ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Wajib Umum PAI Dosen Pengampu:
Siti Fatimah, S. Pd, M. Pd
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul "Memahami Pengertian dan Fungsi Perbankan Syariah" tepat pada waktunya.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan IPTEKS Sebagai Wujud Consuming Information...........3
B. Iman, IPTEKS, dan Amal sebagai Satu Kesatuan............................................................................4
C. Tanggungjawab Ilmuwan dan Seniman dalam Pandangan Agama..................................................5
D. Standar Penggunaan IPTEKS dalam Islam......................................................................................6
E. Dampak Positif dan Negatif IPTEKS terhadap Akhlak, Agama, dan Sosial Keagamaan................7
F. Ketepatan Memahami Paradigma Al-Qur’an dalam Menghadapi Kemajuan IPTEKS....................8
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui kewajiban menuntut dan mengamalkan IPTEKS sebagai wujud
consuming informasi
2. Mengetahui keutuhan iman, IPTEK, dan amal sebagai satu kesatuan
3. Mengetahui tanggung jawab ilmuwan dan seniman dalam pandangan agama
4. Mengetahui standar penggunaan IPTEKS menurut islam
5. Mengetahui dampak positif dan negatif IPTEKS terhadap akhlak, agama, dan sosial
keagamaan
6. Mengetahui ketepatan memahami paradigma Al-Qur’an dalam menghadapi kemajuan
IPTEKS
2
BAB II
2.1 PEMBAHASAN
A. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan IPTEKS Sebagai Wujud Consuming
Information
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi
adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang
lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Seperti yang kita ketahui, perkembangan teknologi di era digital pada saat ini
bertumbuh semakin cepat dari hari ke hari. Dengan begitu, secara tidak langsung
penggunaan teknologi semakin meningkat baik dari kalangan atas maupun kalangan
menengah ke bawah. Atas dasar akal dan kreativitas, manusia mengembangkan iptek
dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
3
dalam penyebaran informasi, berbagai kejadian dibelahan dunia dalam waktu singkat dan
cepat dapat diketahui oleh seluruh masyarakat dunia.
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu
bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah
membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan
segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan. Para sarjana
muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada
pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dituliskan
dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah
(segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau
persetujuannya). Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan
manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa
Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge
and science). Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu
sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah,
syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
4
Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan
tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai keagamaan maka ketika itu
bukan hasil teknologinya yang mesti disalahkan, melainkan kita harus memperingatkan
dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini
pula kehadirannya ditolak oleh islam.
Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal
atau baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu
kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan
dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan
batang pohon yang mengeluarkan dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman
dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
a. Ilmuwan
Ilmuwan adalah orang yang ahli atau memiliki banyak pengetahuan mengenai
suatu ilmu. Dalam arti yang lain, ilmuwan adalah orang yang berkecimpung dalam
ilmu pengetahuan.
Tanggungjawab ilmuwan yaitu sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu agar ilmu tetap ada
( tidak hilang ).
5
2. Bertanggungjawab dalam memperdalam ilmunya agar ilmu yang ada dalam
dirinya
Meningkat.
3. Bertanggungjawab dalam mengamalkannya agar ilmu itu berbuah.
4. Bertanggungjawab mengajarkannya kepada orang yang membutuhkannya.
5. Bertanggungjawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar ilmu
itu semakin luas.
6. Bertanggungjawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi ilmunya.
7. Bertanggungjawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar
ilmunya diterima Allah SWT.
b. Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif,
inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni
peran, seni tari, sastra, film dan music.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan
pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi
Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
6
Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib
ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari
Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-
haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan
oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
E. Dampak Positif dan Negatif IPTEKS terhadap Akhlak, Agama, dan Sosial Keagamaan
a. Bidang Agama
Dampak positif :
1. bisa mencari informasi tentang tatacara beribadah dan hadis-hadisnya lengkap
2. dapat berbagi ilmu yang bermanfaat sehingga mendapat pahala kebaikan
Dampak negative :
1. kebanyakan di gunakan sebagai sarana perselisihan antar umat beragama
2. sarana profokator umat beragama
3. Informasi yang diberikan banyak tidak dari sumber yang valid
b. Terhadap Akhlak
Dampak positif :
1. Memperkuatkan iman
2. Dengan mudahnya mangakses informasi diharap bisa memperkuatkan keimanan
dengan cara mendengarkan dakwah
Dampak Negatif :
1. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai penyelamat yang akan
membebaskan mereka dari berbagai kesulitan.
7
2. Dengan mudahnya mangakses internet memudahkan orang untuk mengakses situs
terlarang
c. Bidang Sosial
Dampak positif :
1. dalam sosial dapat penjunjung tinggi pelaksanaan HAM
2. timbulnya sikap menghormati sesame
Dampak negative :
1. sering terdapat pelanggaran-pelanggaran akibat dari informasi kejahatan internet
Dalam al-Quran banyak sekali disebutkan ayat-ayat yang mendorong umat Islam
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Kalau dilakukan penelusuran secara seksama,
paling tidak ditemukan tujuh i’tibar dalam bidang iptek yang terdapat dalam alQur’an,
yaitu:
1. Penggalian lubang di tanah, menguburkan mayat dan menimbuninya, seperti yang
dipelajari Qabil dari perbuatan gagak, setelah ia membunuh saudara kandungnya, si
Habil (Q.S. al-Maidah/5:30-31).
2. Pembuatan, melayarkan dan melabuhkan kapal oleh Nabi Nuh a.s. pada masa
menjelang waktu air bah datang, sehingga terjadi banjir besar. Nabi Nuh dan umatnya
yang setia selamat dari banjir tersebut (Q.S. Hud/11:36-44).
3. Menyucikan, meninggikan pondasi, dan membangun Baitullah oleh Nabi Ibrahim
a.s., dibantu oleh Ismail (Q.S. al-Baqarah/ 2:124- 132).
4. Pengelolaan sumber daya alam dan hasil bumi oleh Nabi Yusuf (Q.S. Yusuf/12:55-
56)
5. Pelunakan besi dan pembuatan baju besi, serta pengendalian dan pemanfaatan bukit-
bukit dan burung-burung oleh Nabi Daud (Q. S. al-Anbiya’/21:80 dan Saba’J34:10-
11).
6. Komunikasi dengan burung, semut dan jin, pemanfaatan tenaga angin untuk
transportasi, pemanfaatan tenaga burung untuk komunikasi, mata-mata untuk tentara,
8
pemanfaatan tenaga jin untuk tentara, penyelam laut, membangun konstruksi
bangunan, patung, kolam dan pencairan tembaga oleh Nabi Sulaiman (Q.S. al-
Anbiya’/21:81-82, al-Naml/27:15-28, Saba’/34:12-13, dan Shad/38:34-40).
7. Penyembuhan orang buta, berpenyakit lepra, dan telepati oleh Nabi Isa a.s. (Q.S. Ali
Imran/3:49-50 dan al-Maidah/4:110).
Beberapa informasi Qur’an itu, mestinya iptek bukanlah hal yang asing bagi umat
Islam. Karena peristiwa sejarah masa lalu itu tetap memiliki nilai kegunaan yang tinggi
bagi umat sesudahnya. Sejarah bukan sustu peristiwa statis yang hanya dinikmati,
dirasakan dan diambil oleh pelaku dan masyarakat sezamannya, melainkan sejarah
sesuatu yang ilinamis, yang dapat diambil hikmah dan nilai. Maka sejarah itu harus
dihadirkan, direfleksikan ke masa kini dan masa depan.
Selain itu, dalam ayat-ayat yang lain sebagaimana banyak disinggung pada
pembahasan di awal, ditemukan ayat-ayat yang mendorong manusia untuk menguasai
iptek. Karena bagaimana pun juga, iptek sangat dibutuhkan dalam memajukan kehidupan
manusia. Iptek akan terus berkembang seirama tingkat daya intelektualitas manusia
dalam merespon dan meramalkan kemungkinan atau kecenderungan kehidupan manusia
masa depan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Khususnya kita
sebagain umat muslim diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita
bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat.
Jika digambarkan dengan dinul Islam (perumpamaan yang baik) , keutuhan antara iman, ilmu
dan amal atau syariah dan akhlak bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran
bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan
antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang
tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas
nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
Seperti yang kita ketahui, perkembangan teknologi di era digital pada saat ini bertumbuh
semakin cepat dari hari ke hari. Tentunya dengan perkembangan ini, akan menimbulkan dampak
positif maupun negatif. Salah satu dampak positifnya kita sebagai umat muslim dapat memanfaat
kemajuan teknologi ini sebagai media dakwah guna menyebarkan ajaran agama Islam. pada
kehidupaaan sehari-hari, kini untuk mendengarkan pengajian tidak harus berhadapan langsung
dengan ulama, namun cukup dengan mengakses internet.
Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya
jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Contohnya memanfaatkan kecanggihan internet untuk mengakses situs porno.
10
DAFTAR PUSTAKA
Muis, M.A. (2018). Teknologi Informasi Sebagai Sarana Dakwah. Retrieved from Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis Kampus Melayu.
URL : https://www.kampusmelayu.ac.id/2018/artikel-dosen/teknologi-informasi-sebagai-
sarana-dakwah/
Ardiansyah, D. (2015). Dampak Iptek Tehadap Moral Umat. URL :
http://itdwiki.blogspot.com/2015/06/dampak-iptek-terhadap-moral-umat.html
11