1
Antonius Cahyadi, E. Fernando Manulang, Pengantar ke Filsafat Hukum, Kencana, Jakarta, 2007, hlm.158
2
Antonius Cahyadi, E. Fernando Manulang, Pengantar ke Filsafat Hukum, Kencana, Jakarta, 2007, hlm. 161-162
d. Putusan hakim tidak ditutunkan secara otomatis dari aturan-aturan hukum yang bersifat
tetap.
e. Frank tidak dapat menerima pandangan bahwa prinsip-prinsip hukum tidak selalu
benar dan baik, selalu menjamin kepastian, keamanan dan harmoni dalam kehidupan
bersama.
f. Putusan pengadilan tergantung pada banyak faktor, antara lain :
1) Kaidah-kaidah hukum
2) Faktor-faktor non hukum seperti prasangka politikm ekonomi dan moral.
g. Hukum menurut Frank adalah bukan undang-undang, tetapi seperangkat kenyataan-
kenyataan, suatu putusan pengadilan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada.
h. Mengakui adanya ketidakpastian hukum dalam putusan pengadilan, tetepi menurutnya,
ketidakpastian adalah merupakan aspek pada fenomena apapun.
i. Membagi 2 jenis yuridis yang beraliran realis, yaitu :
1) Rule-skeptics, yaitu mereka yang menemukan ketidakpastian hukum di dalam
aturan-aturan hukum formal dan menginginkan kepastian hukum yang lebih besar.
Mereka melakukan usaha untuk melakukan penyeragaman dalam “judicial
behavior” melalui studi psikologi, politik, sosiologi, dan lain-lain. Mereka
memusatkan perhatian pada pengadilan tingkat kasasi karena pengadilan kasasi
tidak lagi memeriksa faktanya.
2) Fact-skeptics, yaitu mereka yang menemukan ketidakpastian hujum yang timbul
dari sifat kurang dapat ditangkapnya fakta-fakta tertentu yang merupakan salah satu
sifat alamiah fakta-fakta tersebut. Mereka memusatkan perhatian pada peradilan
peradilan tingkat pertama dan tingkat banding (judex factie) karena pada kedua
peradilan itu masih memeriksa fakta yang berkaitan dengan kasus yang diperiksa.3
3
Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah, Ilmu Hukum & Filsafat Hukum : Studi Pemikiran Ahli Hukum
Sepanjang Zaman, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm. 148-150