Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Konsep Ekonomi Pembangunan Islam”

Dosen pengampu
Nur Rachmat Arifin, M.SEI.

Olehkelompok :
Nurul Handayani
Uul Nur Alifah
Siti Baqiatus Sholeha

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada suri teladan manusia, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya yang membawa kebenaran bagi umat manusia seluruh alam.
Makalah ini penyusun susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi
pembangunan Syariahpada semester VIdengan judul “konsep ekonomi pembangunan
Islam”. Dengan dosen pengampu Nur Rachmat Arifin M,SEI penyusun akui dalam
penyusunan makalah ini memiliki banyak kesalahan Dalam penyusunan makalah ini
penyusun mengharap kritik serta saran untuk kesempurnaan makalah ini. penyusun harap
makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dimasa mendatang
khususnya dimata kuliah ini. Dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusun
sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

Kraksaan,17April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB IPENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................6
BAB IIPEMBAHASAN...........................................................................................................7
A. Pendekatan Islam dalam sebuah konsep pembangunan ekonomi...................................7
B. Prinsip worlvie Islam sebagai acuan dalam pembangunan.............................................7
C. Manusia sebagai pelaku pembangunan...........................................................................7
D. Alam dunia dan akhirat sebagai sekala waktu pembangunan.........................................8
E. Ilmu fardhu’ain sebagai kerangka pembangunan...........................................................9
F. Ibadah sebagai metode kerangka pembangunan.............................................................9
G. Sumber alam sebagai alat pembangunan........................................................................9
H. Mardhoitillah sebagai tujuan akhir dari pembangunan.................................................10
BAB IIIPENUTUP.................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.............................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Islam adalah agama yang paling sempurna, sebagai sistem hidup (way
of life) mencakup berbagai tuntunan yang universal, senantiasa memberikan
solusi yang manusiawi (humanistic) berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
di dalam al-Quran maupun hadith. Ajaran Islam tidak menitikberatkan pada
satu aspek dalam kehidupan di akherat saja (Hablu mina al-Alloh), atau dalam
muamalah saja (Hablu mina al-Nass) melainkan kedua-dua aspek ini
mendapat perhatian yang sama baik itu secara vertical maupun horizontal.
Menurut penelitian Mustaq Ahmad, al-Quran telah merekodkan pembahasan
tentang ekonomi lebih kurang sebanyak 370 kali.
.
Keseimbangan perhatian ajaran Islam antara ibadah dan muamalah
juga dapat diperhatikan pada firmanNya dalam surah al-Jumuah ayat 9-10,
yang mewajibkan umatnya untuk segera melaksakan sholat dan meninggalkan
seluruh aktivitas ekonomi apabila telah tiba waktunya kemudian apabila telah
selesai untuk segera mencari rezqi Allah SWT yang bertebaran di mana-mana.

Jelaslah bahwa sistem ekonomi Islam sama sekali berbeda dengan


sistem ekonomi konvensional dari berbagai pendekatan dan sudut
pandangnya. Oleh karena sistem ekonomi Islam berasaskan pada agama
samawi yaitu Islam dengan syariatnya yang merangkumi seluruh aspek
aktivitas manusia itu sendiri. selain daripada itu tujuan daripada ekonomi
Islam bukanhnya kebahagiaan di dunia semata, melainkan kebahagiaan yang
sempurna di dunia dan akhirat atau kebahagiaan yang mencakup ruh maupun
jasad yang membawa ketenangan lahir dan batin.

B. RumusanMasalah
a. Bagaumana Pendekatan Islam dalam sebuah konsep pembangunan
ekonomi?
b. Bagaimana Prinsip worlvie Islam sebagai acuan dalam pembangunan?
c. Bagaimana Manusia sebagai pelaku pembangunan?
d. Bagaimana Alam dunia dan akhirat sebagai sekala waktu
pembangunan?
e. Bagaimana Ilmu fardhu’ain sebagai kerangka pembangunan?
f. Bagaimana Ibadah sebagai metode kerangka pembangunan?
g. Bagaimana Sumber alam sebagai alat pembangunan?
h. Bagaimana Mardhoitillah sebagai tujuan akhir dari pembangunan?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pendekatan Islam
dalamsebuahkonseppembangunanekonomi.
b. Prinsip worlvie Islam sebagai acuan dalam pembangunan.
c. Manusia sebagai pelaku pembangunan.
d. Alam dunia dan akhirat sebagai sekala waktu pembangunan.
e. Ilmu fardhu’ain sebagai kerangka pembangunan.
f. Ibadah sebagai metode kerangka pembangunan.
g. Sumber alam sebagai alat pembangunan.
h. Mardhoitillah sebagai tujuan akhir dari pembangunan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam Dalam Sebuah Konsep Pembangunan Ekonomi


Menurut Syed Hussein al-Attas pembangunan ekonomi yang baik
ialah pembangunan yang memenuhi lima ciri asas yaitu;

a. pembangunan yang memiliki sifat insaniah.


b. Pembangunan dilaksanakan oleh pemimpin yang adil.
c. kesadaran tentang pembangunan lahir dikalangan masyarakat
maupun individu.
d. segala aktivitas pembangunan berdasarkan ilmu.
e. setiap pembangunan memiliki unsur estetika yaitu menjaga
kebersihan, penambahbaikan keindahan dan sebagainya.

Menurut Syukri Salleh untuk menciptakan pembangunan yang


bercirikan lima perkara diatas perlu memperhatikan dan memiliki prinsip-
prinsip dasar.

B. Prinsip Worlvie Islam Sebagai Acuan Dalam Pembangunan


Tasawur Islam berarti gambaran bentuk Islam yang hakiki, yang
menjelaskan secara keseluruhan prinsip-prinsip dasar Islam secara
lengkap. Worldview itu berdasarkan kepada empat sumber asas hukum
dalam Islam yakni al-Quran, hadith, ijma’ dan qiyas ulamak. Dari
keempat-empat sumber ini terdapat tiga ajaran pokok utama, yaitu Allah
SWT. adalah pencipta sekalian alam dan isinya, manusia merupakan
makhluk-Nya, dan seluruh sumber alam termasuk manusia wajib tunduk
dan patuh kepada-Nya. Melalui tasawur inilah tujuan, skala waktu, method
dan alat pembangunan berjalan selari dengan ajaran Islam. Yaitu
tujuannya mencapai keredhaan Allah SWT, skala waktunya meliputi alam
roh, alam dunia dan akhirat, perkaedahannya berdasarkan ibadah, dan
peralatannya adalah sumber alam yang dicipta Allah SWT. untuk
merealisasikan kekhalifahan manusia.

C. Manusia Sebagai Pelaku Pembangunan


Pembangunan dalam prespektif Islam melihat manusia sebagai
kesatuan yang utuh yaitu gabungan antara jasad dan roh yang Allah SWT.
bekalkan kepada setiap diri manusia yaitu Ruhu al-tamayyiz atau disebut
akal apabila berfikir, atau qalbu apabila berperasaan dan nafsu apabila
berkehendak, serta Iman atau keyakinan yang bertapak di dalam hati yang
telah mengakui bahwa Allah SWT. adalah tuhan dan mereka adalah hamba
sebelum roh ditiupkan. Oleh sebab itu, manusia dituntut sebagai pelaku
pembangunan yang mesti mempertahankan status mereka sebagai khalifah
dengan menjaga hubungan baik secara vertical dan horizontal. Sehingga
setiap usaha-usaha pembangunan mestilah mencakupi lima syarat yaitu;

a. niat mestilah karena Allah SWT.


b. isinya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
c. pelaksanaannya mesti selari dengan syariat.
d. hasilnya sesuai dengan kehendak Islam.
e. ibadah-ibadah dasar seperti solat, puasa, zakat dan sebagainya
tidak boleh diabaikan.

D. Alam Dunia Dan Akhirat Sebagai Sekala Waktu Pembangunan


Skala waktu dalam pembangunan Islam memiliki skala yang luas
dan panjang, bukan hanya sebatas di dunia saja. Melainkan skala itu
mencakupi tiga alam yaitu alam roh merupakan alam perjanjian, alam
dunia merupakan alam pembuktian dan alam akhirat merupakan alam
pembalasan. Dalam alam roh akan melahirkan tiga implikasi pada
kehidupan manusia di dunia yaitu;

a. manusia dikurniakan status sebagai hamba Allah SWT.


b. dengan karunia ini manusia diberikan garis panduan di kehidupan di
dunia.
c. tiga alam tersebut memiliki kesinambungan yang tidak terpisah antara
satu sama lain.

Apabila pelaku ekonomi menyadari tentang tiga alam ini, maka


pelaksanaan pembangunan akan dapat dilaksanakan sesuai dengan fitrah
manusia yaitu menggunakan sumber-sumber yang dikaruniakan Allah
SWT. Secara maksimal, bersikap adil dalam konsumsi maupun distribusi
sumber-sumber tersebut serta akan senantiasa menjaga hubungan antara
satu sama lain berdasarkan hak dan keadilan.

E. Ilmu fardhu’ain sebagai kerangka pembangunan


Ilmu fardu ainyang terdiri daripada ilmu tauhid, fiqh maupun
tasawwuf menjadi sebuah bingkai dasar manusia dalam usaha
melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah SWT.. dengan sebaik-baiknya.
Ilmu tauhid membimbing manusia agar tujuan pembangunan tidak
diselewengkan dari aqidah. Ilmu fiqh berfungsi menyediakan method
manajemen dan segala aktivitas ekonomi bernilai ibadah. Sedangkan ilmu
Tasawwuf membimbing manusia bersifat terpuji agar pembangunan
ekonomi dapat dilaksanakan dengan jujur, amanah dan berakhlak.
Sehingga ilmu fardu ainmesti menjadi bingkai dasar pembangunan, hal itu
karena ia menyediakan dasar yang kuat dengan tunjang tauhid,
perkaedahan syariat dan pelaku pembangunan yang berakhlak.

F. Ibadah Sebagai Metode Kerangka Pembangunan


Ibadah dapat dibagikan menjadi tiga jenis yaitu pertama, ibadah
dasar seperti solat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Kedua, amalan-
amalan utama yaitu amalan yang tidak wajib dilaksanakan akan tetapi
syariat Islam sangatlah menganjurkan seperti zikir, sedeqah, solat-solat
tatawwu’ yang bersifat sunat. Ketiga, ibadah umum atau ibadah yang
sifatnya fardu kifayah seperti berkecimpung dalam bidang ekonomi,
politik, perobatan, pembangunan dan sebagainya.
Fungsi dari ibadah dasar dan amalan utama akan membawa kepada
pembangunan kerohanian seseorang, sedangkan ibadah umum akan
membawa pembangunan fisikal atau materi. Kedua jenis ibadah inilah
pembangunan ekonomi dibentuk yaitu dengan mengkombinasikan antara
ibadah dasar, amalan utama dan juga ibadah umum sebagai implikasi
daripada pengabdian manusia kepada Allah SWT. Ibadah tidak akan
diterima kalau tidak berdasarkan syari’at, maka pembangunan ekonomi
juga tidak akan bernilai ibadah kecuali mengikuti tuntunan daripada al-
Quran, hadith maupun ijma’ ulamak dan qiyas.

G. Sumber Alam Sebagai Alat Pembangunan


Pandangan sekular meyakini bahwa sumber alam bersifat terbatas
sedangkan kemauan manusia tidak terbatas, berbeda halnya dengan konsep
Islam yang melihat dari perspektif tauhid bahwa pada hakikatnya sumber
alam tidaklah terbatas bahkan kemauan manusialah yang dapat dibatasi.
Islam melihat sumber alam dengan empat pendekatan yaitu;
a. konsep rizqi. Artinya Allah SWT.. telah menetapkan setiap
makhluk-Nya dengan kadar rizqi masing-masing.
b. konsep method distribusi sumber alam. Distribusi dalam Islam
lebih menggunakan konsep adil yaitu berpandukan dengan nilai
kualitatif bukan dihitung dengan nilai kuantitatif saja.
c. konsep barakah. Keberkatan di sini memberi maksud rizqi dalam
jumlah berapa pun mendapatkan restu dari Allah SWT. baik itu
dari cara memproduksinya maupun mengkonsumsinya.
d. konsep konsumsi sumber alam. Islam mengawal nafsu setiap
konsumen dari sifat tamak, serakah yaitu nafsu amarah atau
lawwamahkepada nafsu mutmainnah. Sehingga nafsu hanya akan
menggunakan sumber alam untuk memenuhi mutmainnah
keperluan (doruri) atau untuk kemudahan hidup saja dan
meninggalkan kemewahan maupun berlebih-lebihan (tabdzir).
Pembangunan ekonomi dan juga pelestarian lingkungan sejatinya
harus terus berjalan secara beriringan, meski terdapat plus minus diantara
keduanya, namun manusia sebagai aktor utama dari kedua hal tersebut di
mana manusia sebagai pelaksana pembangunan ekonomi dan juga
penanggung jawab pelestarian lingkungan harus menjadikan kedua hal ini
untuk berjalan seimbang.
Sumber daya alam yang melimpah ruah ini harus digunakan
dandimanfaatkan untuk pengembangan serta pembangunan ekonomi
nasional, tapi harus tetap pada koridor yang telah ditentukan. Artinya
bahwa memanfaatkan alam untuk mendongkrak perekonomian adalah hal
yang dibenarkan, namun tidak untuk memonopoli alam, artinya dengan
dalih peningkatan ekonomi alam kita dirusak. Membangun ekonomi yang
kuat adalah tanggung jawab kita namun lingkungan yang layak huni juga
menjadi kebutuhan umat manusia.

H. Mardhoitillah Sebagai Tujuan Akhir Dari Pembangunan


Dalam tasawur Islam, tujuan pembangunan adalah keredhaan Allah SWT.
Hal itu karena falah hanya dapat dicapai melalui tiga cara yaitu;
a. ikhlas yang dapat diperhatikan dari kesungguhan dalam berkerja,
tidak bangga dengan pujian, dan tidak ciut dengan cacian.
b. menjaga syariat-Nya baik itu syariat tentang ibadah, muamalah,
munakahahatau jinayah.
c. akhlak kepada sang pencipta mestilah mendapatkan tumpuan
utama.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Islam Dalam Sebuah Konsep Pembangunan Ekonomi
Menurut Syukri Salleh untuk menciptakan pembangunan yang
bercirikan lima perkara diatas perlu memperhatikan dan memiliki
prinsip-prinsip dasar.

2. Prinsip worlvie Islam sebagai acuan dalam pembangunan.

Tasawur Islam berarti gambaran bentuk Islam yang hakiki,


yang menjelaskan secara keseluruhan prinsip-prinsip dasar Islam
secara lengkap. Worldview itu berdasarkan kepada empat sumber asas
hukum dalam Islam yakni al-Quran, hadith, ijma’ dan qiyas ulamak.

3. Manusia Sebagai Pelaku Pembangunan

Pembangunan dalam prespektif Islam melihat manusia sebagai


kesatuan yang utuh yaitu gabungan antara jasad dan roh yang Allah
SWT. bekalkan kepada setiap diri manusia yaitu Ruhu al-tamayyiz atau
disebut akal apabila berfikir, atau qalbu apabila berperasaan dan nafsu
apabila berkehendak, serta Iman atau keyakinan yang bertapak di
dalam hati yang telah mengakui bahwa Allah SWT. adalah tuhan dan
mereka adalah hamba sebelum roh ditiupkan.

4. Alam Dunia Dan Akhirat Sebagai Sekala Waktu Pembangunan

Skala waktu dalam pembangunan Islam memiliki skala yang


luas dan panjang, bukan hanya sebatas di dunia saja. Melainkan skala
itu mencakupi tiga alam yaitu alam roh merupakan alam perjanjian,
alam dunia merupakan alam pembuktian dan alam akhirat merupakan
alam pembalasan.

5. Ilmu fardhu’ain sebagai kerangka pembangunan


Ilmu fardu ainyang terdiri daripada ilmu tauhid, fiqh maupun
tasawwuf menjadi sebuah bingkai dasar manusia dalam usaha
melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah SWT.
6. Ibadah Sebagai Metode Kerangka Pembangunan
Ibadah dapat dibagikan menjadi tiga jenis yaitu pertama,
ibadah dasar seperti solat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Kedua,
amalan-amalan utama yaitu amalan yang tidak wajib dilaksanakan
akan tetapi syariat Islam sangatlah menganjurkan seperti zikir,
sedeqah, solat-solat tatawwu’ yang bersifat sunat. Ketiga, ibadah
umum atau ibadah yang sifatnya fardu kifayah seperti berkecimpung
dalam bidang ekonomi, politik, perobatan, pembangunan dan
sebagainya.
7. Sumber Alam Sebagai Alat Pembangunan
Pandangan sekular meyakini bahwa sumber alam bersifat
terbatas sedangkan kemauan manusia tidak terbatas, berbeda halnya
dengan konsep Islam yang melihat dari perspektif tauhid bahwa pada
hakikatnya sumber alam tidaklah terbatas bahkan kemauan manusialah
yang dapat dibatasi.
8. Mardhoitillah Sebagai Tujuan Akhir Dari Pembangunan
Dalam tasawur Islam, tujuan pembangunan adalah keredhaan
Allah SWT. Hal itu karena falah hanya dapat dicapai melalui tiga cara
yaitu;
a. ikhlas yang dapat diperhatikan dari kesungguhan dalam berkerja,
tidak bangga dengan pujian, dan tidak ciut dengan cacian.
b. menjaga syariat-Nya baik itu syariat tentang ibadah, muamalah,
munakahah atau jinayah.
c. akhlak kepada sang pencipta mestilah mendapatkan tumpuan
utama.

B. SARAN
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahandan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya kami akan
memperbaiki denganmengacu pada sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh karenaitu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/elbarka/article/view/1624
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/viewFile/25/pdf
file:///C:/Users/Downloads/Documents/293-Article%20Text-418-1-10-
20150108.pdf

Anda mungkin juga menyukai