DISUSUN OLEH :
KELOMPOK EMPAT :
1. BRANDON C. W. W. (19104143100032)
2. DONNY LINGGA RENALDI (1910414310002)
3. DOROTEUS ABRAMARSI HE (1910414310009)
4. FARAH NOOR MEIDINA (1910414320005)
5. INDRA SASONGKO (1910414310041)
6. MUH. AGHIL MAWARDI (1910414310029)
7. MUHAMMAD ALWI SAMAN (1910414310033)
8. MUHAMMAD FAAIZ DJW. (1910414310023)
9. MUHAMMAD FADHIL (1910414310036)
10. MUHAMMAD MUJAHID (1910414310018)
11. MUHAMMAD RIZKI RINALDI (1910414310017)
12. MUHAMMAD RIZQAN (1910414310014)
13. ROCKY ASTHARADA (1910414310034)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, serta selawat dan salam atas
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikut beliau,
para penulis bersyukur atas tersusunnya makalah yang berjudul “Demokrasi dan
Civil Society atau Masyarakat Madani, serta Sikap dan Perilaku
Demokratis” untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Para penulis sangat menyadari, bahwa penulisan makalah ini tidak akan
terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan
ini para penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya para penulis bisa
menyelesaikan Proposal kegiatan
2. Nabi Muhammad SAW, panutan kaum muslimin dan sumber inspirasi
dalam kehidupan dan telah menjadi pedoman dalam hidup.
3. Bapak Khairussalam, S.AG.,M.Si selaku dosen mata kuliah
Kewarganegaraan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lambung Mangkurat.
4. Teman-teman, terima kasih atas kerja sama, kekompakan dan
persahabatan yang selama ini yang kalian berikan.
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini terselesaikan.
Akhir kata para penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang
terdapat dalam makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
Pembahasan ...............................................................................................................................3
BAB 3.......................................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kebaikan umum dengan membuat masyarakat memutuskan masalah-
masalahnya sendiri melalui pemilihan individu-individu untuk berkumpul dalam
rangka melaksanakan kehendaknya”. Demokrasi dipahami sebagai “Kontrol
rakyat atas urusan-urusan publik dengan berpijak pada persamaan politis” (David
Beetham, 1997). Urusan-urusan publik itu mencakup soal kebijakan politik terkait
pendidikan, ekonomi, kesehatan, sampai berapa gaji yang mesti diterima anggota
DPR di Indonesia. Rakyat memiliki hak dan kewajiban untuk mengorganisasi diri
dan secara aktif terlibat dalam semua proses-proses tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
c. Philippe C. Schmitter
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah
dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah warga
negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja
sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.
4
b. Mr. Moh. Daliyono
Mr Moh Daliyono adalah tokoh Demokrasi Indonesia yang
mempunyai prinsip dan perjuangan luar biasa, dimana beliau tidak
sedikitpun mundur dalam mempertahankan prinsip dan perjuangan yang
sudah beliau pegang. Perjuangan beliau tidak sia-sia dan menjadi cambuk
semangat generasi berikutnya untuk berbuat lebih baik lagi bagi diri
sendiri, keluarga, bangsa, dan negaranya.
5
2.3 Civil Society
Civil Society dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Ketiadaan kekuatan yang nyata dalam civil society sesungguhnya
merupakan sejarah politik Indonesia. Secara ekstrem bahkan dapat
dikatakan bahwa Negara (state) lebih dulu hadir sebelum masyarakat (civil
society) sesuatu yang sangat janggal jika dibandingkan dengan sejarah
lahirnya negara di masyarakat Barat. Walaupun terjadi variasi intensitas
yang menjelaskan pertumbuhan civil society di Indonesia (cukup menonjol
di tahun 1950-an, surut dalam era Demokrasi Terpimpin, kemudian
hancur dalam awal Orde Baru), secara umum dapat dikatakan bahwa
negara merupakan unsur dominan dalam perkembangan itu. Fenomena ini
sangat menonjol dalam Orde Baru yang lahir segera setelah runtuhnya
rezim Soekarno.
Diawali dengan operasi pembersihan PKI dan ormas-ormas yang
mendukungnya, pelarangan ajaran komunis. Orde Baru segera secara
sistematis melakukan penghancuran “Politik massa, politik aliran”,
termasuk bahkan organisasi-organisasi yang secara aktif berpolitik
bersama-sama dengan Angkatan Darat menghancurkan komunisme.
Sebuah politik yang dalam berbagai kesempatan sering disebut dengan
politik “depolitisasi masa”. Langkah ini segera disusul dengan
penyederhanaan partai diawal 1970-an, penerbitan lima Undang-Undang
Politik termasuk penetapan Pancasila sebagai “satu-satunya asas” pada
pertengahan 1980-an. Apa yang dilakukan Orde Baru sebenarnya tidak
saja mempersempit “ruang gerak” tetapi juga “ruang diskursus” politik.
Interpretasi orde baru atas pemikiran Soepomo dalam kenyataannya juga
telah makin mengaburkan batas diantara Negara (State) dan masyarakat
(Civil Society) sebuah keadaan yang makin tidak menguntungkan bagi
usaha memperkuat Civil Society yang memang awalnya tidak pernah kuat.
Sebuah kondisi yang menghambat berkembangnya konsep dan praktek
yang sesungguhnya secara wajar.
6
Adapun beberapa pilar penegak masyarakat civil society sebagai berikut.
1. Pers
Pers merupakan institusi independen yang memiliki fungsi sebagai
kontrol sosial yang dalam pelaksanaanya dapat mengkritisi, menganalisis,
dan mempublikasi kebijakan pemerintah. Selain itu, pers juga dapat
menyampaikan informasi terkait aspirasi masyarakat dan berita secara
transparan dan objektif.
2. Supremasi Hukum
Setiap warga negara harus tunduk dan dilindungi oleh hukum.
Dengan begitu, setiap warga negara mendapat jaminan dan perlindungan
terhadap segala bentuk penindasan dari individu maupun kelompok
masyarakat.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan institusi yang
memiliki yang tugas dalam membantu dan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang mengalami penindasan.
4. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan bagian kekuatan sosial yang bergerak
dalam jalur moral porce untuk menyampaikan aspirasi dan mengkritisi
kebijakan pemerintah. Namun, dalam pelaksanaan harus sesuai dengan
jalur yang benar dan objektif untuk kepentingan masyarakat.
5. Partai Politik
Keberadaan partai politik adalah salah satu syarat terwujudnya
masyarakat Madani, dimana partai politik tersebut merupakan tempat bagi
setiap warga negara untuk dapat mengekspresikan pandangan politiknya.
7
2.4 Nilai-Nilai Demokrasi
a. Kebebasan Berpendapat
Merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga negara untuk dapat
mengutarakan pendapatnya secara bebas untuk dijaminkan dalam batang
tubuh UUD 1945 pasal 28 dalam Undang – Undang nomor 15 Tahun
2005. Menuju masa demokrasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan
segala bidang sering memunculkan permasalahan baru bagi warga negara
atau masyarakat.
Apabila problema tersebut membahayakan maka warga berhak
untuk menyatakan keluhan tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada pemerintah.Hal ini wajib dijaminkan oleh pemerintah
sebagai wujud dan bentuk kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya.
Semakin cepat dan efektif penyelesaiannya, maka kualitas demokrasi
pemerintahan tersebut semakin tinggi.
b. Kebebasan Kelompok
Kebebasan berkelompok dalam berorganisasi merupakan nilai
dasar demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada
masa modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin
pesat. Berkelompok pada masa orde baru sangat dibatasi kebebasannya.
Pembentukan partai selain yang disetujui oleh rezim sangat dilarang pada
waktu itu. Kalaupun ada, maka tidak diperbolehkan di kampanye secara
8
luas sampai ke pelosok daerah. Hanya partai pemerintah (Golkar) dan
militer yang berhak beraktifitas hingga ke desa – desa.
c. Kebebasan Berpartisipasi
Kebebasan berpartisipasi meliputi berbagai aspek dalam
kehidupan, Meliputi bidang politik, hubungan dengan pemerintah, kontrol
dalam pemerintahan, agar tercipta masyarakat yang pro aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Kesetaraan
Nilai-nilai kesetaraan antar warga sangat fundamental dan
diperlukan bagi pengembangan demokrasi. Kesetaraan yang dimaksud
yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap warga negara untuk
menunjukkan potensi mereka. Untuk ini dibutuhkan usaha keras agar tidak
terjadi diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah ataupun agama
tertentu demi menjunjung tinggi kesetaraan.
Intimidasi pada masa orde baru sangat menyulitkan untuk
mewujudkan suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan
berkesempatan yang sama dalam memperoleh keadilan. Semua bentuk
penolakan perihal kesetaraan ini tentu berseberangan dengan prinsip dan
nilai demokrasi. Memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini
perlahan mulai ditegakkan dan dijunjung tinggi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jika dipelihara secara kontinu akan membawa
kepada demokrasi yang sehat dan terbuka bagi perkembangan kesetaraan
di lingkungan masyarakat.
3. Kedaulatan Rakyat
Pemerintahan sesungguhnya berasal dari rakyat dan harus
bertanggung jawab kepada rakyat. Kedaulatan rakyat hanya bisa terlaksana
jika para politisi menyadari tanggung jawabnya. Mayoritas politisi zaman
9
orde baru melupakan asal usulnya dan mengabaikan harapan serta
tuntunan rakyat. Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan mengeksploitasi
mereka demi kepentingan pribadi. Karena itu dalam rezim demokrasi, para
politisi seharusnya sadar bahwa amanat yang mereka peroleh dari rakyat
harus dikembalikan sebaik mungkin kepada rakyat.
4. Kerja Sama
Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong tumbuhnya
persaingan antar satu dengan yang lain, namun demokrasi menginginkan
tujuan yang bisa disikapi dengan kerja sama yang baik. Kompetisi menuju
sesuatu yang berkualitas mutlak dibutuhkan, Di Lain sisi untuk menopang
upaya tersebut maka diperlukan kerja sama yang maksimal.
5. Kepercayaan
Kepercayaan antar kelompok masyarakat merupakan nilai yang
diperlukan untuk meningkakan sistem demokrasi. Nilai ini juga dapat
memperbanyak relasi sosial dan politik dalam masyarakat serta
menghilangkan ketakutan, kecurigaan, dan permusuhan dilingkungan
tersebut.
Akibat dari kepercayaan yang menurun diantaranya adalah
semakin sulitnya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik
disebabkan ketiadaan dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Maka
pemerintah diharuskan dapat memupuk nilai-nilai ini pada dirinya sendiri
demi mendapatkan kepercayaan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari data dan fakta makalah tentang “Demokrasi, Civil Society, serta Sikap
dan Perilaku Demokratis” dapat diketahui terdapat definisi demokrasi, para
tokoh demokrasi di Indonesia, civil society, dan nilai-nilai demokrasi yang
patut kita ketahui sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Saran
Tentu makalah ini tidak sempurna, serta tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan sebagai bahan evaluasi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
A., Ubaedillah. 2009. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Edisi
Ketiga). Jakarta : Prenada Media Group.
Gaffar, Affar. 1999. Politik Indonesia. Jakarta : Celeban Timur.
https://www.academia.edu/8888345/Nilai_-_Nilai_Demokrasi
https://www.google.co.id/url?
q=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_di_Indonesia&sa=U&ved=2ahUKEwjr_MfNho_l
AhUJfX0KHTOmCJYQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw258hWKaSa4kh9gbhOlo4Ks
https://www.zonareferensi.com/pengertian-demokrasi/
Swedberg, Richard. 2003. _Capitalism, Socialism, Socialism & Democracy Joseph A.
Schumpeter. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.