Anda di halaman 1dari 20

Pengertian HAM: Macam-Macam, dan

Pelanggaran HAM di Indonesia

Ilustrasi HAM

Pengertian HAM Adalah


Daftar isi
Apa arti HAM (Hak Asasi Manusia)? Pengertian HAM adalah hak-hak dasar
manusia yang dimiliki sejak berada dalam kandungan dan setelah lahir ke dunia
(kodrat) yang berlaku secara universal dan diakui oleh semua orang.

HAM adalah singkatan dari Hak Asasi Manusia, dimana masing-masing kata
tersebut memiliki makna. Kata “Hak” dalam hal ini berarti sebagai kepunyaan atau
kekuasaan atas sesuatu, sedangkan “Asasi” adalah sesuatu hal yang utama dan
mendasar. Jadi, pengertian HAM secara singkat adalah suatu hal yang mendasar dan
utama yang dimiliki oleh manusia.
Pada praktiknya, ada banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
berbagai penjuru dunia. Pelanggaran HAM tersebut dilakukan semata-mata untuk
kekuasaan dan kepemilikan sumber daya yang ada di suatu tempat.

Baca juga: Pengertian Hukum

Pengertian HAM Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa itu HAM, maka kita dapat merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) menurut
para ahli:

1. John Locke
Menurut John Locke, pengertian HAM adalah hak-hak yang langsung diberikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan
apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya mendasar (fundamental)
bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.

2. Jan Materson
Menurut Jan Materson (komisi HAM PBB), pengertian HAM adalah hak-hak yang
ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.

3. Miriam Budiarjo
Menurut Miriam Budiarjo, pengertian HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang
sejak lahir ke dunia, hak itu sifatnya universal sebab dimiliki tanpa adanya perbedaan
kelamin, ras, budaya, suku, dan agama.

4. Prof. Koentjoro Poerbopranoto


Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, pengertian HAM adalah suatu hak yang
sifatnya asasi atau mendasar. Hak-hak yang dimiliki setiap manusia berdasarkan
kodratnya yang pada dasarnya tidak akan bisa dipisahkan sehingga bersifat suci.

5. Oemar Seno Adji


Menurut Oemar Seno Adji, pengertian HAM adalah hak yang melekat pada setiap
martabat manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya
tidak boleh dilanggar oleh siapapun.

6. Jack Donnely
Menurut Jack Donnely, definisi HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-
mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata
berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

7. UU No 39 Tahun 1999
Menurut UU No 39 Tahun 1999 pasal 1, pengertian HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di dilindungi dan hargai oleh
setiap manusia.

8. David Beetham dan Kevin Boyle


Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, pengertian HAM dan kebebasan-
kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-
kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.

Baca juga: Pengertian Wawasan Nusantara

Ciri-Ciri HAM / Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia memiliki ciri khusu yang tidak terdapat pada jenis hak lainnya.
Berikut ini adalah ciri khusus Hak Asasi Manusia:

1. HAM tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua


orang, baik itu hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak
budaya.
2. HAM tidak dapat dicabut, dihilangkan, atau diserahkan
3. HAM bersifat hakiki, yaitu hak yang sudah ada sejak manusia lahir ke
dunia
4. HAM sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa
memandang status, suku, gender, dan berpedaan lainnya.
Baca juga: Diskriminasi Adalah

Macam-Macam HAM
Setelah memahami apa pengertian HAM dan ciri-cirinya, selanjutnya kita juga perlu
mengetahu apa jenis-jenis HAM. Berikut ini adalah macam-macam HAM:

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Ini merupakan hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap
individu. Beberapa contoh hak asasi pribadi diantaranya:

 Kebebasan untuk bepergian, bergerak, berpindah ke berbagai tempat.


 Kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
 Kebebasan dalam berkumpul dan berorganisasi.
 Kebebasan dalam memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan sesuai keyakinan masing-masing individu.

2. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Ini merupakan hak asasi yang terkait dengan kehidupan politik seseorang. Beberapa
contoh hak asasi politik diantaranya:

 Hak untuk untuk dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan.


 Hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan.
 Hak dalam mendirikan partai politik dan organisasi politik.
 Hak dalam membuat usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)


Ini adalah hak mendapatkan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Beberapa contoh hak asasi hukum diantaranya:

 Hak untuk mendapat perlakukan yang sama dalam hukum dan


pemerintahan.
 Hak seseorang untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.
 Hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanaan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)


Ini merupakan hak masing-masing individu terkait dengan kegiatan perekonomian.
Beberapa contoh hak-hak asasi ekonomi diantaranya:

 Kebebasan dalam kegiatan jual-beli.


 Kebesasan dalam melakukan perjanjian kontrak.
 Kebebasan dalam penyelenggaraan sewa-menyewa dan hutang-piutang.
 Kebebasan dalam memiliki sesuatu.
 Kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang pantas.

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Ini merupakan hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara pengadilan.
Beberapa contoh hak-hak asasi peradilan diantaranya:

 Hak untuk mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.


 Hak untuk mendapatkan persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)


Ini merupakan hak individu terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa
contoh hak asasi sosial budaya diantaranya:

 Hak untuk menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


 Hak untuk mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
Baca juga: Pengertian Globalisasi

Undang-Undang Tentang HAM


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang Hak Asasi
Manusia yang diatur dalam pasal 28A hingga 28J. Adapun penjelasan singkat
mengenai Undang-Undang HAM adalah sebagai berikut:

1. Pasal 28A Mengatur Tentang Hak Hidup

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

2. Pasal 28B Mengatur Tentang Hak Berkeluarga

 (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan


lewat perkawinan yang sah.
 (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas pemberian berasal dari kekerasan dan diskriminasi.

3. Pasal 28C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan


 (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri lewat pemenuhan keperluan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan fungsi berasal
dari ilmu-ilmu dan teknologi, seni dan budaya, demi menambah mutu
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
 (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya didalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa dan negaranya.

4. Pasal 28D Mengatur Tentang Kepastian Hukum

 (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan


kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang serupa dihadapan hukum.
 (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak didalam jalinan kerja.
 (3) Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan yang serupa
didalam pemerintahan.
 (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

5. Pasal 28E Mengatur Tentang Kebebasan Beragama

 (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih daerah tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
 (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
memperlihatkan asumsi dan sikap, sesuai bersama dengan hati nuraninya.
 (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.

6. Pasal 28F Mengatur Tentang Komunikasi dan Informasi

 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
memberikan informasi bersama dengan memanfaatkan segala style
saluran yang tersedia.
7. Pasal 28G Mengatur Hak Perlindungan Diri

 (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,


kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa safe dan pemberian berasal dari ancaman keresahan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
 (2) Setiap orang berhak untuk bebas berasal dari penyiksaan dan
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
mendapatkan suaka politik berasal dari negara lain.

8. Pasal 28h Mengatur Tentang Kesejahteraan dan Jaminan Sosial

 (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan.
 (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan tertentu untuk
mendapatkan kesempatan dan fungsi yang serupa fungsi capai persamaan
dan keadilan.
 (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang terlalu mungkin
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
 (4) Setiap orang berhak membawa hak milik privat dan hak milik
selanjutnya tidak boleh diambil alih alih secara sewenang-wenang oleh
siapa pun.

9. Pasal 28I Mengatur Hak-Hak Basic Asasi Manusia

 (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan asumsi
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai privat dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
basic hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
sanggup dikurangi didalam keadaan apa pun.
 (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas basic apa pun dan berhak mendapatkan pemberian pada perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
 (3) Identitas budaya dan hak penduduk tradisional dihormati selaras
bersama dengan perkembangan zaman dan peradaban.
 (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, khususnya pemerintah.
 (5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai bersama
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak
asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan didalam ketentuan
perundangan-undangan.

10. Pasal 28J Mengatur Tentang Penghormatan HAM

 (1) Setiap orang wajib menghargai hak asasi manusia orang lain di dalam
tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, tiap-tiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan bersama dengan undang-
undang bersama dengan maksud sebatas untuk menjamin pernyataan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk mencukupi
tuntutan yang adil sesuai bersama dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum didalam suatu penduduk
demokratis.

Pelanggaran HAM di Indonesia


Walaupun pengertian HAM sudah dijelaskan dalam UUD 1945, namun pada
pelaksanaannya masih terjadi pelanggaran. Dalam perjalanan sejarah Indonesia
terdapat banyak pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai pelosok nusantara.

Berikut ini adalah beberapa contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia:

1. Peristiwa pembantaian di Rawagede 1945


2. Peristiwa tragedi pembantaian massal PKI – 1965-1966
3. Peristiwa Tanjung Priok 1984
4. Peristiwa penembak misterius (Petrus) tahun 1982-1985
5. Peristiwa Santa Cruz – 1991
6. Pembunuhan aktivis buruh wanita, Marsinah tahun 1993
7. Penganiayaan wartawan bernama Udin – 1996
8. Peristiwa Semanggi dan kerusuhan Mei tahun 1998
9. Tragedi Trisakti – 1998
10. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi – 1998
11. Peristiwa Wamena berdarah pada April 2003
12. Kasus Bulukumba tahun 2003
13. Peristiwa Abepura Papua – 2003
14. Pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib – 2004
15. Dan masih banyak lagi
Baca juga: Pengertian Kemiskinan

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian HAM (Hak Asasi Manusia),


macam-macam, Undang-Undang, dan contoh pelanggaran HAM yang pernah terjadi
di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Contoh kasus HAM,hak yang dilanggar ,


penyebab,penyelesaian.
September 10, 2017

o1:
Kasus : pembunuhan munir
hak yang dilanggar : hak hidup
penyebab : kematian munir karena diracun
penyelesaian : tersangka dipenjara 20 tahun

No 2 :
kasus : tragedi trisakti
Hak yang di langgar : hak kebebasan menyampaikan pendapat
Penyebab : karena ekonomi mulai goyah mahasiswa mahasiswi melakukan
demonstrasi ke gedung MPR /DPR dan di hambat oleh blockade Porri
Penyelesaian : masyarakat dan pihak keluarga sampai saat ini berjuang untuk
penuntasan kasus ini

No 3 :
kasus : tanjung priok 1984
Hak yang dilanggar : -hak asasi kelangsungan hidup, hak dalam
memperjuangkan haknya, hak untuk bebas dari penyiksaan yang merendahkan
derajat martabat manusia.
penyebab : menolak pengurusan makam
penyelesaian : jika melakukan demonstrasi, seharusnya kedua belah pihak
agar menahan emosi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
No 4 :
kasus : marsinah
hak yang dilanggar : hak hidup
penyebab : penyiksaan dan pembunuhan yang sewenang-wenang diluar
putusan pengadilan
penyelesaian : penegak hokum berusaha menciptakan keadilan dan
kenyamanan masyarakat Indonesia

No 5 :
kasus : tragedy semanggi 1 dan 2
hak yang dilanggar : Hak keamanan dan Hak anti kekerasan
penyebab : 5 orang tewas dalam tragedi semanggi I dan 2
penyelesaian : jaksa agung gamang dalam penyelesaian masalah dan terus
berupaya sampai sekarang masih di permasalahkan

No 6 :
Kasus : babeh baekuni
hak yang dilanggar : hak asasi perlindungan anak
penyebab : terjadinya pembunuhan terhadap 7 orang bocah jalanan dengan 3
orang dimutilasi dan pembunuhan 4 orang
penyelesaian : pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak
jalanan dan memiliki tanggung jawab agar anak-anak jalanan tidak
dieksploitasikan sehingga tidak terjadi pembunuhan dan mutilasi.

No 7 :
Kasus : bom bali
hak yang dilanggar : hak untuk hidup
penyebab : terjadinya terorisme di bali
penyelesaian : menghukum pelaku bom seberat-beratnya sesuai dengan
ketentuan hokum sehingga para terorisme memiliki efek jerah

No 8 :
Kasus : perambah hutan deregister 45 kabupaten Mesuji lampung
hak yang dilanggar : melanggar undang-undang perkebunan nomor 18 tahun
2004
penyebab : terjadi konflik akibat pihak perkebunan sawit merampas dan
menguasai tanah warga dalam waktu yang lama 10-17 tahun.
penyelesaian : perkara sengketa lahan harus diselesaikan di pengadilan

No 9 :
Kasus : penembakan buruh pt Freeport
hak yang dilanggar : hak untuk hidup
penyebab : terjadinya penembakan di terminal bus gorong-gorong terhadap
buruh pt Freeport
penyelesaian : menghentikan pertikaian oleh pihak ketiga, tetapi tidak diberikan
keputusan yang mengikat

Berikut beberapa upaya dalam pencegahan dalam HAM yang wajib kalian ketahui sebagai
berikut:

1. Pendidikan Karakter
Tidak dapat kita sangkal bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi tiap diri
manusia. Pentingnya pendidikan bagi manusia adalah karena ia juga termasuk dalam hak
asasi manusia dan keberadaannya serta pelaksanaannya dijamin oleh undang-undang.
Bukan hanya aspek saintis yang perlu diajarkan pada peserta didik. Namun yang lebih
penting adalah mendidik karakter dari tiap generasi penerus bangsa. Pentingnya pendidikan
karakter bagi kita adalah agar menjadi pribadi yang lebih baik sesuai norma dan aturan yang
berlaku di masyarakat. Dengan begini, tentunya hak asasi manusia akan lebih mudah
ditegakkan dan pelanggaran HAM dapat dicegah dengan lebih cepat. Pendidikan karakter
paling cepat dan mudah adalah ketika usia dini, namun pendidikan karakter di sekolah juga
tetap penting. Bukankah saat ini waktu siswa lebih banyak dihabiskan di sekolah?

2. Mempelajari Segala Sesuatu tentang HAM


Sekalipun hak asasi manusia adalah hal yang sangat dekat dengan kita, namun masih
banyak orang-orang yang hak asasinya belum ia peroleh, masih banyak yang diam saja
ketika hak asasinya dilanggar, dihalangi, atau dikurangi. Apa sebabnya? Masih banyak
orang-orang yang belum paham tentang HAM, bahwa HAM itu sudah seharusnya
ditegakkan, diperjuangkan, dan dilindungi. Terdapat Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM, Undang-Undang No. 26 tahun
2000 tentang Pengadilan HAM, bahkan Deklarasi Universal HAM yang dikeluarkan oleh
PBB. Semua produk hukum tersebut ada untuk menjamin penegakkan HAM dan mengadili
mereka yang melanggar HAM. Maka, dengan mempelajari HAM, kita akan lebih tahu dan
peka terhadap terlaksananya penegakkan HAM di keluarga dan masyarakat.

3. Menegakkan HAM dengan Berbuat Baik


Setelah mendapat pendidikan karakter, hasil dari pendidikan itu sendiri harus diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari agar suasana kondusif bagi penegakkan hak asasi manusia
dapat tercapai. Perbuatan baik itu misalnya sering berdiskusi, bersikap jujur, ramah kepada
orang lain, toleransi terhadap perbedaan yang ada di keluarga ataupun masyarakat, menaati
hukum dan aturan yang berlaku, melerai apabila ada yang bertengkar, melaporkan pada
pihak yang berwenang apabila terdapat kejadian pelanggaran HAM, melaksanakan hak
asasi dengan tidak melupakan tanggung jawab, dan sebagainya. Demokrasi Pancasila yang
dianut oleh Indonesia sebagai bentuk pemerintahannya sangat menjunjung penegakkan
HAM, maka sebaiknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tegakkanlah HAM! (Baca
juga: Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila – Asas-Asas Demokrasi Pancasila)

Artikel Lainnya:

 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia


 Kewajiban Warga Negara
 Hak dan Kewajiban Negara dalam Pelestarian Lingkungan
 Landasan Hukum Persamaan Warga Negara

4. Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan


Persatuan dan Kesatuan bangsa berasal dari tingkatan terkecil bangsa, yaitu keluarga dan
masyarakat. Dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan, keluarga ataupun masyarakat
akan lebih saling sayang menyayangi antar satu sama lain. Oleh karena itu, penegakkan
ham dapat dengan lancar terlaksana dan pelanggaran HAM dapat dengan cepat dan tepat
dicegah adanya. (Baca juga: Upaya Menjaga Keutuhan NKRI)

5. Melakukan Pengawasan Upaya Penegakkan HAM


Memang benar bahwa aturan hukum telah menjamin tegaknya HAM di Indonesia, dan
pemerintah telah melakukan berbagai upaya hal tersebut, namun kita sebagai anggota
masyarakat tetap harus mengawasi gerak pemerintah tersebut. Caranya adalah dengan
mencari informasi ke tiap lembaga yang memiliki wewenang untuk hal tersebut, atau cukup
dengan memperhatikan kondisi di sekitar kita. (Baca juga: Penyebab Terjadinya Tindakan
Penyalahgunaan Kewenangan)

Itulah 5 upaya pencegahan pelanggaran HAM di keluarga dan masyarakat yang dapat kita
semua lakukan. semoga dengan adanya artikel ini pembaca dapat lebih perhatian dan peka
terhadap penegakkan HAM ataupun kasus pelanggaran HAM. Tapi ingat, jangan lupakan
tanggung jawab asasi manusia juga ya.

UPAYAH-UPAYAH PEMERINTAH
DALAM PENEGAKAN HAM DI INDONESIA

2.1 Upayah Pemerintah dalam Penegakan HAM


Hak asasi manusia tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan faham individualisme
dan liberalisme. Hak asasi manusia lebih dipahami secara humanistis sebagai hak-hak yang
inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar belakang ras, etnik,
agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini pula banyak kalangan yang
berasumsi negatif terhadap pemerintah dalam menegakkan HAM. Sangat perlu diketahui
bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini dapat
kita lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut;

1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di
seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap pelanggaran
HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi
militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini
Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel yang telah menginvasi
Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan anak-anak.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah
ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas) dengan
pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah
dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta
pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan

3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia , Undang-
undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain
yang belum tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.

Menjadi titik berat adalah hal-hal yang tercantum dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang
hak asasi manusia adalah sebagai berikut;
1. Hak untuk hidup.
2. Hak berkeluarga.
3. Hak memperoleh keadilan.
4. Hak atas kebebasan pribadi.
5. Hak kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman.
7. Hak atas kesejahteraan.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan.
9. Hak wanita
10. Hak anak
Ha-hal tersebut sebagai bukti konkret bahwa Indonesia tidak main-main dalam penegakan
HAM.

2.2 Pengakuan dan Upaya Menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Meskipun Republik Indonesia lahir sebelum diproklamirkannya UDHR, beberapa hak asasi
dan kebebasan fundamental yang sangat penting sebenarnya sudah ada dan diakui dalam
UUD 1945, baik hak rakyat maupun hak individu, namun pelaksanaan hak-hak individu tidak
berlangsung sebagaimana mestinya karena bangsa Indonesia sedang berada dalam konflik
bersenjata dengan Belanda. Pada masa RIS (27 Desember 1949-15 Agustus 1950),
pengakuan dan penghormatan HAM, setidaknya secara legal formal, sangat maju dengan
dicantumkannya tidak kurang dari tiga puluh lima pasal dalam UUD RIS 1949. Akan tetapi,
singkatnya masa depan RIS tersebut tidak memungkinkan untuk melaksanakan upaya
penegakan HAM secara menyeluruh.

Kemajuan yang sama, secara konstitusional juga berlangsung sekembalinya Indonesia


menjadi negara kesatuan dan berlakunya UUDS 1950 dengan dicantumkannya tiga puluh
delapan pasal di dalamnya. Pada masa berlakunya UUDS 1950 tersebut, penghormatan atas
HAM dapat dikatakan cukup baik. Patut diingat bahwa pada masa itu, perhatian bangsa
terhadap masalah HAM masih belum terlalu besar. Di masa itu, Indonesia menyatakan
meneruskan berlakunya beberapa konvensi Organisasi Buruh Internasional (International
Labor Organization/ILO) yang telah diberlakukan pada masa Hindia Belanda oleh Belanda
dan mengesahkan Konvensi Hak Politik Perempuan pada tahun 1952.

Sejak berlakunya kembali UUD 1945 pada tanggal 5 Juli 1959, bangsa Indonesia mengalami
kemunduran dalam penegakan HAM. Sampai tahun 1966, kemunduran itu terutama
berlangsung dalam hal yang menyangkut kebebasan mengeluarkan pendapat. Kemudian
pada masa Orde Baru lebih parah lagi, Indonesia mengalami kemunduran dalam penikmatan
HAM di semua bidang yang diakui oleh UUD 1945. Di tataran internasional, selama tiga
puluh dua tahun masa Orde Baru, Indonesia mengesahkan tidak lebih dari dua instrumen
internasional mengenai HAM, yakni Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (1979) dan Konvensi tentang Hak Anak (1989).

Pada tahun 1993 memang dibentuk Komnas HAM berdasarkan Keputusan Presiden No. 50
tahun 1993, yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan HAM dan meningkatkan perlindungan HAM “guna mendukung tujuan
pembangunan nasional”. Komnas HAM dibentuk sebagai lembaga mandiri yang memiliki
kedudukan setingkat dengan lembaga negara lainnya dan berfungsi melaksanakan
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM. Meskipun Komnas HAM
yang dibentuk itu dinyatakan bersifat mandiri karena para anggotanya diangkat secara
langsung oleh presiden, besarnya kekuasaan presiden secara de facto dalam kehidupan
bangsa dan negara serta kondisi obyektif bangsa yang berada di bawah rezim yang otoriter
dan represif, pembentukan Komnas HAM menjadi tidak terlalu berarti karena pelanggaran
HAM masih terjadi di mana-mana.

Sejak runtuhnya rezim otoriter dan represif Orde Baru, gerakan penghormatan dan
penegakan HAM, yang sebelumnya merupakan gerakan arus bawah, muncul ke permukaan
dan bergerak secara terbuka. Gerakan ini memperoleh impetus dengan diterimanya Tap
MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM. Pembuatan peraturan perundang-undangan sebagai
“perangkat lunak” berlanjut dengan diundang-undangkannya UU No. 26 tahun 2000 tentang
pengadilan HAM yang memungkinkannya dibentuk pengadilan HAM ad hoc guna mengadili
pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum UU tersebut dibuat.
Pada masa itu dikenal transitional justice, yang di Indonesia tampak disepakati sebagai
keadilan dalam masa transisi, bukan hanya berkenaan dengan criminal justice (keadilan
kriminal), melainkan juga bidang-bidang keadilan yang lain seperti constitutional justice
(keadilan konstitusional), administrative justice (keadilan administratif), political justice
(keadilan politik), economic justice (keadilan ekonomi), social justice (keadilan sosial), dan
bahkan historical justice (keadilan sejarah). Meskipun demikian, perhatian lebih umum lebih
banyak tertuju pada transitional criminal justice karena memang merupakan salah satu
aspek transitional justice yang berdampak langsung pada dan menyangkut kepentingan
dasar baik dari pihak korban maupun dari pihak pelaku pelanggaran HAM tersebut. Di
samping itu, bentuk penegakan transitional criminal justice merupakan elemen yang sangat
menentukan kualitas demokrasi yang pada kenyataannya sedang diupayakan.

Upaya penegakan transitional criminal justice umumnya dilakukan melalui dua jalur
sekaligus, yaitu jalur yudisial (melalui proses pengadilan) dan jalur ekstrayudisial (di luar
proses pengadilan). Jalur yudisial terbagi lagi menjadi dua, yaitu Pengadilan HAM dan
Pengadilan HAM Ad Hoc. Pengadilan HAM ditujukan untuk pelanggaran HAM berat yang
terjadi setelah diundangkannya UU No. 26 tahun 2000, sedangkan Pengadilan HAM Ad Hoc
diberlakukan untuk mengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum disahkannya UU
No. 26 tahun 2000.

Sedangkan jalur ekstrayudisial melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional (KKRN)
ditempuh untuk penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau dan
pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum diundangkannya UU No. 26 tahun 2000.
Upaya penyelesaian melalui jalur demikian haruslah berorientasi pada kepentingan korban
dan bentuk penyelesaiannya dapat menunjang proses demokratisasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta merupakan upaya penciptaan kehidupan Indonesia yang
demokratis dengan ciri-ciri utamanya yang berupa berlakunya kekuasaan hukum dan
dihormatinya hak asasi dan kebebasan fundamental.
2.3 Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya represif
tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil
kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan
hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.

Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui otonomi
daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan
tidak boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas
kekurangan yang selama ini masih terjadi.

Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi pelayan


masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan kultural mutlak
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah. Kemudian, perlu juga dilakukan
penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik vertikal di tanah air yang telah
melahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan
akar permasalahan secara terencana, adil, dan menyeluruh.

Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan yang sama di
semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus mendapatkan
manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang dewasa. Anak-anak harus
diperlakukan dengan cara yang memajukan martabat dan harga dirinya, yang memudahkan
mereka berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus mendapatkan perlindungan hukum
dalam rangka menumbuhkan suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka
berkembang secara normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan
perlindungan hak asasi anak.
Selain hal-hal tersebut, perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan
pengawasan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan
HAM yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut serta
dalam upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai yang
ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/MPR/1998.

Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu diintensifkan


pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain, pemuatan HAM dalam
kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan aparat penegak hukum, dan
pada pelatihan kalangan profesi hukum.

Mengingat bahwa dewasa ini bangsa Indonesia masih berada dalam masa transisi dari rezim
otoriter dan represif ke rezim demokratis, namun menyadari masih lemahnya penguasaan
masalah dan kesadaran bahwa penegakan HAM merupakan kewajiban seluruh bangsa tanpa
kecuali, perlu diterapkan keadilan yang bersifat transisional, yang memungkinkan para
korban pelanggaran HAM di masa lalu dapat memperoleh keadilannya secara realistis.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi juga oleh
suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan, atau individu
lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil mungkin jauh lebih
banyak, tetapi kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu perlu ada kebijakan tegas
yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

2.4 Pemerintah Masih Harus Bekerja Keras dalam Penegakan HAM


Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengakui bahwa pemerintah masih harus bekerja keras
dalam upaya penegakan hak asasi manusia (HAM). Di samping itu, sudah ada perangkat
yang cukup dalam aturan-aturan.

Demikian dituturkan Wapres Boediono dalam peringatan Hari HAM Sedunia di Istana
Wapres, Jakarta, Jumat (10/12). Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi Nasional
HAM Ifdhal Kasim, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi Jimly Asshiddiqie.

“Perangkat cukup secara on paper. Undang-undang mengenai HAM saat ini sudah ada dan
perangkat hukum itu barangkali bisa berkembang terus. Sebab, definisi HAM juga sangat
dinamis, nanti mungkin ada perkembangan lain yang ditampung,” ujar Wapres Boediono.

Dicontohkan, perubahan yang terjadi pada ayat 10 dalam konstitusi merupakan salah satu
yang fundamental. Itu menjadi contoh upaya menegakkan HAM.

Wapres Boediono mengatakan, masalah penegakan HAM pada akhirnya akan kembali
kepada manusia-manusianya. Baik oleh pejabat, pimpinan perusahaan, parpol, dan lainnya.
Salah satunya, pendekatan kepada masyarakat untuk memiliki Kewajiban Asasi Manusia
untuk menghargai HAM.

Di sisi lain, sambung Wapres Boediono, pembangunan adalah bagian dasar dalam
pelaksanaan HAM di Indonesia. Dalam arti, misalnya, pemenuhan kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan, penghasilan, dan hak gizi masyarakat.

“Demi tercapainya pelaksanaan HAM dan pembangunan, kesejahteraan masyarakat harus


terus ditingkatkan dengan keadilan. Itu penting agar kita selalu merasa memiliki negara
kita,” ucap Wapres Boediono.

UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK ASASI


MANUSIA DIINDONESIA1. Pendekatan keamanan yang terjadi
di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya represiftidak boleh
terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi harus
ditegakkan.2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus
dikemukakan dalam rangka melibatkanpartisipasi masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukumharus me me nuhi kewajiban dengan me mberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan
perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum,
danmenghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama
ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui otonomidaerah dengan
penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintahdaerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai
jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidakboleh berhenti,
melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas
kekuranganyang selama ini masih terjadi.4. Reformasi aparat
pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi
pelayanmasyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural,
infromental, dan kultural mutlakdilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah
terjadinyaberbagai bentuk pelanggaran HAM oleh
pemerintah. Kemudian, perlu juga dilakukanpenyelesaian
terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik vertikal di tanah
air yang telahmelahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar
HAM dengan cara menyelesaikan akarpermasalahan secara terencana,
adil, dan menyeluruh.5. Kaum perempuan berhak untuk
menikmati dan mendapatkan perlindungan yang sama disemua
bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus
mendapatkan manfaatdari semua jaminan HAM yang tersedia bagi
orang dewasa. Anak-anak harus diperlakukand e ng an c a ra ya n g
me ma j u k a n ma r t a b a t d a n h a r g a d i ri n ya , ya n g me mu d a hk an
me r e k a berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus
mendapatkan perlindungan hukum dalamrangka menumbuhkan
suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka
berkembangsecara normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan
hukum yang memberikan perlindunganhak asasi anak.6. Perlu
adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan
yang dilakukanoleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh

pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut serta dalam upaya
perlindungan,pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai yang
ditetapkan dalam Tap MPR No.XVII/MPR/1998.7. Dalam bidang
penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkanpemanfaatan j alur pendidi kan dan pelati han dengan, ant ara
l ain, pemuat an HAM dalamkurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan

.
pegawai dan aparat penegak hukum, dan padapelatihan kalangan profesi hukum

Anda mungkin juga menyukai