Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

HAKASASJ MANUSIA (HAM)

A. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

– Hak asasi manusia ( HAM ) merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia sejak
dalam kandungan dan bersifat universal ( dimiliki semua manusia tanpa memandang jenis kelamin,
negara, ras, agama, dan budaya).

– Tujuannya untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat manusia serta menjaga
keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya.

■ Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia

Dibagi dalam 2 Periode yaitu:

a. Periode sebelum kemerdekaan ( 1908 -1945 )

Ditandai dengan lahirnya berbagai organisasi pergerakan nasional yaitu:

1) Budi Utomo (1908), organisasi ini memperjuangkan hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan
pendapat

2) Sarekat Islam (1911), organisasi ini memperjuangkan hak penghidupan yang layak dan bebas dari
penindasan dan diskriminasi rasial

3) Indische Partij (1912), organisasi ini memperjuangkan hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan
perlakuan yang sama

4) Perhimpunan Indonesia (1925), organisasi ini memperjuangkan hak untuk menentukan nasib
sendiri.

5) Pendidikan Nasional Indonesia (1931), memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri,
hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka
hokum, dan hak turut serta dalam penyelenggaraan negara.

b. Periode sesudah kemerdekaan (1945-sekarang)

1). Periode 1945-1950

Periode Orde Lama ini menekankan pada:

a) hak untuk merdeka

b) hak kebebasan untuk berserikat dan berkumpul melalui organisasi politik

c) hak untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen

Legitimasi HAM secara formal tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945 dan Maklumat Pemerintah 3
Nopember 1945
2). Periode 1950-1959

Periode ini lebih memberi ruang bagi perkembangan lembaga demokrasi, seperti:

a) munculnya partai politik dengan berbagai ideology

b) adanya kebebasan pers

c) pemilu dengan system multipartai

d) kendali parlemen atas pemerintah

e) wacana pemikiran HAM yang kondusif karena pemerintah memberi

kebebasan

Pada periode ini Indonesia menandatangani dan mengesahkan (ratifikasi) 2 Konvensi HAM
internasional ( Konvensi Genewa dan Konvensi tentang Hak Politik Perempuan)

3). Periode 1959-1966

– Periode ini awal demokrasi terpimpin, kekuasaan terpusat pada presiden. Pemerintah membatasi
dengan hak sipil, dan hak politik warga nrgara, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan

4). Periode 1966-1998

Periode ini masa pemerintahan Orde Baru. Pemikiran HAM pada periode ini dalam 3 kurun waktu
yaitu:

a) Tahun 1967, pemerintah melindungi kebebasan dasar manusia dengan adanya hak uji material
yang diberikan kepada MA

b) Tahun 1970-1980, pemerintah cenderung melakukan pemasungan HAM dalam produk hukum
yang bersifat restriktif (membatasi) HAM.

c) Tahun 1990-an, pembentukan lembaga penegakan HAM (Komnas HAM, 1993)

5). Periode 1998- sekarang

– Pergantian pemerintah dari Orde Baru ke Orde Reformasi berdampak besar terhadap penegakan
dan perlindungan HAM di Indonesia.

– Pada periode ini pemerintah melakukan amandemen UUD NRI Tahun 1945 untuk menjamin HAM

– Pemerintah menetapkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM

3. Makna HAM

a. Pengertian HAM
● John Locke berpendapat bahwa individu sesuai dengan kodratnya adalah makhluk yang bebas dan
setara. Manusia memiliki hak kodrati yang meliputi hak hidup (right to life), hak untuk merdeka
(right to liberty), dan hak untuk memperoleh/memiliki kekayaan (right to property). Hak ini tidak
dapat diganggu gugat atau bersifat mutlak

● UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ( HAM) : Pasal 1 (1)

HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.

● Prof. Darji Darmodiharjo mengatakan bahwa hak-hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa mabusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak asasi itu menjadi

dasar dari hak dan kewajiban2 yang lain

MATERI

– Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengartikan
HAM sebagai hak-hak yang melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat
hidup sebagai manusia.

– Dari pengertian tersebut, maka pada hakekatnya dalam HAM terkandung dua makna, yaitu:

1. HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia.

2. HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan
kodrat kemanusiannya yang luhur

Thomas Jefferson, Hak dapat berupa: hak untuk hidup (rights of life), hak untuk kebebasan (liberty)
dan diikuti adanya tujuan dari hak itu, yaitu kebahagiaan/kesejahteraan manusia

❖ HAM memiliki beberapa ciri khusus yaitu:

1) Hakiki, yaitu ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan

2) Universal, yaitu hak itu berlaku untuk semua orang di mana saja, tanpa memandang status, ras,
harga diri, gender, atau perbedaan lainnya

3) Permanen atau tidak dapat dicabut, yaitu hak itu tetap selama manusia itu hidup dan tidak dapat
dihapus oleh siapapun

4) Tidak dapat dibagi, yaitu semua orang mendapatkan semua hak, apakah itu hak sipil atau hak
politik, ekonomi, social, dan budaya

Makna Kewajiban Asasi Manusia


❖ Selain HAM, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu dengan
lainnya, dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara

❖ UU No. 39 Tahun 1999, Kewajiban asasi/kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana, dan tegaknya HAM

❖ Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan sebab
akibat. Seseorang mendapatkan haknya setelah menjalankan kewajiban.

B. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

–Sebagai ideologi negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yaitu:


●Nilai dasar
●Nilai instrumental
●Nilai praksis

1. Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila

Nilai Dasar :

● Merupakan suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap, yang terlepas dari pengaruh perubahan
waktu. Nilai dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, mencakup cita-cita, tujuan, tatanan
dasar, dan ciri khasnya.

● Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai
Kerakyatan, dan Nilai Keadilan.

Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila yaitu:

a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

memberikan jaminan dan hak bagi setiap warga negara untuk memeluk agama, beribadah dan
menghormati perbedaan agama. Tidak boleh ada diskriminasi dan intimidasi terhadap kegiatan
keagamaan yang dilakukan.

b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Memberikan jaminan dan hak bagi setiap warga negara untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan
setara di hadpan hukum dan undang-undang maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hak
mendapatkan pendidikan, penghidupan yang layak dan kesejahteraan.

c. Nilai Persatuan Indonesia

Menuntut kewajiban bagi warga negara untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Menanamkan rasa cinta tanah air, gerakan “100% Cinta Indonesia”.

d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Dengan adanya system demokrasi, setiap warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi di
bidang pemerintahan, karena demokrasi merupakan system pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.

e. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Setiap warga negara berhak mendapatkan keadilan dalam pendidikan, kesempatan


mengembangkan diri, dan hal lain yang berkaitan dengan hak dasar manusia.

2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila

Nilai instrumental :

● Merupakan penjabaran dari nilai dasar untuk kurun waktu dan kondisi tertentu. Nilai instrumental
dapat disesuaikan dengan kondisi tuntutan zaman, namun tetap mengacu pada nilai dasar yang
dijabarkannya.Nilai dasar merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana maupun
program yang menindak lanjuti nilai dasar.

● Perwujudan nilai instrumental umumnya berbentuk peraturan mulai dari Undang-Undang Dasar
hingga peraturan daerah.

□ Peraturan Perundang-undangan yang berhubungan dengan HAM yaitu:.

a. UUD NRI Tahun 1945, Pasal 27, 28, 28 A – 28 J, 29, 30, 31, 32, 33, 34.

b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM. Di dalam Tap MPR

tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1998 tentang Konvensi Menentang


Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM e. Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000 tentang

Pengadilan HAM

f. Undang-undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

g. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat

h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 tentang Kovensi Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik

i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2005 tentang Kovensi Internasional Hak- hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya.

j. Undang-undang RI No. 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang

k. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan
Saksi dalam pelanggaran HAM yang Berat.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang Kompensasi,Restitusi, Rehabilitasi terhadap
Korban Pelanggaran HAM Berat

m. Keputusan Presiden Nomor 50 tahun 1993 tentang Komisi Nasional HAM

n. Keputusan Presiden Nomor 83 tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi

o. Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan dan
Pengadilan Negeri Makasar

p. Perda ( Balikpapan ) No.9 Tahun 2015 tentang Kesehatah Ibu, bayi

2. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-SilaPancasila

Nilai praksis :
● Merupakan nilai yang terdapat dalam kenyataan sehari-hari, berupa bagaimana warga
negara melaksanakan nilai-nilai Pancasila baik tertulis maupun tidak tertulis.

C. Kasus Pelanggaran HAM

1. Pengertian dan Jenis Pelanggaran HAM

a. Penegertian Pelanggaran HAM:

( UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 1 ayat 6 )

HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku

b. Jenis Pelanggaran HAM

􏰀 Pelanggaran HAM dapat bersifat :

- Kejahatan Biasa (ordinary crimes), contoh pemukulan, penganiayaan, pencemaran nama baik, dan
menghalangi orang untuk

mengekspresikan pendapatnya

- Kejahatan Luar Biasa (ekstraordinary crimes), adalah pelanggran HAM yang berat.

● Karakteristik kejahatan HAM berat:

1) Kejahatan terhadap kemanusiaan dengan bermotifkan kekuasaan

yang dilakukan secara sistematis dan meluas

2) Kejahatan ini akan menimbulkan teror juga kekhawatiran dan kekuatan dalam diri masyarakat
3) Kejahatan ini diakui oleh dunia sebagai kejahatan yang paling serius yang harus diselesaikan oleh
seluruh negara danbahkan menjadi yuridiksi

Internasional.

❖ Pelanggaran HAM HAM BERAT ada 2 macam:

( UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM)

● Kejahatan Genosida: adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk mengha-
curkan/me musnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa , ras, kelompok etnik, dan kelompok
agama.

Berupa:

1.Membunuh anggota kelompok

2. Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental terhadap anggota-anggota kelompok

3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yg akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya

4. Memaksakan tindakan yg bertujuan mencegah kelahiran dalam kelompok

5. Memindahkan secara paksa

Kejahatan Terhadap Kemanusiaan:

adalah perbuatan yg dilakukan dengan serangan yang

meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap

penduduk sipil.

Berupa:

1. Pembunuhan

2. Pemusnahan

3. Perbudakan

4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa

5. Perampasan kemerdekaan/perampasan kebebasan fisik

6. Penyiksaan

7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,


pemandulan/sterilisasi secara paksa

8. Penganiaayaan terhadap suatu kelompok tertentu

9. Penghilangan orang secara paksa


0. Kejahatan apartheid

2. Penyebab Pelanggaran HAM

a. Faktor internal, (Faktor-factor yang berasal dari dalam diri seseorang):

– Sikap individualisme

– Rendahnya kesadaran tentang HAM

– Rendahnya sikap toleransi

– Tidak seimbangnya pelaksanaan hak asasi dan kewajiban asasi

– Belum adanya kespahaman dan kesamaa menegnai konsep HAM

b. Faktor Eksternal, (Faktor-factor yang berasal dari luar diri seseorang) :

– Penyalahgunaan kekuasaan

– Lemahnya dan kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak

3. Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

a. Peristiwa Tanjung Priok tanggal 12 September 1984, sebanyak 24 orang tewas.

b. Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998, sebanyak 4 mahasiswa tewas. Tragedi Semanggi I pada
tanggal 13 November 1998, sebanyak 5 orang tewas. Kemudian terjadi

lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September 1999, sebanyak 5 orang tewas.

c. Peristiwa Aceh (1990-1998)

d. Kasus terbunuhnya wartawan Udin (1996)

e. Kasus terbunuhnya Marsinah (1993)

f. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jajak pendapat (1999)

D. Upaya Penegakan HAM

1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan

a. Kewajiban dan Tanggung jawab Negara dalam HAM

1) Keawjiban untuk menghormati ( the obligation to respect) HAM

2) Kewajiban untuk melindungi (the obligation to protect) HAM

3) Kewajiban untuk memenuhi ( the obligation to fulfil) HAM

4) Kewajiban untuk memajukan/ mengembangkan/ meningkatkan (the

obligation to promote) HAM


b. Makna Perlindungan, Pemajuan , dan Pemenuhan HAM

1) Perlindungan HAM

a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

– Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50 tahun 1993. Komnas
HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai
lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi HAM.

b. Pembentukan Instrumen HAM.

– Instrumen HAM merupakan alat untuk menjamin proses perlindungan dan penegakkan
HAM,biasanya berupa peraturan perundang-undangan dan lembaga-lembaga penegak HAM, seperti
(Komnas HAM) dan Pengadilan HAM.

C. Pembentukan Pengadilan HAM

– Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU RI No. 26 Tahun 2000. Pengadilan HAM adalah
pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat melindungi HAM baik
perseorangan maupun masyarakat dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian

2) Pemajuan HAM.

Merukan proses pembangunan dan pengembangan instrument

HAM, baik secara konstitusi atau kelembagaan.

3) Pemenuhan HAM

Pemenuhan HAM erat kaitannya dengan penegakkan

hokum. Aparat penegak hokum merupakan penyelenggara negara yang bertugas melindungi dan
memberikan jaminan HAM secara langsung kepada warga masyarakat.

2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran HAM


● Proses Penyelasaian Pelanggaran Berat HAM

Upaya penyelesaian pelanggaran HAM berat yaitu melalui peradilan HAM,

menganut prinsip:

▪ Prinsip transparansi, (terbuka), Prinsip supremasi hukum ( kepatian hukum), Prinsip


profesionalisme

● Penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat menurut UU N. 26 Tahun 2000 yaitu:

▪ Penyelidikan,penyidikan, dan penangkapan

Peneyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM, Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung, dengan
mengangkat penyidik ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat

▪ Penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan mengangkat penuntut umum ad hoc
▪ Pemeriksaan di pengadilan dilakukan oleh majelis hakim peradilan HAM

yang berjumlah 5 orang. Perkara diperiksa dan diputus paling lam 180 hari.

Nama: Nur Rahma A.

Kelas: XI-TITL 1

Anda mungkin juga menyukai