Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY ATAU MASYARAKAT MADANI, SERTA


SIKAP DAN PERILAKU DEMOKRATIS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK EMPAT :

1. BRANDON C. W. W. (19104143100032)
2. DONNY LINGGA RENALDI (1910414310002)
3. DOROTEUS ABRAMARSI HE (1910414310009)
4. FARAH NOOR MEIDINA (1910414320005)
5. INDRA SASONGKO (1910414310041)
6. MUH. AGHIL MAWARDI (1910414310029)
7. MUHAMMAD ALWI SAMAN (1910414310033)
8. MUHAMMAD FAAIZ DJW. (1910414310023)
9. MUHAMMAD FADHIL (1910414310036)
10. MUHAMMAD MUJAHID (1910414310018)
11. MUHAMMAD RIZKI RINALDI (1910414310017)
12. MUHAMMAD RIZQAN (1910414310014)
13. ROCKY ASTHARADA (1910414310034)

DOSEN PENGAMPU : KHAIRUSSALAM, S.AG.,M.,Si

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, serta selawat dan salam atas
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikut beliau,
para penulis bersyukur atas tersusunnya makalah yang berjudul “Demokrasi dan
Civil Society atau Masyarakat Madani, serta Sikap dan Perilaku
Demokratis” untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Para penulis sangat menyadari, bahwa penulisan makalah ini tidak akan
terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan
ini para penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya para penulis bisa
menyelesaikan Proposal kegiatan
2. Nabi Muhammad SAW, panutan kaum muslimin dan sumber inspirasi
dalam kehidupan dan telah menjadi pedoman dalam hidup.
3. Bapak Khairussalam, S.AG.,M.Si selaku dosen mata kuliah
Kewarganegaraan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lambung Mangkurat.
4. Teman-teman, terima kasih atas kerja sama, kekompakan dan
persahabatan yang selama ini yang kalian berikan.
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini terselesaikan.
Akhir kata para penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang
terdapat dalam makalah ini.

Banjarmasin, September 2019

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

BAB 1.........................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1

1.2 RumusanMasalah.................................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................................2

BAB 2.........................................................................................................................................3

Pembahasan ...............................................................................................................................3

2.1. Pengertian Demokrasi..............................................................................................3

2.2. Tokoh Demokrasi di Indonesia................................................................................4

2.3. Civil Society.............................................................................................................6

2.4. Nilai-nilai Demokrasi..............................................................................................8

BAB 3.......................................................................................................................................11

Penutup (Kesimpulan dan Saran) ............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk
mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui pemilu. Pemilu
diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Demokrasi bagi bangsa Indonesia merupakan ujung tombak titik balik sistem
pemerintahan dari masa orde lama ke orde baru. Paham demokrasi dinilai
sebagai suatu tatanan yang sangat cocok dengan adat istiadat dan struktur
sosial dikalangan masyarakat itu sendiri, perwujudan nilai demokrasi tidak
sebatas membahas pemilu atau pergantian kekuasaan, melainkan suatu tatanan
pemerintahan yang sistematis dan konkret. Filsafat demokrasi bersumber dari
abad ke-18 dapat dituliskan dalam definisi berikut: “metode demokratis adalah
bahwa pengaturan kelembagaan untuk sampai pada putusan-putusan politik
yang menyadari

1
kebaikan umum dengan membuat masyarakat memutuskan masalah-
masalahnya sendiri melalui pemilihan individu-individu untuk berkumpul dalam
rangka melaksanakan kehendaknya”. Demokrasi dipahami sebagai “Kontrol
rakyat atas urusan-urusan publik dengan berpijak pada persamaan politis” (David
Beetham, 1997). Urusan-urusan publik itu mencakup soal kebijakan politik terkait
pendidikan, ekonomi, kesehatan, sampai berapa gaji yang mesti diterima anggota
DPR di Indonesia. Rakyat memiliki hak dan kewajiban untuk mengorganisasi diri
dan secara aktif terlibat dalam semua proses-proses tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi menurut berbagai aspek?
2. Siapa saja tokoh yang berperan dalam pembentukan demokrasi di
Indonesia?
3. Bagaimana sistem tatanan kehidupan masyarakat civil society?
4. Apa saja nilai-nilai demokrasi yang perlu diterapkan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui pengertian demokrasi,
2. Mengetahui siapa saja tokoh yang terlibat dalam pembentukan demokrasi
di Indonesia,
3. Mengetahui sistem kehidupan masyarakat civil society,
4. Mengetahui nilai-nilai demokrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Secara Etimologis “Demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani, yaitu Demos,
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan Cratein atau Cratos, yang
berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata Demos-Cratein
(demokrasi) memiliki arti suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk
rakyat.
Demokrasi sebagai salah satu cara pengorganisasian dan pengelolaan
Negara yang cenderung didefinisikan secara sempit sebagai pemilihan umum
yang bebas dan adil (free and fair) untuk memilih para wakil rakyat dan kepala
pemerintahan tingkat nasional dan ataupun lokal. Rumusan lain yang lebih
lengkap namun masih bernada sama, demokrasi dirumuskan sebagai kompetisi
para kandidat untuk meyakinkan rakyat para pemilih untuk memilih mereka
untuk menduduki jabatan politik di lembaga legislatif dan eksekutif, pada
tingkat nasional atau pada tingkat lokal. Rumusan seperti ini, menurut ilmuwan
politik Samuel P. Hungtington (yang mengikuti pendapat Joseph Schumpeter
dalam Capitalism, Socialism and Democracy (1950), lebih empiris sehingga
dapat diobservasi dan diukur secara objektif. Rumusan seperti ini ternyata
diterima sebagai tolok ukur internasional untuk menentukan apakah suatu
negara sudah termasuk barisan negara demokrasi atau sebaliknya.
Sedangkan pengertian demokrasi secara Terminologi adalah seperti yang
dinyatakan oleh para ahli tentang demokrasi:
a. Joseph A. Schumpeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik, dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusanpemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung

3
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
c. Philippe C. Schmitter
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah
dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah warga
negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja
sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.

Sedangkan pengertian demokrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI) adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut
serta memerintah dengan perantaraan wakilnya atau dengan kata lain dikenal
sebagai pemerintahan rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan
atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Maka dari itu, demokrasi adalah suatu perencanaan untuk memperoleh
suatu kekuasaan politik dalam tatanan pemerintahan yang nantinya akan
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
dalam demokrasi.

2.2 Tokoh Demokrasi di Indonesia

Ada berbagai tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan


demokrasi di Indonesia, diantaranya:
a. B.J. Habibie
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie disebut “transisi” karena
pada fase inilah Indonesia mengalami peralihan atau transisi sistem politik
dari otoritarian menuju demokrasi, transisi dari supremasi militer kepada
supremasi sipil, transisi dari sentralisasi ke desentralisasi, dan seterusnya,
yang maknanya adalah Indonesia telah beranjak meninggalkan sistem
diktator dan sedang menuju perubahan sebagai negara yang demokratis.

4
b. Mr. Moh. Daliyono
Mr Moh Daliyono adalah tokoh Demokrasi Indonesia yang
mempunyai prinsip dan perjuangan luar biasa, dimana beliau tidak
sedikitpun mundur dalam mempertahankan prinsip dan perjuangan yang
sudah beliau pegang. Perjuangan beliau tidak sia-sia dan menjadi cambuk
semangat generasi berikutnya untuk berbuat lebih baik lagi bagi diri
sendiri, keluarga, bangsa, dan negaranya.

c. Susilo Bambang Yudhoyono


SBY merupakan presiden pertama Indonesia yang dipilih secara
langsung (demokratis) oleh rakyat Indonesia, pada 2004 dan berulang
pada 2009. SBY menjaga proses demokrasi yang berlangsung selama 10
tahun ini. SBY juga tidak pernah mengutak-atik pers. SBY juga tidak
pernah memanfaatkan TVRI dan RRI untuk kepentingan politiknya.
Jangan heran jika kemudian SBY dianugerahi sebagai sahabat pers oleh
PWI, meski pada lima tahun terakhir kepemimpinannya menjadi bulan-
bulanan pers.
d. Amien Rais
Pak Amien punya jasa besar terhadap bangsa ini, khususnya pada
masa peralihan dari orde baru ke orde reformasi. Pak Amien sudah
membuktikan dirinya sebagai seorang yang demokratis termasuk dipartai
yang didirikannya yaitu PAN. Pak Amien tidak memposisikan diri sebagai
dewa dipartainya tersebut, dan menyerahkan tongkat kepemimpinan
kepada tokoh yang lebih muda darinya. Hal itu menjadi salah satu ciri
manusia demokratis.
e. Abdurrahman Wahid
Seorang pemimpin karismatik yang meninggalkan banyak pesan
kepada bangsa ini. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah tokoh agama
yang sangat demokratis. Pemikiran, ucapan, sikap dan tindakannya,
menunjukkan kemapanan Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang
menghormati demokrasi.

5
2.3 Civil Society
Civil Society dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Ketiadaan kekuatan yang nyata dalam civil society sesungguhnya
merupakan sejarah politik Indonesia. Secara ekstrem bahkan dapat
dikatakan bahwa Negara (state) lebih dulu hadir sebelum masyarakat (civil
society) sesuatu yang sangat janggal jika dibandingkan dengan sejarah
lahirnya negara di masyarakat Barat. Walaupun terjadi variasi intensitas
yang menjelaskan pertumbuhan civil society di Indonesia (cukup menonjol
di tahun 1950-an, surut dalam era Demokrasi Terpimpin, kemudian
hancur dalam awal Orde Baru), secara umum dapat dikatakan bahwa
negara merupakan unsur dominan dalam perkembangan itu. Fenomena ini
sangat menonjol dalam Orde Baru yang lahir segera setelah runtuhnya
rezim Soekarno.
Diawali dengan operasi pembersihan PKI dan ormas-ormas yang
mendukungnya, pelarangan ajaran komunis. Orde Baru segera secara
sistematis melakukan penghancuran “Politik massa, politik aliran”,
termasuk bahkan organisasi-organisasi yang secara aktif berpolitik
bersama-sama dengan Angkatan Darat menghancurkan komunisme.
Sebuah politik yang dalam berbagai kesempatan sering disebut dengan
politik “depolitisasi masa”. Langkah ini segera disusul dengan
penyederhanaan partai diawal 1970-an, penerbitan lima Undang-Undang
Politik termasuk penetapan Pancasila sebagai “satu-satunya asas” pada
pertengahan 1980-an. Apa yang dilakukan Orde Baru sebenarnya tidak
saja mempersempit “ruang gerak” tetapi juga “ruang diskursus” politik.
Interpretasi orde baru atas pemikiran Soepomo dalam kenyataannya juga
telah makin mengaburkan batas diantara Negara (State) dan masyarakat
(Civil Society) sebuah keadaan yang makin tidak menguntungkan bagi
usaha memperkuat Civil Society yang memang awalnya tidak pernah kuat.
Sebuah kondisi yang menghambat berkembangnya konsep dan praktek
yang sesungguhnya secara wajar.

6
Adapun beberapa pilar penegak masyarakat civil society sebagai berikut.
1. Pers
Pers merupakan institusi independen yang memiliki fungsi sebagai
kontrol sosial yang dalam pelaksanaanya dapat mengkritisi, menganalisis,
dan mempublikasi kebijakan pemerintah. Selain itu, pers juga dapat
menyampaikan informasi terkait aspirasi masyarakat dan berita secara
transparan dan objektif.
2. Supremasi Hukum
Setiap warga negara harus tunduk dan dilindungi oleh hukum.
Dengan begitu, setiap warga negara mendapat jaminan dan perlindungan
terhadap segala bentuk penindasan dari individu maupun kelompok
masyarakat.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan institusi yang
memiliki yang tugas dalam membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang mengalami penindasan.
4. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan bagian kekuatan sosial yang bergerak
dalam jalur moral porce untuk menyampaikan aspirasi dan mengkritisi
kebijakan pemerintah. Namun, dalam pelaksanaan harus sesuai dengan
jalur yang benar dan objektif untuk kepentingan masyarakat.
5. Partai Politik
Keberadaan partai politik adalah salah satu syarat terwujudnya
masyarakat Madani, dimana partai politik tersebut merupakan tempat bagi
setiap warga negara untuk dapat mengekspresikan pandangan politiknya.

7
2.4 Nilai-Nilai Demokrasi

Nilai-nilai Demokrasi merupakan nilai-nilai yang mutlak


diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis.
Ketiadaan hal-hal tersebut akan mengakibatkan dampak yang nyata berupa
pemerintahan yang sulit ditegakkan. Di antara yang merupakan nilai-nilai
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebebasan :

a. Kebebasan Berpendapat
Merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga negara untuk dapat
mengutarakan pendapatnya secara bebas untuk dijaminkan dalam batang
tubuh UUD 1945 pasal 28 dalam Undang – Undang nomor 15 Tahun
2005. Menuju masa demokrasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan
segala bidang sering memunculkan permasalahan baru bagi warga negara
atau masyarakat.
Apabila problema tersebut membahayakan maka warga berhak
untuk menyatakan keluhan tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada pemerintah.Hal ini wajib dijaminkan oleh pemerintah
sebagai wujud dan bentuk kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya.
Semakin cepat dan efektif penyelesaiannya, maka kualitas demokrasi
pemerintahan tersebut semakin tinggi.

b. Kebebasan Kelompok
Kebebasan berkelompok dalam berorganisasi merupakan nilai
dasar demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada
masa modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin
pesat. Berkelompok pada masa orde baru sangat dibatasi kebebasannya.
Pembentukan partai selain yang disetujui oleh rezim sangat dilarang pada
waktu itu. Kalaupun ada, maka tidak diperbolehkan di kampanye secara

8
luas sampai ke pelosok daerah. Hanya partai pemerintah (Golkar) dan
militer yang berhak beraktifitas hingga ke desa – desa.

c. Kebebasan Berpartisipasi
Kebebasan berpartisipasi meliputi berbagai aspek dalam
kehidupan, Meliputi bidang politik, hubungan dengan pemerintah, kontrol
dalam pemerintahan, agar tercipta masyarakat yang pro aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Kesetaraan
Nilai-nilai kesetaraan antar warga sangat fundamental dan
diperlukan bagi pengembangan demokrasi. Kesetaraan yang dimaksud
yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap warga negara untuk
menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan usaha keras agar tidak
terjadi diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah ataupun agama
tertentu demi menjunjung tinggi kesetaraan.
Intimidasi pada masa orde baru sangat menyulitkan untuk
mewujudkan suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan
berkesempatan yang sama dalam memperoleh keadilan. Semua bentuk
penolakan perihal kesetaraan ini tentu berseberangan dengan prinsip dan
nilai demokrasi. Memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini
perlahan mulai ditegakkan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jika dipelihara secara kontinu akan membawa
kepada demokrasi yang sehat dan terbuka bagi perkembangan kesetaraan
di lingkungan masyarakat.

3. Kedaulatan Rakyat
Pemerintahan sesungguhnya berasal dari rakyat dan harus
bertanggung jawab kepada rakyat. Kedaulatan rakyat hanya bisa terlaksana
jika para politisi menyadari tanggung jawabnya. Mayoritas politisi zaman

9
orde baru melupakan asal usulnya dan mengabaikan harapan serta
tuntunan rakyat. Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan mengeksploitasi
mereka demi kepentingan pribadi. Karena itu dalam rezim demokrasi, para
politisi seharusnya sadar bahwa amanat yang mereka peroleh dari rakyat
harus dikembalikan sebaik mungkin kepada rakyat.
4. Kerja Sama
Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong tumbuhnya
persaingan antar satu dengan yang lain, namun demokrasi menginginkan
tujuan yang bisa disikapi dengan kerja sama yang baik. Kompetisi menuju
sesuatu yang berkualitas mutlak dibutuhkan, Di Lain sisi untuk menopang
upaya tersebut maka diperlukan kerja sama yang maksimal.
5. Kepercayaan
Kepercayaan antar kelompok masyarakat merupakan nilai yang
diperlukan untuk meningkakan sistem demokrasi. Nilai ini juga dapat
memperbanyak relasi sosial dan politik dalam masyarakat serta
menghilangkan ketakutan, kecurigaan, dan permusuhan dilingkungan
tersebut.
Akibat dari kepercayaan yang menurun diantaranya adalah
semakin sulitnya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik
disebabkan ketiadaan dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Maka
pemerintah diharuskan dapat memupuk nilai-nilai ini pada dirinya sendiri
demi mendapatkan kepercayaan.

10
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Dari data dan fakta makalah tentang “Demokrasi, Civil Society, serta Sikap
dan Perilaku Demokratis” dapat diketahui terdapat definisi demokrasi, para
tokoh demokrasi di Indonesia, civil society, dan nilai-nilai demokrasi yang
patut kita ketahui sebagai warga negara Indonesia yang baik.

 Saran

Tentu makalah ini tidak sempurna, serta tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan sebagai bahan evaluasi. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

A., Ubaedillah. 2009. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Edisi
Ketiga). Jakarta : Prenada Media Group.
Gaffar, Affar. 1999. Politik Indonesia. Jakarta : Celeban Timur.
https://www.academia.edu/8888345/Nilai_-_Nilai_Demokrasi
https://www.google.co.id/url?
q=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_di_Indonesia&sa=U&ved=2ahUKEwjr_MfNho_l
AhUJfX0KHTOmCJYQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw258hWKaSa4kh9gbhOlo4Ks
https://www.zonareferensi.com/pengertian-demokrasi/
Swedberg, Richard. 2003. _Capitalism, Socialism, Socialism & Democracy Joseph A.
Schumpeter. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai