Anda di halaman 1dari 35

PERSONAL “HYGIENE”

DISUSUN OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya makalah berjudul “Personal
Hygiene”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas paper mata kuliah Basic Human Needs
Makalah ini disusun dengan memperhatikan berbagai pandangan dari beberapa aspek
kehidupan mengenai praktik perawatan personal higiene bagi klien dalam dunia kesehatan.
Personal hygiene merupakan kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh
yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang. Hygiene adalah ilmu
pengetahuan tentang kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Hygiene personal adalah
perawatan diri dengan “cara melakukan beberapa fungsi seperti mandi, toileting, hygiene
tubuh umum, dan berhias.”
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan jika personal hygiene atau kesehatan
pribadi adalah upaya seseorang untuk memelihara serta meningkatkan kebersihan dan
kesehatan diri sendiri demi mencapai kesejahteraan fisik maupun mental. Faktanya, manusia
setiap hari selalu bersinggungan dengan jutaan kuman atau virus, mikroorganisme tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan. Jadi tetap perhatikan
kebersihan diri dan lingkungan agar terjaga nya kebersihan dan kesehatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi seorang perawat. Demikian
pula dengan makalah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 09 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, ocial,keluarga,
pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto &
Wartonah 2006).

Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene
pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan
rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara
hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan
partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005).

Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan


kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada
orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin. Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah peningkatan derajat
kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki personal hygiene, mencegah penyakit,
meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.

Jika seseorang sakit,biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal initerjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalahsepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah
2006).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep personal hygiene?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi praktik personal hygiene?
3. Apa macam-macam personal hygiene ?
4. Apa jenis-jenis personal hygiene ?
5. Apa tujuan personal hygiene ?
6. Apa dampak yang sering muncul ?
7. Bagaimana pengkajian personal hygiene ?
8. Bagaimana pengkajian status personal hygiene ?
9. Bagaimana Intervensi personal hygiene ?

C. Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan.


2. Memelihara kebersihan .
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Pencegahan penyakit .
5. Meningkatkan percaya diri & menciptakan keindahan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa
ahli :

1. Depkes

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).

2. Nurjannah

Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias,makan, toileting)
3. Poter. Perry

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap
orang selalu berusaha supaya personal hygiene-nya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan
dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam
pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.

B. Faktor yang Mempengaruhi Praktik Personal Hygiene

1. Citra Tubuh

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra
tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang
klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan
atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
hygiene.

2. Praktik Sosial

Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik


hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan
atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.

3. Status Sosio-Ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan
jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.

4. Pengetahuan

Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi


praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi
seseorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.

5. Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang
dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula.
Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara- negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6. Pilihan Pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo,
deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7. Kondisi Fisik.

Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

C. Tipe Personal Hygiene

1. Kesehatan Gigi dan Mulut


Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut berupa
suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungan dengan
tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari
jaringan yang lunak dan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang
terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam lengkungan (Depdikbud,
1986:33).

Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera
perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping
itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984:
28).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan
yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-
buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut.
Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan
paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok
gigi yang teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan
menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas
(Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak
berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi
normal, dari gigi dan mulut

2. Kesehatan Rambut dan Kulit Rambut

Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya makin kecil.
Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak sama
tergantung zat warna yang ada didalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang
ada disekitar rambut(Depdikbud, 1986:23).

Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin.
Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain seperti topi,
kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik
apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan
kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik.
Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian cara yang
dilakukan adalah cara pencucian rambut.

Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran,
debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu keharusan.
Pencucian rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalidalam
seminggu (Depdikbud, 1986:12).

Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu
kering serta tidak berketombe dan berkutu. Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan
rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut:

1. Pola kebersihan diri klien normal


2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

3. Kesehatan Kulit

Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan menjadi
dua bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit
jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari
(Depdikbud, 1986:16).Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh dari bahaya
kuman penyakit. Sebagai pelindung kulit pun sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga
tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat
dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat yang tidak
terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori (Soenarko, 1984:4). Kulit yang baik
akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang
modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun
cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit
dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja dengan air yang
bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23). Kulit
yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku
tetapi lentur (fleksibel).

4. Kesehatan Telinga

Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian tengah, dan daun
telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian
tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga
bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud,
1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi
suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai
alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan
yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang
telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.

5. Kesehatan Kuku

Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel- sel yang
masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yang pipih,
bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah sebagai pelindung
jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan pemegang (Depdikbud,1986:22). Bila untuk
keindahan bagi wanita karena kuku harus relatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam
hal kebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga
kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang
selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.

6. Kesehatan Mata

Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan
washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi
biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi
dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan
sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang
tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain
yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi.
Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.

Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa
berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip
tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas
steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan
untuk itu harus diperoleh dari dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan
kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.

7. Kesehatan Hidung

Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam
dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien
jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.

Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan
washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin.
Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang
berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi
dalam pembedahan nasal atau otak.

D. Jenis Personal Hygiene

Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi
empat yaitu:

1. Perawatan dini hari

Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan
tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau
feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak
mampu ambulasi, mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan
melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan
mulut.

2. Perawatan pagi hari

Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi
seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB/BAK), mandi
atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,
membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering
disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.

3. Perawatan siang hari

Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan


pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah
sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari.
Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan
tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan
kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

4. Perawatan menjelang tidur

Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks
sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan,
antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB/BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

E. Tujuan Personal Hygiene

1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri

2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan

3. Memelihara integritas permukaan kulit

4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah


5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien

6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.

7. Meningkatkan percaya diri seseorang

8. Menciptakan keindahan

9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

F. Dampak yang Sering Ditimbulkan

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: Gangguan intergritas
kulit,gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik
pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan
gangguan interaksisosial.

G. Asuhan Keperawatan Personal Hygiene

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
a) Keadaan kesuburan rambut
b) Keadaan rambut yang mudah rontok
c) Keadaan rambut yang kusam
d) Keadaan tekstur

2) Kepala
a) Botak/alopesia
b) Ketombe
c) Berkutu
d) Adakah Eritema
e) Kebersihan

3) Mata
a) Apakah sklera ikterik
b) Apakah kunjungtiva pucat
c) Kebersihan mata
d) Apakah gatal/mata merah

4) Hidung
a) Adakah pilek
b) Adakah elergi
c) Adakah pendarahan
d) Adakah perubahan penciuman
e) Kebersihan hidung
f) Bagaimana membran mukosa
g) Adakah septum deviasi

5) Mulut
a) Keadaan mukosa mulut
b) Kelembapannya
c) Adakah lesi
d) Kebersihan

6) Gigi
a) Adakah karang gigi
b) Adakah karies
c) Kelengkapan gigi
d) Pertumbuhan
e) Kebersihan

7) Telinga
a) Adakah kotoran
b) Adakah lesi
c) Bagaimana bentuk telinga
d) Adakah infeksi

8) Kulit
a) Kebersihan
b) Adakah lesi
c) Keadaan turgor
d) Warna kulit
e) Suhu
f) Teksturnya
g) Pertumbuhan bulu

9) Kuku tangan dan kaki


a) Bentuknya bagaimana
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya

10) Genetalia
a) Kebersihan
b) Pertumbuhan rambut pubis
c) Keadaan kulit
d) Keadaan lubang uretra
e) Keadaan skrotum, testis pada pria
f) Cairan yang dikeluarkan

11) Tubuh secara umum


a) Kebarsihan
b) Normal
c) Keadaan postur

2. Diagnosa keperawatan

a. Gangguan integritas kulit


Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Bagian tubuh yang lama tertekan
2) Imobilitasi
3) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

b. Gangguan membrane mukosa mulut


Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2) Peradangan atau infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih

c. Defisit perawatan diri / kebersihan diri


Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya.

Kemungkinan berhubungan dengan :


a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

Kemungkinan data yang ditemukan.


a. Badan kotor dan berbaub.
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan motor

3. Rencana Tindakan

a. Memandikan Pasien di Tempat Tidur

Tindakan keperawatan di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri
dengan cara memandikan di tempat tidur. Tujuannya adalah menjaga kebersihan tubuh,
mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sisitem peredaran darah dan menambah
kenyamanan pasien.

Alat dan Bahan

1. Baskom mandi dua buah,masing masing berisi air dingin dan hangat.

2. Pakaian pengganti

3. Kain penutup

4. Handuk,sarung tangan pengusap badan

5. Tempat untuk pakaian kotor

6. Sampiran

7. Sabun

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien

4. Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan membentangkan handuk


di bawah kepala, kemudian bersihkan muka, telinga dan leher dengan sarung tangan
pengusap. Keringkan dengan handuk.

5. Kain penutup di turunkan, kedua tangan pasin di angkat dan di pindahkan handuk di
atas dada pasien ,lalu bentangkan. Kemudian kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas
handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air

bersih. Lalu keringkan dengan handuk.

6. Kedua tangan di angkat,handuk di pindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah

dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.

7. Miringkan pasien ke kiri, handuk di bentangkan di bawah punggung sampai glutea


dan basahi punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan
pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama. Kemudian, kembalikan pasien pada posisi
telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.

8. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihakan kaki. Kaki yang paling jauh di
dahulukan dan di keringkan dengan handuk

9. Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut di buka, lalu
bersihakan daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah selseai pasang kembali pakaian dengan
rapi

10. Cuci tangan.

b. Perawatan genetalia Alat dan Bahan


1. Baskom
2. Sabun dan tempatnya
3. Dua atau tiga waslap
4. Handuk mandi
5. Selimut mandi
6. Alas tahan air atau bedpan
7. Tisu toilet
8. Sarung tangan pakai

Prosedur Kerja

1. Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia atau saluran slauran
reproduksi (misalnya keberadaan kateter yang tetap, inkontensia fekal atau insisi bedah).

2. Jekaskan prosedur dan tujuan pada pasien

3. Persiapkan alat dan bahan

Bahan bahan tambahan bila perawatan perineum di berikan selama waktu di luar mandi :

a. Bola kapas atau lidi kapas

b. Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan pembersih yang
diresepkan
c. Kantong tahan air

4. Atur peralatan di samping tempat tidur

5. Cuci tangan

6. Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.Tinggikan

tempat tidur sampai posisi kerja yang nyaman.

7. Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis miring, letakkan handuk
sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien agar tertutup dengan selimut mandi
semaksimal mungkin.

8. Kenakan sarung tangan sekali pakai

9. Jika ada feses, ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan sekali buang.
Bersihkan bokong dan anus depan ke belakang. Bersihkan dan bilas dengan teliti. Keringkan
secara lengkap. Pindahkan dan buang popok dan ganti dengan yang baru.

10. Berikan perawatan genitilia

a. Perawatan pada wanita

1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor

2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien supine
(tambahan : letakkan pispot di bawah pasien)

3. Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben

4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju

pasien sampai daerah genitalia

5. Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi


dengan satu ujung di antara dua kaki , satu ujung arah masing masing sisi

tempat tidur , dan satu ujung di atas dada.


6. Naikkan penghalang tempat tidur. Isi baskom dengan air hangat

7. Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua

kaki terbuka.

8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah

abdomen

9. Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .

10. Bersihaka labia mayora

11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra dan
orifisium vagina.

12. Jika pasien di atas pispot, siram air hangat di atas daerah perineum.

13. Keringkan daerah perineum secara merata

14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas
perineum.Minta pasien untuk menurunkan kaki dan memperoleh posisi nyaman.

b. Perawatan pada pria

1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor

2. Turunkan penghalang , turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum

pasien. Secara lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya.

3. Secara lenbut raih tungkai penis. Jika pasien ereksi tangguhkan prosedur

4. Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra

5. Kembalikan kulit luar ke posisi semula

6. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah. Beri perhatian khusus
pada permukaan bawah penis.

7. Bilas dan keringkan secara merata, instruksikan pasien untuk membuka kaki sedikit.
8. Secara lembut bersihkan skrotum.

9. Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien kembali ke posisis
yang nyaman

10. Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirne gunakan lapisan tipis

pelindung kulit yang berisi petrolatum atau oksida pada anus dsan pada kulit

11. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat sampah

12. Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan selimut

13. Angkat selimut mandi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor.

14. Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur pada ketinggian yang
sesuai

15. Cuci tangan

16. Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap kemerahan,
bengkak, kotoran, atau iritasi setelah pembersihan

17. Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya.

18. Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal

c. Massage

1) Pengertian tindakan

Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superficial atau pada otot/tulang. Tindakan
masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.

2) Tujuan dari tindakan

Pemijatan pada daerah punggung yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan relaksasi otot,
mengurangi ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi darah pada kulit. Backrub baik diberikan
kepada klien yang bedrest, agar dapat meningkatkan suplai darah ke daerah punggung.
3) Indikasi

a) Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar
manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih. Massage
membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa
pegal, kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage demikian diasanya dilakukan kepada
seluruh tubuh dalam

waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.

b) Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri
atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan. Dalam hal ini kelelahan
mungkin bersifat mental maupun fisik. Biasanya massage di akhir tugas tersebut
mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.

c) Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera, membantu
mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk misalnya setelah
sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan
fungsi-fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami kekakuan.

4) Kontraindikasi

a) Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam, liver,
dan lain-lain.

b) Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.

c) Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.

d) Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah


seperti arterisclerosis, trombosis dan lain-lain.

e) Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan neurathenia.

f) Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan, meskipun


sebab yang kurang jelas.

g) Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan

meluasnya infeksi seperti bisul, borok, dsb


h) Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya
pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat
pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau baru sembuh.

i) Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak

sambungan.

j) Menderita penyakit tumor atau kanker.

k) Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu dalam kandung
empedu.

l) Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru- paru.

5) Komplikasi

Jika klien tidak mengetahui kulitnya sensitif terhadap lotion atau babyoil yang
digunakan dapat berisiko menimbulkan alergi.

6) Alat dan bahan yang digunakan

a) Minyak untuk masase atau body lotion

b) Handuk

7) Prosedur tindakan

a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

b) Cuci tangan

c) Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit

d) Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan halus
e) Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek, cepat dan
bergantian tangan)dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan memberikan
tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang.

f) Teknik remasan (mengusap otot bahu). Dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah
di sekitar bahu

g) Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan gerakan
memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung dan pinggang
secara menyeluruh

h) Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di daerah
punggung dan pinggang

i) Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal

j) Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada akhir
masase daerah pinggang

k) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

l) Catat tindakan dan respons pasien terhadap tindakan

8) Dokumentasi

Hal yang di dokumentasikan setelah tindakan backrub/ back massage:

a) Kaji kenyamanan klien dan catat jika terdapat adanya tegangan atau nyeri saat
backrub dilakukan

b) Kaji kembali dan catat tekanan darah dan nadi klien

c) Catat reaksi dan kondisi kulit klien

d. Perawatan kuku kaki dan tangan


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau
infeksi akibat garukan dari kuku.

Alat dan bahan

1. Alat pemotong kuku

2. Handuk

3. Baskom berisi air hangat

4. Bengkok/nierbekken

5. Sabun

6. Kapas

7. Sikat kuku

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada pasien


2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan di potong
5. Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri
sabun bila kotor.
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan pemotongan kuku.
8. Cuci tangan

e. Oral hygiene

1. Perawatan mulut

Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya
mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini
dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut
harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut
merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk.

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir,
menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase
gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak
nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang
buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan Hygiene mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.

Tujuan perawatan hygiene

Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta
untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus,
hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa
nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene
mulut dengan benar.

2. Perawatan Gigi

Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada
permukaan gigi dan gusi.

Alat dan bahan

1. Handuk dan kain pengalas

2. Gelas kumur berisi:

a. Air masak/NaCl

b. Obat kumur

c. Borax gliserin

3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa

4. Kapas lidi
5. Bengkok

6. Kain kasa

7. Pinset atau arteri klem

8. Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja

Untuk pasien tidak sadar

1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri

4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien

5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak

6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan
gigi/mulut

7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/

8. Keringkan dengan kasa steril yang kering

9. Setelah bersih, oleskan dengan Borax gliserin

10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri

1. Jelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi dengan duduk


4. Pasang handuk dibawah dagu

5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak

6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan

lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl.

7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin

8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun

9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

3. Pembersihan gigi palsu Alat dan bahan

1. Sikat gigi bebulu lembut

2. Sikat gigi untuk gigi palsu

3. Nirbekken

4. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi

5. Gelas air

6. Kasa tunggal 4x4

7. Waslap

8. Cangkir plastik gigi palsu

9. Sarung tanga sekali pakai

Prosedur perawatan gigi palsu

1. Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi palsu

2. Cuci tangan

3. Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan waslap
pada westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2.5 cm

4. Kenakan sarung tangan sekali pakai

5. Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.

6. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu.Pegang gigi palsu
di dekat air.Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan
untuk membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah luar.Pegang sikat
secara vertikal dan gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi.
Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.

7. Bilas gigi palsu dengan air biasa

8. Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa di dalam cangkir
plastik

9. Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.Berikan pasta gigi pasa
sikat gigi lembut,dan sikat gusi ,langit langit dan lidah dengan lembut

10. Minta pasien untuk berkumur

11. Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.

12. Buang srung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan baha bahan .Cuci
tngan

13. Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman

14. Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.

f. Perawatan kulit kepala dan rambut

Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir rambut.Tujuannya adalah membersihkan
kuman kuman yang ada pada kulit kepala, menambaha rasa nyaman, membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit.

Alat dan Bahan

1. Handuk secukupnya

2. Perlak atau pengalas

3. Baskom berisi air hangat

4. Sampo atau sabun dalam tempatnya

5. Kasa dan kapas

6. Sisir

7. Bengkok/nierbekken

8. Gayung

9. Ember kosong

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:

a. Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.

b. Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang berdebu
orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.

c. Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya.

Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan

3. Tutup jendela atau pasang sampiran

4. Kondisikan pasien dalam posisi tidur

5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien


6. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian baskom
dengan pinggir di gulung

7. Tutup telinga dengan kapas

8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher

9. Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air


hangat ,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di pijat

10. Setelah selesai keringkan

11. Cuci tangan

g. Memelihara kebersihan dan kesehatan mata Alat dan Bahan

a. Air hangat

b. Kapas

c. Kain

d. Sapu tangan yang bersih

Prosedur kerja

1. Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.

2. Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah
dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah
tengah ( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang –

ulang sampai mata terasa bersih

3. Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan

yang kotor atau sapu tangan orang lain.

4. Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas Kesehatan


terdekat.

5. Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan
obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.

h. Perawatan telinga Alat dan Bahan

1. Cutton Bath

2. Washlap

3. Water pik

4. Hidrogen proksida

Prosedur kerja

1. Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di
tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal
telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.

2. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan masuk
kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.

3. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti
peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat
menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator
kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.

4. Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur pertama
yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes
hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995).

5. Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal telinga luar yang
akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat
menyebabkan normal atau muntah.

6. Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke
sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang terkena untuk
menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi
ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal
telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan
diarahkan pada atas kanal yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah
kanal bersih, perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari
serumen yang masih tertinggal

i. Perawatan hidung Alat dan Bahan

1. Cutton bath

2. Wash lap

3. Kapas

Prosedur kerja

1. Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke


dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat
mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan
yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang
sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa,
atau kekeringan.

2. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air
atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi
nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan
kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Personal Hygiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian
tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.

Anda mungkin juga menyukai