Anda di halaman 1dari 26

BAB

IX

OPTIK
Optik geometri

mempelajari sifat – sifat atau karakter propagasi cahaya dalam medium,


misalnya; pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), penerusan
(transmisi) dan penjalaran (propagasi) cahaya pada alat - alat optik.

Optik fisis

mempelajari tentang keadaan fisis dan tingkah laku cahaya sebagai


gelombang, misalnya pada peristiwa interferensi, difraksi, dispersi,
polarisasi dan gagasan – gagasan mengenai hakekat cahaya.
VIII.2 REFLEKSI DAN REFRAKSI
VIII.2.1 Refleksi
VIII.2.1.1 Refleksi pada Cermin Datar

Jika suatu gelombang cahaya jatuh pada suatu


permukaan cermin datar, maka sebagian dari
cahaya akan dipantulkan. Cahaya yang
dipantulkan dapat diamati oleh mata karena cermin
yang memantulkan cahaya tersebut dapat
membentuk bayangan

Jika posisi benda positif maka posisi bayangannya


negatif dan sebaliknya jika posisi benda negatif
maka posisi bayangannya positif

Posisi benda dikatakan positif jika posisi gambar


diperoleh dari perpotongan sinar-sinar datang dan
dikatakan negatif jika posisi gambar merupakan
perpotongan dari perpanjangan sinar datang
Bayangan dikatakan positif jika merupakan
perpotongan sinar pantul dan dikatakan negatif jika
merupakan perpotongan perpanjangan sinar pantul.
Misalkan jika terdapat dua cermin datar yang dipasang saling berhadapan hingga
membentuk sudut φ, maka jumlah bayangan yang terbentuk adalah :

360 
n 1

VIII.2.1.2 Refleksi pada cermin lengkung
a. Cermin Cekung (Concave)
O = pusat optik

P = Pusat kelengkungan cermin


SU : sumbu utama R
O R = jari-jari kelengkungan cermin
F SU OP = jejari cermin
P
OF = jarak titik api (fokus) = R/2

Karakter sinar utama pada cermin cekung adalah :


1.Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melewati titik fokus
2.Sinar datang yang melewati titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
3.Sinar datang lewat titik pusat akan dipantulkan melewati titik utama juga.

B’ P B F o
Jika OB = s adalah jarak benda dan OB’ = s’ adalah jarak bayangan, maka
menurut Hukum Gauss untuk cermin cekung dengan jejari kelengkungan R akan
berlaku :

1 1 2
 
s s' R
atau karena R =2f berlaku:
1 1 1
 
s s' f
Perbesaran bayangan M didefinisikan sebagai:

s ' h'
M 
s h

h’ adalah tinggi bayangan dan h adalah tinggi benda.


b. Cermin Cembung

Sifat-sifat pencerminana pada cermin cembung adalah:

a. Sinar datang sejajar yang sumbu utama akan dipantulkan seolah


berasal dari titik api (titik fokus).
b. Sinar datang menuju titik api akan dipantulkan sejajar dengan sumbu
utama.
c. Sinar datang menuju titik pusat dipantulkan seakan berasal dari titik P
juga.
Persamaan yang berlaku pada cermin cekung juga berlaku pada cermin
cembung. Yang membedakan adalah bahwa fokus dalam cermin cembung
dinyatakan dalam bilangan negatif, jadi :

1 1 1
 
s s' f
Contoh 1 :

Sebuah benda berdiri tegak lurus sumbu utama sejauh 10 cm dari cermin cekung
dengan jejari kelengkungan 40 cm. Jika tinggi benda 2 cm, hitung tinggi
bayangan.
jawab :
Diketahui : s = 10 cm ; R = 40 cm ; t = 2 cm
1 1 2 1
  
s s' R f
1 1 2 1 2 1
     diperoleh s’ = -20 cm
10 s' 40 s' 40 10

s'
M  2kali
s
t'
M  sehingga t’ = 4 cm
t
Contoh 2 :
Dua cermin cekung A dan B dipasang berhadapan dengan
A B sumbu utama berimpit, masing-masing dengan jari-jari 25 dan
60 cm, Sebuah benda berdiri tegak lurus sejauh 15 cm dari
F1 P1 P2 F2 cermin A. Sinar datang dari benda ke cermin A dulu kemudian
dipantulkan ke cermin B. Bayangan terakhir terbentuk
diperbesar 15 kali. Hitung jarak antara kedua cermin tersebut.

jawab :
Diketahui: fA = RA/2 = 12,5 cm
fB = RB/2 = 30 cm, sA = 15 cm, MT = 15 kali
Kemungkinan I untuk cermin A
1 1 2 1 1 2
      S A '  75 cm
S A S A ' RA 15 S A ' 25
75
Perbesaran bayangan cermin A dalam keadaan seperti ini adalah M A  15  5 kali
Karena perbesaran total 15 kali maka perbesaran cermin B MB = (15/5) = 3 kali
SB '
MB   3 kali sehingga SB’ =  3 S B
SB
dengan demikian akan diperoleh sebagai berikut :
1 1
a. S B '  3S B sehingga   S B  45 cm
S B 3S B
jarak antara kedua cermin adalah (75 + 45) cm = 120 cm

1 1 1
b. S B '  3S B sehingga    S B  20 cm
S B  3S B 30

jarak antara kedua cermin adalah (75 + 20) cm = 95 cm

A B

F1 P1 P2 F2

A B

F1 P1 P2 F2
VIII.2.1.3 Kecepatan Bayangan pada Refleksi Cermin

s'
M  t  V' atau V '  M V Jika M<1 maka V’<V, jika M>1 maka V’>1
s V
t
Contoh 3:
Sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan tetap 18 km/jam, memiliki jari-jari
kaca spion sebesar 120 cm. Dengan laju 90 km/jam sebuah sepeda motor ingin
mendahului mobil tersebut. Berapa kecepatan bayangan sepeda motor pada saat
12 m di belakang mobil ?
Jawab :
Vmobil = VM = 18 km/jam = 5 m/det r = 120 cm = 1,2 m
Vmotor = Vm = 90 km/jam = 25 m/det f = (r/2) = 0,6 m
Kecepatan relatif motor terhadap mobil adalah : Vm – VM = (25-5) m/det = 20 m/det
1 1 1 20  1 21
   
s' 0,6 12 12 12
s'  12 / 21 1
M   kali
s 12 21

Maka besar kecepatan bayangan mobil adalah 0,95 m/detik.


VIII.2.2 Refraksi

menurut hukum Snellius akan berlaku:


sin i V1

sin r V2
i i’
Adalah lebih mudah untuk menulis hubungan di atas
dalam indeks bias kedua medium (n), yakni dengan
menulis indeks bias medium pertama (n1), dan kedua
(n2) sebagai:
r
c c
n1  dan n2 
v1 v2
dengan c adalah laju cahaya dalam ruang hampa = 3 x 108 m/s, sehingga hukum pembiasan
dapat ditulis sebagai:
sin i n2
 n1 sin i = n2 sin r
sin r n1
VIII. 2.2.2 Refraksi pada Prisma
Andaikan suatu gelombang cahaya dijatuhkan pada salah satu sisi prisma yang
terbuat dari zat optik, dan mempunyai sudut puncak (pembias) 

Sehingga diperoleh :

Untuk n1 = 1, karena mediumnya udara.


Dengan menggunakan hkm Snell :

Sehingga diperoleh :
VIII.2.2.3 Refraksi Oleh Suatu Permukaan Lengkung

Dari Hukum Snell diperoleh :

Dengan asumsi bahwa 1 dan 2 sangat kecil, maka :

Dari gambar dengan memperhatikan segitiga OPC dan CPI :


Dengan melakukan subsitusi diperoleh :
Contoh
Sebuah aquarium berbentuk bola dengan jari-jari 60 cm berisi air dengan indeks
bias 4/3. Di dalam aquarium terdapat seekor ikan yang berjarak 30 cm dari
dinding aquarium. Seorang yang berjarak 80 cm dari dinding mengamati ikan
tersebut, maka tentukanlah :
a. letak bayangan ikan dilihat oleh orang
b. letak bayangan orang dilihat oleh ikan
Jawab :
Diketahui Sikan = 30 cm; Sorang = 80 cm; R = 60 cm dan n = 4/3
a. Orang melihat ikan
n a nu n u  n a , disini R dinyatakan dengan besaran negatif
 
S i S 'i R
4
3 1  1 
8

1

1
 S '1  25,7 cm
30 S 'i 180 180 S '1 180

b. Ikan melihat orang


R positif terhadap orang
nu n a n a  nu 1 4 1
    3 
S o S 'o R 80 S ' o 180
S ' o  192 cm
Contoh :

Sebuah benda berdiri 8 cm sebuah permukaan lengkung suatu kaca panjang


dengan jejari 6 cm dan berindeks bias 1,5. Tentukan :
a. Posisi bayangan benda dalam cermin
b. Pertanyaan seperti a, tetapi sistem tersebut berada dalam air yang indeks
biasnya 4/3

Jawab :

1 1,5 1,5  1
a.   maka s'  36 cm
8 s' 6

4 3 3  43
b. 3
 2
 2
maka s'  10,8 cm
8 s' 6
8.2.2.4 Pembiasan Oleh Lensa

Lensa adalah suatu benda optik yang dibatasi oleh bidang lengkung, atau satu
bidang dan satu bidang datar. Bila suatu berkas cahaya jatuh pada salah satu
permukaannya, maka cahaya cahaya tersebut akan terbias keluar dari
permukaan lainnya
a. Lensa Cembung (lensa positif)
Lensa cembung atau lensa konveks atau lensa konvergen yang terdiri dari 3
macam bentuk, yakni : lensa bikonveks, lensa plan konveks, dan lensa
konveks-konkav.

Bikonveks Plan konveks Konveks-konkaf

Sinar istimewa utama lensa cembung yang digunakan untuk menentukan letak
bayangan adalah sebagai berikut :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melaui pusat lensa diteruskan dengan arah tetap (tidak dibiaskan)
1
3

2
n0
n0
B B’
P1 so P2
s
s’
R1 R2

Pembentukan bayangan dapat dihitung melalui urutan sebagai berikut :


Untuk permukaan lengkung I:
no n n  no
 
S So R1
Untuk permukaan lengkung II
n n n n
 o  o
 S0 S ' R2
Bila kedua persamaan di atas dijumlahkan akan diperoleh :
no no  1 1  S = jarak benda
  n  no   
S S'  1
R R 2  S’= Jarak bayangan
atau secara umum dapat ditulis sebagai n01= indeks bias relatif lensa terhadap
 1 1  sekelilingnya
  no1  1 
1 1
 R1 dan R2 = jari-jari kelengkungan 1
S S'  R1 R2  dan 2 dari lensa
Contoh :

Diketahui sebuah lensa konveks-konkaf dengan jejari berturut-turut 40 cm dan


80 cm dengan indeks bias 1,5. Sebuah benda diletakkan sejauh 48 cm di
depan lensa. Hitunglah:
a. Jarak titik fokus lensa
b. Perbesaran bayangan lensa
c. Perbesaran bayangan jika sistem lensa diletakkan dalam bensin yang indeks bias
1,2.

Jawab :
 1 1 
 1,5  1   , maka f = 160 cm
a. 1
f  40 80 
1 1 1
b.   , maka s’=-68,57 cm
48 s' 160

c. 1,2  1,2  1,5  1 1  1  , maka s’ = -54,47 cm


48 s'  40 80 
b. Titik Fokus Lensa
Untuk menentukan jarak titik api lensa, benda diandaikan berada di jauh tak
hingga, sehingga berkas-berkas yang jatuh pada permukaan lensa merupakan
berkas sejajar, dan tentu dibiaskan menuju titik api (bayangan jatuh di titik fokus
lensa)
1 1 
   n01  1  
1 1 1
atau
 S' f  R1 R2 
 1 1 
 n01  1 
1

f  1
R R 2 

sehingga secara umum fokus lensa dapat ditulis sebagai :

1 1 1
 
S S' f
c. Lensa cekung (-)

Rumus yang berlaku pada lensa cembung berlaku pula untuk lensa cekung, yang
membedakan adalah bahwa titik api lensa cekung adalah fokusnya maya.

Sinar istimewa pada lensa cekung adalah :


1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seakan berasal dari
fokus F1
2. Sinar yang datang melalui F2 akan dibiaskan sejajar sumbu utama3.
3. Sinar yang lewat titik optik tidak dibiaskan
d. Perbesaran Bayangan pada Lensa

Ukuran bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa pada umumnya


tidak sama dengan ukuran bendanya, sifat bayanganpun dapat bersifat
nyata maupun maya. Bayangan bersifat nyata bila dibentuk oleh
perpotongan sinar-sinar bias, dan bersifat maya bila dibentuk oleh
perpotongan perpanjangan sinar bias. Besar bayangan bila dibandingkan
dengan besar benda disebut sebagai perbesaran dan dituliskan sebagai :

S' h'
M  x x
S h
e. Kekuatan Lensa

Yang dimaksud dengan kekuatan lensa adalah suatu besaran yang


kuantitasnya sebagai 1/f, dan f harus dalam satuan meter. Jika fokus lensa
dinyatakan dengan meter, kekuatan lensa dinyatakan dengan dioptri dengan
rumus :

1
P
f (m)
f. Lensa gabungan
Bila beberapa lensa saling diimpitkan dengan sumbu utama berimpit, maka
disebut lensa gabungan. Untuk kasus ini berlaku :

S’1=-S2

S1
S’2

Untuk Lensa I
1 1 1
 
f 1 S1 S '1
Untuk lensa II
1 1 1 1 1
   
f 2 S 2 S ' 2  S '1 S ' 2

dan bila keduanya dijumlahkan, maka akan diperoleh :


1 1 1 1
  
f 1 f 2 S1 S ' 2
Jika lensa I dan II dianggap sebagai satu lensa, maka S1 = S dan S’2 = S’,
sehingga persamaan terakhir menjadi :
1 1 1 1 1
   
f1 f 2 S S ' f total
Contoh :
Dua buah lensa A dan B masing-masing kekuatannya 10 D dan 25/3 D dipasang
sejajar dengan sumbu utama berimpit. Sebuah benda dengan tinggi 2 cm berada 15
cm di depan lensa A. Sinar dari benda menuju lensa A kemudian ke lensa B. Bila
jarak kedua lensa 38 cm, maka tentukannlah:
a. Jarak bayangan
b. Tinggi bayangan akhir yang terbentuk

Jawab :
1 1 25 3
 10 
, maka fA = 10 cm ; f (m) 3 maka f B  m 12 cm
f A ( m) B 25

Untuk lensa A
1 1 1
  maka s' A  30 cm
15 s' A 10
SB  d  s' A  38 cm  30 cm  8 cm
a. 1 1 1
  ; S ' B  24 cm
8 S ' B 12
30 24
b. M  M1 M 2   6x tinggi bayangannya adalah 6 x 2 = 12 cm
15 8

Anda mungkin juga menyukai