


- Kebebasan berserikat
- Kebebasan berkumpul
- Menyampaikan pendapat
3. Kebebasan berserikat dan mengutarakan pendapat
Dalam prinsip berdemokrasi, setiap warga Negara memiliki hak yang sama
dalam berserikat, menyampaikan pendapat, dan juga membentuk suatu organisasi
tersebut, setiap individu dapat mempertjuangkan hak-haknya dan melaksanakan
kewajiban-kewajibannya sebagai seorang warga Negara.
4. Pergantian kuasa secara berkala
Manusia yang memiliki kekuasaan cenderung menyalah gunakan kekuasaanya,
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan tidak terbatas (Absolut) pastik akan
menyalahgunakannya
6
5. Peradilan Bebas dan tidak memihak
Peradilan yang bebas adalah peradilan yang tidak dikendalikan atau dicampur
tangani oleh pihak tertentu. Dengan adanya kebebasan ini akan timbul rasa keadilan
yang mana tidak aka nada pihak yang merasa di rugikan
Sedangkan tidak memihak maksudnya peradilan tidak memandang setatus,jabatan,
atau kedudukan seseorang. Semua sam di mata hokum. Maka dari itu perlu posisi
netral untuk dapat melihat permasalahan secara lebih jernih dan kemudian akan
menghasilkan keputusan yang adil
6. Penegakkan hukum dan persamaan kedudukan
Instrument untuk menegakkan kebenaran cerita keadilan adalah hukum maka
dari itu, di perlukan pelaksanaan hukum yang tidak pandang bulu. Setiap perbuatan
hukum wajib di tindak secara tegas hukum yang berlaku. Dengan adanya hukum yang
adil, maka aka nada wibawa hukum yang mana akan membuat setiap warga Negara
menaati peraturan tersebut
7. Jaminan kebebasan pers
Dengan adanya kebebsan pers, membuat setiap warga Negara dalam
menyampaikan aspirasi, kritikan dan masukan nya kepada pemerintah yang sedang
berkuasa agar pemerintah tau apa yang di butuhkan oleh masyarakatnya. Dengan
adanya kebebasan pers ini di harapkan akan lebih mendekatkan.

E. DEMOKRASI, PEMILU, DAN PARTAI POLITIK


Unsur penting demokrasi yang perlu mendapat perhatian adalah pemilu dan partai
politik. Pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan pergantian
pemerintah di mana rakyat dapat menyalurkan hak politik nya secara bebas dan aman.
Selain sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan mendapatkan
kekuasaan dan kedudukan politik, partai politik juga merupakan wadah bagi
penampungan aspirasi rakyat. Peran tersebut merupakan implementasi nilai-nilai
demokrasi, yakni keterlibatan masyarakat untuk melakukan control terhadap
penyelenggara Negara. 5
7
Pada hakikatnya, baik-buruknya pelaksanaan demokrasi di suatu Negara sangat
tergantung dari kinerja dan pelaksanaan peranan dari alat-alat demokrasi yang ada-

5
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 91
dalam Negara tersebut. Alat-alat demokrasi itu adalah: 1) Partai politik, 2) Pemilihan
Umum, dan 3) Lembaga-lembaga Negara. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Partai politik
Terkait dengan partai politik adalah sistem kepartaian yang berada pada setiap
Negara, antara lain:
1) Sistem satu partai (dianut oleh Negara-negara komuni, seperti Republik
Rakyat China)
2) Sistem dwi partai (dianut oleh Negara demokrasi maju, seperti Amerika
Serikat)
3) Sistem banyak partai/multi partai (dianut oleh Negara berkembang, seperti
Indonesia)

Partai politik itu sendiri dalam suatu Negara memiliki perang sebagai berikut:

1) Peran sebagai wadah penyalur aspirasi politik


2) Peran sebagai sarana sosialisai politik
3) Peran sebagai sarana rekrutmen politik
4) Peran sebagai sarana pengatur konflik
b. Pemilihan Umum
Pemilihan umum memiliki 3 (tiga) fungsi penting dalam proses berbangsa dan
bernegara, yaitu sebagai:
1) Rotasi kekuasaan
Dalam sebuah Negara demokrasi, rotasi kekuasaan mutlak harus ada. Seorang
pemimpin selayaknya hanya memerintah dalam periode yang dibatasi (bisa 2
kali periode saja).6
2) Menciptakan perwakilan politik (dalam lembaga eksekutif dan legislatif)
Pemilu bertujuan untuk memilih calon-calon wakil rakyat yang akan
memperjuangkan kesejahteraan rakyat di tingkat pusat dalam lembaga e
8
eksekutif dan legislatif. Para calon wakil rakyat ini diusung oleh partai politik
dan diharapkan dapat menjadi ujung tombak bagi penciptaan harapan dan
keinginan rakyat.
3) Sarana Pendidikan politk
6
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 91
Untuk diketahui bersama, pemilu tidak sekedar persoalan memilih dan di pilih,
namun merupakan salah satu wahana pendidikan politik warga Negara.
Pendidikan politik menurut Alfian (1986:23) merupakan usaha yang sadar
untuk mengubah proses sosialisi politik masyarakat sehingga mereka
memahami dan benar-benar menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam
suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. Sedang menurut
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik, disebutkan,
bahwa pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang
hak kewajiban dan tanggung jawab setiap warga Negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
c. Lembaga-lembaga Negara
Lembaga-lembaga Negara terbagi:
1) Lembaga supra struktur politik, yaitu lembaga-lembaga tinggi Negara (seperti
MPR, DPR, DPD, BK, MA, MK, KPK, dan lain-lain)
2) Lembaga infrastruktur, seperti parpol, mass media, rakyat, serta LSM
(termasuk interest group/kelompok kepentingan dan pressure group/kelompok
penekan).
Interest group/kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan
sesuatu kepentingan dan memengaruhi lembaga-lembaga politik untuk
memperoleh keputusan yang menguntungkan dan menghindari keputusan
yang merugikan, seperti FPI atau Front Pembela Islam yang memiliki
kepentingan untuk menegakkan syariat Islam di tanah air.7

Sementara itu, preassure group/kelompok penekan merupakan sebuah


kelompok yang dapat memaksa atau mendesak pihak yang berada dalam
pemerintahan atau pimpinan agar bergerak ke arah yang diinginkan atau justru
9

berlawanan dengan desakannya, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli


Nasib Petani yang bertujuan untuk mensejahterakan nasib petani di Indonesia.

F. DEMOKRASI DI INDONESIA
7
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 84
Dalam sejarah ketatanegaraan Negara republic Indonesia yang telah lebih dari
setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami fluktuasi (pasang surut)
Fluktuas demokrasi di Indonesia pada hakikat nya dapat dibagi dalam lima
periode:
1. Periode 1945-1949 dengan sistem Demokrasi Pancasila
Pada periode ini sistem pemerintah Demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan
oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena Negara dalam keadaan
darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
2. Periode 1949 -1959 dengan sistem Demokrasi Parlementer
Periode ini sangat menonjolkan peranan parlemen dan partai politik. Pada periode ini
berlaku konstitusi RIS (1949-1950) dan UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 15 Juli
1959).
3. Periode 1959 – 1965 dengan sistem Demokrasi Terpimpin
Sistem Demokrasi Terpimpin merupakan sistem yang menyimpang dari
konstitusional. Periode ini sering juga disebut dengan periode Orde Lama.
4. Periode 1965 – 1998 dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde Baru)
Demokrasi Pancasila Era Orde Baru yang merupakan demokrasi konstisional yang
menonjolkan sistem presidensial.
5. Periode 1998 – Sekarang dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negar. Demokrasi
yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi dengan mendasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945.8

Pada Hakikatnya Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila, walaupun pernah


10
menerapkan sistem demokrasi yang lain. Sistem demokrasi Pancasila mengutamakan
musyawarah dan mufakat dalam mengatasi segala macam persoalan. Menurut
Sihombing (1984: 9) untuk mendapatkan penegertian Demokrasi Pancasila secara
lengkap dan utuh diperlukan 2 alat pengukur yang saling melengkapi, yaitu:
a. Alat pengukur yang konsepsional
b. Alat pengukur tingkah laku (Kebudayaan)
8
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 98
G. DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarkat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat (Udin winataputra, 2001: 12).
Pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya
bisa diterima dan dijalankan oleh warga Negara.
Pada dasarnya, pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Pendidikan Demokrasi secara formal: Pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi
timbal balik, presentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan Demokrasi secara Informal: pendidikan yang lewat tahap pergaulan di
rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai
hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dapat dirasakan
hasilnya.
3. Pendidikan Demokrasi secara Nonformal: Pendidikan yang melewati lingkungan
masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki
parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang, seperti
kelompok masyarakat, lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-lain.9

Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks dalam hal ini untuk pendidikan formal
(di sekolah dan perguruan tinggi), nonformal (pendidikan di luar sekolah) dan informal
(pergaulan dirumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substantif, pedagois,
dan sosial-kultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan-

11

keterampilan demokrasi dalam diri warga negaranya melalui pengalaman hidup dan
berkehidupan demokrasi dalam berbagai konteks (Udin Winataputra, 2001: 9).

Adapun misi pendidikan demokrasi adalah sebagai berikut:

1. Memfasilitasi warga Negara untuk mendapatkan berbagai akses dan menggunakan


secara cerdas berbagai sumber informasi (tercetak, terekam, tersiar, elektrolit,
kehidepan, dan lingkungan) tentang demokrasi dalam teori dan praktik untuk berbagai
9
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 101
konteks kehidupan sehingga ia memiliki wawasan yang luas dan memadai (well-
informed)
2. Memfasilitasi warga Negara untuk dapat melakukan kajian konseptual dan
operasional secara cermat dan bertanggung jawab terhadap berbagai cita-cita,
instrumental dan praksis demokrasi guna mendapatkan keyakinan dalam melakukan
pengambilan keputusan individual dan/atau kelompok dalam kehidupannya sehari-
hari serta berargumentasi atas keperluannya itu.
3. Memfasilitasi warga Negara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam praksis kehidupan
demokrasi di lingkungannya, seperti mengeluarkan pendapat, berkumpul dan
berserikat, memilih, serta memonitor dan memengaruhi kebijakan publik.10

Uraian diatas memberikan implikasi bahwa pendidikan demokrasi sangat


diperlukan agar warga negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan tanggung
jawab sebagai warga Negara yang demokratis.

12
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikianlah ringkasan kami yang berbentuk makalah ini yang berjudul
Demokrasi, dan telah kami rincikan mulai dari pengertian, sejarah, bentuk,
prinsip, pemilu, dan partai politik, yang di perkenalkan oleh beberapa penulis,
mendengarkan kata demokrasi bukan istilah asing bagi semua orang untuk dari
10
Budi Juliardi, S.H., M.Pd., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok, PT RajaGrafindo
Persada, 2018), Hal 102
pada setiap Negara di dunia hamper menamai Negara mereka dengan Negara
demokrasi di karenakan demokrasi bentuk pemerintahan yang bagus dari
pemerintahan sebelum nya, dan disetiap Negara tentu saja berbeda pelaksanaan
demokrasi nya, di sebabkan oleh beberapa faktor seperti ideology, latar belakang
dan lain-lain.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penulis masih memiliki banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari isi maupun sistematika
penulisan. Tidak ada gading yang tak retak, saran yang membangun sangat
penulis butuhkan untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas
dengan lebih baik lagi untuk kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Dr., S.Pd., M.Si, 2014, PARADIGMA BARU PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN, Jakarta, Bumi Aksara.
Juliardi Budi S.H., M.Pd., 2018 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
TInggi, Depok, PT RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai