Anda di halaman 1dari 19

INTISARI BAB VI.

HAM

A. Sejarah HAM
Hak-hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabutnya.
B. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik
Indonesia.
Seperti pada beberapa pasal dan ayat berikut ini :

 Pasal 27 ayat 1 "Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya"
 Pasal 28 "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang"
 Pasal 29 ayat 2 "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu"
 Pasal 30 ayat 1 "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara"
 Pasal 31 ayat 1 "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"

C. Hak Asasi Manusia di Indonesia


Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya Hak Asasi
Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:

1. Undang – Undang Dasar 1945


2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan
menjadi sebagai berikut :
a. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi ini
sebagai berikut:

1. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.


2. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
3. Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
4. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing.

b. Hak Asasi Politik/Political Rights


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini sebagai
berikut:

1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.


2. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
3. Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

c. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights


Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan dengan
kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai berikut:

1. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.


2. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
3. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

d. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths


Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi ini
sebagai berikut:

1. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.


2. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
3. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
4. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
5. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

e. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights


Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi peradilan ini
sebagai berikut:

1. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.


2. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di
muka hukum.

f. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights


Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial budaya ini
sebagai berikut:

1. Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


2. Hak mendapatkan pengajaran.
3. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

D. UU yang Mengatur HAM di Indonesia :

1. Hak untuk hidup (pasal 4)


2. Hak untuk berkeluarga (pasal 10)
3. Hak untuk mengembangkan diri (pasal 11,12,13,14,15,16)
4. Hak untuk memperoleh keadilan (pasal 17,18,19)
5. Hak untuk kebebasan pribadi (pasal 20-27)
6. Hak atas rasa aman (pasal 28-35)
7. Hak atas kesejahteraan (pasal 36-42)
8. Hak Turut serta dalam pemerintahan (pasal 43-44)
9. Hak wanita (pasal 45-51)
10. Hak anak (pasal 52-66)

E. Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia

1. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)


2. Kasus Marsinah (1993)
3. Aksi Bom Bali 2002
4. Peristiwa Tanjung Priok (1984)
5. Pembantaian Rawagede
6. Tragedi Semanggi I dan II

F. Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia

Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM melalui Pemerintah

1. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi


2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran
HAM
3. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara
4. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat

Upaya pencegahan pelanggaran HAM melalui Masyarakat

1. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan
HAM yang dilakukan pemerintah
2. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar kelompok dan golongan dalam masyarakat
3. Mempelajari, memahami dan menerapkan pentingnya Hak Asasi Manusia dalam kehidupan
sehari-hari
4. Menerapkan pentingnya HAM dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari perbuatan yang
baik
INTISARI BAB VII. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa olehnya..

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi
diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau
pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan
aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya,
walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan
materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang
buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai
rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa
negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara
dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu
dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat
kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :


1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada
umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam
pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

Hak Warga Negara Indonesia :


– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).

– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat
1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :


– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-
syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.

4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan ayat
(2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
INTISARI BAB VIII. BELA NEGARA

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai kecintaannya terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945
dalam menjalin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara yang seutuhnya.

Kesadaran bela negara hakikatnya kesediaan berbakti terhadap negara dan kesediaan berkorban membela
negara. Spektrum bela negara sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara hingga bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya yaitu bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air Indonesia


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin dengan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban demi bangsa & negara
5. Mempunyai kemampuan awal bela negara

Contoh Bela Negara

1. Melestarikan budaya dan adat istiadat


2. Belajar dengan rajin bagi para siswa
3. Taat hukum dan aturan-aturan negara
4. Mencintai produk dalam negeri

Pemerintah Indonesia kini sedang menjalankan program pelatihan Bela Negara yang terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat. Tanggal 22 Oktober 2015, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah
meresmikan pembukaan program untuk bela negara. Program itu dimaksudkan untuk memperteguh
keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, namun program ini bukanlah sebuah bentuk wajib militer.
Nilai nilai bela negara

Cinta tanah air

Mengenal serta mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia pada segala
bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang bisa membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Indikator cinta tanah air meliputi:

1. menjaga tanah air dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
2. bangga menjadi bangsa Indonesia
3. menjaga nama baik bangsa serta negara Indonesia
4. memberi kontribusi dan kemajuan terhadap bangsa dan negara Indonesia
5. mencintai produk dalam negeriserta budaya, dan kesenian Indonesia.

Kesadaran berbangsa dan bernegara

Sadar sebagai warga bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan kehidupan pribadi
agar bisa bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan
bernegara meliputi:

1. Mempunyai kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
2. Melakukan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
3. mengenal keragaman individu di rumah serta di lingkungannya.
4. berfikir, bersikap serta berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
5. berpartisipasi dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Yakin akan Pancasila

Pancasila adalah pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional walaupun berbeda suku, ras dan agama. Rasa
yakin terhadap Pancasila sebagai ideologi negara yang sah dicapai dengan menumbuhkan kesadaran:
1. yang didasari Pancasila,
2. pada kebenaran (NKRI) negara kesatuan republik Indonesia
3. bahwa dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, negara bangsa Indonesia
tetap jaya
4. setiap perbedaan pendapat pada kehidupan berbangsa dan bernegara bisa diselesaikan dengan
cara musyawarah dan mufakat,
5. bahwa Pancasila bisa membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi ancaman baik
dari dalam dan luar negeri.

Nilai yakin terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

1. memahami nilai-nilai Pancasila.


2. mengamalkan Pancasila pada kehidupan sehari-hari.
3. menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa
4. senantiasa mengembangkan nilai Pancasila
5. setia pada Pancasila serta meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rela berkorban

Rela berkorban demi bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran serta harta benda
untuk kepentingan umum hingga pada saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan
bangsa dan negara. Rrela berkorban bagi bangsa dan negara yaitu meliputi:

1. bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan fikiran demi kemajuan bangsa dan negara.
2. siap membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman.
3. Mempunyai kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
4. Mempunyai jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
5. mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di daripada kepentingan pribadi atau golongan.

Kemampuan awal bela negara

 secara psikis mempunyai sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan undang-undang yang
berlaku, percaya terhadap kemampuan diri sendiri, tahan uji, pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan guna mencapai tujuan nasional.
 secara fisik mempunyai kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang bisa mendukung
kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

Indikator nilai mempunyai kemampuan awal bela negara meliputi:

1. mempunyai kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan


bertahan hidup serta mengatasi kesulitan.
2. senantiasa memelihara kesehatan jiwa beserta raganya.
3. ulet dan pantang menyerah menghadapi tantangan.
4. terus membina kemampuan jasmani serta rohani.
5. mempunyai keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.
INTISARI BAB IX. GEOPOLITIK INDONESIA
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo” artinya
Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam
hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan
interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Sedangkan pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar Wawasan Nusantara
sebagai geopolitik Indonesia adalah: cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional
untuk mencapai tujuan nasional.
Landasan Wawasan Nusantara
Ideologi => Pancasila
Konstitusional => UUD 1945

Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut
sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air
dan ini disebut negara kepulauan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat
masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana
hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor:
dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan
merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu
wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik
mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik
antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara
lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih
tegas lagi, untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara yang bersangkutan, seperti pengambilan
keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll. Maka dari itu, muncullah organisasi-
organisasi internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam suatu kawasan,
seperti ASEAN , Masyarakat Ekonomi Eropa , The Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas internasional
ini berperan dalam hal kerjasama kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha penciptaan perdamaian
dunia, dll.

Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun peranan-peranan tersebut adalah:
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori negara sebagai
organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.
INTISARI BAB X. GEOSTRATEGI

Geostrategi adalah masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini, maupun
mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah menjadi negara
membutuhkan strategi dalam memanfaaatkan wilayah negarasebagai ruang hidup nasional untuk
menentukan kebijakan, sarana dan sasaranperwujudan kepentingan dan tujuan nasional melalui
pembangunan sehingga bangsa itu teteap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis,soaial budaya.

Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ‘ketahanan nasional’, sehingga bisa dikatakan
geostartegi adalah ketahanan nasional itu sendiri.Ketahanan nasional itu sendiri adalah suatu kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan yang datang dari
luar maupun yang datang dari dalam, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

Geostrategi Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia
untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
Geostrategi Indonesia memberi arahan-arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu Geostrategi Indonesia
bukan merupakan Geopolotik untuk kepentingan polotik dan peran tapi untuk kepentingan kesejahteraan
dan keamanan.

Tujuan Geostrategi Indonesia

Tujuan Geostrategi adalah untuk menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti:

1. Tegak hukum dan ketertiban.


2. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran.
3. Terselenggarakannya pertahanan dan keamanan.
4. Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial.
5. Adanya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.

Fungsi Geostrategi Indonesia

Geostrategi Indonesia mempunyai fungsi sebagai daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan, geostrategi di Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek:

 Ketahanan pada aspek ideologi


 Ketahanan pada aspek politik
 Ketahanan pada aspek ekonomi
 Ketahanan aspek sosial budaya
 Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan

Sifat Geostrategi Indonesia

Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan


kesejahteraan dan keamanan sistem kehidupan Nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sebagai
berikut:

1. Manunggal

Dalam membangunan Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat komperehensif integral.

2. Mawas ke dalam

Ditujukan kedalam diri bangsa dan negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikat dan sifat
Nasionalnya.

3. Kewibawaan

Bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus diperhitungkan pihak lain.

4. Berubah menurut waktu

Bersifak dinamis dan dapat berubah sesuai situasi dan kondisi bangsa.
5. Tidak memebenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan

Dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang menggunakan adu kekuasaan dan
kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara maju lainnya.

6. Percaya pada diri sendiri

Dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang
merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin, bahwa ia dapat mengurus rumah tangganya sendiri dan
tidak bergantung pada bantuan luar.

7. Tidak tergantung pada pihak lain

Dikembangkan atas kemampuan diri sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan Nasional.
Pengembangan kemampuan Nasional diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.

Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

Pada awalnya perkembangan Geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan
Darat (SSKAD) Bandung pada tahun 1962, isi konsepnya yaitu pentingnya pengkajian terhadap
perkembangan lingkunganstrategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya
pengaruhkomunis.

Sehingga pada saat itu, Geostrategi Indonesia dimaknai sebagai strategi untuk mempertahankan,
mengembangkan dan membangun kemampuanterritorial dan kemampuan gerilyawan untuk menghadapi
ancaman komunis di Indocina.

Pada tahun 1965an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan kosep Geostrategi Indonesia
yaitu untuk mengembangkan keuletan dan dayatahan, kekuatan nasional untuk menghadapi dan
menangkal ancaman, tantangan,hambatan serta gangguan yang bersifat internal maupun eksternal.

Sejak tahun 1972, Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang Geostrategi
Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia sehingga Geostrategi Indonesia dibatasi sebagai
metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan kemanan dan
kesejahteraan guna menjaga identitas kelangsungan serta integrasi nasional agar tujuan nasional dapat
tercapai. Terhitung mulai tahun 1974, Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode dan doktrin dalam pembangunan nasional. Yang selanjutnya
akan dibahas pada bahasan berikutnya.

Komponen-Komponen Strategi Astragatra

Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia


dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan dan menggunakan secara memadai
segala komponen strategi tersebut, dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.

 Trigatra

Komponen strategi trigatra ialah gatra geografi, sumber kekayaan alam dan penduduk. Trigatra
merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah.

 Pancagatra

Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Pancagatra merupakan kelompok gatra intangible atau bersifat kehidupan sosial.

Implementasi Geostrategi Indonesia

Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000
pulau, maka tidak dapat disanggah lagi bahwa kebutuhan akan komunikasi dan informasi sangatlah
penting. TIK berperan dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan komunikasi dan
bertukar informasi yang dapat mencakup seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memadai, bukan hanya bidang
pertahanan dan keamanan saja yang akan memdapat keuntungan akan tetapi di semua bidang ketahanan
nasional meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang ada sekarang ini, mulai dari telepon, televisi, hingga internet akan
membuat peredaran informasi berjalan lebih cepat sehingga dapat menunjang ketahanan nasional. Akan
tetapi teknologi informasi dan komunikasi ini bagaikan pedang bermata dua.
Selain sebagai salah satu komponen yang penting, TIK juga merupakan salah satu titik rawan
untuk dijadikan sasaran dari pihak luar sehingga dapat mengancam ketahanan nasional. Lewat teknologi
informasi dan komunikasi ini pihak-pihak tertentu dapat menyebarluaskan serangannya ke seluruh
penjuru Indonesia tanpa bersusah payah. Serangan ini tentunya bukan berupa serangan fisik, melainkan
berupa serangan informasi misalnya dengan menyebarkan informasi palsu atau isu-isu tertentu yang dapat
membuat panik warga, seperti yang terjadi pada bencana merapi yang lalu.

Contoh yang lain juga bisa berupa penyebaran ideologi-ideologi atau paham-paham yang
bertentangan dengan pancasila dan norma-norma yang diselipkan lewat siaran-siaran di televisi. Paham-
paham yang diselipkan ini seperti hedonisme, fanatisme, dan lainnya dapat secara perlahan dan tidak
sadar akan ditiru oleh para penontonnya sehingga dapat merusak moral dan nilai-nilai yang menjadi
identitas bangsa. Hal ini akan memberikan dampak yang besar terutama pada generasi muda yang mana
masih labil dan mudah terpengaruh, padahal di lain sisi, generasi muda inilah yang akan menjadi penerus
bangsa dan hendaknya dapat menjaga dan memelihara nilai-nilai yang menjadi identitas bangsa
Indonesia.

Selain hal-hal di atas teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet, juga rawan terhadap
serangan dari para hacker. Seperti yang pada kasus Wikileaks misalnya, para hacker berhasil menjebol
jaringan internet pemerintah Amerika Serikat. Meskipun tingkat keamanan jaringan sudah sangat tinggi,
para hacker masih bisa mencuri beberapa dokumen rahasia kemudian disebarluaskan melalui wikileaks.
Hal ini tentunya akan menjadi ancaman yang serius bagi negara. Meski tak seheboh wikileaks, hal ini
sebenarnya juga terjadi di Indonesia dengan adanya Indoleaks.

Oleh karena itu dampak-dampaka negatif yang yang dapat ditimbulkan dari Teknologi Informasi
dan Komunikasi, perlu diadakan upaya-upaya pencegahan. Misalnya dengan dilakukannya penyensoran
terhadap acara-acara yang akan ditayangkan ditelevisi dengan lebih teliti. Selain itu juga dengan
meningkatkan keamanan jaringan untuk mencegah adanya serangan dari pihak-pihak luar. Dengan adanya
teknologi informasi dan komunikasi yang memadai dengan klasifikasi yang telah disebutkan di atas tadi,
maka harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat menjadi komponen yang sangat penting
dan tidak menimbulkan dampak negatif sehingga dapat menunjang ketahanan Nasional untuk mencapai
cita-cita dan tujuan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai