KEWARGANEGARAAN
“HAM ( HakAsasiManusia )”
oleh:
UNIVERSITAS JAYABAYA
Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik Kimia
Depok
2013
BAB I
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam
pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih,2003).
Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak Asasi Manusia
yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut diatur dalam beberapa
peraturan perundangan berikut:
1. Pancasila
a) Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b) Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak yang
sama serta menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
c) Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan sikap
tida sewenang-wenang terhadap orang lain.
d) Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.
e) Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.
f) Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa
dirinya bagian dari seluruh umat manusia.
Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh
karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
pri kemanusiaan dan pri keadilan”. Ini adalah suatu pernyataan universal karena
semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada
rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa,
kelompok atau manusia lainnya.
a) Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung
jawab untuk menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
b) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia
C. Macam-macam HAM
Pandangan dari berbagai tokoh yang mengidentifikasi macam-macam hak asasi manusia
menurutJohn Locke,Aristoteles,Montesquieu,J.J. Rousseau:
Menurut Brierly:
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai
HAM ,yaitu:
a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.
1. Generasi pertama
Berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik.
Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
2. Generasi kedua
Pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan
pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis
kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-
budaya, hak ekonomi dan hak politik.
3. Generasi ketiga
Sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya
kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang
yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil
pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas
utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena
banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
4. Generasi keempat
Mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses pembangunan yang
terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti
diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang
dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi
kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-
negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia
yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.
F. Tujuan HAM
Tujuan HAM sangat sederhana adalah untuk selalu menyadari keberadaan,
menghormati dan menegakkan HAM serta martabat pribadi manusia demi terciptanya
keadilan dan perdamaian diseluruh dunia, khususnya bagi para anggota yang tegabung
didalamnya.
Didalam perspektif sejarah, berbagai upaya didalam pemikiran, telaah dan penuangan
secara konseptualisasi beserta dan perjuangan untuk mengakui dan menegakkan eksistensi
HAM itu sejatinya jauh sebelumnya sudah ada sebelum penuangan secara formal didalam
deglarasi itu telah muncul ditengah-tengah masyarakat umat manusia, baik dibarat maupun
ditimur, meskipun masih bersifat local dan parsial.
Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:
1. Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan
Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja
yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri
tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat
diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische
Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama
hak kemerdekaan.
Perkembangan HAM di Indonesia untuk sekarang ini sudah cukup baik.Contohnya
saja didaerah Sleman Yogjakarta, Sri Sultan HB X dengan para pengusaha dan pemerintah
memberikan bantuan kepada semua masyarkat yogja yang membutuhkan dan yang tertimpa
musibah Gunung Merapi. Tiap pengungsi mendapatkan jatah Rp 5 ribu per hari.
Bagi warga yang rumahnya rusak, akan mendapatkan jatah sampai rumah selesai
dibangun. Sultan mengungkapkan dana pembangunan selter berasal dari patungan pengusaha.
Sedangkan pemerintah membantu pegadaan fasilitas air dan listrik. Mengenai mata
pencaharian, Sultan mengimbau warga untuk sementara menebang pohon-pohon bambu.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, yaitu:
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik
Indonesia Serikat.
Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.
Perkembangan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dari
berbagai sumber atau dokumen:
1. Pada tahun 2500 s.d. 1000 SM dalam Hukum Hamurabi Perjuangan Nabi Ibrahim
melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan harus menyembah patung
(berhala). Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Fir’aun
(Mesir).
2. Pada tahun 600 SM Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang
menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya.
3. Pada tahun 527 s.d. 322SM dalam Corpus Luris Kaisar Romawi F.A. Justinianus
menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi yang Corpus Luris sebagai
jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia.
4. Pada tahun 30 SM s.d. 632 M dalam Kitab Suci Injil Kitab Suci Al-Qur’an Dibawa oleh
Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide pokok tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama
manusia. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tetang
toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang,
memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.
5. Pada tahun 1215 dalam Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris). Raja tidak
boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council. Orang tidak boleh
ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum
negara.
6. Pada tahun 1629 dalam Pettion of Rights (Masa Pemerintahan Charles I di Inggris).
Pajak dan hak-hak istimewa harus denga izin parlemen. Tentara tidak boleh diberi
penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh
menjalankan hukum perang. Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
7. Pada tahun 1679 dalam Habeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Charles II di Inggris).
Jika diminta, hakim harus dapat menunjukan orang yang ditangkapnya lengkap dengan
alasan penangkapan itu. Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua
hari setelah ditangkap.
8. Pada tahun 1689 dalam Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willwem III di Inggris).
Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen.Pengenaan pajak harus atas izin
parlemen.Mempunyai tentara tetap harus dengan izin parlemen.Kebebasan berbicara
dan mengeluarkan pendapat bagi parlemen.Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
9. Pada tahun 1776 dalam Declaration of Independence (Amerika Serikat) Bahwa semua
orang yang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh Tuhan ; hak hidup, hak kebebasan,
dan hak mengejar kebahagiaaan (life, liberty, and pursuit of happiness). Amerika
Serikat dianggap sebagai negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam
konstitusi (dimuat secara resmi dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas jasa presiden
Thomas Jefferson.
10. Pada tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen (Perancis)
Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai hasil revolusi Perancis di
bawah pimpinan Jendral Laffayete, antara lain menyebutkan: a.Manusia dilahirkan
bebas dan mempunyai hak-hak yang sama. b.Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak
milik, keamanan dan sebagainya.
11. Pada tahun 1918 dalam Rights of Determination Tahun-tahun berikutnya, pencantuman
hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti oleh Belgia (1831), Unisoviet (1936),
Indonesia (1945), dan sebagainya.Naskah yang diusulkan oleh Presiden Woodrow
Wilson yang memuat 14 pasal dasar untuk mencapai perdamaian yang adil.
12. Pada tahun 1941 dalam Atlantic Charter (dipelopori oleh Franklin D. Rooselvt) Muncul
pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian disebutkan empat kebebasan (The
Four Freedoms) antara lain:
1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM).
2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal
13 November 1998.
3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian khusus, yaitu dengan
ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28
J.
4. Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun
2000.
5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai
tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM, antara lain kasus
di Tanjung Priok dan Timor-Timur.
1. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjua-ngan untuk
mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh berbagai pemberontakan
sehingga masalah HAM masih terabaikan.
2. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965, masih terjadi krisis politik &
kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak memperoleh perhatian.
3. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini ku-rang konsisten terhadap
masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM).
4. Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan tentang hak asasi
manusia :
1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan
prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih
belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya din.
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif,
tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme).
3) Tantangan Penegakan HAM :
Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang akan
datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan menyampaikan pidatonya
di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dengan judul “Deklarasi Indonesia
Tentang HAM”.
1. Prinsip Universlitas,
2. Prinsip Pembangunan Nasional,
3. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility),
4. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,
5. Prinsip Keseimbangan,
6. Prinsip Kompetensi Nasional,
7. Prinsip Negara Hukum.
8. Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat” sebagaimana
dimaksudkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia, yaitu Kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan.
1) Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara:
a) membunuh anggota kelompok;
b) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok;
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
e) memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke kelompok lain.
a) pembunuhan
b) pemusnahan
c) perbudakan;
d) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang
f) penyiksaan;
g) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
h) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional;
i) penghilangan orang secara paksa; atau
j) kejahatan apartheid.
J. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia
Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah untuk
menyebarluaskan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan
dasar bagi semua tanpa memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
Instrumen mengenai HAM dalam Piagam PBB yaitu:Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak
Politik Perempuan(1958 ). Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-
negara .Anggota PBB, isinya mencakup : a.The International on Civil and Pilitical Rights,
yaitu memuat tentang hak-hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita. B.Optional Protocol,
yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara mengadukan pelanggaran hak assi kepada
PBB setelah melalui upaya pengadilan di negaranya. C.The International Covenant of
Economic, Social and Cultural Rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem
demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya(1966). Konvensi Internasional tentang Hak-hak
Khusus(1976). Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap
Wanita(1984). Konvensi tentang Hak-hak Anak(1990). Konvensi Anti-Apartheid
Olahraga(1993). Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yg
kejam, tidak manusiawi, & merendahkan martabat manusia(1998).Konvensi Tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial(1999).
Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai kejahatan kemanusiaan
yang membawa banyak korban manusia, baik yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak
dasarnya sebagai manusia. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa
pelanggaran hak asasi manusia yang sempat menjadi isu internasional.
Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis, Adolf Hitler
mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi dan berbagai kejahatan
kemanusiaan dilakukannya, dari gerakan pembasmian orang-orang Yahudi, agresi ke Austria
dan Cekoslowakia (1938), hingga meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia
(1939).Jerman,1923.
85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan)
yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui kudeta sehingga menimbulkan
korban perang berkepanjangan sampai tahun 1990-an.Uni Soviet,1979.
Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah menjalankan
pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai dengan pengusiran 80.000
keturunan Asia, penangkapan semena-mena, hingga tidak kurang 300.000 orang korban
pembunuhan tanpa proses peradilan. Uganda,1971.
Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia memberondong murid SD di
Cleveland (California) dengan korban 5 tewas dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak
Asia sehingga diduga unsur rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-
1988 di Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida.Amerika Serikat,1989
Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat, dilakukan oleh
majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc adalah
hakim yang diangkat dan luar hakim karier yang memenuhi persyaratan profesional,
berdedikasi tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dannegara kesejahteraan yang
berintikan keadilan, memahami dan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar
manusia.
1948 PBB mengeluarkan Dekiarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) yang menjadi dasar hukum internasional baru bagi persoalan
HAM.Lembaga bernama International Criminal Court mulai bekerja pada 2002 untuk
mengadili kejahatan perang, pembersihan etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan,
dan kejahatan agresi
PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United Nations
Commission on Human Rights).Dengan demikianmemiliki kekuasaan untuk mengadili dan
menghukum para penjahat kemanusiaan Internasional (pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18
negara anggota, berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia diterima tahun 1991.
Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada proses peradilan
internasional, Melakukan pengkajian (studies) terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu maupun secara global. Terhadap kasus-kasus
pelanggaran yang terjadi, kegiatan Komisi terbatas pada himbauan serta persuasi. Kekuatan
himbauan dan persuasi terletak pada tekanan opini dunia internasional terhadap pemerintah
yang bersangkutan.
Seluruh temuan Komisi mi dimuat dalam Yearbook of Human Rights yang
disampaikan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Internasional sesuai dengan tugasnya, segera menindakianjuti baik
pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota PBB, serta hasil pengkajian dan
temuan Komisi Hak Asasi Manusia PBB untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses
peradilan.
Dalam Peradilan HAM Internasional Dibentuk ICC ( INTERNATIONAL CRIME
COURT) 17 Juni 1998 di Roma.Dalam konferensi / sidang Unitet Nations Diplomatic
Conference On Criminal Court. Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:
1. The Crime Of Genocide (permusuhan masal thd kelompok etnis atau agama tertentu)
2. Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)
3. War Crimes (kejahatan perang)
4. The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara terhadap Negara lain).
1. Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah karena telah
menyiksa 842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343 tewas).
2. Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para penjahat perang
pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang melakukan etnic cleansing. Pemimpin
yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic.
3. Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyatakan
bahwa militer El Salvador bertanggung jawab atas pelanggaran HAM selama perang 12
tahun.
Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk
mengelola harta yang dimilikinya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan
teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya
sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian
konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung
ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan
persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar
Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa
ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative,
juga terdapat praktek kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak
dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat
manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat
kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati.
Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat
hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang
pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier
(tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.
Mas’udi, 2002).
Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan
bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama – sama dengan jaminan bahwa
hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.
2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali
setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan
kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan.
4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan
kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya
untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.
Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja
dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya
negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya
tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat
kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara horizontal.
Salah satu contoh pelanggaran terhadap HAM adalah pada awal Februari 2003 sempat
menjadi perhatian dunia internasional ketika Merilis hendak menangkap
Jendral(Purn)Wiranto Cs dari Indonesia karena kasus pelanggaran HAM pasca jajak pendapat
diTim-Tim. Lewat Serious Crime Unit(SCU) yang dibentuk UNTAET sebagai bagian dari
Kejaksaan Agung Timor Leste, petinggi militer waktu itu direkomendasikan diadili di Timor
Leste. Rilis yang dikeluarkan SCU tersebut mengejutkan masyarakat Indonesia. Hal itu
disebabkan proses pengadilan pelanggaran HAM kasus Tim-Tim masih berlangsung
dipengadilan HAM di PN Jakarta Pusat.
Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.
Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
parapejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran
HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa
menikmati
arus kendaraan yang tertib dan lancar.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
BAB II
Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih
dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang – undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Saran-saran
Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human
rightsand The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Wahidin. 2008. Makalah PKn Tentang Hak Asasi Manusia(HAM).
Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.
Drs. S. Sumarsono. Dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan.
http//:www.blogger.com
Hak-Hak Asasi Manusia dan Media (Human Right and The Media) Yayasan Obor
Indoonesia. Hal 13.
Sosiologi Hukum, Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. Hal 90-91
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://organisasi.org/
pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham_yang_berlaku_umum_global_p
elajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia
http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
http://unknown-mboh.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-macam-macam-ham-
hak.html
http://sagimansmart.wordpress.com/2011/03/16/hak-asasi-manusia-ham/
http://pancasilazone.blogspot.com/2012/06/hukum-dan-hak-asasi-manusia.html