Anda di halaman 1dari 9

Ruang lingkup Berdasarkan pengertian kriminologi tersebut titik sentral permasalahannya meliputi : 1.

Masalah kejahatan dan pelaku kejahatan/yang sejenisnya berupa mengenai tindakan/perbuatan yang dilakukan oleh remaja disebut dengan

deliquensi/deliquency, (deliquent = remaja yang melakukan perbuatan kejahatan) 2. Mengenai penyebab terjadinya/adanya suatu perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh manusia/pelakunya. 3. Upaya yang dapat menekan sekecil mungkin baik kuantitas maupun kwalitas suatu perbuatan kajahatan dan mempersempit ruang gerak akibat suatu perbuatan kejahatan. 4. Analisa berbagai perbuatan kejahatan di dunia ini. Ruang lingkup tersebut biasanya disebut kriminologi dalam arti yang sempit. Dalam arti yang luas adalah kriminologi dalam arti yang sempit ditambah dengan satu ilmu yang lain yaitu kriminalistik, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana upaya (terutama penegak hukum) untuk membuat jelas/terang suatu peristiwa kejahatan.

PENGERTIAN KRIMINOLOGI Ilmu kriminologi lahir pada abad 19, kriminologi terdiri atas dua kata yaitu crime = kejahatan dan logos =ilmu . jadi secara sempit kriminologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kejahatan. 1. pengertian kriminologi dari segi bahasa atau dari asal-usul katanya. Menurut Budimansyah (2008:1) Nama kriminologi diberikan oleh seorang antropolog Prancis bernama P. Topinard (1830-1911) yakni merangkaikan dua kata bahasa latin crimen dan logos. Crimen bararti kejahatan, sedangkan logos berarti ilmu. Maka secara etimologis kriminologi berarti ilmu yang menelaah masalah kejahatan. 2. definisi kriminologi yang dikemukakan oleh para ahli.

a. Edwin H. Sutherland and Donald R. Cressey, Criminology is the body of knowledge regarding delinguency and crime as social phenomena b. WME. NOACH, Kriminologi adalah ilmu pengetahuan dari bentukbentuk gejala, sebab musabab, dan akibat-akibat dari perbuatan jahat dan perilaku tercela c. W.A. Bonger, Kriminologi adalah ilmu pengetahun yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya d. Constant, memandang bahwa kriminologi sebagai ilmu pengetahuan empirik, yang bertujuan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat e. Sauer, memandang kriminologi sebagai ilmu pengetahuan tentang sifat perbuatan jahat dari individu-individu dan bangsa-bangsa berbudaya f. Michael dan Adler, berpendapat bahwa Kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan sifat-sifat dari para penjahat, lingkungan mereka, dan cara mereka secara resmi diperlakukan oleh lembaga-lembaga masyarakat g. Vrij, memberikan rumusan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan jahat, pertama-tama mengenai apakah perbuatan jahat itu, tetapi selanjutnya juga mengenai sebab musabab dan akibatakibatnya h. Wood, berpendapat bahwa istilah kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman, yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahat, termasuk di dalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat i. Seelig, memberikan rumusan kriminologi sebagai ajaran riil, yaitu fisik maupun psikis,dari gejala perbuatan jahat j. Stephan Nurwits, memandang kriminologi sebagai bagian dari Criminal Science yang dengan penelitian empirik berusaha memberikan gambaran tentang faktor-faktor kriminalitas (etiologi of crime) penertiban masyarakat dan oleh para anggota

k. Moeljatno, merumuskan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan kelakuan jelek dan tentang orangnya yang tersangkut pada kejahatan dan kelakuan jelek itu l. Sementara itu, Taft dan England merumuskan definisi kriminologi sebagai berikut: Istilah kriminologi dipergunakan dalam pengertian secara umum dan pengertian khusus. Dalam pengertian yang luas, kriminologi adalah kajian (bukan ilmu yang lengkap) yang memasukkan ke dalam ruang lingkupnya berbagai hal yang diperlukan untuk memahami dan mencegah kejahatan dan diperlukan untuk pengembangan hukum, termasuk penghukuman atau pembinaan para anak delinkuen atau para penjahat, mengetahui bagaimana mereka melakukan kejahatan. Dalam pengertian sempit, kriminologi semata-mata merupakan kajian yang mencoba untuk menjelaskan kejahatan, mengetahui bagaimana mereka melakukan kejahatan. Apabila yang terakhir, yaitu pengertian sempit diterima, kita harus mengkaji pembinaan pelaku kejahatan yang dewasa, penyelidikan kejahatan, pembinaan anak delinkuen dan pencegahan kejahatan (Taft, England, 1964: 11) m. Herman Manheim, orang Jerman yang bermukim di Inggris memberikan definisi kriminologi sebagai berikut: Kriminologi dalam pengertian sempit, adalah kajian tentanga kejahatan. dalam pengertian luas juga termasuk di dalamnya adalah penologi, kajian tentang penghukuman dan metode-metode seupa dalam menanggulangi kejahatan, dan masalah pencegahan kejahatan dengan cara-cara non-penghukuman. untuk sementara, dapat saja kita mendefinisikan kejahatan dalam pengertian hukum yaitu tingkah laku yang dapat dihukum menurut hukum pidana (Manheim, 1965: 3) n. Selanjutnya definisi yang diberikan oleh Walter Reckless: Kriminologi adalah pemahaman ketertiban indiveidu dalam tingkah laku delinkuen dan tingakah laku jahat dan pemahaman bekerjanya sistem peradilan peidana. Yang disebut pertama, yaitu kajian keterlibatan, mempunyai dua aspek: (1) kajian terhadap si pelaku, dan (2) kajian tingkah laku dari si pelaku,

termasuk korban manusia. Yang disebut kedua, memperhatikan masalah (1) masuknya orang dalam sistemperadilan pidana pada setiap titik, dan parale; serta (2) keluaran daru produk sistem peradilan pidana dalam setiap titik perjalanan (Reckless, 1973: v) o. Defisni selanjutnya adalah definisi yang diberikan oleh Elmer Hubert (1968), yaitu: Kriminologi adalah kajian ilmiah dan penerapan praktis penemuanpenemuan di lapangan: (a) sebab musabab kejahatan dan tingkah laku jahat serta etiologi, (b) ciri-ciri khas reaksi sosial sebagai suatu simtom ciri masyarakat, dan (c) pencegahan kejahatan (E. H. Johnson, 1968: 13) p. Kriminologi menurut Johnson adalah bentuk pendekatan diagnostik yang diperlukan untuk suatu treatment (pengobatan/pembinaan)secara klinis. 3. pembagian kriminologi. Menurut Bonger membagi kriminologi menjadi kriminologi murni dan kriminologi terapan: a. Teoretis 1) Antropologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuna tentang manusia jahat (somatic). 2) Sosiologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejala masayarakat. 3) Psikologis Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang

kejahatan dipandang dari sudut ilmu jiwa (psikologi). 4) Psycho dan neuro-pathologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang penjahat yang sakit jiwa atau urat syarafnya. 5) Poenologi, ialah ilmu pengetahuan tentang timbul dan pertumbuhanya hukuman arti dan faedahnya. b. Terapan 1) Hygiene Kriminil, ialah ilmu bagian dari kriminologi yang mempelajari bagaimana usaha-usaha-usaha memberantas faktor-faktor penyebab timbulnya kejahatan.

2) Politik Kriminil, ialah ilmu bagian dari kriminologi yang mempelajari tentang bagaimanakah caranya menetapkan hukuman yang sebaik-baiknya kepada terpidana agar ia dapat menyadari kesalahanya serta berniat untuk tidak

melakukannya lagi.

4.

objek kajian kriminologi. Menurut Sunarjati, dkk (2009:1), secara umum objek kajian kriminologi itu ialah : a. Kejahatan, yaitu perbuatan yang disebut sebagai kejahatan. Kriteria suatu perbuatan yang dinamakan kejahatan tentunya dipelajari dari peraturan perundang-undangan pidana, yaitu norma-norma yang didalamnya memuat perbuatan pidana. b. Penjahat, yaitu orang yang melakukan kejahatn. Studi terhadap pelaku atau penjahat itu terutama dilakukan oleh aliran kriminologi positif dengan tujuan untuk mencari sebab-sebab orang melakukan kejahatan. Dalam mencari sebab-sebab kejahatan, kriminologi posif menyadarkan pada asumsi dasar bahwa penjahat berbeda dengan bukan penjahat, dan perbedaan tersebut pada asfek biologis, fisikologis maupun sosio-kultural. c. Reaksi masyarakat terhadap kejahatan dan penjahat (pelaku). Studi mengenai reaksi masyarakat terhadap kejahatan bertujuan untuk mempelajari pandangan serta tanggapan masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan atau gejala yang timbul di masyarakat yang dipandang sebagai merugikan atau membahayakan masyarakat luas, akan tetapi undang-undang belum mengaturnya.

Dalam lingkungan akademik, khususnya pada Fakultas Hukum terdapat mata kuliah Kriminologi yang secara umum membahas tentang tindakan criminal atau kejahatan.Apa sebenarnya pengertian kriminologi itu? Banyak ahli telah mengemukakan pengertian kriminologi, antara lain :

1. Mulyono (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang ditunjang oleh berbagai ilmu yang membahas kejahatan sebagai masalah manusia 2. Bonger (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya 3. Sutherland (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial dan mencakup proses-proses perbuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum 4. Wood (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahat dan,termaksud didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat. 5. Noach (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang perbuatan jahat dan perilaku tercela yang menyangkut orang-orang terlibat dalam perilaku jahat dan perbuatan tercela itu. 6. Wolfgang (Santoso dan Zulfa, 2002 : 9) mengatakan bahwa kriminologi adalah kumpulan ilmu pengetahuan tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengartian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa secara ilmiah keteranganketerangan, keseragaman-keseragaman, pola-pola dan faktor-faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan,pelaku kejahatan serta reaksi masyarakat terhadap keduanya. 7. Effendy (1986 : 10) mengatakan kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan itu sendiri yang tujuanya adalah mempelajari apa sebabsebab sehingga seseorang melakukan kejahatan dan apa yang

menimbulkan kejahatan itu. Apakah kejahatan itu timbul karena bakat

orang itu adalah jahat atau disebabkan karena keadaan masyarakat sekitarnya baik keadaan sosiologis maupun ekonomis.

Pengertian

diatas

sangat

luas,

sehingga

banyak

para

ahli

yang

mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian kriminologi secara khusus antara lain : a. Wood Ia mengatakan bahwa istilah kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahatnya termasuk didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat itu dan para penjahatnya. Yang termasuk didalamnya antara lain adalah :

kejahatan.

seperti penaggulangan dan pencegahan. b. Micheal Adler Dia menyatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan sifat dari penjahat lingkungan mereka dan cara mereka secara resmi diperlakukan oleh lembaga penertib masyarakat dan oleh para anggota masyarakat. c. Edwin H. Sutherland Edwin dikenal sebagai bapak kriminologi modern karena dia lah yang pertama sekali menghubungkan masalah kejahatan itu dengan masyarakat. Dalam hal ini Edwin melihat dari segi sosiologi. Menurut Edwin H. Sutherlan menyatakan kriminologi adalah criminology is the body of knowledge regarding crime as a social phenomena ialah keseluruhan pengetahuan tentang kejahatan sebagai gejala sosial. Beliau juga

mengatakan bahwa selama masyarakat masih ada perbuatan kejahatan juga akan tetap ada. d. Constant Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan empirik yang bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang meyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat. Seorang ahli statistik yang bernama A.E. Quetelet tertarik kepada seorang manusia yang melakukan perbuatan yang tidak baik, diamana dia terkait dengan alat-alat yang digunakan, sehingga ia berkesimpulan bahwa dalam setiap perbuatan yang sama (dalam hal ini pembunuhan) alat yag dilakukan untuk melakukan perbuatan itu hampir sama. Jadi dalam mempelajari kejahatan dari segi sosial maka selama ada masyarakat kejahatan akan tetap ada, ini berarti masalah kejahatan tidak akan pernah habis dikikis dalam rangka penanggulangan kejahatan itu. Penamggualangan kejahatan itu mempunyai dua pengertian antara lain :

dari kejahatan tersebut.

tersebut. Disiplin ilmu mengenai manusia terdiri atas tiga kelompok, antara lain : 1. Manusia dari segi biologis Dari segi ini ditemukan dalam disiplin ilmu biologi, psyciatry endokriminology (ilmu mengenai kelenjer dalam tubuh manusia). 2. Manusia dilihat dari segi zoon politikon Ditemukan dalam disiplin ilmu politik, ekonomi, sosiologi

antropologi dll. 3. Manusia dilihat dalam tatanan norma-norma dalam pergaulan masyarakat. Dalam hal ini ditemukan dalam norma agama, etika dan hukum. e. Sudjono

Ilmu kriminologi adalah suatu ilmu yang mempelajari sebab akibat perbaikan dan pencegahan kejahatan sebagai gejala sosial dengan menghimpun sumbangan berbagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Sudjono membicarakan dalam tiga hal, antara lain :

menanggulangi

kejahatan

dalam

hal

ini

upaya

memperbaiki manusianya dan pencegahan kejahatannya,

Sehingga dengan demikian dia dapat melihat untuk penanggulangan dan pencegahan perbuatan kejahatan. Dalam hal ini ia sudah dapat menentukan penyebabnya. Maka dalam rangka pencegahan dan memperbaiki kejahatan ini dibantu oleh kriminalistik.

Anda mungkin juga menyukai