Anda di halaman 1dari 5

D061201059

Gabriel Gery Wisal Hamka

PENEGAKAN HAM DALAM BINGKAI HARMONI


HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Oleh: Gabriel Gery

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HAM adalah unsur – unsur yang melekat pada diri setiap manusia, yang
dalam penerapannya berada dalam ruang lingkup hak hidup, hak persamaan, dan
hak kebebasan. Tanpa adanya hak – hak tersebut, maka manusia tidak akan dapat
hidup layaknya seorang manusia. Sejak manusia lahir atau hadir di muka bumi,
mereka sudah memperoleh hak – hak tersebut, semata – mata dikarenakan ia
manusia, bukan karena pemberian negara atau masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa HAM bersifat supralegal artinya Ham tidak bergantung pada negara,
pemerintah, ataupun pengakuan masyarakat melainkan berasal dari sumber yang
lebih tinggi (Tuhan). Selain itu, HAM juga bersifat umum (universal) yang artinya
setiap orang memiliki hak yang sama atau setara, tanpa bergantung pada suku,
agama, ras, atau jenis kelamin yang dimiliki.

Dalam era reformasi ini, HAM menjadi salah satu topik yang sering
dibicarakan, akibat masih banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi di negara kita.
Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjunjung tinggi hak asasi yang dimiliki setiap orang sebagai
manusia. Oleh sebab itu, sangat penting bagi setiap anggota masyarakat untuk
mengetahui adanya hak – hak yang dimiliki setiap orang dan ruang lingkup dari hak
– hak tersebut, karena dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan hidup
bersosialisasi dengan manusia lain. Jangan sampai kita melanggar hak asasi yang
dimiliki oleh orang lain dalam usaha untuk memenuhi atau memperoleh HAM pada
diri kita sendiri.
D061201059
Gabriel Gery Wisal Hamka

B. Tujuan

Penulisan paper ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca


mengenai pentingnya HAM dan penegakan HAM, upaya perlindungan HAM di
Indonesia serta cara mengimplementasikan hak asasi serta kewajiban sebagai warga
negara dalam sila sila pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM

HAM merupakan hak – hak fundamental dan pokok yang dibawa manusia
sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga,
dihormati dan dilindungi. Hakekat dari HAM adalah upaya untuk menjaga
keselamatan serta keberadaan dari manusia melaui aksi menciptakan keseimbangan
antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum. HAM memiliki delapan
prinsip yang perlu diketahui untuk bisa memahami pengertian dari HAM secara
utuh.

Prinsip yang pertama adalah prinsip universalitas. Prinsip ini menekankan


bahwa HAM berlaku dimana saja dan untuk siapa saja serta tidak boleh diambil
siapapun juga. Prinsip yang kedua adalah prinsip pemartabatan terhadap manusia
(human dignity). Prinsip ini menegaskan perlunya penghormatan hak orang lain.
Kita hidup dalam masyarakat majemuk yang memiliki keberagaman baik dalam
segi budaya, suku, ras, agama dan sebagainya, oleh sebab itu toleransi sangat
diperlukan di tengah – tengah masyarakat agar dapat tercipta kerukunan satu sama
lain. Prinsip ini menunjukkan bahwa HAM menentang segala bentuk eksploitasi,
perbudakan, pembunuhan dan berbegai macam tindakan yang merebut atau
melanggar hak – hak yang dimiliki orang lain. Menurut prinsip ini, setiap orang
harus menghargai setiap manusia dengan keberagamannya masing – masing.

Prinsip yang ketiga adalah nondiskriminasi yang menekankan bahwa tidak


ada perbedaan perlakuan dalam hal menghormati, melindungi, serta memenuhi hak
D061201059
Gabriel Gery Wisal Hamka

– hak seseorang. HAM melarang adanya diskriminasi terhadap kalangan tertentu


karena apabila hal tersebut terjadi, maka dapat timbul pertentangan akibat adanya
ketidakadilan dalam masyarakat. Prinsip yang keempat adalah prinsip persamaan
(equality). Prinsip ini memiliki makna yang dekat dengan prinsip nondiskriminasi
dan menegaskan bahwa setiap orang punya hak dan martabat yang setara untuk
dihargai sejak dilahirkan. Contohnya persamaan di muka hukum,artinya setiap
orang punya hak untuk memperoleh keadilan dalam proses peradilan. Prinsip
kelima adalah indivisibility yaitu prinsip yang menegaskan bahwa hak – hak tidak
bisa dipisah – pisahkan antara yang satu dengan yang lain dan merupakan satu
keasatuan. Kita tidak boleh membeda – bedakan atau mengutamakan hak – hak
tertentu atas hak yang lain.

Prinsip keenam adalah prinsip inalienability, yaitu prinsip yang menegaskan


bahwa hak tidak bisa dipindahkan, dirampas, dipertukarkan, atau dibeli dengan hal
tertentu. Contohnya hak pilih dalam pemilu yang dimiliki oleh seseorang, tidak
dapat dibeli dan diwakili oleh siapapun. Prinsip ketujuh adalah prinsip
interdependency (saling ketergantungan), yang menekankan bahwa setiap hak yang
dimiliki manusia saling berkaitan dan bergantung satu sama lain. Contohnya tidak
terpenuhinya hak atas Pendidikan diakibatkan oleh tidak terpenuhinya hak untuk
mendapat pekerjaan. Hak kedelapan adalah hak responsibility
(pertanggungjawaban), yaitu hak yang menegaskan perlunya ada Langkah untuk
mendorong penghormatan dan pemenuhan hak – hak asasi manusia. Prinsip ini
menekankan peran negara untuk bertanggung jawab atas setiap langkah atau
tindakan warga negaranya guna memajukan hak – hak asasi manusia dan mencegah
pelanggaran HAM.

B. Upaya Perlindungan HAM di Indonesia

Dalam konstitusi negara Indonesia yaitu UUD 1945 (sebelum


diamandemen), istilah hak asasi manusia (HAM) tidak terdapat baik dalam
pembukaan, batang tubuh maupun penjelasannya, tetapi tercantum Hak warga
negara dan hak penduduk yang dikaitkan dengan kewajibannya, antara lain
tercantum dalam pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Namun bukan berarti HAM kurang
D061201059
Gabriel Gery Wisal Hamka

mendapat perhatian dalam UUD 1945, karena susunan UUD 1945 memang hanya
memuat inti – inti dasar kenegaraan. Dari pasal – pasal tersebut terdapat 5 pokok
mengenai HAM yaitu kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara dalam
hukum, hak warga negara atas pekerjaaan dan kehidupan layak, hak kemerdekaan
berserikat, berkumpul dan berpendapat, hak kebebasan memeluk agama dan hak
atas pengajaran.

Di Indonesia sendiri upaya perlindungan HAM sudah berjalan sejak masa


orde baru sampai sekarang. Sekarang ini, kemajuan atas perlindungan HAM sudah
mulai tampak apabila dibandingkan dengan masa sebelumnya (orde baru). Upaya
perlindungan HAM di Indonesia ditunjukkan dengan adanya bentuk hukum tertulis
yang memuat tentang HAM dalam konstitusi, ketetapan MPR, serta dalam undang
– undang. Upaya terutama ditunjukkan melalui pembentukan instrumen –
instrumen atau kelembagaan HAM yang bertujuan untuk menyelidiki setiap kasus
yang berhubungan dengan pelanggaran HAM dan melindungi hak – hak yang
dimiliki setiap warga negara. Selain itu, upaya dari aparat hukum untuk
menegakkan keadilan juga membantu mewujudkan pengakan HAM di negara kita.
Seluruh upaya tersebut mendukung kemajuan penegakan dan perlindungan HAM
di Indonesia.

C. Implementasi Hak Asasi dan Kewajiban Asasi dalam Sila – Sila Pancasila

Nilai – nilai HAM akan menjadi tidak berguna apabila tidak


diimplementasikan atau diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dalam proses
penerapan nilai – nilai tersebut, setiap warga negara Indonesia perlu mengetahui
hak asasi yang dimilikinya dan kewajiban asasi yang perlu dilaksanakan, dalam sila
– sila Pancasila yang merupakan dasar penerapan HAM di negara kita.

Berdasarkan sila pertama, setiap warga negara memiliki hak untuk memilih
dan memeluk agama yang diyakini, dan berkewajiban untuk melaksanakan perintah
serta menghindari larangan TYME sesuai kepercayaan masing – masing. Menurut
sila kedua, setiap warga negara memiliki hak untuk memiliki hak asasi yang dapat
dinikmati dan dipertahankan serta berkewajiban untuk saling membantu, menolong
D061201059
Gabriel Gery Wisal Hamka

dan menghargai antarmanusia. Berdasarkan sila ketiga, warga negara berhak untuk
memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama di Indonesia serta berkewajiban
untuk mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, golongan,
atau suku. Menurut sila keempat, setiap warga negara memiliki hak untuk
berpendapat dalam masyarakat dan berkewajiban untuk menghargai serta
mendengarkan pendapat orang lain. Berdasarkan sila kelima, setiap warga negara
memiliki hak untuk mendapatkan keadilan dalam kehidupan sosial dan
berkewajiban untuk melaksanakan kontrol sosial kepada para pembimbing negara
demi kepentingan Bersama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM merupakan hak – hak mendasar dan pokok yang diperoleh manusia
sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga,
dihormati dan dilindungi. Tujuan dari adanya nilai – nilai HAM di tengah
masyarakat adalah untuk menjaga keselamatan dan eksistensi manusia. HAM
memiliki ruang lingkup yaitu hak hidup, hak persamaan dan hak kebebasan. Di
Indonesia, hal – hal pokok tentang hak asasi manusia telah diatur dalam konstitusi
negara kita yaitu UUD 1945. Upaya – upaya untuk melindungi hak – hak tersebut
sudah berlangsung di Indonesia sejak masa orde baru hingga sekarang. Upaya –
upaya tersebut berupa pembentukan organisasi – organisasi atau kelembagaan
HAM, penyelidikan segala bentuk pelanggaran HAM, dan pembuatan hukum –
hukum yang memuat tentang HAM. Nilai – nilai HAM tersebut sangat penting
untuk diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat agar tercipta harmoni dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.umpo.ac.id/index.php/LS/article/view/1242

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphi/article/view/4286

Anda mungkin juga menyukai