Tafsir:
Dengan adanya konteks ini, manusia selalu merasakan kebutuhan akan Tuhan, dan dengan
demikian ia tidak berbuat sesuka hati. Karena itulah, akan ada kendali atas prilakunya selama
hidup.
Agar jawaban yang diberikan memuaskan akal, sekaligus mententramkan jiwa yang berarti
sesuai dengan fitrah manusia,maka jawaban itu harus pasti benar. Jawaban yang pasti benar
hanya mungkin didapat bila bersumber dari sesuatu yang benar juga yaitu Al-Quran. Manusia
juga disebut khilafah sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 12
7ن7َ 7 و7 ُر7 ُع7 ْش7َ اَل ي7ن7ْ 7 ِك7َل7ٰ7 َو7ن7َ 7 و7 ُد7 ِس7 ْف7 ُم7 ْل7 ا7 ُم7ُ ه7 ْم7ُه7َّن7ِاَل إ7َأ
Artinya : Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Khalifah pada ayat di atas adalah manusia yang bertugas mengelola dan memakmurkan bumi
dengan hukum-hukum Allah swt. ketika menciptakan manusia, Allah swt. melengkapinya
dengan potensi-potensi kehidupan yang akan mendorongnya untuk beraktivitas mewujudkan
misi penciptaannya sebagai hamba Allah swt. dan khalifah-Nya. Potensinya ada berupa
kebutuhan jasmani (rasa lapar,haus,kebutuhan untuk buang hajat besar dan kecil) dan naluri
(naluri beragama,melangsungkan keturunan,mempertahankan diri). Pemenuhan terhadap itu
semua harus berlandaskan aturan syari’at Allah. Jika tidak sesuai, berarti dengan sendirinya
bertentangan dengan hakikat misi penciptaan manusia itu sendiri.