Oleh :
NPM 20112056
PROGRAM PASCASARJANA
SURAKARTA
2021
1. 4 (empat) Pandangan tentang HAM
a. Pandangan Universal Absolut, yang melihat HAM sebagai nilai-nilai
universal sebagaimana dirumuskan dalam “The International Bill of Human
Rights”. pandangan ini tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya
yang melekat pada masing-masing bangsa. Pandangan ini dipandang
eksploitatif sebab is menerapkan HAM sebagai alat untuk menekan dan
instrumen penilai.
b. Pandangan Universal Relatif, yang memandang permasalahan HAM
sebagai masalah universal namun terhadap perkecualian yang didasarkan atas
asas-asas hukum internasional yang tetap diakui keberadaannya.
c. Pandangan Partikularistik Absolut, yang melihat HAM sebagai persoalan
masing-masing bangsa tanpa memberikan kuat khususnya dalam melakukan
penolakan terhadap berlakunya dokumen-dokumen internasional. Pandangan
ini bersifat chauvinis, egois, defensif dan pasif tentang HAM.
d. Pandangan Partikularistik Relatif, yang melihat persoalan HAM sebagai
masalah universal juga nasional dari masing-masing bangsa. Berlakunya
dokumen-dokumen internasional hares diselaraskan, diserasikan, dan
diseimbangkan serta memperoleh dukungan dan tertanam dalam
budaya bangsa. Pandangan ini tidak sekedar defensif tapi juga aktif berusaha
mencari perumusan dan pembenaran tentang karakteristik HAM yang
dianutnya.
5. Pendapat tentang HAM yang diatur dalam UUD 1945 Pasca Amandemen
Perlu diakui bahwa perubahan UUD 1945 hasil amandemen adalah lebih baik
dibandingkan dengan konstitusi sebelumnya dalam membangun sistem
ketatanegaraan, salah satu utamanya terkait dengan meluasnya pengaturan
jaminan HAM. Dari kualitas jaminan hak-haknya, UUD 1945 mengatur jauh lebih
lengkap dibandingkan sebelum amandemen, dari 5 pasal (hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, kemerdekaan berserikat dan
berkumpul serta mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, jaminan
kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, serta hak atas pengajaran, hak atas
akses sumberdaya alam) menjadi setidaknya 17 pasal (dengan 38 substansi hak-
hak yang beragam) yang terkait dengan hak asasi manusia.
Meluasnya jaminan HAM melalui pasal-pasal di dalam UUD 1945 merupakan
kemajuan dalam membangun pondasi hukum bernegara untuk memperkuat kontrak
penguasa-rakyat dalam semangat konstitusionalisme Indonesia. Semangat
konstitusionalisme Indonesia harus mengedepankan dua aras bangunan politik
hukum konstitusinya, yakni pertama, pembatasan kekuasaaan agar tidak
menggampangkan kesewenang-wenangan, dan kedua, jaminan penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia. Kemajuan pasal-pasal hak asasi
manusia dalam konstitusi merupakan kecenderungan global di berbagai negara
tentang diakuinya prinsip universalisme hak-hak asasi manusia. Dan, diyakini secara
bertahap akan memperkuat pada kapasitas negara dalam mendorong peradaban
martabat kemanusiaan.