Anda di halaman 1dari 21

Negara Yang Berkeadilan Sosial

Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Dosen pengampu: Nani Mediatati

Oleh :

Andreas Wisnu A P 132015043

Yuna Adhi P 232015026

Ray David 312016005

Ardi Bongga 312016059

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Adil atau Keadilan sebenarnya hal apa itu? Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta interaksi dengan individu lain dalam
suatu lingkungan, keadilan atau adil pasti terlibat di dalamnya. Dalam
sila kelima indeologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang berbunnyi
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengimplimentasikan
bagaimana suatu tatanan kehidupan masyarakat yang di dalamnya
keadaan homeostatis tercipta. Sejak pemikiran Plato dan Aristoteles
teori mengenai keadilan semakin banyak bermuncullan, hal ini tidak
terlepas dari keadaan yang dialami oelh manusia dalam perkembangan
zaman. Yang mana dalam perkembangan zaman tersebut keadilan
menjadi harga yang mahal karena harus mempertaruhkan nyawa
untuk mendapatkannya.
Dari zaman Renaisans, dimana pada zaman itu keadilan
terkhususnya keadilan akan pemikiran menjadi hal yang mahal, kita
tentunya masih ingat seorang tokoh yang terkenal dengan teori
heliosentrisnya yaitu Gallileo-gallilei, dia mati dihukum karena
pemikirannya yang menentang penguasa waktu itu, hal tersebut
merupakan salah wujud dari keadilan yang dibatasi. Selanjutnya kita
masih ingat mengenai era Orde Baru dimana kebebasan juga dibatasi,
rakyat harus patuh penuh kepada pemerintah. Hal tersebut merupakan
pengalaman yang pahit mengenai keadilan itu sendiri. Oleh karena itu,
keadialan merupakan salah satu hal yang ingin dan selalu dicari oleh
setiap insani.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa itu keadilan?
1.2.2. Apa Itu prinsip keadilan?
1.2.3. Apa hakikat dari kedilan sosial?
1.2.4. Teori keadilan apa sajakah yang digunakan untuk menciptakan
keadilan dalam suatu negara?
1.2.5. Apa itu Negara kesejahteraan?
1.2.6. Bagaimana hubungan keadian yang bersifat segitiga?
1.2.7. Bagaimana proses perumusan sila kelima Pancasila?
1.2.8. Apa itu negara dan tujuan negara?
1.2.9. Apa tujuan negara Indonesia?
1.2.10. Bagaimana keadilan sosial dalam negara Pancasila?
1.2.11. Apa keadilan sosial bagi wajib warga negara?
1.2.12. Apa keadilan sosial bagi wajib negara?
1.2.13. Apa nilai kemanusian yang terkandung dalam sila kelima
Pancasila?
1.2.14. Apakah kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung
dalam sila Pancasila
1.2.15. Apa unsur-unsur dalam keadilan sosial?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui arti keadilan dan prinsip keadilan.
1.3.2. Mengetahui hakikat keadilan sosial.
1.3.3. Mengetahui Teori-teori keadilan
1.3.4. Mengetahui tentang negara kesejahteraan dan hubungan
keadilan yang memiliki tiga sisi.
1.3.5. Mengetahui pengertian negara dan tujuan negara serta tujuan
negara indonesia.
1.3.6. Mengetahui proses perumusan sila kelima Pancasila.
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian keadilan.
Menurut KBBI yang dikutip dalam (Prasetyo, Teguh, dkk 2014),
keadilan memiliki arti sifat (perbuatan, perlakuan, dsb) yang tidak
berat sebelah. Sedangkan sosial berarti segala sesuatu yang
mengenai masyarakat, kemasyarakatan, atau perkumpulan yang
bersifat dan bertujuan kemasyarakatan (dagang atau politik). Lebih
lanjut keadilan menurut John Raws dalam (Prasetyo, Teguh,dkk, 2014)
adalah ukuran yang harus diberikan untuk mencapai keseimbangan
antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Ada tiga
prinsip keadilan yaitu: kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya,
perbedaan, persamaanyang adil atas kesempatan. Maksud dari John
Raws memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang
sebesar-besarnya secara leksial berlaku terlebih dahulu dari prinsip
kedua dan ketiga.
Menurut Notonagoro dalam (Prasetyo, Teguh,dkk, 2014) keadilan
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Keadilan Legalis
Merupakan keadilan yang diwujudkan dari individu ke
masyarakat. Manusia sebagai individu wajib memperlakukan
masyarakat sebagai keseluruhan dengan adil dan sebagai
anggota yang sama martabatnya. Manusia sama di depan
hukum, tidak ubahnya dengan anggota masyarakat yang lain.
Keadilan distributif
Merupakan keadilan yang diwujudkan masyarakat ke individu.
Dalam hal ini dari negara kepada rakyat dimana pemerintah
sebagai representasi negara wajib memberikan pelayanan dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat yang diperoleh dari
pengelolaan kekayaan negara. Disamping itu negara juga
memberi kesempatan yang sama kepada warga negara untuk
dapat mengakses fasilitas yang disediakan oleh negara.
Keadilan komutatif
Merupakan jenis keadilan yang diwujudkan dari individu
kepada individu (antar individu). Artinya warga masyarakat wajib
memperlakukan warga negara yang lain sebagai pribadi yang
sama martabatnya. Ukuran pemberian haknya berdasarkan
prestasi sehingga seseorang yang mempunyai prestasi yang
sama diberi hak yang sama. Jadi sesuatu yang dapat dicapai oleh
seseorang harus dipandang sebagai miliknya dan diberikan
secara proporsional sebagaimana adanya.

2. Prinsip keadilan.
Dalam (Prasetyo, Teguh, 2014) terdapat dua prinsip keadilan yaitu:
Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan dasar
yang paling luas, seluas kebebasan yang sama bagi semua
orang.
Ketimpangan ekonomi dan sosial harus diatur sedemikian rupa
hingga:
Dapat diharapkan memberi keuntungan semua orang dan,
Semua posisi dan jabatan terbuka bagi semua orang.
Berdasarkan prinsip keadilan diatas bisa dijabarkan bahwa, yang
dimaksud dengan prinsip setiap orang mempunyai hak yang sama
atas kebebasan dasar yang paling kuas, seluas kebebasan yang sama
bagi semua orang adalah bahwa manusia itu bebas sebebas-
bebasnya, akan tetapi satu hal yang membatasi kebebasan mereka
yaitu kebebasan orang lain. Dalam interaksi antar individu dalam
suatu sistem lingkungan tentunya gesekan antara hak-ku dan hak-mu
sangatlah rawan, tentunya dalam lingkungan masyarakat yang terdiri
dari aku dan kamu kebebasan harus bersifat Reasonable, saya
bebas tapi jangan sampai kebebasan saya ini akan mengganggu
kebebasan orang lain, begitu juga kebebasan dari orang lain jangan
sampai mengganggu kebebasan saya. Tentunya dengan terciptanya
kebebasan yang reasonable ini kondisi homeostatis dapat tercipta.
Kedua, Ketimpangan ekonomi dan sosial harus diatur
sedemikian rupa hingga:
Dapat diharapkan memberi keuntungan semua orang dan,
Semua posisi dan jabatan terbuka bagi semua orang.
Maksud dari prinsip kedua ini merupakan penekanan dalam aspek
peran tiap individu dalam lingkungan serta tanggung jawab yang
harus dilakukan oleh tiap-tiap anggota dalam lingkungan tersebut,
selain itu prinsip keadilan yang kedua ini juga menekankan mengenai
terciptanya kemamkmuran dalam masyarakat dimana ketimpangan
ekonomi dan sosial sangat diperhatikan. Perlu diketahui bahwa
kondisi ketimpangan dalam aspek sosial dan ekonomi dapat menjadi
bibit-bibit perselisihan dan akan mengarah pada perang saudara
dalam lingkungan tersebut.

3. Hakikat keadilan sosial.


Sebagaimana diketahui secara umum dalam kajian sosial politik,
banyak digunakan istilah keadilan sosial, dan kini kita lebih banyak
menggunakannya daripada keadilan umum atau legal. Ahli ekonomi
Jerman H. Pesch berpendapat, keadilan sosial tak lain ialah istilah
umum untuk keadilan umum dan keadilan distributif. Kemudian
banyak orang yang menyetujuinya. Menurut pendapat ini keadilan
memiliki 4 bentuk legal komutatif, distributif dan sosial. Akan tetapi
aliran ini jarang menyebutkan keadilan umum. Dalam rumusan sila
kelima pancasila ditentukan dengan rumusan Keadilan sosial Bagi
seluruh Rakyat Indonesia senantiasa merupakan suatu kesatuan
dengan sila-sila yang lainnya. Maka sila kelima merupakan
pengkhususan sila-sila yang mendahuluinya, dengan kata lain bahwa
sila kelima keliam dalam pelaksanaannya tidak bisa terpisah dari sila-
sila yang lainnya. Sila kelima merupakan unsur dari Pancasila.
Bilamana dibandingkan dengan sila-sila yang lainnya maka sila
kelima memiliki kekhususan dan keistimewaan dalam perumusannya
yaitu didahului dengan kata-kata ... untuk mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung
arti bahwa keempat sila yang lainnya bertujuan untuk mewujudkan
suatu tujuan sebagaimana tercantum dalam sila kelima, atau dengan
perkataan lainn, sila kelima merupakan suatu tujuan bagi keempat
sila lainnya. Konsekuensi dari hal itu maka sila kelima terletak pada
sila terakhir.
Oleh karena itu perstuan dan kesatuannya dalam Pancasila, maka
sila kelima dengan sila-sila yang lainnya senantiasa , merupakan
suatu kesatuan. Sehingga sila kelima dalam hubungannya dengan
sila-sila yang lainnya senantiasa saling mengkualifikasi. Berdasarkan
prinsip tersebut maka, perumusan persatuan dan kesatuannya
adalah sebagai berikut: keadilan bagi seluruh rajyat Indonesia yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

4. Teori-teori dalam keadilan sosial.


1. Teori Keadilan Moral
Teori keadilan moral ini dikemukakan oleh Plato. Menurutnya
keadilan ialah suatu hal yang menjadi kebajikan tertinggi dari
suatu Negara yang baik. Keadilan timbul karena pengaturan
atau penyesuaian yang memberikan tempat yang selaras
kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota
melakukan secara terbaik menurut kemampuannya suatu
fungsi yang selaras baginya. Menurut Plato keadilan dan
hukum merupakan suatu substansi rokhani umum dari suatu
masyarakat yang membeuat dan menjelaskan pekerjaan yang
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Konsep keadilan
ini disebabkan pada prinsip keselarasan.
2. Keadilan Prosedural
konsep ini diajukan pula oleh Plato, yang pada prinsipnya
kedua pengertian keadilan ini tidak bisa dicampuradukkan.
Keadilan prosedural atau disebut juga keadilan hukum
merupakan suatu sarana dari hukum positif dan adat
kebiasaan. Suatu sistem atau proses dalam suatu masyarakat
negara telah ditemukan prosedurnya, dan dengan demikian
harus ditaati semua warga, agar tercipta suatu keharmonisan
dan ketertiban. Kedua konsep teori keadilan Plato ini boleh
dikatakan merupakan suatu konsepsi dasar yang dianut oleh
banyak orang dalam bidang negara dan hukum barat.
3. Keadilan Distributif
Teori keadilan ini diketengahkan oleh Aristoteles, yang
termuat dalam karyanya yang berjudul Nichomache Ethics.
Menurut Aristoteles keadilan adalaha kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan merupakan titik tengah di antara
kedua ujung tersebut menyangkut dua orang ata dua benda
sehingga sekurang-kurangnya terdapat empat hal. Bila kedua
orang tersebut mempunyai persamaan dalam ukuran yang
telah ditetapkan, masing-masing harus memperoleh benda
yang sama. Namun distribusi tersebut terwujud dalam suatu
perimbangan. Misalnya bila dalam suatu pabrik seorang
pekerja bekerja dengan mendapat upah Rp.5000,00/hari,
maka bila A bekerja 2 hari dan B bekerja 1 hari, maka
perbandingan A;B=2:1, maka upah yang diterima A= 2*5000
= Rp.10000. adapun B yang mendapat upah = 1*5000=
Rp.5000
4. Keadilan Perbaikan
Teori keadilan ini diketengahi oleh aristoteles. Keadilan
remedial adalah keadilan yang merupakan suatu titik tengah
antar keduakutub yaitu keuntungan dan kerugian. Keadilan
perbaikan dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembalikan
persamaaan dengan jalan menjatuhkan hukuman menjadi
pengertian keadilan sebagai perbaikan terhadap kesalahan
dengan memberikan ganti rugi kepada korban kesalahan atau
hukuman kepada perilakunya.
5. Keadilan Komutatif
Teori ini juga dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut
Aristoteles keadilan merupakan suatu pertimbangan yang
bercorak timbal balik. Dalam usaha pertukaran benda atau
jasa bersifat merupakan pertimbalbalikan yang proporsional.
Hal ini sering terjadi dalam keadilan komutatif bertujuan
memelihara ketertiban dari kesejahteraan dalam masyarakat.

5. Negara kesejahteraan.
1. Kesejahteraan Umum
Kesejahteraan umum meliputi kondisi-kondisi umum dalam kehidupan sosial
yang dibutuhkan oleh semua orang untuk bisa hidup secara layak. Kelayakan
hidup ditandai oleh bisa tidaknya sesorang mengembangkan dirinya sebagai
manusia secaa lebih, mulai dari lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan,
sanitasi, fasilitas air bersih, penerapan hukum yang adil, perlindungan terhadap
hak-hak dan hak milik, ketersediaan pelayanan-pelayanan bagi kebutuhan
yang umum, dan seterusnya (Cloutier, 2009)
Menurut James Midgley (2005) kondisi kesejahteraan mencerminkan tiga
elemen dasar yaitu:
Ketika masyarakat dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya
untuk hidup layak.
Jika masyarakat dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya
untuk hidup layak.
Jika masyarakat memiliki kesempatan untuk mengembangkan taraf
hidup dan potensi yang dimilikinya.
2. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial adalah keadaan sosial yang memungkingkan bagi setiap
warga negara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat
jasmani, rohani dan sosial sesuai dengan harkat dan martabat manusia, dapat
mngatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi sendiri, keluarga dan
masyarakatnya, dan dapat mengembangkan potensi-potensi dirinya, keluarga
dan masyarakatnya untuk berembang menjadi lebih baik.
Berdasarkan Pasal 2 UU nomor11/2009, Penyelenggaraan kesejahteraan sosial
bertujuan :
Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup.
Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.
Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah kesejahteraan sosial.
Meningkatkan kemapuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia
usaha dalam penyelanggaraan kesejahteaan sosial secara melembaga
dan bekeanjutan.
Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelanggaraan kesejahteraan sosial secaa melembaga dan
berkelanjutan
Meningkatkan kulaitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan
sosial

Negara kesejahteraan adalah negara yang menganut sistem ketatanegaraan


yang menitik beratkan pada mementingkan kesejahteraan warga negaranya.
Tujuan pokok negara kesejahteraan., antara lain:

Mengontrol dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk


kepentingan publik
Menamin distribusi kekayaan secara adil dan merata
Mengurangi kemiskinan
Menyediakan asuransi sosial bagi masyarakat miskin
Menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi disadvantaged
people.
Memberi peoteksi sosial bagi tiap warga.

6. Hubungan keadilan yang bersifat segitiga.


Inti yang terkandung dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia ialah keadilan yang berarti mengandung pengertian
kesesuaian dan hakikat dengan hakikat adil. Konsekuensinya dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara harus senantiasa berdasarkan
pada nilai-nilai keadilan. Maka dalam realisasinya dalam hidup
bersama(masyarakat), bangsa dan negara terdapat tiga macam
hubungan keadilan sebagai berikut:
Segi pertama: yaitu masyarakat, bangsa negara adalah sebagai
pihak yang wajib memenuhi keadilan terhadap warganya.
Hubungan keadilan segi pertama ini disebut keadilan
membagikan, yaitu masyarakat bangsa dan negara wajib
memberikan kepada warganya apa yang menjadi haknya, menurut
syarat-syarat, wajib dan kekuasaan yang ada dalam masyarakat,
bangsa dan negara tersebut yang haru dipenuhi, dalam segala
hal.
Segi kedua: yaitu warga masyarakat atau warga negar sebagai
pihak yang wajib memenuhi keadilan terhadap masyarakat, bansa,
atau negaranya. Hubungan keadilan segi kedua ini disebut
keadilan bertaat, hal ini dapat dipahami karena pada hakikatnya
terwujudnya suatu masyarakat adalah akibat dari kehendak
bersama warganya. Karena ada kesempatan kehendak bersama
maka untuk terwujudnya suatu masyarakat, bangsa dan negara
harus ada suatu peraturan yang harus ditaati bersama oleh para
warganya. Oleh karena itu wajib ketaatan dari warga masyarakat
dan warga terhadap masyarakat bangsa dan negaranya adalah
merupakan hak dari setiap masyarakat, bangsa dan negara.
Segi ketiga: yaitu berupa hubungan keadilan yang terwujud di
antara sesama warga dari masyarakat, bangsa, dan negara, dalam
artian terdapat wajib timbal balik untuk saling memenuhi keadilan
di antara sesama warga. Hubungan keadilan yang bersifat timbal
balik antara sesama warga ini disebut keadilan komutatif. Di
dalam hidup bersama harus terwujud keadilan komutatif yaitu
memberikan kepada sesama warga masyarakat, bangsa, dan
negara, segala sesuatu yang telah menjadi hak masing-masing,
menurut kesadaran nilai antara hal-hal atau barang-barang yang
wajib diberikan dan hal-hal atau barang-barang yang wajib
diterima sebagai haknya.

7. Proses perumusan sila kelima Pancasila.


Dalam proses pembentukan negara dalam sidang pertama BPUPKI
padad tanggal 1 juni 1945, Sukarno berpidatoyang menekankan
bahwa dalam suatu negara hukum yang menegakkan demokrasi,
harus menciptakan tujuan kesejahteraan rakyat dan Sukarno
memperingatkan akan kuatnya kekuasaan kapitalisme. Pidatonya
Sukarno berbunyi demikian:
Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum kapitalismenya
merajalela, ataukah yag semua rakyat sejahtera yang semua orang
cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa
dipangku oleh Ibu Pertiwi, yang cukup memberi sandang pangan
kepadanya? Mana yang kita pilih saudara-saudara? Jangan saudara
kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan
sendirinya sudah mencpai kesejahteraan ini. kita sudah lihat di
negara-negara eropa adalah badan perwakilan, adalah Parlementaire
Democratie . tetapi tidakkah di eropa justru kapitalisme merajalela
(Kaelan, 2014).
Sejak awal perumusan dasar filsafat negara para pendiri republik
ini telah mengetahui letak pentingnya kesejateraan rakyat dalam
kehidupan kenegaraan. Bahaya kekuasaan kapitalisme, telah
diperhitungkan oleh para pendiri negara terutama Sukarno, dengan
memberikan fakta yang berkembang di berbagai negara.
Dalam pembahasan tentang sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia ini Soepomo menyatakan bahwa keadilan pada
hakikatnya adalah merupakan konsekuensi dari negara integralistik,
yang menrefleksikan keinsyafan akan keadilan rakyat seluruhnya.
Sehubung dengan hal ini Soepomo mengusulkan:
Atas dasar pengertian negara sebagai persatuan bangsa Indonesia
yang tersusun atas sistem hukum yang bersifat integralistik tadi, di
mana negara akan berwujud dan bertindak sebagai penyelenggaraan
keinsyafan keadilan rakyat seluruhnya, maka kita akan dapat
melaksanakan Negara Indonesia yang bersatu dan adil, seperti sudah
termuat dalam Panca Dharma, pasal 2, yang berbunyi; kita
mendirikan negara Indonesia yang makmur, bersatu, berdaulat, adil.
Maka negara akan bisa adil jikalau negara menyelenggarakan
keadilan rakyat kepada cita-cita luhur, menurut aliran zaman.
(Kaelan, 2014)

8. Negara dan tujuan negara.


Berbicara mengenai kemakmuran dan keadilan bagi rakyat-
rakyatnya, tidak terlepas dari apa dan siapa negara itu serta tujuan
yang ingin dicapai oleh negara itu. Negara diartikan sebagai
organisasi masyarakat, yaitu kelompok orang yang sedang kerja
sama dan pembagian tugas, mengejar atau mencapai tujuan yaitu
kesejahteraan bersama. Berbeda dengan organisasi masyarakat lain
negara suatu organisasi masyarakat yang berdaulat. Berdasarkan
kedaulatannya ini negara dapat menentukan bahwa semua orang
yang mendiami wilayahnya, kecuali orang asing, adalah warganya
dan harus tunduk kepadanya. Orang-orang tidak ditanya lebih
dahulu, tetapi secara otomatis adalah warga negara dengan berbagai
hak dan kewajibannya. Begitu pula anak-anak yang lahir dari mereka.
berdasarkan kedaulatannya itu pula anak-anak yang lahir dari
mereka. berdasarkan kedaulatannya ini pula negara dapat
menetapkan peraturan perundangan yang bersifat memaksa
mengenai tingkah laku warganya dan harus dipatuhi dibawah
ancaman hukuman bagi yang melanggar. Selain hak untuk menuntut
kepada para warganya agar menyerahkan sebagian kekayaannya
dan pendapatan mereka, antara lain sebagai pajak; atau melakukan
sesuatu seperti membela tanah air terhadap serangan musuh dari
luar
Diantara kepentingan yang dirasakan sebagai kepentingan utama
ialah keamanan diri dan harta benda orang-orang terhadap bahaya
dari luar. dengan adanya ancaman itu orang-orang bersatu menjadi
kesatuan menetap untuk menangkalnya. Dengan demikian organisasi
masyarakat bertugas untuk memperhatikan kepentingan itu.

9. Tujuan negara Indonesia.


Bagi bangsa Indonesia kehidupan dalam berbangsa dan bernegara
The general goal of society or general acceptance of the same
philosophy of goverment, yaitu tujuan negara dirumuskan dalam
filsafat negara, baik negara hukum formal maupun hukum materiil
mendasarkan pada sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Negara Indonesia didirikan, dipertahankan, dan
dikembangkan untuk kepentingan seluruh rakyat, untuk menjamin
dan memajukan kesejahteraan umum, seperti ditetapksan dalam
Pembukaan UUD 1945:
Kemudian daripada itu utnuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia....
Secara formal tujuan penyelenggaraan negara Indonesia
dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa Negara
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
sebagai ciri negara hukum yang formal dan memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai ciri
negara hukum material, sedangkan secara umum ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Tujuan tidak akan tercapai tanpa ada aspek yang menjadi langkah
untuk mencapai tujuan tersebut, berikut aspek-aspek yang menjadi
kerangka penting dalam mencapai tujuan negara. Diantaranya:
Perlindungan (The Rule of Law)
Tujuan pertama negara kita adalah perlindungan bagi seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini berarti keamanan diri dan harta
benda seluruh rakyat terhadap bahaya yang mengancamnya dari
dalam maupun luar negeri. Oleh sebab itu dalm penjelasan umum
UUD 1945 ditandaskan bahwa Negara Indonesia berdasarka atas
hukum dan pemerintahnnya berdasarkan atas sistem konstitusi.
Dengan perkataan lain, negara Indonesia dibentuk sebagai suatu
negara hukum.
Maksud negara hukum pertama-tama ialah menjamin agar setiap
orang dapat memiliki dan menikmati hak-haknya itu dengan aman.
Dengan dicantumkannya kemanusiaan yang adil dan beradab
dalam pembukaan UUD 1945, secara implisit hak asasi manusia
semua mendapat jaminan hukum.
Memajukan Kesejahteraan umum.
Sebenarnya, tegaknya keadilan dan hukum telah mencakup
seluruh tujuan negara karena tidak hanya berarti tegaknya
keadilan pada umumnya tetapi juga keadilan sosial yang juga
disebut demokrasi ekonomi. Maksud setiap masyarakat nasional
ialah membina dan menggalakkan, dalam dan lewat partnership,
perkembangan setinggi mungkin semua kemampuan pribadi dalam
semua warganya; dan maksud ini ialah keadilan, ataupengaturan
tepat, masyarakat serupa itu, dan sesuai dengan itu dapat disebut
dengan nama keadilan sosial

10. Keadilan sosial dalam negara Pancasila.


Keadilan pada umumnya adalah keadaan di mana setiap orang memperoleh apa yang
menjadi haknya dan stiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Keadilan itu dibagi menjadi dua yaitu
Keadilan individual yaitu keadilan yang tergantung dari kehendak baik atau buruk
masing-masing individu.
Keadilan sosial yaitu sifat masyarakat yaitu adil dan makmur, tidak ada
penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia lahir dan batin. Keadilan sosiall
adalah keadilan yang pelaksanaanya tergantung dari struktur-setruktur
kekuasaan dalam masyarakat, setruktur-setruktur mana yang terdapat dalam
berbaaai bidang.
Negara indonesia adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti
bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai Makhluk Tuhan yang Maha Esa,
sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan sesuatu keadilan
dalam hidup bersama.
Konsekuensi sebagai suatu negara hukum yang berkeadilan sosial maka negara
Indoesia harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia. Rumuasan HAM
tercantum dalam UUD 1945,
Pasal 27 ayat 1
Menyatakan kesamaan kedudukan warga Negara di dalam hukum dan
pemerintahan dan berkewajban menunjang hukum dan pemerintahan dengan
tidak ada kecualinya.
Pasal 28
Menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan da sebagainya, yang diatur
dengan undang-undang .
Pasal 29 ayat 2
Menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Pasal 31 ayat 1
Merupakan penjelmaan dari pokok pikiran kemanusiaan yang adil dn beradab,
yang mengandung pengertian untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang teguh cita-cita molar rakyat yang luhur.
Pasal 33
Tentang HAM

11. Keadilan sosial bagi wajib warga negara.


Pertama-tama keadilan sosial mengatur hubungan antara orang-
orang dan negara. Dalam arti ini, keadilan sosial mewajibkan orang-
orang sebagai warga negara untuk memberikan kepada negara apa
yang menjadi hak negara, khususnya sehubungan dengan tugas
negara untuk memajukan kesejahteraan umum atau kesejahteraan
lahir batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Para warga
negara bukan saja berhak mengharapkan bantuan dari negara
berupa tegaknya the rule of law yang memungkinkan mereka
menikmati hak-hak mereka dengan aman, dan tersedianya barang
serta jasa keperluan hidup seperlunya, tetapi juga wajib memberikan
sumbangan mereka kepada negara, agar negara dapat bertahan dan
menjalankan segala tugasnya dengan baik. Dengan kata lain,
keadilan sosial mewajibkan para warga negara untuk memikirkan
kesejahteraan umum yang menjadi urusan negara dan memberikan
sumbangan mereka sesuai kedudukan dan kemampuan masing-
masing demi terwujudnya kesejahteraan umum.

12. Keadilan sosial bagi wajib negara.


Keadilan sosial juga mngatur hubungan negara dengan para
warganya. Dia mewajibkan negara, khususnya lembaga negara dan
pejabatnya memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan
lahir batin selengkap mungkin bagi semua warganya. Secara garis
besar, kesejahteraan umum berarti diakui dan dihormatinya hak-hak
asasi manusia semua warga negara dan penduduk negara tersebut.
Dengan demikian keadilan sosial pertama-tama mewajibkan negara
untuk merumuskan dan menetapkan hak-hak asasi manusia yang
telah diakui secara universal dan menjamin agar undang-undangnya
dilaksanakan, bukan saja hak-hak asasi dalam bidang politik,
melainkan juga dalam ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan,
perumahan, dan lain sebagainya. Dalam arti konkritnya, bahwa
dalam meyusun undang-undang segala bidang harus diperhatika
tuntutan keadilan sosial disamping berbagai tuntutan lainnya.

13. Nilai kemanusian yang terkandung dalam sila kelima Pancasila.


Inti dari sila kelima ini, meangacu pada hakikat manusia yang
sangat erat kaitannya dengan hubungan kemanusiaan yang dapat
disimpulkan bahwa hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan individu yang lainnya, serta hubungan
manusia dengan Tuhannya merupakan suatu kesatuan.
Dalam arti yang luas pengertian dari keadilan sosial adalah hidup
bersama dengan baik dalam bentuk hidup masyarakat bangsa
maupun negara.

14. Kemanusiaan yang adil dan beradab yang terkandung dalam sila kelima Pancasila.
Berdasarkan pada pengertian persatuan dan kesatuan Pancasila
konsekuensinya dalam setiap sila senantiasa terkandung sila yang
lainnya. Maka, dalam Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
terkandung pula sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga
segala sesuatu yang berkaitan dengan kadilan yang terkandung
dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan sendirinya
terjelma dalam sila keadilan sosial. Sebagaimana yang dibahas di
atas bahwa didalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
berdasarkan hakikat adil, yaitu memberikan keapda siapapun,
tentang apa yang menjadi haknya, sehingga konsekuensinya inti sila
keadilan sosial juga memenuhi berdasarkan hakikat adil.
Berdasarkan kesatuan sila-sila Pancasila, maka sila Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, atau dengan perkataan lain
adil sebagaimana terkandung dalam sila kedua mendasari dan
menjiwai keadilan sosial yaitu adil sebagaimana terkandung dalam
sila kelima Pancasila.
Kondisi yang diperlukan untuk merealisasikan keadilan sosial.
Bahwa lingkungan keadilan sosial adalah hidup bersama
kemanusiaan, baik dalam pengertian masyarakat, bangsa, dan
negara maupun dalam pengertian dalam hubungannya dalam
kehidupan hubungannya dengan kehidupan negara secara
nasional maupun internasional.
Bahwa pihak-pihak yang wajib menyelenggarakan keadilan
sosial, adalah masyarakat, bangsa dan negara terhadap
warganya masing-masing, dan sebaliknya para warga negara
mayarakat, bangsa dan negara wajib menyelenggarakan
keadilan sosial dalam lingkup nasional. Adapun dalam lingkup
internasional diantara sesama negara dan sesama warga
negaranya wajib menyelenggarakan keadilan sosial terhadap
negara lain.
Bahwa pada setiap individu senantiasa terdapat suatu
kepentingan maupun kebutuhan yang tidak mungkin dapat
dipenuhinya sendiri(karena diluar kemampuannya). Oleh karena
itu kepentingan dan kebutuhan tersebu hanya dapat dipenuhi
dengan bersama-sama dengan manusia lainnya.
Oleh karena itu di dalam hidup bersama semua kepentingan dan
kebutuhan harus terpelihara dengan keadilan sosial, dan hal ini
dengan sendirinya termasuk juga kepentingan dan kebutuhan
hidup dam lingkungan hubungan terhadap diri sendiri maupun
terhadap Tuhan yang sebagai Kausa prima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keadilan sosial adalah
sebagai berikut:
Bahwa dalam hidup bersama harus terdapat keadilan sosial,
karena hanya dengan demikianlah kepentingan dan kebutuhan
hidup setiap manusia, bangsa, dan negara dapat saling
terpenuhi. Pada hakikatnya keadilan sosial adalah bawaan kodrat
manusia yang memiliki kepentingan dan kebutuhan hidup
mutlak, dan sebenanya hal ini yang menjadi pangkal dasar dari
keadilan sosial.
Dengan demikian maka keadilan soaial itu merupakan bawaan
kodrt, tertanam dalam hati sanubari manusia.
Bahwa keadilan sosial adalah merupakan bawaan dari sifat
kodrat manusia monodualis sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Jadi selain telah dipahami pengertian bahwa keadilan sosial itu
merupakan bawaan dari sifat negara (sebagai dasar Negara Republik
Indonesia), yaitu sebagai negara monodualis, jug keadilan sosial
adalah bersifat mutlak buat setiap warga negara.

15. Unsur-unsur keadilan sosial.


Berbicara mengenai keadilan tentunya tidak terlepas dari kata hak
dan kewajiban.
Hak sendiri didefinisikan sebagai kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang seharusnya diterima atau yang dilakukan,
yang pada prinipnya hanya dilakukan oleh individu tertentu dan tidak
dapat dilakukanoleh pihak siapapun juga, yang dalam prinsipnya
dapat dituntut dengan paksaan olehnya.
Kewajiban adalah beban untuk memberikan atau membiarkan
sesuatu yang semestinya diberikan atau dibiarkan, yang hnaya
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
siapapun juga, dan yang pada prinsipnya dapat dituntut dengan
paksaan dari padanya.

16. Cita-cita keadilan sosial yang terkandung dalam proklamasi kemerdekaan.


Pembukaan UUD 1945 merupakan suatau penjelmaan naskah Proklamasi
Kemerdekaan, sehingga dapat dikatakan bahwa UUD 1945 merupakan Proklamasi
kemerdekaan yang terinci. Karena didalam pembukaan UUD 1945 memuat Pancasila
yang terdapat pada alenia keempat dan selain itu pembukaan UUD 1945 juga memuat
cita-cita kebangsaan Indonesia.
Dengan rumusan sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia
kedua dapat dipahami bahwa berdasarkan hak kodratnya sebagaimana termuat pada
alenia kesatu, bangsa indonesia memperjuankan kemerdekaannya, dan dengan
kemerdekaan inilah maka bangsa Indonesia kemudian merealisasikan tujuannya dengan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat, untuk mewujudkan cita-cita
bersama yaitu masyarakat adil dan makmur.
Dalam pembukaan UUD 1945 keadilan sosial yang ingin dilaksanakan tidak hanya di
lingkungan negara Indonesia saja, tetapi di dunia, karena dalam alenia ke empat
disebutkan bahwa dibentuknya negara Indonesia Adalah bertujuan untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Maka tercapainya kemerdekaan yang kemudan direalisasikan dalam
bentuk negara adalah bertujuan untuk meciptakan suatu ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Dari penjabaran mengenai materi sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dapat disimpulkan bahwa Keadilan sosial merupakan suatu keadaan adil dan
makmur, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia lahir dan batin yang
terjadi dalam ruang lingkup masyarakat.
Keadilan dalam suatu negara dapat tercipta ketika warga negara maupun negara
(pemerintah) itu sendiri mampu memahami apa yang menjadi hak dan kewajiban mreka
masing-masing, keadilan tidak akan pernah bisa tercipta apabila warga negara maupun
pemerintah (negara) hanya menekankan hak dan mangabaikan apa yang menjadi
kewajiban mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan .2013.Negara Kebangsaan Pancasila, Yogyakarta : PARADIGMA
Prasetyo, Teguh et al.2014.Pancasila materi pengayaan matakuliah
Pancasila.Salatiga:Tisara Grafika

Anda mungkin juga menyukai