Anda di halaman 1dari 6

Ferisca Ananda Putri

2115201016

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 HAM

2.1.1 PENGERTIAN HAM

Manusia dan HAM adalah 2 (dua) kata yang sulit dipisahkan. Pada hakikatnya, setiap manusia
lahir di bumi dengan membawa hak-hak dan kodrat yang melekat integral dalam hidupnya.
Dalam UU tentang Hak Asasi Manusia dijelaskan bahwa pengertian Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM).

Ciri pokok hakikat HAM adalah sebagai berikut:

a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi.


b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar.

Berbagai Pendapat tentang HAM :

Berikut ini merupakan paparan dari berbagai pendapat tentang HAM. Dari beberapa pendapat ini
terdapat perbedaan namun pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip yang sama.

a) Mariam Budiardjo

HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak ini ada pada
manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat
asasi dan universal. Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh
kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan citacitanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)

b) Thomas Jefferson

HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh Negara. Kebebasan ini
berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi manusia individu. Pemerintah diciptakan untuk
melindungi pelaksanaaan hak asasi manusia. (Majalah What is Democracy, 8)

c) Universal Declaration of Human Right

Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati yang diperoleh
oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam, sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh karena itu setiap manusia berhak memperoleh kehidupan
yang layak, kebebasan, keselamatan dan kebahagiaan pribadi. (Majalah What is Democracy, 20)

d) Filsuf-filsuf jaman Auflarung abad 17 ± 18

HAM adalah hak-hak alamiah karunia Tuhan yang dimiliki oleh semua manusia dan tidak dapat
dicabut baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.

e) Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998

Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal dan
abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk menjamin kelangsungan
hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat
dan diabaikan oleh siapapun.

2.1.2 MACAM-MACAM HAM

Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan sebagai berikut :

a) Hak-hak pribadi (personal right)


b) Hak-hak ekonomi (property right)
c) Hak-hak asasi (right of legal equality)
d) Hak-hak asasi politik (political right)
e) Hak-hak asasi sosial dan budaya (social and culture right)
f) Hak-hak asasi mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedura
right)

2.1.3 HAM SECARA KONSEPTUAL

a) Proklamasi

Sebagai pernyataan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berimplikasi kebebasan bagi rakyatnya.

Kemerdekaan dan kebebasan inilah merupakan unsur dasar HAM.

b) Pembukaan UUD 1945

Pada alenia pertama dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Menurut Prof.
Notonagoro setiap bangsa sebagai kesatuan golongan manusia merupakan diri pribadi
mempunyai

hak kodrat dan hak moril untuk berdiri sebagai pribadi atau hidup bebas. Jika ada bangsa yang
tidak merdeka hal ini bertentangan dengan kodrat manusia. Lebih jauh lagi dijelaskan dalam
alinea ke empat, dimana terdapat Pancasila sebagai fundamen moral negara. Sila kemanusiaan
yang adil dan beradab mengandung ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan yang merupakan
unsur-unsur HAM.

c) Pancasila

Konsep HAM dalam Pancasila bertumpu pada ajaran sila kedua Kemanusiaan yang adil dan
beradab dalam kesatuan dengan sila-sila yang lain. Konsep HAM dalam Pancasila ini lebih
mendasar jika dijelaskan dalam tatanan filosofis. Pemahaman Pancasila sebgai filsafat bertitik
tolak dari hakekat sifat kodrat manusia sebagai manusia individu dan soaial. Konsep HAM
dalam Pancasila tidak hanya bedasarkan pada kebebasan individu namun juga mempertahankan
kewajiban sosial dalam masyarakat. Kebebasan dalam Pancasila adalah kebebasan dalam
keseimbangan antara hak dan kewajiban antara manusia sebagai individu dan sosial, manusia
sebagai makhluk mandiri dan makhluk Tuhan, serta keseimbangan jiwa dan raga.

2.1.4 BENTUK-BENTUK HAM

1. Hak Sipil dan Hak Politik


1) Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi
2) Hak bergerak
3) Hak atas satu kebangasaan
4) Hak untuk berhimpun dan berserikat
5) Hak untuk mempunyai hak milik Dsb.

2. Hak Ekonomi dan Hak Sosial- Budaya.

1) Hak untuk bekerja


2) Hak atas jaminan social
3) Hak atas pendidikan
4) Hak atas istirahat dan waktu senggang
5) Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, dsb.

Sementara itu dalam UUD 1945(amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi manusia yang
terdiri dari hak:

1) Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


2) Hak kedudukan yang sama di dalam hukum
3) Hak kebebasan berkumpul
4) Hak kebebasan beragama
5) Hak penghidupan yang layak
6) Hak kebebasan berserikat
7) Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan

Selanjutnya operasional beberapa bentuk HAM yang terdapat dalam UU Nomor 39 tahun 1999
tentang HAM sebagai berikut:

1) Hak untuk hidup


2) Hak berkeluarga dan menjutkan keturunan
3) Hak mengembangkan diri
4) Hak memperoleh keadilan
5) Hak atas kebebasan pribadi
6) Hak atas rasa aman
7) Hak atas kesejahteraan
8) Hak turut serta dalam pemerintahan
9) Hak wanita
10) Hak anak

2.2 PANCASILA

2.2.1 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia, oleh karenanya merupakan
landasan bagi sistem pemerintahan dan kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat.
Pancasila juga bukan hanya merupakan pandangan hidup, melainkan juga alat pemersatu bangsa.

2.2.2 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENEGAKKAN HAM

a) Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaan masing-masing.

b) Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila ini mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia.

c) Sila ketiga, Persatuan Indonesia

Sila ini mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga negara dengan semangat rela
berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau
golongan.

d) Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan.
e) Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini.

2.2.3 UUD’45 SEBAGAI INSTRUMEN PANCASILA DALAM MENEGAKKAN HAM

Hak-hak asasi manusia dalam pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan terperinci
di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan fundamental
tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia.

2.2.4 PASAL-PASAL UUD’45 YANG MENGATUR HAM

 Pasal 27 dan UUD 1945 (warga negara)


 Pasal 29 UUD 1945 (agama)
 Pasal 33 (kesejahteraan sosial)

DAFTAR PUSTAKA

Wilujeng, Sri R. "Hak Asasi Manusia: Tinjauan Dari Aspek Historis Dan Yuridis." Humanika:
Jurnal Ilmiah Kajian Humaniora, vol. 18, no. 2, Dec. 2013

Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Dikdik Baehaqi Arif. 2018. “HAK AZASI
MANUSIA” ,http://eprints.uad.ac.id/9434/1/HAM%20Dwi.pdf , diakses pada 30 November
2021 pukul 15:45

Anda mungkin juga menyukai