Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN, KONSEP DASAR, DAN JENIS SUMBERDAYA DAPAT PULIH

(RENAWEBLE RESOURCE)

1. Pengertian Sumberdaya Dapat Pulih (Renaweble Resource)

Sumber daya adalah suatu potensi yang dimiliki oleh materi atau unsur lain
dalam kehidupan dimana ia dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya modal.

sumber daya alam dalah segala sesuatu yang bersumber dari alam yang dapat


dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan hidup manusia.
Pendapat lain mengatakan definisi sumber daya alam (SDA) adalah semua bahan atau
zat seperti mineral, hutan, air, serta tanah subur yang terdapat di alam dan dapat
digunakan untuk keuntungan ekonomi bagi manusia. Sumber daya alam ini terdiri
dari sumberdaya dapat pulih dan sumberdaya tidak dapat pulih.

Sumber daya dapat pulih merupakan sumber daya alam yang jika
persediaannya telah berkurang atau habis, akan dapat diproduksi kembali dalam
jangka waktu relatif singkat. Produksi tersebut dapat dilakukan secara alami maupun
dengan bantuan (rekayasa) manusia. 

2. Konsep Dasar Sumberdaya Dapat Pulih (Renaweble Resource)


Sumberdaya dapat pulih secara sederhana dapat diartikan sebagai sumberdaya
yang dapat diperbarui. Namun yang perlu diperhatikan bahwa walaupun sumberdaya
ini dapat diperbarui dalam jangka waktu yang relatif singkat tetapi dengan adanya asi
yang berlebihan hingga menyebabkan kepunahan flora dan fauna maka sumberdaya
yang tadinya dapat pulih menjadi sumberdaya yang tidak dapat pulih oleh karena itu,
kita juga perlu menggunakan sumberdaya dapat pulih ini dengan sebaik mungkin dan
sesuai dengan kebutuhan sehingga sumberdaya ini dapat terus dinikmati dan
digunakan demi kesejahteraan bersama.
Sumber daya ini terdiri dari hutan bakau, terumbu karang , padang lamun dan
tidak ketinggalan sumber daya ikan . Selain itu sekarang muncul juga sumber daya
energi terbarukan, seperti ombak, arus pasang surut, dan OTEC (Ocean Thermal
Energy Conversion atau Konversi Energi Termal Kelautan). Dan berdasarkan
beberapa contoh sumberdaya pulih diatas kita ketahui bahwa sumberdaya laut atau
sumberdaya bahari lah yang paling mendominasi di karenakan sumber daya laut atau
sumber daya bahari Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Indonesia memiliki
75.000 km2 laut dengan 81.000 km garis pantai. Dengan potensi didalamnya setidak-
tidaknya terdaat 950 spesies terumbu karang, 8.500 spesies ikan tropis, 555 spesies
rumput laut, dan spesies padang lamun.

3. Jenis Sumberdaya Dapat Pulih (Renaweble Resource)


Jenis-jenis sumberdaya dapat pulih sebagai berikut :
1 Hutan Mangrove
Hutan mangrove sering disebut hutan payau atau populer dengan sebutan
hutan bakau. Disebut hutan payau, karena hutan ini tumbuh di atas substrat (media
tumbuh) yang digenangi campuran air laut dan juga air tawar.  Perpaduan
keduanya menjadikan air di daerah tersebut menjadi payau.  Disebut hutan bakau,
karena orang sering mengenali dengan keberadaan spesies bakau (Rhizopora sp)
yang dominan.
Dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia
adalah fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah
sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan,
dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain adalah untuk melindungi pantai
dari abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari
kayu dan pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya
kegunaan kayu bakau untuk bahan kayu bakar, bahan pembuat arang dan bahan
pembuat kertas. Hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang
bernilai ekonomis, misal udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak
dengan baik di wilayah ini.
Hutan mangrove di Indonesia tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatera,
beberapa bagian di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan,
Pesisir Pulau Sulawesi, pesisir sebelah selatan Papua, dan beberapa pulau kecil
lainnya. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3 juta hektar, yang
tersebar di sepanjang 95.000 kilometer pesisir Indonesia. Hutan mangrove di
Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas hutan mangrove terbesar ada di Pulau
Papua mencapai 3,7 juta hektar, Sumatera 417 ribu hektar, Kalimantan 165 ribu
hektar, Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara
3,7 hektar.
2 Sumber daya perikanan laut
Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumberdaya
perikanan pelagis besar dengan potensi produksi sebesar 451.830 ton/tahun dan
pelagis kecil sebesar 2.423.000 ton/tahun sedangkan sumberdaya perikanan
demersal memiliki potensi produksi sebesar 3.163.630 ton/tahun, udang sebesar
100.728 ton/tahun, ikan karang dengan potensi produksi sebesar 80.082 ton/tahun
dan cumi-cumi sebesar 328.968 ton/tahun. Dengan demikian potensi lestari
sumber daya perikanan laut dengan tingkat pemanfaatan baru sekitar 48%.
Manfaat dari sumber daya perikanan indonesia yang melimpah tentu dapat
menaikkan ekonomi Indonesia serta dapat mensejahterakan rakyat Indonesia
tentunya terlebih lagi nelayan-nelayan Indonesia. Dan untuk memaksimalkannya
diperlukan pengembangan pengetahuan masyarakat terkait penangkapan ikan
yang baik. Misalnya dengan pemerintah memadai penggunaan alat-alat modern
yang lebih efisien tentunya dibandingkan menggunakan alat-alat tradisional dan
juga pengetahuan terkait penangkapan ikan yang menggunakan bahan-bahan
berbahaya seperti peledak.
3 Terumbu Karang
Terumbu karang (Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang hidup
didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat
menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme–organisme yang dominan
hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur,
dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur.
Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir
dan laut, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan
segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang
dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya.
Terumbu karang ini memilki fungsi yang sangat startegis bagi kelangsungan
hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrien bagi
biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan
berbagai biota. Terumbu Karang juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari
erosi dan abrasi. Selain itu, terumbu karang juga menghasilkan produk yang
memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang,
alga, teripang dan kerang mutiara Data Ditjen Perikanan tahun 1991 menunjukan,
potensi lestari sumberdaya ikan pada terumbu karang di perairan indonesia
diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang
50.000 km2.
Walaupun dengan kelimpahan terumbu karang di Indonesia perlu diingat juga
untuk tak menggunakannya secara berlebihan. Perlu ada kesadaran dari
masyarakat untuk menggunakan terumbu karang secara tidak berlebihan dan
disertai dengan usaha pengembangan agar terumbu karang di Indonesia tetap
lestari dan menjadi salah satu kekayaan laut Indonesia.
4 Padang Lamun
Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu dari tiga ekosistem penting
di kawasan pesisir, selain terumbu karang dan bakau (mangrove). Namun selama
ini perhatian terhadap padang lamun masih kurang jika dibandingkan dengan
terumbu karang dan bakau. Padahal padang lamun punya banyak potensi ekologi
maupun ekonomi. “Padang lamun adalah penyaring polutan dari daratan sebelum
masuk ke ekosistem terumbu karang . Juga menjadi habitat komoditas hasil laut
bernilai ekonomi tinggi seperti ikan baronang dan rajungan,” ujar Deputi Bidang
Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal
Arifin.
Dasar laut dangkal banyak ditutupi oleh tumbuhan akuatik yang sering
disebut seagrassess (lamun). Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang dapat hidup di laut (Hemminga and Duarte, 2000). Padang
lamun ini membentuk karpet yang tebal hingga mencapai 4000 helai daun per
meter persegi menutupi dasar laut dan membentuk komunitas yang sangat
mencolok di laut dangkal baik di tropika maupun temperate. Ekosistem padang
lamun memiliki peran sangat penting baik secara ekologi maupun biologi di
kawasan pesisir dan estuari. Tumbuhan ini berperan sebagai produsen dan
menyediakan makanan bagi penyu, dugong, invertebrata herbivora, dan ikan
herbivora. Daun-daun lamun yang mati akan terendapkan di dasar laut dan
didekomosisi oleh detritifor (Nyibakken, 1993).

Peneliti stok karbon Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Aan J. Wahyudi juga
mengatakan padang lamun seluas 150.693,16 hektare di Indonesia mampu
menyerap karbon sebesar 992,67 kilo ton  per tahun. Jika disetarakan sama dengan
3,64 mega ton karbondioksida per tahun. Aan juga menuturkan ekosistem padang
lamun mampu menyerap dan menyimpan karbon baik di dalam vegetasi maupun
di dalam substrat tempat lamun tumbuh. Dan Indonesia memiliki potensi
cadangan dan serapan yang cukup besar.

Oleh karena itu, perlu adanya peran pemerintah dalam pengembangan dan
pelestarian padang lamun di Indonesia. Terlebih banyaknya manfaat dari padang
lamun tersebut.
SUMBER

1. http://ciputrauceo.net/blog/2015/11/30/sumber-daya-alam-yang-dapat-diperbaharui-
dan-pemanfaatannya-dalam-bisnis
2. https://www.mongabay.co.id/hutan-mangrove/
3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/17/180000269/potensi-kemaritiman-
indonesia-hutan-mangrove?page=all#page2
4. https://nurhasanaquacultur.wordpress.com/2015/12/17/sumberdaya-perikanan-
indonesia/
5. https://lestari.biologi.ugm.ac.id/2018/10/16/ekosistem-padang-lamun/
6. https://initu.id/amp/pengertian-sumber-daya-laut-dapat-pulih-tak-dapat-pulih-jasa-
kelautan/
7. https://www.gurupendidikan.co.id/terumbu-karang/
8. http://lipi.go.id/berita/single/Potensi-Padang-Lamun-Masih-Kurang-
Diperhatikan/21324

Anda mungkin juga menyukai