Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi
dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Kita semua sepakat bahwa pelanggaran hak asasi manusia di negara kita elah
berlangsung secara vertikal mupun horisontal. Pelakunya mencakup militer, pemerintah,
pengusaha, majikan dan masyarakat umum. Pelanggaran itu tidak hanya terjadi
diwilayah publik, tetapi juga di wilayah privat seperti keluarga.
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil
dan

benar

berdasarkan

mekanisme

hukum

yang

berlaku.

Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan


pelanggaran hak asasi manusia, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.
Pelanggaran itu, bisa dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, baik secara
perorangan ataupun kelompok.

B.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Penjelasan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
Hak Asasi Manusia di Indonesia
UU yang mengatur HAM di Indonesia
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia
Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
2 Landasan terhadap pengakuan HAM
Asal mula perkembangan pemikiran HAM dunia
4 Generasi perkembangan pemikiran HAM
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
HAM dan Demokrasi
faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM
Apa saja contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Upaya pencegahan pelanggaran HAM di Indonesia

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui UU yang mengatur HAM di Indonesia.
3. Untuk Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia
4. Untuk mengetahui permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia.
5. Untuk mengetahui asal mula perkembangan pemikiran tentang HAM.
6. Untuk mengetahui generasi-generasi perkembangan pemikiran HAM.
7. Untuk mengetahui hubungan antara HAM dan demokrasi.
8. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM
9. Untuk mengetahui beberapa contoh pelanggaran HAM.
10. Untuk mengetahui upaya pencegahan HAM di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu
manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hakhak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a.

Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;

b.

Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;

c.

Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta

d.

Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.


Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi,
dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun
Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
3

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

B. Hak Asasi Manusia Pada Tataran Global


Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM
,yaitu:
a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat :
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis :
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.
c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika :

1. Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.


2. Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala
keluarga
3. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB :
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor
Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human Rights.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Hak untuk hidup


Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan
Hak untuk berdagang
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

C. Hak Asasi Manusia Di Indonesia


Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang
artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut
harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti
melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan5

ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara
multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita
tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau
kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah
dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan
martabat

kemanusisan,

kesejahteraan,

kebahagiaan,

dan

kecerdasan

serta

keadilan.Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik


Indonesia,yakni:
1.

Undang Undang Dasar 1945

2.

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

3.

Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat
dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
1. Hak hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2. Hak hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik.

4. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
( rights of legal equality).
5. Hak hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak
untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,
penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak
Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

D. UU yang mengatur HAM di Indonesia :


Undang-Undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999. Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
i. Hak wanita (Pasal 45-51)
j. Hak anak (Pasal 52-66)

E. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia


Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan
yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
- hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
8

- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu


- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan
penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
- Hak mendapatkan pengajaran
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

F. Permasalahan dan Penegakkan HAM di Indonesia


Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di
pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai
dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan
HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan
pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum
internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme,
serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu,
penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan
konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:


1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga
yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum
dan HAM.
9.

Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.


10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

10

G. Landasan Terhadap Pengakuan HAM :


1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia adalah
sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan
ras, agama, suku, bahasa dan sebagainya.
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia.
Semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.

H. Asal Mula Perkembangan Pemikiran HAM Dunia

1.

MAGNA CHARTA
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di
kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat
pandangan bahwa raja memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum,
tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka hokum
(Mansyur Effendi,1994).

2.

THE AMERICAN DECLARATION


Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American
Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya,
sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.

3.

THE FRENCH DECLARATION

11

Pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana
ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law
yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam
kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai
ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia
bersalah.
4.

THE FOUR FREEDOM


Ada empat hak kebebasan yaitu : berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan
memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak
kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat
kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari
ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun
bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara
lain ( Mansyur Effendi,1994).

I. Generasi Perkembangan Pemikiran HAM

1. GENERASI PERTAMA, berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada


bidang hukum dan politik.
2. GENERASI KEDUA, pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan
juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya.

12

3. GENERASI KETIGA, sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua yang


menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
4. GENERASI KEEMPAT, yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan
dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan
menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat.
Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan
rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit.

J. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia


Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische
Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang
sama hak kemerdekaan. Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia
telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu:
1.

Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945

2.

Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi RIS

3.

Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950

4.

Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945

K. HAM dan Demokrasi

13

Berdasarkan konteks sejarah, pada dasarnya perjuangan mewujudkan suatu


demokrasi juga merupakan sejarah perjuangan menegakkan HAM di dunia. Oleh karena
itu, dewasa ini isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan isu mengenai
hak asasi manusia.
Demokrasi dan HAM adalah dua isu bahkan gerakan global yang tak terelakkan.
Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat manusia dalam rangka
menjamin dan melindungi hak asasi manusia. Demokrasi diyakini sebagai sistem politik
yang dapat memberi penghargaan atas hak dasar manusia dan selanjutnya menjamin
perlindungan dan penegakan atas hak-hak dasar tersebut. Unsur pokok dari demokrasi
adalah perwujudan dari pengakuan akan HAM.
Demokrasi memiliki dua unsur utama, yaitu kontrol rakyat atas proses pembuatan
keputusan politis dan kesamaan hak-hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali
(Beetham & Boyle.2000). Dalam pandang yang hampir sama demokrasi mencakup 2
konsep pokok yaitu :
1.

Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi.

2.

Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil


maksimal dari usaha orang tanpa adanya pembatasan dari penguasa.
Jadi, bagian tak dapat terpisahkan dari ide kebebasan adalah pembatasan

kekuasaan-kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang


melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah unutk menjamin
kebebasan tersebut. Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang.
Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan dan
memperoleh akses dan kesempatan sama untuk mengembangkan diri sesuai dengan
potensinya. Adanya kebebasan dan persamaan adalah karena adanya pengakuan atas hak
asasi manusia.

L. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia


14

Kita semua sepakat bahwa pelanggaran hak asasi manusia di negara kita elah
berlangsung secara vertikal mupun horisontal. Pelakunya mencakup moliter, pemerintah,
pengusaha, majikan dan masyarakat umum. Pelanggaran itu tidak hanya terjadi
diwilayah publik, tetapi juga di wilayah privat seperti keluarga.
Ada tga paktor penyebab terjdinya pelanggaran hak asasi manusia, yakni pembaaian
kekuasan yang tidak berimbang, msyarakat yang belum berdaya, serta masih kuatnya
budaya feodal dan paternalistik dalam masyarakat kita. Ketiga paktor tersebut, pada
giliranya, memunculakan praktek praktek penyalahgunaan kekuasaan.
Kekuasaan disini tidak melulu menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk
bentuk kekuasan lain yang ada didalam masyarakat, termasuk kekuasan didalam
perusahaan.Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas
melanggar hak asasi manusia, pendek kata, tiap elemen di dalam masyarakat kita, bila
memiliki kekuasaan, cederung untuk menyalah gunakannya.
Mengingat banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara kita, maka
maka upaya upaya penegakan hak asasi manausia harus dilakukan secara simultan, baik
preventif represif. Secara preventif, tindakan tindakan yang perlu kita lakukan adalah:
Memberdayakan mekanisme perlindunagan hak asasi manusia yang asa dan
membentuk badan badan khusus untuk mengurusi masalah masalah khusus.
Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan tingkatan
dalam masyarakat, dengan mengikut sertakan LSM dalam kemitraan dengan
pemerintah, demi terwujudnya budaya hak asasi manusia.

Mencabut dan merevisi semua undang undang dan peraturan yang bertentangan
dengan hak asasi manusia.

Membentuk lembaga yang membantu korban pelanggaran hak asasi manusia dalam
mengurus kopensasi dan rehabilitasi.
Mengembankan manajemen konflik oleh lembagalembaga perlindungan hak asasi
manusia.

15

Mengembangkan penyelenggaraan yang menjujung tinggi nilainilai hak asasi


manusia.
Secara represif, tindakantindakan yang harus kita lakukan adalah :
Memperoritaskan penyusunan mekanisme penanganan atas kasus-asus pelanggaran
hak asasi manusia agar efektif.
Segera membawa pelaku pelanggaran hak asasi manusia kepengadilan tanpa
membeda- bedakan status pelaku dan menjunjung asas praduga tak bersalah .
Mengembankan program perlindungan tehadap saksi dan korban pelanggaran hak
asasi manusia sehingga proses penyelidikan dan penyidikan atas pelanggaran hak
asasi manusia dapat dilakukan secara efektif.
Forum juga memberi tekanan khusus terhadaf masalah pelecehan seksual dan
tindak kekerasan terhadap perempuan. Pasalnya kasuskasus pelecehan seksual dan
tindak kekerasan terhadap perempuan jarang yang terungkap. Salah satu sebabnya, lagi
lagi, karena karena kita belum memeiliki prosedur yang bakumengenai pengaduan,
penanganan dan perlindungan terhadap korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.

M. Beberapa Contoh Kasus Pelanggaran HAM


Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil
dan

benar

berdasarkan

mekanisme

hukum

yang

berlaku.

Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pelanggaran hak
asasi manusia, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain. Pelanggaran itu, bisa

16

dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, baik secara perorangan ataupun


kelompok.
Kasus pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genisida)
2. Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan
3. Penyiksaan
4. Penghilangan orang secara paksa
5. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :


1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik,
dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak
pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang
lain, menjarah dan lain-lain.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah
dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah
antara aparat pemerintah dengan masyarakat.
Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa
besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi
dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :
17

a. Kasus Tanjung Priok (1984)


Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi
pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan
dan penembakan.
b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong,
Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT
Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan
diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan
pembunuhan.
c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian
Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan
sudah tewas.

d. Peristiwa Aceh (1990)


Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik
dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga
dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan
Aceh merdeka.
e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para
aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang
dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).
f. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

18

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan
lainnya luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang
warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang
mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).
g. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jejak pendapat (1999)
Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999 di
timor timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran dan
Persahabatan (KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara terkait.
h. Kasus Ambon (1999)
Peristiwa yang terjadi di Ambon ni berawal dari masalah sepele yang merambat
kemasala SARA, sehingga dinamakan perang saudara dimana telah terjadi
penganiayaan dan pembunuhan yang memakan banyak korban.
i. Kasus Poso (1998 2000)
Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan banyak korban yang diakhiri dengan
bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.

j. Kasus Dayak dan Madura (2000)


Terjadi bentrokan antara suku dayak dan madura (pertikaian etnis) yang juga
memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
k. Kasus TKI di Malaysia (2002)
Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari
persoalan penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.
l. Kasus bom Bali (2002) DAN beberapa tempat lainnya

19

Telah terjadi peristiwa pemboman di Bali, yaitu tahun 2002 dan tahun 2005 yang
dilakukan oleh teroris dengan menelan banyak korban rakyat sipil baik dari warga
negara asing maupun dari warga negara Indonesia sendiri.
m. Kasus-kasus lainnya
Selain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak Asasi Manusia seperti
dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau pun dilingkungan masyarakat.
Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:
1. Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk
sekolah, memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).
2. Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.
3. Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.
4. Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenangwenang dirumah.
Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :
1. Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran, kekayaan,
atau perilakunya).
2. Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer,
dicubit, ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).
3. Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.
4. Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.
5. Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan
siswa dari sekolah yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :


20

1. Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).


2. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota
masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.
3. Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan
yang ada.

N. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia

1. Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya
represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi
harus ditegakkan.
2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para
pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan
yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap
orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang
melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui
otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk
mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan
dilakukan pembenahan atas kekurangan yang selama ini masih terjadi.
4. Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi pelayan
masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan kultural
mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
Kemudian, perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal

21

dan konflik vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak kekerasan
yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan secara
terencana, adil, dan menyeluruh.
5. Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan yang
sama di semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus
mendapatkan manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang dewasa.
Anak-anak harus diperlakukan dengan cara yang memajukan martabat dan harga
dirinya, yang memudahkan mereka berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus
mendapatkan perlindungan hukum dalam rangka menumbuhkan suasana fisik dan
psikologis yang memungkinkan mereka berkembang secara normal dan baik. Untuk
itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan perlindungan hak asasi anak.
6. Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan HAM
yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut
serta dalam upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai
yang ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
7. Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain,
pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan
aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi
juga oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan,
atau individu lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil
mungkin jauh lebih banyak, tetapi kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu perlu
ada kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia. Hal ini
perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.

22

3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam


masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

23

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, di mana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam
negeri maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan
yang harus dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti
masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan HAM
bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.
Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan
tidak perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan
bangsa dan negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga
negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak
hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang
dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat terwujud dan
terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen
bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali di
masa kini dan masa yang akan datang.

24

B. Saran
Sebagai

makhluk

sosial

kita

harus

mampu

mempertahankan

dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu negara dalam
mencari upaya untuk mengatasi atau menanggulangi adanya pelanggaran-pelanggaran
HAM yang ada di Indonesia.

25

DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/
http://id.shvoong.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://emyfizza.blogspot.com/2011/02/makalah-kewarganegaraan-hak-asasi.html

http://mnopriyanto.blogspot.com/2010/11/upaya-pencegahan-pelanggaran-ham.html
http://oeebudhi.blogspot.com/2012/01/makalah-hak-asasi-manusia.html
http://ramliani.blogspot.com/2008/06/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html
http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi
%20Pokok/view&id=270&uniq=2613

26

Anda mungkin juga menyukai