Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

‘’FUNGSI NILAI – NILAI BUDAYA MARITIM BAGI


TATANAN KEHIDUPAN BERSAMA”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Rizki Nurhidayah (M011191269)


2. Ayub Aril (M011191235)
3. Muh. Daffa Putra (M011191288)
4. Erista Augivia (M011191261)
5. Andini Anwar (M011191279)
6. Auxilia Pratiwi Leanus (M011191258)
7. Riska (M011191240)
8. Rahmatul J. Lasolo (M011191278)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “FUNGSI NILAI-NILAI BUDAYA
MARITIM BAGI TATANAN KEHIDUPAN BERSAMA”
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
banyak bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat meperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa pula berterima kasih untuk segala bentuk
bantuannya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala bentuk kritik dan saran untuk kami
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi awal
pengetahuan kita mengenai fungsi nila-nilai budaya maritim bagi tatanan
kehidupan.

Makassar, 26 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sistem Nilai dan Budaya Maritim...............................................................................6

2.2. Nilai – Nilai Kebudayaan Maritim..............................................................................6

2.3. Fungsi Nilai – Nilai Budaya Maritim..........................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................................10

3.2. Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap kebudayaan dan masyarakat di dunia, tidak terkecuali kebudayaan dan


masyarakat maritim, cepat atau lambat pasti mengalami
dinamika / perkembangan. Dinamika tersebut meliputi wujud-wujud teknologi
dan benda/karya, perilaku dan kelembagaan, sistem-sistem budaya
kognitif/mental, etos/sikap kepribadian. Menjadi kenyataan pula bahwa biasanya
dalam dinamika ada tradisi bertahan (continuety), ada elemen-elemen dan tatanan
inti (struktur elementer) bertahan, yang  dalam banyak hal justru ditopang oleh
atau menopang proses dinamika itu sendiri. Proses dinamika dan bertahannya
tradisi akan mempengaruhi situasi dan kondisi sosial ekonomi serta lingkungan
sumberdaya alam dimanfaatkannya.

Dalam masyarakat maritim, termasuk di Indonesia, telah tumbuh berbagai


sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-
segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri,
pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain.
Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen
masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan
perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya.
Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor
ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak
dalamperkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural,
dan sistem-sistem budaya kemaritiman (pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai,
norma/aturan). Gambaran tentang fenomena dinamika sosial budaya maritim
berikut menggunakan kasus desa-desa Nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di
Sulawesi Selatan.

4
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan


masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Nilai budaya Maritim?


2. Apa yang dimaksud dengan Nilai-Nilai Kebudayaan Maritim?
3. Apakah fungsi nilai budaya maritim?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan manfaat yang


ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yakni:

1. Untuk mengetahui sistme nilai budaya maritim.


2. Untuk mengetahui nilai – nilai kebudayaan maritime.
3. Untuk mengetahui fungsi nilai - nilai budaya maritime.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Nilai Budaya Maritim

kebudayaan adalah sebuah sistem gagasan, tindakan dan hasil karya yang
di hasilkan daalaam rangka kehidupan manusia dan di jadikan hak milik manusia
melalui proses belajar.

Sistem nilai merupakan bagian inti dari system budaya yang saling terikat
dengan system-sistem gagasan, pengetahuan, kepercayaan, norma/aturan, dan
lain-lain dalam kebudayaan bersangkutan. System nilai berfungsi sebagai
pedoman bagi setiap individu atau kelompok dalam menentukan sikap, tindakan,
dan memaknai segala hal yang dianggap baik atau layak dalam kehidupan
bersama.

Sistem nilai budaya merupakan pedoman/acuan bagi sistem sosial


(berkehidupan bersama) dan sistem teknologi (rekayasa dan penggunaan alat
peralatan), maka dalam rangka pengembangan atau pembangunan kebudayaan
maritim ke depan tentu tepatnya dimulai dari sistem nilai budaya maritim itu
sendiri. Dengan terbangunnya sistem nilai budaya maritim yang ideal dan
pragmatis, maka pembangunan dimensi kehidupan bermasyarakat dan
teknologinya akan terarahkan dan terkendali dengan baik dalam konteks
kristalisasi nilai dan moral budaya maritim yang mengakar dan rekayasa baru
individu atau kelompok potensial dari segmen-segmen masyarakat pemangku
kepentingan (stakeholders). Termasuk dalam segmen-segmen stakeholders yang
kreatif-inovatif dalam merekayasa unsur-unsur budaya maritim baru yang ideal,
pragmatis, dan aplikatif ialah kalangan akademisi, ahli dan pemerhati lingkungan,
praktisi pembangunan, tokoh agama, LSM, dan sebagainya.

2.2. Nilai- Nilai Kebudayaan Maritim

6
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan manusia. Tujuan awal dari
adanya kebudayaan itu adalah untuk mendukung kehidupan manusia seperti cara
berpakaian yang merupakn bagian dari kebudayaan.

Masyarakat maritim menyakini bahwa lautan yang di mililki oleh


mereka berdasarkan pembagian kawasan laut yang disahkan oleh kepala desa itu
merupakan suatu sumber daya alam yang di jadiakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan lebihnya di jual untuk ke untungan. Tidak jarang di temukan bahwa
masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil belum tentu memilih laut sebagai lahan
mata pencarian utama. Demikian pula, pada menunjukan pola dari karekter yang
berbeda dari kawasan perairan satu ke kawasan lain memiliki pola yang berbeda.

Adat istiadat yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil


sangatlah beragam pula sangatlah berpula,di beberapa tempat sering di jumpai
adanya budaya pengaturan lahan laut atau sering di sebut hak wilayah laut.
Aturan –atuaran semacam ini merupakan suatu ke arifan lokal yang perlu di
hargai sesuai dengan undang-undang dasar 1945 pasal 18B ayat 2 yang di
sebutkan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang hidup dan
sesuaai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara perstuan republik
indonesia yang di atur dalam UUD.

Unsur nilai budaya bahari yang dianggap potensial untuk direvitalisasi


dan dikembamngkan kedepan sebagai landasan bagi pembangunan budaya bahari
di indonesia pada segala unsur atau aspeknya. Unsur-unsur nilai dan norma
budaya positif yang mengakar dalam berbagai kelompok nelayan dan pelayar dari
berbagai suku bangsa.

Tentang nilai –nilai budaya bahari tersebut, tidak diasumsikan dianut


dan diaplikasikan oleh kelompok atu komunitas masyarakat nelayan pada
umumnya dan berlaku pada semua periode waktu atau masa. Sebaliknya,
keberadaan sebagian besar unsur nilai budaya bahari tersebut bersifat konstektual.
Misalnya, kenberanian dan petualangan keketatan organisasi kerjasama etos

7
ekonomi yang tinggi, wawasan kelautan, multikulturalisme, nasionalisme, dan
sikap keterbukaan, banyak dimiliki nelayan dan pelayar.

Akibat dari adanya pengelolaan laut yang berlebihan maka kerusakan


ekosistem lautseperti yang pernah terjadi di beberapa daerah seperti di papua dan
di nusa tenggara barat yang di sebabkan dari pembuangan limbah dari perusahaan
asing yang beroperasi di daerah tersebut. Dalam dunia pelayaranpun kepentingan
nasional juga harus menerima dampak dari diterapkannya pasar bebas. Variabel
utama dalam pengelolaan sumber daya kelautan untuk mewujutkan kesejahteraan
adalah dengan melakukan kecerdasan atau pembangunan sumber daya manusia
(SDM). SDM terbangun baik secara alamiah dan rekayasa akan mampu
membentuk kegiatan penduduk yang mewujudkan cita-cita nasional yaitu
tercapainya rakyat indonesia yang adil dan makmur. Sumber daya manusia yang
terbangun secara alamiah merupakan rakyat yang tingaal di daerah pesisir
(masyarakat nelaayan). Mereka telah hidup dan di bentuk oleh alam untuk
memenuhi kehidupan sehari-harinya. Kita tidak meragukan kemampuan mereka
dalam m engelola sumber daya alam kelautan yang berorientasi pada kearifan
lokal.

2.3. Fungsi Nilai – Nilai Budaya Maritim

Dari gambaran dan ilustrasi unsur-unsur budaya nelayan dan pelayar


disajian sebelumnya, dapat diramu dan diseleksi berbagai unsur nilai budaya
maritim yang dianggap potensial untuk direvitalisasi dan dikembangkan ke depan
sebagai landasan bagi pembangunan budaya maritim di Indonesia pada segala
unsur atau aspeknya. Unsur-unsur nilai dan norma budaya positif yang mengakar
dalam berbagai kelompok nelayan dan pelayar dari berbagai suku bangsa (ethnic
groups) yaitu : Komunalisme, Arif lingkungan, Religius, Berkehidupan
bersama/kolektivitas, Egalitarian, Rukun dan setia kawan dalam kelompoknya,
Saling mempercayai,   Patuh/taat norma, Bertanggung jawab, Disiplin, Kreatif-
inovatif, Teguh pendirian, Kepetualangan, Berani menanggung risiko, Adaptif dan
kompetitif, Berwawasan kelautan dan kepulauan, Multikulturalis, Nasionalis,

8
Berpandangan dunia/keterbukaan tentang nilai-nilai budaya maritim tersebut,
tidak diasumsikan dianut dan diaplikasikan oleh kelompok atau komunitas
masyarakat nelayan pada umumnya dan berlaku pada semua periode waktu atau
masa. Sebaliknya, keberadaan sebagian besar unsur nilai budaya maritim tersebut
bersifat kontekstual. Misalnya, keberanian dan kepetualangan, keketatan
organisasi kerjasama, etos ekonomi yang tinggi, wawasan kelautan,
multikulturalisme, nasionalisme, dan sikap keterbukaan, banyak dimiliki nelayan
dan pelayar Bugis dan Makassar dengan kelembagaan P-Sawi; sikap
hemat/efisien dalam pemanfaatan uang dimiliki kebanyakan dimiliki komunitas
nelayan Dufadupa (Ternate) dengan kelembagaan arisan, menabung, ke-
Dibodibo-an; sikap tolong-menolong antaranggota kelompok nelayan dari unit-
unit usaha yang berbeda dimiliki komunitas nelayan Bonebone (Baubau --Buton)
dengan kelembagaan rektur Kuli Jala; sikap kebersamaan dengan dan
melestarikan lingkungan ekosistem dan sumberdaya perikanan laut, dan
pemanfaatan hasil-hasil secara bersama dan adil dimiliki oleh komunitas nelayan
Maluku, Irian, dan Aceh dengan kelembagaan lokal Sasi, Tyatiki, dan Panglima
Laut); dan lain-lain.

Sistem nilai budaya, sikap kolektivitas, dan perilaku budaya kemaritiman


tersebut tumbuh berkembang sebagai reproduksi dari pengalaman berinteraksi
dengan laut, pekerjaan berat dan rumit, ancaman bahaya dan ketidakmenentuan,
lingkungan sosial budaya masyarakat pengguna sumberdaya dan jasa laut yang
lain, pemerintah, pasar, dan sebagainya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem nilai budaya maritime merupakan pedoman/acuan bagi sistem


sosial (berkehidupan bersama) dan sistem teknologi (rekayasa dan penggunaan
alat peralatan), maka dalam rangka pengembangan atau pembangunan
kebudayaan maritim ke depan tentu tepatnya dimulai dari sistem nilai budaya
maritim itu sendiri.
Nilai-nilai budaya maaritim yang mengakar dalam berbagai kelompok
nelayan dan pelayar dari berbagai suku bangsa (ethnic groups) yaitu :
Komunalisme, Arif lingkungan, Religius, Berkehidupan bersama/kolektivitas,
Egalitarian, Rukun dan setia kawan dalam kelompoknya, Saling mempercayai,
Patuh/taat norma, Bertanggung jawab, Disiplin, Kreatif-inovatif, Teguh pendirian,
Kepetualangan, Berani menanggung risiko, Adaptif dan kompetitif, Berwawasan
kelautan dan kepulauan, Multikulturalis, Nasionalis,

3.2. Saran

Sebaiknya, dalam penyusunan makalah ini kekompkan dan keaktifan


anggota kelompok sangat dibutuhkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Nanang. 2011. Perubahan Sosial. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.
Tim Pengajar. 2011. Wawasan Ssosial Budaya Maritim. Universitas Hasanuddin.
Makassar

11

Anda mungkin juga menyukai