Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANUSIA DALAM TINJAUAN SENI BUDAYA

OLEH:
KELOMPOK IV
1. FIRMAN YASIN
2. MUH REZA ATAM PUTRA
3. DWI SYAHRINI TAUFIQ
4. RISMA WAHYUNI / (2014116)
5. MAWADDATUL MUS'IDAH / (2014101)
6. RESTI FEBRIANTI NUR
7. NUR ANUGRAH AMALIA

AKADEMIK KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR


2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
hanya atas anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul “ Manusia dalam Tinjauan Seni budaya. penulis menyadari bahwa
Makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan segala kritik dan saran demi penyempurnaan
tulisan ini. Besar harapan penulis semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Seni dan budaya merupakan produk dari kreatifitas manusia yang


digunakan sebagai alat ekspresi keinginan, pemikiran dan
pemahaman terhadap alam - Lingkungan. Dengan memasukkan
unsur keindahan dan kebenaran subjektif maupun universal, seni
dan budaya berkembang dan diterapkan dalam masyarakat. Seni
dan kebudayaan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi
satu sama lain; Kebudayaan mempengaruhi pandangan terhadap
suatu karya seni. Sebaliknya seni juga dapat mempengaruhi suatu
kebudayaan yang sudah mapan.

Seni dan budaya pada saat ini, dikarenakan kemudahan dalam


menerima informasi dan kemajuan teknologi, selaju berubah
dengan cepat. Bahkan sedemikian cepatnya sehingga seakan-akan
tidak memberikan waktu bagi kita untuk memilih dan memilah,
untuk berpikir dan mengembangkan kebudayaan yang baik bagi
kita. Komunitas-komunitas seni dan budaya yang ada saat ini
merupakan salah satu reaksi dari fenomena tersebut. Dengan
mendirikan suatu komunitas mereka berharap bisa lebih selektif
dan mempunyai waktu untuk mengembangkan pemikiran yang
sesuai dengan idealisme mereka. Komunitas membutuhkan ruang
untuk meng-ada, dan permasalahan pokok yang disentuh berkaitan
dengan masyarakat, maka diperlukan suatu ruang dimana antar
komunitas seni-budaya dan masyarakat (sebagai tempat
perkembangan dan asal budaya) dapat terjalin suatu hubungan
yang harmonis dan dinamis. Tempat ide, gagasan, ekspresi diolah
dan komunikasikan kepada masyarakat untuk kemudian
dikembangkan.

1.2. Rumusan Masalah

Konsep teori Manusia dalam Tinjauan Seni budaya

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui Tinjauan seni budaya dimana adanya


keterkaitan pada manusia

1.4. Manfaat

Menambah pemahaman dan pengetahuan hubungan mengenai


manusia dalam Tinjauan seni budaya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua


macam indera yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran atau
keduanya sekaligus. Seni bersifat halus dan indah. Orang yang
menghasilkan karya yang bermutu dan penuh keindahan disebut seniman
atau seniwati. Menurut Jean Paul Sartre, manusia adalah suatu totalitas
dan bukan barang koleksi.

Pengertian Seni

Seni secara etimologi merupakan padanan kata art (Inggris), ars (Latin)
dan techne (Yunani). Techne memiliki arti kemahiran atau keterampilan
yang tinggi dalam menciptakan benda kebutuhan sehari-hari). Pengertian
seni tersebut mengalami perkembangan sejalan dengan perubahan
zaman dan peradaban manusia.

Seni merupakan hasil karya, cipta, rasa dan karsa manusia.Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia dan oleh karena itu merupakan
sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreatifitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang
diciptakan manusia yang mengandung keindahaan.

Seni sangat sulit dijelaskan dan juga sulit dinilai bahwa masing masing
individu artis (pekerja seni) memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya. Masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memilih medium dan suatu set perturan untuk menggunakan
medium tersebut.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian seni diantaranya:


· Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya
yang membahagiakan jiwa spiritual manusia (Brade, 1956)

· Seni adalah suatu penjelajahan manusia dalam menciptakan realitas


baru di luar kemampuan akal serta menyajikannya dalam bentuk
perlambangan (Kahler, 1964)

· Seni adalah hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia


dan dapat memberi rasa kesenangan, kepuasan, dengan penikmatan rasa
indah (Djelantik, 1999)

· Menurut para ahli filsafat, seni adalah kemahiran dalam merancang,


menyusun atau mempertunjukkan suatu kegiatan yang memiliki nilai-nilai
keindahan yang bersifat subyektif.

Adapun beberapa definisi seni menurut para ahli :

1. Alexander Baum Garton, Seni adalah keindahan dan seni adalah


tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

2. Aristoteles, Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan


penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu
adalah meniru alam.

3. Immanuel Kant; Seni adalah sebuah impian kerena rumus-rumus tidak


dapat mengikhtiarkan kenyataan.

4. Ki Hajar Dewantara, Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat


menggerakan perasaan indah seseorang yang melihatnya oleh karena itu
perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan
perasaan indah itu seni.

5. Leo Tolstoy, Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang


disampaikan orang lain agar merasakan apa yang dirasakan pelukis.
6. Sudarmaji, Seni adalah segala manisfestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume
dan gelap terang.

Suatu set nilai nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspredi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan,
gagasan, sensasi, atau perasan dengan cara seefektif mungkin untuk
medium itu. Sekalipun demikian banyak seniman mendapat pengaruh dari
orang lain di masa lalu dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul
untuk menentukan gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk seperti
bakung yang berarti kematian dan mawar merah yang berarti cinta.

Seni menurut media yang digunakan terbagi tiga yaitu :

1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau audio art
misalnya seni musik, seni suara dan seni sastra seperti puisi.

2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan atau visual art


misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak bela diri, dan
sebagainya.

3. Seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan penglihatan atau


adio visual art misalnya pertunjukan musik, pagelaran, wayang,dan film.

2.2. Hubungan Manusia dan Kesenian

1. Pengertian Manusia

Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-
partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia
(ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik
yang saling terkait satusama lain dan merupakan kumpulan dari energi
(ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam
golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia
merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu
ekonomi). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), dan lain sebagainya.

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling


sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan
raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. menanamkan
akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan
mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia
diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.

Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan
pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk
melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat
manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

2. Hubungan manusia dan kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari


ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi,
manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang
sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

Ada pendapat dalam dunia filsafat seni bahwa manusia adalah makhluk
pemuja keindahan. Melalui panca indera manusia menikmati keindahan
dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, dan berupaya untuk dapat
menikmatinya. Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian
kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan
keindahan. Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah,
kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan
menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa
manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah
keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya
kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan
dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya
ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan
betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin
tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai
keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus
dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.

Seiring dengan kemajuan jaman, kesenian daerah yang pada awalnya


dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku,
kini sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan
malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal
atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian modern daripada seni yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah
atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.

Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu
sesuai dengan kepribadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa
bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri.

Seni daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional,


maka segala sesuatu yang terjadi pada seni daerah akan sangat
mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua
mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan
budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional,
karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa. Tanpa
mereka sadari bahwa seni merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kesenian daerah yang merupakan berhubungan
dengan agama dengan mereka miliki sebuah kekayaan bangsa yang
sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh
setiap individu di masyarakat.

3. Hubungan Manusia dengan Keindahan Seni

Segala kebaikan dan keindahan merupakan hal yang diberikan Tuhan


terhadap alam, dan manusia adalah satu-satunya mahluk hidup ciptaan-
Nya yang mampu merasakan keindahan baik yang ada di alam maupun
yang tidak tampak (khayal) menjadi sebuah karya yang memiliki nilai
estetis layaknya keindahan tersebut.

Pandangan terhadap seni pada saat ini bukan hanya sebatas yang
terdapat dari alam tetapi juga hal yang tak tampak dan yang bersifat
abstrak sehingga keindahan menjadi dorongan yang bagi mahluk memiliki
pemikiran untuk menciptakannya. Kita tak dapat berpaling dari hal
tersebut, seni akan mempengaruhi pikiran pembuat dan yang melihatnya
sehingga terjadi pengungkapan perasaan yang menghasilkan interaksi.
Luasnya pandangan terhadap seni memberikan kepuasan bagi pembuat
untuk berekspresi menciptakan karya yang mempunyai sifat bermacam-
macam seperti naturalis, realis, abstrak, dan lain-lain.

2.3. Fungsi Seni Dalam Kehidupan

Seni atau kesenian mempunyai beberapa fungsi penting dalam kehidupan

manusia:

a. Fungsi pribadi

Manusia sebagai mahluk individu yang memiliki ego kadangkala


membutuhkan suatu media tertentu untuk mengungkapkan emosi dan
perasaannya. Melalui suatu media dan bentuk penyaluran seni tertentu
itulah dia dapat merasakan kepuasan memenuhi tuntutan emosi yang
terpendam. Dalam hal ini seni merupakan media yang mengekspresikan
jiwanya. .'

b. Fisik (jiwa)

Karya seni atau suatu aktivitas seni dapat diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan hiburan. Dalam hal ini seni berfungsi sebagai pengisi dan alat
dalam kehidupan manusia untuk memperoleh kesenangan, kesegaran
tubuh. atau sebagai pelepas lelah.

c. Sosial

Seni mempunyai fungsi penting sebagai media komunikasi antara


seniman dengan masyarakat. Seniman yang mempunyai kepekaan
terhadap lingkungan dan masalah-masalah sosial di sekitamya, dapat
menyangkut pesan atau perasaannya kepada masyarakat melalui bentuk
karya seni yang ditampilkan. Dengan demikian melalui kegiatan kesenian
dapat terjadi semacam interaksi sosial antara kelompok seniman dengan
masyarakat ataupun antara masing-masing kelompok sesamanya.

2.4. Kesenian dan Kebudayaan

Kebudayan dapat diartikan sebagai keseluruhan hasil cipta, rasa, dan


karya manusia (masyarakat) yang dikendalikan dan diarahkan oleh karsa.
Kalau cipta diartikan sebagai proses yang mengunakan daya pikir dan
bernalar, kemampuan untuk mengaktualisasikan daya pikir dan rasa
adalah kemampuan untuk mengunakan panca indera dan hati, sedangkan
karya adalah keterampilan tangan, kaki, bahkan seluruh tlibuh manusia.
Karsa adalah ibarat komandan atau pemimpin yang menentukan kapan,
bagaimana, dan untuk apa ketiga unsur kebudayaan itu digunakan.

Kebudayaan adalah seluruh hasil kreativitas kehidupan manusta dengan


segala aspeknya, dan kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Dengan demikian kesenian tidaklah dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia itu sendiri. Kehidupan masyarakat sangat berpengaruh pada
hasil kesenian yang diwujudkan dan sebaliknya kesenian akan dapat pula
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Kesenian adalah tidak lain
dari pada unsur kebudayaan yang bersumber pada rasa, terutama, rasa
keindahan yang ada pada manusia. Rasa keindahan ini dapat disentuh
melalui panca indera, yaitu lewat mata, telinga, hidung, perasaan lidah
dan perasaan pucuk-pucuk jari. Rasa keindahan tersebut kemudian
mengalir dan meresap ke dalam hati sebagai pusat perasaan selanjutnya
terjadi "Resonansi" dalam jiwa manusia. Rasa keindahan yang merupakan
kekuatan rasa halus di dalam jiwa manusia itu berbeda-beda untuk
masing-masing orang. Perbedaan. ini menyebabkan perhatian dan
penghargaan orang berlainan terhadap rasa keindahan yang diungkapkan
lewat hasil karya seni.

2.5. Hubungan Manusia dan Budaya

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-


hari. Dalam hal ini, keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Kebudayaan lahir dari proses kehidupan manusia yang dihasilkan dari
interaksi antara manusia satu dengan manusia lain ataupun dari alam.
Oleh karena itu, manusia sebagai subjek yang menghasilkan kebudayaan
itu sendiri. Tanpa adanya manusia, kebudayaan tidak akan pernah ada.
Sistem budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tidak lepas
dari nilai-nilai yang dibangunnya sendiri. Berbagai bentuk nilai-nilai
budaya tersebut sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakatnya.
Karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep yang hidup di
dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat mengenai
apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup,
sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan
orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat tadi. Nilai-nilai
tersebut ada yang berpengaruh langsung ada pula yang berpengaruh
tidak langsung terhadap kehidupan manusia.

Konsepsi tentang manusia sebagai satu-satunya organisme yang


merupakan makhluk pembentuk kebudayaan, mengakui bahwa
kebudayaan bersifat universal dan merupakan atribut dari semua
manusia. Namun, secara ilmiah semua kebudayaan merupakan aspek-
aspek tertentu. Pertama-tama semua manusia mempunyai (perlengkapan)
teknologi yang dipergunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
alam serta untuk dapat memanfaatkannya. Setiap masyarakat juga
mempunyai cara-cara tertentu untuk berproduksi dan mendistribusikan
hasil-hasil produksi tersebut, serta memanfaatkan benda serta jasa yang
ada untuk memenuhi kebutuhan materialnya. Kecuali dari itu, maka ada
pula suatu pengakuan terhadap lembaga-lembaga keluarga atau bentuk-
bentuk struktur kekerabatan lainnya, serta kelompok-kelompok lain yang
tidak didasarkan pada faktor hubungan darah. Lagipula, di dalam setiap
masyarakat pasti ada unsur-unsur pengawasan politik, sehingga tidak
terjadi anarki. Setiap masyarakat juga mempunyai kesenian untuk
menyalurkan rasa keindahan, bahasa untuk berkomunikasi dan
menyampaikan buah fikiran, serta suatu sistem itu merupakan atribut-
atribut dari semua kelompok manusia.

2.6. Teori Fungsional Budaya

Teori fungsional melihat kebudayaan sebagai sejumlah pengetahuan yang


kurang lebih agak terpadu, sebagai pengetahuan semu, kepercayaan, dan
nilai. Hal ini menentukan situasi dan kondisi bagaimana suatu masyarakat
bertindak. Dalam pengertian ini, kebudayaan merupakan suatu sistem
makna-makna simbolis (simbolic system of meanings) yang sebagian di
antaranya menentukan realitas sebagaimana diyakini, dan yang
sebagaian lain menentukan harapan-harapan normatif yang dibebankan
pada manusia. Unsur-unsur yang membentuk sistem makna budaya
(system of meaning) dapat implisit maupun eksplisit. Suatu sistem makna
budaya itu memperlihatkan beberapa tingkat kepaduan yang menyeluruh
dan jalan menuju konsistensi. Kebudayaan bagi manusia merupakan
kreasi dunia penyesuaian dan kemaknaan, dalam konteks mana
kehidupan manusia dapat dijalankan dengan penuh arti. Dengan demikian
kebudayaan memasuki pemikiran dan perasaan manusia dan penting bagi
bentuk-bentuk sosial yang tampil atas kesengajaan manusia.

Warisan budaya leluhur bermacam-macam jenisnya. Salah satunya


adalah upacara tradisi. Tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan secara
turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan
yang iwariskan mengangkut nilai budaya, seperti adat istiadat, system
kemasyarakatan, sistem kepercayaan dan sebagainya. Nilai budaya dari
hasil pembelajaran menjadi pedoman bertingkah laku bagi masyarakat
adalah warisan yang mengalami proses pencerahan dari generasi ke
generasi berikutnya, sehingga nilai budaya tertentu menjadi tradisi yang
biasanya dipertahankan dan dijalankan oleh masyarakat.

Tradisi yang berkembang di masyarakat merupakan bentuk komunikasi


antar sesama manusia berupa simbol-simbol. Pesan-pesan ajaran agama,
nilai-nilai etis serta norma yang berlaku di masyarakat disampauikan
kepada seluruh warga masyarakat. Oleh karena itu, tradisi merupakan
sarana sosialisasi nilai-nilai, terutama kepada generasi muda yang masih
harus menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat. Agama masuk
memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberi
harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat
menjadi sarana manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan duniawi
yang penuh penderitaan, mencapi kemandirian spiritual. Agama
memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan
perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang
menjadi landasan keseimbangan masyarakat. Keberadaan agama dalam
sistem sosial budaya menjadi perhatian utama dalam kehidupan saat ini.
Aspek kehidupan beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap
masyarakat, tetapi juga berinteraksi secara signifikan dengan aspek
budaya yang lain. Ekspresi religius ditemukan dalam budaya material,
perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik,
pengobatan, sains, teknologi, seni, pemberontakan, perang, dan lain
sebagainya. Tidak ada aspek kebudayaan lain dari agama yang lebih luas
pengaruh dan implikasinya dalam kehidupan manusia. Masyarakat,
bagaimanapun akan tetap menghasilkan simbol-simbol pengertian diri
kolektifnya. Masyarakat diikat oleh sistem simbol yang umum. Sistem
simbol itu akan berpusat pada martabat manusia sebagai pribadi,
kesejahteraan umum, dan norma-norma etik yang selaras dengan
karakteristik masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat dalam proses
menghayati cita-citanya yang tertinggi akan menumbuhkan kebaktian
pada representasi diri simboliknya. Tak ada masyarakat yang tidak
merasa perlu menegaskan dan meneguhkan, pada selang waktu tertentu,
perasaan dan gagasan kolektifnya yang menciptakan kesatuan dan
kepribadiannya.
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai