A. Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (Secara Etimologis, Terminologis Dan Para
Ahli)
Hak Asasi Manusia (HAM) merujuk pada hak-hak yang melekat pada setiap
manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat dan nilai yang sama. Konsep HAM
telah berkembang sejak lama, dan banyak ahli yang telah memberikan definisi dan
pemahaman yang berbeda tentang konsep ini.
a.) Secara etimologis, kata "hak" berasal dari bahasa Inggris "right" yang berarti
sesuatu yang benar atau tepat. Sedangkan kata "asasi" berasal dari bahasa Arab
"asas" yang berarti dasar atau prinsip. Jadi, Hak Asasi Manusia secara harfiah dapat
diartikan sebagai hak-hak yang mendasar atau prinsipil yang dimiliki oleh setiap
manusia.
b.) Secara terminologis, konsep HAM tercantum dalam banyak dokumen dan deklarasi
internasional seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang
disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948. DUHAM
menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak asasi yang sama dan tidak boleh
diskriminasi dalam hak-hak tersebut.
c.) Para ahli juga memberikan pemahaman tentang konsep HAM. Berikut adalah
beberapa definisi dari para ahli:
1.) John Locke: "Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada manusia
sebagai individu yang bebas dan setara, dan diberikan oleh penciptanya."
2.) Immanuel Kant: "Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki oleh setiap
manusia secara inheren, karena keberadaannya sebagai manusia."
3.) Mahatma Gandhi: "Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan oleh
Tuhan kepada setiap manusia untuk hidup dengan martabat dan kehormatan."
4.) Amartya Sen: "Hak Asasi Manusia adalah hak yang memungkinkan setiap
manusia untuk hidup sebagai manusia, dan bukan sebagai hewan atau objek."
Dalam kesimpulannya, konsep Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
pada setiap manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat dan nilai yang sama.
Konsep ini telah berkembang sejak lama dan didefinisikan oleh banyak ahli dengan
cara yang berbeda.
B. Kategori Dan Ciri Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan jenis haknya. Berikut adalah beberapa kategori hak asasi manusia:
a.) Hak sipil dan politik: meliputi hak-hak seperti hak untuk hidup, hak untuk
kebebasan berekspresi, hak untuk kebebasan beragama, hak untuk berkumpul dan
berserikat, hak untuk suara dalam pemilihan, dan hak untuk memiliki akses ke
pengadilan.
b.) Hak ekonomi, sosial, dan budaya: meliputi hak-hak seperti hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak, hak atas pendidikan dan kesehatan yang layak, hak atas
perumahan dan lingkungan yang sehat, hak atas kebudayaan dan kebebasan
berkreasi.
c.) Hak-hak kolektif: meliputi hak-hak kelompok-kelompok tertentu seperti hak-hak
kaum minoritas, hak-hak perempuan, hak-hak anak-anak, dan hak-hak orang
dengan disabilitas.
Di Dunia:
a.) Abad ke-18: Konsep HAM modern muncul pada masa pencerahan di Eropa, yang
menekankan hak individu dan kebebasan sipil, seperti hak atas kebebasan berbicara,
beragama, dan berorganisasi.
b.) Abad ke-19: Pada masa ini, gerakan abolisi perbudakan dan hak suara wanita
menjadi sorotan penting dalam perjuangan HAM.
c.) Abad ke-20: Pasca Perang Dunia II, konsep HAM semakin diakui secara
internasional dan dituangkan dalam berbagai perjanjian dan deklarasi, seperti
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada tahun 1948.
d.) Abad ke-21: Perjuangan HAM masih terus berlanjut dan semakin kompleks, seperti
isu-isu hak migran, hak lingkungan, dan hak digital.
Di Indonesia:
a.) Zaman Hindia Belanda: Pada masa ini, muncul beberapa kelompok pergerakan
nasional yang menuntut kemerdekaan dan hak-hak sipil, seperti Sarekat Islam dan
Indische Partij.
b.) Masa Penjajahan Jepang: Pada masa pendudukan Jepang, konsep HAM semakin
dikenalkan melalui Pemuda Sumpah Pemuda dan Konstitusi Jepang 1946 yang
mengakui hak-hak individu.
c.) Masa Kemerdekaan: Konsep HAM tertuang dalam UUD 1945, namun perjuangan
untuk memenuhi hak-hak dasar masih terus berlanjut, seperti hak atas pekerjaan,
pendidikan, dan kesehatan.
d.) Reformasi: Setelah era Orde Baru, Indonesia semakin aktif dalam mempromosikan
dan memperjuangkan HAM, seperti dengan membentuk Komnas HAM dan
mengambil langkah-langkah untuk memenuhi hak-hak dasar rakyat, seperti hak atas
pangan dan hak atas air bersih.
Perkembangan HAM di dunia dan Indonesia menunjukkan bahwa perjuangan
untuk memenuhi hak-hak dasar dan kebebasan individu masih terus berlanjut dan
menjadi isu global yang relevan hingga saat ini.
E. Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 (Sebelum Dan Sesudah Amandemen)
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam UUD 1945 mengalami perkembangan sejak
lahirnya konstitusi tersebut hingga mengalami beberapa perubahan setelah amandemen
dilakukan. Berikut adalah penjelasan mengenai HAM dalam UUD 1945 sebelum dan
sesudah amandemen:
Sebelum Amandemen:
Pasal-pasal yang mengatur HAM dalam UUD 1945 sebelum amandemen terdapat
dalam Bab XA tentang Hak Asasi Manusia. Pasal-pasal tersebut antara lain:
a.) Pasal 28A: Setiap orang berhak atas kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b.) Pasal 28B: Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan mengeluarkan
pendapat.
c.) Pasal 28C: Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
d.) Pasal 28D: Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
penegakan hukum yang adil dan bijaksana.
e.) Pasal 28E: Setiap orang berhak untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan
agamanya.
f.) Pasal 28F: Setiap orang berhak atas kesetaraan di depan hukum dan perlindungan
hukum yang sama.
Sesudah Amandemen:
Setelah amandemen dilakukan pada tahun 1999, hak asasi manusia dalam UUD 1945
semakin diperkuat dengan ditambahkannya pasal-pasal baru yang mengatur tentang
HAM. Beberapa pasal yang menyangkut HAM dalam UUD 1945 setelah amandemen
antara lain:
a.) Pasal 27 ayat (1): Setiap orang berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
b.) Pasal 28I: Setiap orang berhak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan, serta
menjamin hak untuk memilih agama atau kepercayaan serta beribadah menurut
agama atau kepercayaannya itu.
c.) Pasal 28J: Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasinya.
d.) Pasal 28K: Setiap orang berhak atas kebebasan dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan dari
perlakuan yang bersifat diskriminatif.
Perkembangan HAM dalam UUD 1945 menunjukkan bahwa hak asasi manusia
semakin diakui dan diperkuat dalam sistem hukum Indonesia. Hal ini menjadi landasan
penting dalam memperjuangkan dan memenuhi hak asasi manusia di Indonesia.
F. Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Ada banyak jenis pelanggaran hak asasi manusia (HAM), di antaranya adalah:
a.) Pelanggaran hak sipil dan politik: pelanggaran hak untuk kebebasan berekspresi,
berkumpul, berserikat, dan hak untuk memilih dan dipilih.
b.) Pelanggaran hak ekonomi, sosial, dan budaya: pelanggaran hak untuk bekerja,
mendapatkan gaji yang adil, kesehatan, pendidikan, dan hak atas pangan dan air
bersih.
c.) Diskriminasi: pelanggaran hak atas perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif
terhadap seseorang berdasarkan suku, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual.
d.) Kekerasan dan kejahatan terhadap manusia: pelanggaran hak atas hidup, kebebasan
dari perlakuan yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia,
serta hak atas keadilan dan penegakan hukum yang adil.
e.) Pelanggaran terhadap hak anak: pelanggaran hak atas kesehatan, pendidikan,
perlindungan dari eksploitasi dan pelecehan, serta hak atas kelangsungan hidup dan
pembangunan.
f.) Pelanggaran terhadap hak perempuan: pelanggaran hak atas perlakuan yang sama
dan tidak diskriminatif, perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga,
pemerkosaan, atau bentuk kekerasan lainnya, serta hak atas kesehatan reproduksi
dan kemandirian ekonomi.
g.) Pelanggaran hak migran dan pengungsi: pelanggaran hak atas perlakuan yang sama
dengan warga negara lainnya, perlindungan dari penindasan, dan hak untuk kembali
ke negara asal mereka.
h.) Pelanggaran hak atas lingkungan: pelanggaran hak atas lingkungan yang sehat dan
bersih, serta hak untuk hidup dalam lingkungan yang aman dan lestari.
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan
peraturan perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya
secara administrasi di Indonesia.
Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya sistem hukum
Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan berpendapat di
luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara karena hukum dipandang 2 sisi,
yaitu secara formal dan materil.