Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
“HAM ( HakAsasiManusia )”

oleh:

Veny Yanuarti 2012710450036


M. Alfiyan Syahputra 2012710450033
Septiyan Adi P. 2012710450034
Kusnadi 2012710450037

UNIVERSITAS JAYABAYA
Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik Kimia
Depok
2013
BAB I

HAM (HAK ASASI MANUSIA)

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam
pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

Ruang lingkup HAM meliputi:

a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;


b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.

B. Ciri Pokok Hakikat HAM (Hak Asasi Manusia)

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :

a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih,2003).
Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak Asasi Manusia
yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut diatur dalam beberapa
peraturan perundangan berikut:

1. Pancasila

a) Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b) Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak yang
sama serta menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
c) Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan sikap
tida sewenang-wenang terhadap orang lain.
d) Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.
e) Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.
f) Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa
dirinya bagian dari seluruh umat manusia.

2. Dalam Pembukaan UUD 1945

Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh
karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
pri kemanusiaan dan pri keadilan”. Ini adalah suatu pernyataan universal karena
semua bangsa ingin merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada
rakyat yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa,
kelompok atau manusia lainnya.

3. Dalam Batang Tubuh UUD 1945

a) Persamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan pemerintahan (pasal 27


ayat 1)
b) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
c) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)
d) Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)
e) Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan
kepercayaanya itu (pasal 29 ayat 2)
f) hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)
g) BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi Manusia

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

a) Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung
jawab untuk menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
b) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia

Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin


pelaksanaan HAM serta member I perlindungan, kepastian, keadilan, dan
perasaan aman kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu pengadilan
HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yan berat.

6. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI

a) Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan


(Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang
kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan martabat orang lain.
b) Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.
c) Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 (Declaration
Universal of Human Rights).

C. Macam-macam HAM

Pandangan dari berbagai tokoh yang mengidentifikasi macam-macam hak asasi manusia
menurutJohn Locke,Aristoteles,Montesquieu,J.J. Rousseau:

1. Hak kemerdekaan beragama,


2. Hak kemerdekaan berkumpul,
3. Hak kemerdekaan atas diri sendiri,
4. Hak menyatakan kebebasan warga  negara dari pemenjaraan sewenang-wenang
(bebas dari rasa takut),  dan
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers

Menurut Brierly:

1. Hak mempertahankan diri (self  reservation),


2. Hak kemerdekaan (independence),
3. Hak persamaan pendapat (equality),
4. Hak untuk dihargai (respect),dan
5. Hak bergaul satu dengan lain  (intercourse)

Perkembangan Pemaknaan Terhadap HAM :

1. Hak-hak Asasi Pribadi (personal rights),


2. Hak-hak Asasi Ekonomi (property rights),
3. Hak-hak Asasi Politik (politicalrights),
4. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (rights of legal equality).
5. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (social and cultural rights),
Istilah hak dasar atau hak asasi manusia antara lain, tercantum dalam UUD 1945,
Konstitusi RIS 1949, UUD sementara 1950, Ketetapan MPRS  No. XIV/MPRS/1966, dan
Ketetapan  No. XVII/MPR/1998.
Bahwa setelah dikeluarkannya TapMPR No. XVII/MPR/1998, UU No. 39/1999
tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. Hak-hak
Asasimanusia untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights).

D. Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai
HAM ,yaitu:
a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:


1) Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2) Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala
keluarga
3) Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat.

d.HAM menurut konsep PBB;


Konsep HAM ini dibidangi oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor
Roosevelt dan secara resmi disebut “ Universal Decralation of Human Rights”.

Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:


 Hak untuk hidup
 Kemerdekaan dan keamanan badan
 Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
 Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
 Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
 Hak untuk mendapat hak milik atas benda
 Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
 Hak untuk bebas memeluk agama
 Hak untuk mendapat pekerjaan
 Hak untuk berdagang
 Hak untuk mendapatkan pendidikan
 Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
 Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
E. Perkembangan pemikiran HAM

Perkembangan pemikiran HAM dibagi dalam 4 generasi, yaitu :

1. Generasi pertama
Berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik.
Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara
yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.

2. Generasi kedua
Pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan
pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis
kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-
budaya, hak ekonomi dan hak politik.

3. Generasi ketiga
Sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya
kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang
yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil
pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas
utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena
banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.

4. Generasi keempat
Mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses pembangunan yang
terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti
diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang
dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi
kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-
negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia
yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.

F. Tujuan HAM

            Tujuan HAM sangat sederhana adalah untuk selalu menyadari keberadaan,
menghormati dan menegakkan HAM serta martabat pribadi manusia demi terciptanya
keadilan dan perdamaian diseluruh dunia, khususnya bagi para anggota yang tegabung
didalamnya.
            Didalam perspektif sejarah, berbagai upaya didalam pemikiran, telaah dan penuangan
secara konseptualisasi beserta dan perjuangan untuk mengakui dan menegakkan eksistensi
HAM itu sejatinya jauh sebelumnya sudah ada sebelum penuangan secara formal didalam
deglarasi itu telah muncul ditengah-tengah masyarakat umat manusia, baik dibarat maupun
ditimur, meskipun masih bersifat local dan parsial.
  Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:

1.    Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan
Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja
yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri
tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat
diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).

2.    The American declaration


Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American
Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah
dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah
logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.

3.    The French declaration


Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis),
dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law
yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah.
Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada
keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.

4.    The four freedom


Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan
memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak
kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat
kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang
meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam
posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur
Effendi,1994).

G. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia

Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische
Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama
hak kemerdekaan.
Perkembangan HAM di Indonesia untuk sekarang ini sudah cukup baik.Contohnya
saja didaerah Sleman Yogjakarta, Sri Sultan HB X dengan para pengusaha dan pemerintah
memberikan bantuan kepada semua masyarkat yogja yang membutuhkan dan yang tertimpa
musibah Gunung Merapi. Tiap pengungsi mendapatkan jatah Rp 5 ribu per hari.
Bagi warga yang rumahnya rusak, akan mendapatkan jatah sampai rumah selesai
dibangun. Sultan mengungkapkan dana pembangunan selter berasal dari patungan pengusaha.
Sedangkan pemerintah membantu pegadaan fasilitas air dan listrik. Mengenai mata
pencaharian, Sultan mengimbau warga untuk sementara menebang pohon-pohon bambu.

  Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, yaitu:
  Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
  Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik
Indonesia Serikat.
  Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
 Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.

H. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan  HAM


Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, adalah
ketika organisasi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi
Manusia pada 1946.
Langkah untuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, ketika Majelis Umum PBB
mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human
Rights) pada 10 Desember 1948.

Perkembangan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dari
berbagai sumber atau dokumen:

1. Pada tahun 2500 s.d. 1000 SM dalam Hukum Hamurabi Perjuangan Nabi Ibrahim
melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan harus menyembah patung
(berhala). Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Fir’aun
(Mesir).
2. Pada tahun 600 SM  Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang
menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya.
3. Pada tahun 527 s.d. 322SM dalam Corpus Luris Kaisar Romawi F.A. Justinianus
menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi yang Corpus Luris sebagai
jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia.
4. Pada tahun 30 SM s.d. 632 M dalam Kitab Suci Injil Kitab Suci Al-Qur’an Dibawa oleh
Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide pokok tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama
manusia. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tetang
toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang,
memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.
5. Pada tahun 1215 dalam Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris). Raja tidak
boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council. Orang tidak boleh
ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum
negara.
6. Pada tahun 1629 dalam Pettion of Rights (Masa Pemerintahan Charles I di Inggris).
Pajak dan hak-hak istimewa harus denga izin parlemen. Tentara tidak boleh diberi
penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh
menjalankan hukum perang. Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
7. Pada tahun 1679 dalam Habeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Charles II di Inggris).
Jika diminta, hakim harus dapat menunjukan orang yang ditangkapnya lengkap dengan
alasan penangkapan itu. Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua
hari setelah ditangkap.
8. Pada tahun 1689 dalam Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willwem III di Inggris).
Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen.Pengenaan pajak harus atas izin
parlemen.Mempunyai tentara tetap harus dengan izin parlemen.Kebebasan berbicara
dan mengeluarkan pendapat bagi parlemen.Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
9. Pada tahun 1776 dalam Declaration of Independence (Amerika Serikat) Bahwa semua
orang yang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh Tuhan ; hak hidup, hak kebebasan,
dan hak mengejar kebahagiaaan (life, liberty, and pursuit of happiness). Amerika
Serikat dianggap sebagai negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam
konstitusi (dimuat secara resmi dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas jasa presiden
Thomas Jefferson.
10. Pada tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen (Perancis)
Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai hasil revolusi Perancis di
bawah pimpinan Jendral Laffayete, antara lain menyebutkan: a.Manusia dilahirkan
bebas dan mempunyai hak-hak yang sama. b.Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak
milik, keamanan dan sebagainya.
11. Pada tahun 1918 dalam Rights of Determination Tahun-tahun berikutnya, pencantuman
hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti oleh Belgia (1831), Unisoviet (1936),
Indonesia (1945), dan sebagainya.Naskah yang diusulkan oleh Presiden Woodrow
Wilson yang memuat 14 pasal dasar untuk mencapai perdamaian yang adil.
12. Pada tahun 1941 dalam Atlantic Charter (dipelopori oleh Franklin D. Rooselvt) Muncul
pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian disebutkan empat kebebasan (The
Four Freedoms) antara lain:

1. Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan berorganisasi.


2. Kebebasan untuk beragama dan beribadah.
3. Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan.
4. Kebebasan seseorang dari rasa takut.
5. Pada tahun 1948 dalam Universal Declaration of Human Rights Pernyataan
sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30 pasal. Piagam tersebut
menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin dan
mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di dalam konstitusi negara masing-
masing.

I. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan


Penegakan  HAM di Indonesia
Peran serta dan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia,
telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Peran Serta Pemerintah :

1. Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM).
2. Disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal
13 November 1998.
3. Dalam amandemen UUD 1945, persoalan HAM mendapat perhatian khusus, yaitu dengan
ditambahkannya Bab XA tentang Hak Asasi Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28
J.
4.  Berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun
2000.
5. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai
tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM, antara lain kasus
di Tanjung Priok dan  Timor-Timur.

Peran Serta LSM :


Berbagai LSM, telah melakukan advokasi thd para korban keja-hatan HAM, antara
lain Yayasan Lembaga Bantuan Hukum In-donesia (YLBHI), Komisi untuk Orang Hilang
dan Tindak Keke-rasan (KonTras), Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manu-sia
(Elsham). Mereka berperan dalam memberikan bantuan hukum kepada korban kejahatan
HAM serta menyebarluaskan pentingnya perhatian thd persoalan HAM.

Tantangan dan hambatan dalam Penegakan HAM di Indonesia.

1) Perkembangan HAM di Indonesia :

1. Era 1945 s.d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjua-ngan untuk
mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongrongan oleh berbagai pemberontakan
sehingga masalah HAM masih terabaikan.
2. Era Orde Lama (1955-1965) hingga peristiwa G 30S PKI 1965,  masih terjadi krisis politik &
kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak memperoleh perhatian.
3. Era Orde Baru (1966-1998), dalam perjalanannya rezim ini ku-rang konsisten terhadap
masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM).
4. Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan tentang hak asasi
manusia :

1)      Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang  Hak Asasi Manusia


2)      UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konven-si menentang penyiksaan dan
perlakuan atau peng-hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat
manusia.
3)      Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasio-nal Anti Kekerasan terhadap
perempuan.
4)      Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia
Indonesia.
5)      Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah pribumi dan
nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program,
ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
6)      UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
7)      UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
8)      Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A-28J mengatur secara
eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
2) Hambatan Penegakan HAM :

Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia


 Faktor Kondisi Sosial-Budaya.
 Faktor Komunikasi dan Informasi,
7. Letak geografis Indonesia yang luas
8. Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara
baik
9. Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas.

 Faktor Kebijakan Pemerintah.


1)      Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.
2)      Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi
manusia sering diabaikan.

 Faktor Perangkat Perundangan.


1)      Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi internasional
tentang hak asasi manusia.
2)      Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit untuk
diimplementasikan.

 Faktor Aparat danPenindakannya (Law Enforcement).

1)      Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan
prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2)      Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih
belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya din.
3)      Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif,
tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme).
3) Tantangan Penegakan HAM :
Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang akan
datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan menyampaikan pidatonya
di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dengan judul “Deklarasi Indonesia
Tentang HAM”.
1. Prinsip Universlitas,
2. Prinsip Pembangunan Nasional,
3. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility),
4. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas,
5. Prinsip Keseimbangan,
6. Prinsip Kompetensi Nasional,
7. Prinsip Negara Hukum.
8. Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat” sebagaimana
dimaksudkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia, yaitu Kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan.
1)      Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnik, kelompok agama, dengan cara:
a)      membunuh anggota kelompok;
b)      mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok;
c)      menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d)     memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
e)      memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke kelompok lain.

2)      Kejahatan Terhadap Kemanusiaan


Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil, berupa:

a)      pembunuhan
b)      pemusnahan
c)       perbudakan;
d)     pengusiran atau pemindahan penduduk secara  paksa;
e)      perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang
f)       penyiksaan;
g)      perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
h)      penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional;
i)        penghilangan orang secara paksa; atau
j)        kejahatan apartheid.
J. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia

Kepres No.129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak


Asasi Manusia (RANHAM) Indonesia yg kemudian diubah dengan Kepres No. 61
Tahun 2003. Merupakan upaya nyata untuk menjamin peningkatan penghormatan,
pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM di Indonesia dengan
mempertimbangkan nilai-nilai agama, adat-istiadat, dan budaya bangsa yg
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
6(enam) Program Utama RANHAM 2004 – 2009 :

1. Pembentukan dan pengua-tan institusi pelaksanaan RANHAM,


2. Persiapan ratifikasi instru-men HAM Internasional,
3. Persiapan harmonisasi pera-turan perundang-undangan,
4. Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia,
5. Penerapan norma dan standar HAM, dan
6. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

K. Peradilan Internasional HAM

Instrumen Hukum dan Peradilan HAM Internasional

Instrumen Hukum HAM Internasional

Piagam PBB menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya adalah untuk
menyebarluaskan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan
dasar bagi semua tanpa memandang perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa, dan agama.     
Instrumen mengenai HAM dalam Piagam PBB yaitu:Lahirnya Konvensi tentang Hak-hak
Politik Perempuan(1958 ). Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh negara-
negara .Anggota PBB, isinya mencakup : a.The International on Civil and Pilitical Rights,
yaitu memuat tentang hak-hak sipil dan hak-hak politik pria dan wanita. B.Optional Protocol,
yaitu adanya kemungkinan seorang warga negara mengadukan pelanggaran hak assi kepada
PBB setelah melalui upaya pengadilan di negaranya. C.The International Covenant of
Economic, Social and Cultural Rights, yaitu berisi syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem
demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya(1966). Konvensi Internasional tentang Hak-hak
Khusus(1976). Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Terhadap
Wanita(1984). Konvensi tentang Hak-hak Anak(1990). Konvensi Anti-Apartheid
Olahraga(1993). Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yg
kejam, tidak manusiawi, & merendahkan martabat manusia(1998).Konvensi Tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskrimansi Rasial(1999).
Sejarah mencatat bahwa dari masa ke masa, terdapat berbagai kejahatan kemanusiaan
yang membawa banyak korban manusia, baik yang meninggal maupun yang dilukai hak-hak
dasarnya sebagai manusia. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang peristiwa-peristiwa
pelanggaran hak asasi manusia yang sempat menjadi isu internasional.
Setelah kemenangan pemilu melalui Partai Buruh Jerman Sosialis, Adolf Hitler
mendirikan negara totaliter. Lawan-lawan politiknya ditangkapi dan berbagai kejahatan
kemanusiaan dilakukannya, dari gerakan pembasmian orang-orang Yahudi, agresi ke Austria
dan Cekoslowakia (1938), hingga meletupkan Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia
(1939).Jerman,1923.
85.000 tentara Uni Soviet, mengadakan invansi (penyerbuan) ke Kabul (Afganistan)
yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui kudeta sehingga menimbulkan
korban perang berkepanjangan sampai tahun 1990-an.Uni Soviet,1979.
Idi Amin yang menjadi presiden Uganda pada 1971-1979 telah menjalankan
pemerintahannya dengan otoriter, lalim dan penuh teror. Mulai dengan pengusiran 80.000
keturunan Asia, penangkapan semena-mena, hingga tidak kurang 300.000 orang korban
pembunuhan tanpa proses peradilan. Uganda,1971.
Pembantaian anak-anak, pelakunya Patrick Edward P. Ia memberondong murid SD di
Cleveland (California) dengan korban 5 tewas dan 30 luka-luka. Semua korban adalah anak
Asia sehingga diduga unsur rasialisme. Peristiwa serupa pernah terjadi antara tahun 1985-
1988 di Alabama, Illionis, Chicago, Philadelphia, dan Florida.Amerika Serikat,1989

Peradilan Internasional  HAM

Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat, dilakukan oleh
majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc adalah
hakim yang diangkat dan luar hakim karier yang memenuhi persyaratan profesional,
berdedikasi tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dannegara kesejahteraan yang
berintikan keadilan, memahami dan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar
manusia.
1948 PBB mengeluarkan Dekiarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights) yang menjadi dasar hukum internasional baru bagi persoalan
HAM.Lembaga bernama International Criminal Court mulai bekerja pada 2002 untuk
mengadili kejahatan perang, pembersihan etnik (genosida), kejahatan terhadap kemanusiaan,
dan kejahatan agresi
PBB telah membentuk komisi untuk Hak Asasi Manusia (The United Nations
Commission on Human Rights).Dengan demikianmemiliki kekuasaan untuk mengadili dan
menghukum para penjahat kemanusiaan Internasional (pelanggar HAM berat). Terdiri dari 18
negara anggota, berkembang menjadi 43 anggota. Indonesia diterima tahun 1991.
Cara kerja Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk sampai pada proses peradilan
internasional, Melakukan pengkajian (studies) terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, baik dalam suatu negara tertentu maupun secara global. Terhadap kasus-kasus
pelanggaran yang terjadi, kegiatan Komisi terbatas pada himbauan serta persuasi. Kekuatan
himbauan dan persuasi terletak pada tekanan opini dunia internasional terhadap pemerintah
yang bersangkutan.
Seluruh temuan Komisi mi dimuat dalam Yearbook of Human Rights yang
disampaikan kepada Sidang Umum  Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Internasional sesuai dengan tugasnya, segera menindakianjuti baik
pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota PBB, serta hasil pengkajian dan
temuan Komisi Hak Asasi Manusia PBB untuk diadakan penyidikan, penahanan, dan proses
peradilan.
Dalam Peradilan HAM Internasional Dibentuk ICC ( INTERNATIONAL CRIME
COURT) 17 Juni 1998 di Roma.Dalam  konferensi / sidang Unitet Nations Diplomatic
Conference On Criminal Court. Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah:

1. The Crime Of Genocide (permusuhan masal thd kelompok etnis atau agama tertentu)
2. Crime Against Humanity (kejahatan melawan kemanusiaan)
3. War Crimes (kejahatan perang)
4. The Crimes of Agression (penyerangan suatu bangsa atau negara terhadap Negara lain).

Beberapa contoh pelaksanaan dan proses pengadilan internasional yang mengadili


pelanggaran HAM :

1. Tahun 1987, Klaus Barbie (Nazi Jerman) dihukum seumur hidup, bersalah karena telah
menyiksa 842 orang Yahudi dan partisan Perancis (343 tewas).
2. Februari 1993, DK PBB mengeluarkan resolusi 808 untuk mengadili para penjahat perang
pelanggar HAM di bekas negara Yugoslavia yang melakukan etnic cleansing. Pemimpin
yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic.
3. Maret 1993, Komisi HAM PBB telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyatakan
bahwa militer El Salvador bertanggung jawab atas pelanggaran HAM selama perang 12
tahun.

L. HAM Dalam Tinjauan Islam

Adanya ajaran tentangHAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai


agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh
karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan
ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia
tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan
abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam
Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al insan) dan hak
Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia
dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari
kedua hak tersebut, misalnya sholat.

Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk
mengelola harta yang dimilikinya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan
teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya
sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian
konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung
ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan
persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar
Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa
ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative,
juga terdapat praktek kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak
dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat
manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat
kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati.
Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat
hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang
pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier
(tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.
Mas’udi, 2002).

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan
bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:

1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama – sama dengan jaminan bahwa
hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.

2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali
setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan
kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan.

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing

4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan
kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya
untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.

M.       HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis


yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua,
dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam
peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan
presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang


sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan
panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya
karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti
ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara
itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya
kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan.
N.       Pelanggaran HAM dan pengadilan HAM

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang


termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran
HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud


untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa,
ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara
membunuh anggota kelompok, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang
berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok
yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang


dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik
lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa
atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu
kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.

Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara


maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena
itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap
aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur negara.
Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan
persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan
berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan pengadilan umum.
O. Penanggungjawab dalam penegakan (respection), pemajuan
(promotion),     perlindungan(protection) dan pemenuhan (fulfill)
HAM.

            Tanggung jawab pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja
dibebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya
negara dan individu sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM. Karena itu, pelanggaran HAM sebenarnya
tidak saja dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat
kepada rakyat yang disebut dengan pelanggaran HAM secara horizontal.

            Salah satu contoh pelanggaran terhadap HAM adalah pada awal Februari 2003 sempat
menjadi perhatian dunia internasional ketika Merilis hendak menangkap
Jendral(Purn)Wiranto Cs dari Indonesia karena kasus pelanggaran HAM pasca jajak pendapat
diTim-Tim. Lewat Serious Crime Unit(SCU) yang dibentuk UNTAET sebagai bagian dari
Kejaksaan Agung Timor Leste, petinggi militer waktu itu direkomendasikan diadili di Timor
Leste. Rilis yang dikeluarkan SCU tersebut mengejutkan masyarakat Indonesia. Hal itu
disebabkan proses pengadilan pelanggaran HAM  kasus Tim-Tim masih berlangsung
dipengadilan HAM di PN Jakarta Pusat.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM :

 Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
 Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.
 Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
parapejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
 Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran
HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa
menikmati
arus kendaraan yang tertib dan lancar.
 Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
BAB II

Kesimpulan

            HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

            HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih
dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang – undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan


HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang
lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain. 
DAFTAR PUSTAKA

 Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human
rightsand The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
 Wahidin. 2008. Makalah PKn Tentang Hak Asasi Manusia(HAM).
 Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.
 Drs. S. Sumarsono. Dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan.
 http//:www.blogger.com
 Hak-Hak Asasi Manusia dan Media (Human Right and The Media) Yayasan Obor
Indoonesia. Hal 13.
  Sosiologi Hukum, Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. Hal 90-91
 http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
 http://organisasi.org/
pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham_yang_berlaku_umum_global_p
elajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia
 http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/
 http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
 http://unknown-mboh.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-macam-macam-ham-
hak.html
 http://sagimansmart.wordpress.com/2011/03/16/hak-asasi-manusia-ham/
 http://pancasilazone.blogspot.com/2012/06/hukum-dan-hak-asasi-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai