Syafriman Ali
Ilmu Kelautan / Fikp / Universitas Hasanuddi Makassar
Syafriman040216@gmail.com / 085343660483
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang sangat besar untuk
memproduksi garam, luas laut dengan panjang garis pantai ± 99.000 km (Mustofa,
2015). Potensi yang besar ini belum mampu mengoptimakan sumberdaya alam
sebanyak 1,97 juta ton dengan menghabiskan devisa negara senilai 96 juta dolar
Tahun 2016 – 2017 BPS mencatat mencatat nilai impor garam industri oleh
Indonesia dari sejumlah negara pada 2017 sebesar US$ 83,59 juta dengan volume
seberat 2,55 juta ton. Nilai impor tersebut mengalami penurunan tipis dari periode
2016 yang tercatat senilai US$ 86,01 juta. sangat miris memang melihat fakta dan
data mengenai impor garam yang dilakukan oleh negara yang seharusnya mampu
Ditambah lagi, garam yang di impor berasal dari negara yang memiliki luas lautan
lebih kecil dari Indonesia, seperti Denmark, Selandia baru, dan Jerman.
garam lebih dari 2,1 juta ton, sedangkan kebutuhan garam dalam setiap tahunnya
berkisar antara 2/1 - 3.7 juta ton. Swasembada garam bukanlah hal yang mustahil
dengan melihat potensi laut Indonesia, oleh karena itu, pemerintah, Industri dan
Indonesia.
1
1.2 Rumusan Masalah
berikut :
Swasembada Garam di Indonesia dari kajian tantangan, peluang dan inovasi yang
2
II. PEMBAHASAN
Produksi garam Nasional pada tahun 2014 mencapai 2,19 juta ton yang
berasal dari PT. Garam (Persero) sebesar 315 ribu ton dan garam rakyat sebesai
1,88 juta ton. Garam rakyat berasal dari hasil produksi di kabupaten/kota
dapat dipenuhi oleh produksi garam dalam negeri bahkan mengalami surplus
sebanyak 394 ribu ton. Produksi garam rakyak pada tahun 2015 dari program
PUGAR dan Non PUGAR adalah 2,92 juta ton. Sejak tahun 2011 – 2015 produksi
minimal 95%, Sulfat, Magnesium, Kalsium 2% dan Lumpur atau kotoran lainnya
maksimum 1 % atas dasar berat kering (dry basis), serta kadar air maksimum 7 %.
(Puslitbang brsdm KKP RI, 2012). Garam industri berdasarkan SNI kandungan
NaCl >97,5%, Sulfat <0,5%, Kalsium <0,2%, Magnesium <0,3%, kadar air 3-5%
3
2.2 Peluang dan Tantangan Garam Indonesia
2016 menyatakan total kebutuhan garam nasional tahun 2011 dengan volume
garam nasional tahun 2011 dengan volume sebesar 3,2 juta ton. Apabila dihitung
terpenuhi.
knsumsi maupun garam Industri. data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun
2015 menunjukkan kebutuhan garam konsumsi sebesar 750 ribu hingga 780 ribu
ton. Sedangkan untuk kebutuhan garam Industri tercatat sebesar 2,1 juta ton
produksi garam adalah cuaca. Penelitian yang dilakukan Adiraga dan setiawan
4
terhadap jumlah produksi garam. Semakin berkurang curah hujan maka semakin
tinggi produksi garam. Dampak iklim bukan hanya berpengaruh pada kualitas dan
kuantitas produksi garam tetapi berpengaruh juga terhadap sarana dan prasaran
produksi.
petani tambak garam. Kualitas garam yang dihasilkan cenderung tidak seragam
Hanya garam golongan KW1 dengan kandungan NaCL > 95% yang dibutuhkan
garam dengan kualitas KW1. Luas lahan menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh hal dikarenakan produksi garam ditentukan dari, luas lahan, lama
kandungan NaCl < 80%, sedangkan kebutuhan Industri maupun garam konsumsi
> 90%, hal ini yang menjadi faktor utama sehingga produk garam yang dihasilkan
sebagai karbonat dan oksalat sedangkan dalam bentuk garam sulfat dilaksanakan
5
Gambar 1 Pengolahan garam sistem TUF ramah lingkungan
Indonesia, meskipun Indonesia tercatai sebagai salah satu negara importir garam
terbesar di dunia, Namun BPS (2015) mencatat adanya ekspor garam dari
indonesia berupa garam meja (HS 2501.00.10) dan bukan merupakan garam
Tahun 2011 – 2015 Indonesia mampu mengekspor garam sebesar 2,3 ribu
ton per tahun (BPS, 2015). Jika dilihat neraca perdagangan garam di Indonesia,
pada tahun 2015 surplus neraca perdagangan garam mencapai USD 0,4 juta. dari
sisi volume, rata-rata ekspor garam meja Indonesia tahun 2011-2015 sebesar 1,9
juta tn per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa indonesia dengan potensi laut dan
6
sumberdaya manusia nya mampu bersaing untuk memenuhi kebutuhan garam
garam di di Indonesia.
7
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia, meskipun Indonesia tercatai sebagai salah satu negara importir garam
terbesar di dunia, Namun BPS (2015) mencatat adanya ekspor garam dari
indonesia berupa garam meja (HS 2501.00.10) jika hal ini terus ditingkatkan
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA