4. Penanya: Ailsya
Pertanyaan: Jika HAM dan hukum berkaitan, bagaimana menurut kalian tentang hukum
yang tajam ke bawah, tumpul ke atas?
6. Penanya: Arbayani
Pertanyaan: Pada saat penjajahan jepang, ada banyak perawan bangsa yang dijadikan
budak seks oleh tentara jepang (referensi buku : Pramoedya Ananta Toer Perawan
Dalam Cengkraman Militer)
Mengapa kasus ini seakan-akan tidak pernah mencuat di sejarah Indonesia? Apakah
tidak ada tindakan pemerintah untuk mengusut kasus ini?
1. Bicara masalah hak kebebasan wanita, kalau ada wanita yang tidak mau berpakaian
tertutup dengan alasan "hak asasi", harusnya wanita yang ingin berpakaian tertutup pun
ga boleh dicela karena itu pun hak asasinya untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya.
Inti dari hak asasi adalah kemampuan memilih untuk diri sendiri. Kalau mau berpakaian
terbuka ya silakan. Tapi pastikan itu pilihan tersendiri, bukan karena ingin mendapat
predikat tertentu di mata masyarakat, atau karena ingin dilihat lelaki, atau karena
sekedar ingin mengikuti mode. Intinya apa pun pakaiannya, pastikan itu memang pilihan
masing-masing.
4. Hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas itu sendiri merupakan sebuah sindiran
nyata untuk keadilan di Indonesia. Maksud dari istilah tersebut adalah keadilan di
negeri ini lebih tajam menghukum masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan untuk
masyarakat menengah ke atas hukum di negeri ini dianggap sepele, karena bagi mereka
merasa bahwa hukum itu dapat dibeli.
Menurut kami, itu adalah sebuah bentuk ketidakadilan dalam masyarakat. Kemudian
kembali lagi pada pemerintahan. Jika memang kita memiliki pemerintahan yang taat dan
kokoh dan yang bekerja di dalamnya memiliki kesadaran untuk bertindak jujur, adil, dan
bertanggung jawab maka tidak akan ada lagi istilah tersebut.
6. Bukan tidak diusut tetapi karena banyak kasus dalam aspek lain juga yang harus
dipecahkan. Ada hal yang sudah diusahakan pemerintah yaitu Undang-Undang
perlindungan wanita dan anak.
7. Kami sangat setuju mengenai RKUHP pasal 48 ayat (1) tersebut, mengapa demikian,
karena di Indonesia kita adalah masyarakat yang sangat menjunjung nilai ketuhanan
(disebutkan dalam Pancasila, sila pertama) dan kita tahu diagama mana pun seks bebas
adalah dosa.
Hak asasi manusia sendiri pada dasarnya dapat dimodifikasi dan menyesuaikan pada di
mana Hak asasi manusia tersebut berada, contohnya di Indonesia kita mempunya HAM
yang sangat berbeda dengan Amerika di mana mereka menganut paham liberal.
Mungkin masyarakat yang menganut paham liberalis akan komplain pada
pemerintahannya apabila pemerintahan tersebut membuat pasal seperti ini dinegara
mereka, tetapi bagi kita yang tinggal di Indonesia di mana kita berideologi Pancasila
bukan liberalisme hal seperti ini pastilah hal yang harus menjadi perhatian pemerintah.
Karena bagaimana pun seks bebas hanya akan membawa kesenangan sesaat.
8. 1) langkah-langkah yang diambil adalah dengan memberikan sanksi atau hukum bagi
orang yg tidak menjalankan kewajibannya seperti yang sudah disusun dalam UUD, serta
di lingkungan sosial sendiri sudah menerapkan norma2 supaya masing2 individu bisa
imbang dalam melakukan kewajiban dan haknya.
2) Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Salah satu contohnya seperti wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”