O LE H:
AZMAWIJAYA . A
( G41113510 )
WINDA VITASARI
( G41113505 )
MUH. FADLI
( G41113509 )
( G41113507 )
ASMAUL HUSNAH
( G41113508 )
ANDI CHAERULRISAL
( G41113506 )
2014KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Seni dan Keindahan
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena
itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Penulis
menyadari
bahwa
penyusunan
makalah
ini
belum
mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok VIII
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1
LATAR BELAKANG
Setiap teori seni harus dimulai dengan anggapan bahwa manusia memberikan reaksi
terhadap bentuk, massa dan permukaan dari benda-benda yang dilihatnya, dan bahwa
komposisi dan penataan unsur-unsur tersebut menimbulkan rasa senang pada diri
manusia. Seperti telah diuraikan pada Pengertian Seni, terdapat kalimat yang
mengatakan bahwa keindahan adalah seni karena menyentuh kedalaman rasa pada
seorang manusia. Jika kita kaji lebih jauh, maka akan kita lihat betapa manusia tidak
dapat dipisahkan dengan kata SENI dimana setiap detik nafas kehidupan akan
merupakan keindahan bagi setiap insan manusia yang merasakannya. Ada semacam
keinginan yang sangat mendasar dimana keindahan menjadi faktor utama didalam
menentukan sebuah kualitas kehidupan. Walaupun tidak dapat diukur dengan tepat,
tetapi seperti ada kesepakatan yang menggambarkan nilai nilai keindahan
mempengaruhi setiap langkah kemajuan zaman. Dimulai dengan pembentukan
sebuah tempat dimana manusia tinggal. Pada zaman dulu dimana kebutuhan dasar
manusia terhadap tempat tinggal hanya dipengaruhi oleh cuaca dan alam sekitarnya,
mungkin belum terlintas untuk berpikir keindahan karena pada zaman itu hal yang
sangat mempengaruhi kebutuhan hanyalah bagaimana mereka dapat selamat dari
keadaaan cuaca buruk dan binatang buas. Dengan perjalanan waktu dimana
kehidupan mulai meningkat kepada kebutuhan lain selain dua hal diatas, manusia
mulai memikirkan keindahan yang dapat dilihat dari bentuk bentuk geometris dan
lekukan-lekukan pada benda benda pakai seperti pegangan pisau dan beberapa alat
rumah tangga.
Sampai pada kemajuan yang sangat dramatis dimana ditemukannya rumus rumus
mathematis yang dapat menirukan bentuk bentuk alam kedalam bentuk yang dapat
diukur, membuat kebutuhan akan keindahan menjadi lebih utama apalagi ketika
sebuah kerajaan mulai memperlihatkan kekuasaannya, keindahan menjadi ukuran
tingkat kehidupan sosial saat itu. Sejarah seni dimulai dari saat manusia mulai
berpikir akan nilai nilai tambah bagi kehidupan spiritualnya. Disana sering terdapat
benda benda istimewa yang memberikan kekuatan spiritual dibentuk dengan sangat
memikirkan keindahan, sehingga diperlukan keahlian khusus didalam membuatnya.
Sudah barang tentu orang yang diberikan tugas membuat bukan orang sembarangan
tetapi orang yang ditunjuk masyarakat karena keistimewaannya dan kemampuan
spiritualnya.
Kegiatan spiritual merupakan kegiatan utama bagi peradaban manusia ketika mereka
menyadari adanya kekuatan ghaib yang menguasai kehidupan mereka. Dengan segala
kekuatan hati mereka berusaha menyentuh kekuatan itu melalui upacara upacara
spiritual dengan berharap kehidupan dilindungi dan menjadi lebih baik. Spiritual
adalah kebutuhan dasar manusia karena menyentuh jiwa yang memakai raga untuk
menjalankan kehidupan didunia yang berarti setiap jiwa yang berada didunia ini akan
selalu ingin mendekatkan dirinya pada sebuah kekuatan alam yang sangat diyakini
akan memberikan kehidupan yang diinginkan. Lalu dimana letak keindahan didalam
fenomena ini? Ada semacam rasa yang tidak dapat dianalisa oleh siapapun karena
rasa itu telah ada dari sejak manusia menghuni bumi dan apabila kita mengatakan
bahwa ini merupakan ciptaan Yang Maha Kuasa maka hal ini berarti segala hal yang
menyangkut rasa merupakan salah satu kehidupan yang diciptakan olehNya pada diri
manusia dengan segala kelengkapannya. Dimana kita dapat merasa, disitulah kita
hidup. Kalimat sederhana tetapi mempunyai makna yang kuat dimana rasa sangat
mendominasi kehidupan manusia didunia ini. Sebagai ungkapan dari setiap perasaan
yang timbul, manusia berbuat bermacam cara agar orang lain dapat merasakannya
ataupun sekedar mengetahui. Ada semacam kekuatan naluri dimana rasa keindahan
sudah berada didalam jiwa manusia begitu dia mengisi sebuah janin didalam
kandungan dan hal ini akan dapat dirasakan ketika manusia memulai kehidupannya
dan akan selalu berperan penting didalam mengisi segala sisi kegiatannya. Jadi,
sebenarnya apa yang kita rasakan tentang keindahan adalah sebuah komponen dasar
pada jiwa manusia yang akan terus mengikuti setiap nafas kehidupannya sehingga
dengan sendirinya
I.2
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah mengenai seni dan keindahan ini terdapat beberapa
TUJUAN
kehidupan sehari-hari.
2) Mengetahui fungsi seni dalam kehidupan sehari-hari.
3) Memberikan pengetahuan tentang filosofi seni dan keindahan, apresiasi pesona
seni dan keindahan, serta kesadaran berkesenian.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan
sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas
manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masingmasing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya
atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari
memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu
set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat
medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan
dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang
indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang
kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra
yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang
disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang.
Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah
ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata
tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Baratpada masa
lampau. Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah
ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang
yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artistaadalah anggota yang ada di
dalam
bentuk-bentuk
yang
agung
dan
mempunyai
daya
Disisi lain, Jika kita berbicara tentang seni itu sendiri. Kita pasti slalu berfikir dan
menilai bahwa Keindahan suatu seni itu memang ada. Hal itu tergantung pada
seseorang dengan sudut pandang yang berbeda dalam hal meninjau suatu karya seni
tersebut . Dengan kata lain, Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari
orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau
elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah kecantikan yang ideal adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.
Pengalaman keindahan sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan
ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan
bahwa beauty is in the eye of the beholder atau keindahan itu berada pada mata yang
melihatnya.
Kata benda Yunani klasik untuk keindahan adalah , kallos, dan kata
sifat untuk indah itu , kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu
, hraios, kata sifat etimologis berasal dari kata , hora, yang berarti jam.
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan berada di jam
(waktu) yang sepatutnya.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau
suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan
dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit
bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara
mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru
berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam,
tubuh yang molek, film, nyanyian.
berasal
dari
berarti bagus,
cantik,
elok danmolek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu
mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh
selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala
sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam,
manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin,
keindahan diterjemahkan dari kata bellum Akar katanya adalah benum yang
berarti
kebaikan.
Dalam
bahasa
Inggris
diterjemahkan
dengan
II.2
FUNGSI SENI
berkomunikasi melalui rangkaian nada yang indah, seni rupa dapat berkomunikasi
menyampaikan pesan-pesan alam maupun bentuk rupa benda yang dituangkan
dalam karyanya kepada semua orang, dan lain-lain.
Keindahan
mengisi beragam
masyarakat itu membekas dalam diri seniman. Timbullah proses peniruan alam
dalam dirinya, dan dalam rangka
berkomunikasi
terciptalah seni lukis, seni pahat, seni sastra, seni music dan sejumlah seni lainnya.
Setiap seni menyampaikan pesan dengan masing-masing cara sesuai dengan
karakteristiknya. Ada penikmat yang dapat membaca pesan itu, ada yang belum,
tergantung pada kepekaan seni dan keindahan di dalam dirinya.
Keindahan dapat mengundang keharuan, betapa tidak setiap yang indah
memiliki ketertiban, setiap yang tertib penuh dengan informasi, sesuatu yang penuh
dengan informasi akan memiliki spectrum yang luas untuk berkomunikasin dengan
manusia
telah
terakumulasi sejumlah memori dari yang manis sampai pahit, asin sampai hambar,
panas sampai dingin, susah sampai senang, santai sampai serius, takut sampai berani,
memuaskan sampai mengecewakan, menyelamatkan sampai mencelakakan dan
space-space lainnya berdasarkan spectrum pengalaman hidupnya .
Keindahan bagi masing-masing orang terkadang apresiasinya tergantung pada
pribadi yang bersangkutan sebab sesuatu dapat dikatakan indah namun orang lain
menganggapnya tidak indah, demikian pula sebaliknya.
II.4
Apresiasi pesona seni tak hanya bagaimana menangkap makna atau pesan yang
disampaikan oleh karya seni, akan tetapi lebih jauh lagi adalah menghayati dan
mengambil manfaat dari makna yang terserap. Untuk dapat mengapresiasikan karya
seni diperlukan sejumlah perangkat lunak yang telah diinstalkan terlebih dahulu
didalam jiwa pengapresiasi. Diantaranya adalah kepekaan analisis dan sintesis dari
sensibilitas, intelektualitas dan moralitas, yang dapat mengukur keindahan,
kebenaran, dan kebaikan. Sumber inspirasi karya seni berada pada keindahan alam
dan budaya manusia, sedangkan seni hanya merupakan upaya seniman untuk
mengapresiasikan hasil tiruannya.
Realitas karya seni secara umum tampil berupa pemikiran, tutur kata, tulisan,
perilaku, karya seni yang bersifat material seperti lukisan, ukiran, pahatan, bangunan,
dan karya-karya seni yang bersifat dinamik seperti music, holografi, tiruan air terjun,
tiruan air mancur, panggung pentas lakon, sandiwara, drama, sinetron termasuk
pentas olaraga.
II.5
KESADARAN BERKESENIAN
Kehendak seorang manusia adalah suatu system ilmu-raga dikendalikan oleh tingkat
kesadaran yang terbentuk dalam otak besar dan otak kecil, bermuara pada tindakan/
kegiatan, dan mewujudkan dalam buah karyanya, yaitu karya seni. Kesadaran
merupakan suatu interaksi antara dirinya dan lingkungannya melalui rangsangan dari
luar dirinya sehingga muncul perintah-perintah yang akan membentuk suatu
tindakan berupa laku perbuatan.
Pada hakikatnya seni dapat dikelompokkan atas dua , ada yang normative dan ada
yang suyetif pragmatis, yang normative selain rasional, empiris juga harus memiliki
keterkaitan dengan aspek ilahiyah, tidak seperti halnya yang suyektif pragmatis
hanya rasional dan empiric saja.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai
berikut:
1)
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah
dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai
moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah.
2)
Kemerosotan Zaman
3)
Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan
ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4)
Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam
semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak
ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum
seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan
melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena
menarik dan tidak membosankan.
Cara-Cara Untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan
yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa
keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi
bahasa),
beradab.
Kehalusan
berarti
sifat-sifat
yang
halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil
maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau
sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang
yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk
mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping
itu seni menurut waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut
logika deduktiv dapat dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di
kontemplasikan. Kesimpulan ini mengandung dua saran :
a. Bahwa untuk dapat menciptakan keindahan dalam hasil karya seni teerlebih dahulu
harus ditempuh proses kontemplasi.
b. Keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus dikontemplasikan untuk
menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik keindahan formalnya.
BAB III
KESIMPULAN
III.1
KESIMPULAN
1. Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk
yang indah atau dihiasi dengan indah. Keindahan berarti keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya.
2. Seni memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: Seni untuk memenuhi kebutuhan
individu. Baik itu kebutuhan fisik maupun untuk kebutuhan emosional dan juga
Seni untuk memenuhi kebutuhan sosial. Misalkan Pada bidang agama, seni
dapat memiliki fungsi social terutama yang berkaitan dengan tempat ibadah,
Fungsi sosial seni dibidang komunikasi digunakan sebagai alat komunikasi,
misalnya seni music dapat berkomunikasi melalui rangkaian nada yang indah,
seni rupa dapat berkomunikasi menyampaikan pesan-pesan alam maupun
bentuk rupa benda yang dituangkan dalam karyanya kepada semua orang, dan
lain-lain.
3. Filosopi Keindahan dapat mengundang keharuan, betapa tidak setiap yang indah
memiliki ketertiban, setiap yang tertib penuh dengan informasi, sesuatu yang
penuh
dengan
informasi
akan
memiliki
spectrum
yang
luas
untuk
Dadang Ahmad S., 2009. Materi Seni dan Keindahan di Masa Modern . Dirjen Dikti.,
Depdiknas, Jakarta .
Hudiyono, PWS. 2003. Alam Fikiran Manusia dan Perembangannya . Dirjen Diktim.,
Depdiknas , Jakarta.
Hudoyono, PWS. 2003. Perkembangan Seni dan Keindahannya. Dirjen Dikti.,
Depdiknas, Jakarta.
http://www.google.com/arsitekturfituristik/dynamic+tower/
http://www.notepedia.info/2013/08/pengertian-seni-serta-penjelasannya.html
Jacob, T. 1993. Manusia, Ilmu dan Seni yang tengah berkembang di kalangan
masyarakat. Kanisius, Yogyakarta.
Poloma, M. 2000. Seni Kontemporer. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Supardan. 1996. Ilmu, Teknologi dan Etika. BPK Gunung Mulia, Jakarta.