Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Kebudayaan

Banyak orang mengartikan “ kebudayaan” dalam arti yang terbatas

yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi

hasratnya akan keindahan. Sehingga kebudayaan selalu diartikan sesuatu

yang berkaitan dengan keindahan/kesenian. Pengertian seperti ini

merupakan konsep kebudayaan dalam arti yang sempit. Tetapi

sebaliknya, banyak orang terutama para ahli ilmu-ilmu sosial, memberi

pengertian kebudayaan dalam lingkup yang sangat luas, yaitu seluruh

pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada

nalurinya dan segala sesuatu yang hanya dapat dicetuskan oleh manusia

sesudah melalui proses belajar dan memahami. Hal-hal yang tidak

termasuk kebudayaan hanya beberapa tindakan yang ditimbulkan oleh

reflek yang berdasarkan naluri (Koentjaraningrat, 1977a: 11-12).

Menurut Koentjaraningrat (1982:5) budaya manusia itu mempunyai

paling sedikit tiga wujud, yaitu :

1) Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek dan ide-ide, gagasan-


gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya, wujud
ini berada pada alam pikiran dari warga masyarakat atau dapat pula
tulisan-tulisan, karangan-karangan warga masyarakat yang
bersangkutan.

5
2) Wujud kebudayaan sebagai suatau komplek aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat, wujud ini berupa sistem
sosial dan masyarakat yang bersangkutan.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, ia
berupa kebudayaan fisik yang berbentuk nyata yang merupakan hasil
karya masyarakat yang bersangkutan.

Dari ketiga wujud kebudayaan itu jelas bahwa wujud pertama dan

wujud kedua adalah buah dari akal budi manusia, sedangkan wujud yang

ketiga adalah buah dan karya manusia. Selanjutnya Koentjaraningrat

menganalisis bahwa isi sebenarnya dari budaya manusia yang terdiri dari

tujuh unsur, yang disebutnya sebagai unsur-unsur universal dari

kebudayaan (Koentjaraningrat 1982 : 2).

Defenisi kebudayaan menurut Selo Sumardjan (1962: 1 - 2) adalah

sama hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Jadi kebudayaan sendiri adalah

suatu hasil karya ciptaan manusia yang dapat dinikmati dan dilihat

keindahannya dari berbagai sudut serta keindahan tersebut dapat terbagi

dalam berbagai bentuk diantaranya adalah tari. Dari penjelasan diatas

maka kebudayaan itu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan

zaman itu sendiri.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wujud

dari kebudayaan adalah benda – benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan hasil karya seni

termasuk seni tari. Semuanya bertujuan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan masyarakat. Dengan adanya kesenian

6
khususnya seni tari maka setiap masyarakat dapat saling berinteraksi satu

sama lain serta mampu mengenal dan melestarikan kebudayaan daerah

masing – masing. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan

masyarakat. Segala sesuatu yang yang terdapat dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Seni tari

sebagai salah satu bentuk karya manusia tentu juga mengalami

perkembangan, mengikuti laju perkembangan lingkungan. Seperti tari

Prajuritan sendiri adalah jenis tari Kreasi yang pada dasarnya tidak

memiliki hak paten yang harus diikuti, karena seni tari prajuritan sendiri

dapat berubah atau dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman

atau penciptanya. Tari yang berasal dari masa lampau masih tetap

memegang peranan yang penting dalam periode sekarang. Dengan

adanya perkembangan diharapkan dapat membawa objek yang

berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya sehingga akan

menimbulkan suatu perubahan yang positif.

2. Konsep Seni

Seni merupakan suatu karya yang dibuat dengan kecakapan yang

luar biasa sehingga terbentuklah sesuatu yang elok atau indah baik dalam

bentuk gagasan/ide, gerak atau suara untuk dinikmati manusia. Menurut

Sudarko (2003: 9) kebutuhan akan seni budaya merupakan kebutuhan

manusia yang paling tinggi, karena seni budaya berkaitan langsung

dengan kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman dan pada

puncaknya merupakan proses dari manusia untuk semakin dekat kepada

7
Tuhan Yang Maha Esa dengan kepercayaan/religius yang dibalut dengan

seni dan tradisi (local genius). Oleh karena itu, seni budaya akan

berkembang apabila ada masyarakat pendukungnya.

Berikut konsep seni dari para tokoh,

a. Ki Hajar Dewantara,

Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan

sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia.

b. Ahdian Karta Miharja,

Seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu

karya yang bentuk dan isinya mempunyai sifat membangkitkan

pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.

c. Sartono Kartodirdjo

Seni budaya merupakan sistem yang koheren karena seni budaya

dapat menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui

satu bagian saja dapat menunjukkan keseluruhannya

Dari penjelasan diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa seni

adalah aktivitas yang diciptakan manusia dari pengalaman estetika yang

dimilikinya dan diwujudkan dalam bentuk sesuatu yang mempunyai daya

membangkitkan rasa takjub dan simpatik. Dan merupakan bentuk

ekspresi dari manusia yang dituangkan dalam bentuk suatu ide gagasan

dengan aksi membuat, gerak ataupun suara yang mengandung nilai

tertentu Seni merupakan bagian dari kebudayaan manusia yang

menghasilkan aksi dan tradisi

8
3. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau

dengan istilah ilmiah berarti saling berinteraksi. Definisi masyarakat

secara khusus adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat

oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam arti sempit merupakan suatu

kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas komunitas, dan

rasa loyalitas terhadap komunitas sendiri merupakan cirri-ciri suatu

komunitas dan pangkal dari perasaan seperti patriotisme, nasionalisme,

dan sebagainya yang biasanya bersangkutan dengan Negara. Sedangkan

dalam arti luas, masyarakat adalah semua kesatuan hidup manusia yang

bersifat mantap dan yang terikat oleh satuan adat istiadat dan rasa

identitas bersama. (Koentjaraningrat, 1990 : 144-148)

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala

sesuatu yang yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Masyarakat berkumpul

bergaul saling berinteraksi menghasilkan suatu bentuk kebudayaan, salah

satunya adalah seni tari.

4. Tradisional

Tradisional merupakan istilah dari kata tradisi yang berasal dari

bahasa latin “Tradio” artinya mewariskan (Rusliana, 1979/1980 :5).

Warisan itu berupa kebudayaan yang di dalamnya mencakup pengetahuan,

9
seni, moral, hukum, adat istiadat dan kebudayaan lain yang pernah

dilakukan oleh nenek moyang. Warisan itu kemudian diturunkan dari

generasi ke generasi melalui proses. Jadi dengan kata lain tradisi artinya

warisan budaya dari masa lalu ke masa sekarang, hal itu dapat berupa

pandangan hidup, kepercayaan, kesenian, upacara adat. Pada jaman dahulu

orang melakukan upacara adat dengan menggunakan mantera – mantera,

bunyi – bunyian, lagu – lagu serta gerak – gerak berirama, dari semua itu

melahirkan kesenian. Tradisi mengubah mantera – mantera menjadi seni

sastra tradisional, bunyi – bunyian yang sebelumnya menggunakan

teriakan manusia dan tetabuhan dari kulit binatang kemudian diubah

menjadi lagu – lagu dan alat – alat musik yang beraneka 12 ragam,

gerakan – gerakan yang dahulu spontanitas dan berirama sekarang

melahirkan seni tradisional. Kesenian tradisional tumbuh dan berkembang

sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional di wilayah itu.

Oleh karena itu perkembangan kesenian antara daerah yang satu dengan

daerah yang lain berbeda, tergantung pada kondisi setempat dan pengaruh

lingkungan. Dengan demikian kesenian tradisional di tiap daerah

mengandung sifat atau ciri khas dari masyarakat tempat kesenian itu

berasal. Kayam (1981 : 60) menguraikan ciri khas dari kesenian

tradisional sebagai berikut :

1) Kesenian tradisional mempunyai jangkauan yang terbatas pada

masyarakat yang menunjang.

10
2) Kesenian tradisional merupakan cerminan dari suatu culture yang

berkembang sangat perlahan – perlahan karena dinamika masyarakat

penunjangnya demikan.

3) Kesenian tradisional merupakan bagian dari satu – satunya “kosmos”

kehidupan yang bulat yang tidak terbagi – terbagi dalam peningkatan

spesialisasi.

4) Kesenian tradisional bukan merupakan hasil kreativitas individu

tetapi tercipta secara anonym bersama – sama dengan sifat

kolektivitas masyarakat yang menunjangnya.

5. Konsepsi Bentuk Penyajian

Bentuk penyajian berarti proses pembuatan, cara, menyajikan atau

menampakkan. Hubungannya dengan seni yaitu secara menyeluruh dan

didukung oleh unsur – unsur atau elemen – elemen pokok dari pendukung

dalam seni. Elemen – elemen pokok dalam seni yang menunjang bentuk

penyajiannya adalah alat musik yang digunakan, tata busana, tata rias,

tempat pertunjukkan dan lagu atau jenis musik yang dibawakan

(Soedarsono 1997 : 42 – 58)

Ada bentuk seni pertunjukan, baik musik, maupun tari yang

mempunyai urut – urutan penyajian, yang merupakan bagian dari seluruh

pementasannya, ada juga yang tidak. Bentuk seni pertunjukkan yang

mempunyai urutan sajian, dapat diamati apakah ada bagian pembukaan

misalnya tari pembuka atau musik pembuka yang kemudian dilanjutkan

11
dengan lagu sajian utama. Kemudian ada bagian tengah dan bagian akhir

yang masih merupakan rangkaian dari keseluruhan pementasan, dapat pula

diamati waktu yang dibutuhkan oleh masing – masing bagian tersebut.

Dalam Tari Prajuritan ini ada beberapa hal yang menarik dalam bentuk

penyajian yaitu :

1) Gerak

Gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari

kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan –

denyutan di seluruh tubuh manusia untuk tetap dapat memungkinkan

manusia hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari segala

pengalaman emosional manusia (John Martin dalam Soedarsono,

1978:1).

Gerak dalam tari ada dua macam yaitu gerak bersambung dan

berurutan, serta gerak ditempat dan berjalan (Kussudiarjo, 1981 : 20).

Gerak bersambung dan berurutan misalnya setelah trapsilo,

jengkeng kemudian berdiri sabetan. Gerak di tempat dan berjalan

misalnya, berjalan ke depan, ke belakang, ke samping kanan, kiri,

serong kanan kiri dan sebagainya.

2) Iringan

Iringan adalah musik yang digunakan untuk mengiringi suatu

tarian, sebab tari tidak akan hidup tanpa adanya musik. Dengan

demikian suasana masih merupakan bukti kehidupan suatu tarian yang

terdiri atas tempo dan struktur iringan. Unsur musik yang lain adalah

12
melodi dan harmoni. Melodi adalah urutan – urutan nada yang disusun

secara teratur, sedangkan harmoni adalah keselarasan antara ritme dan

melodi dengan gerak serta motivasinya (Soedarsono, 1976 : 25)

3) Busana

Busana diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan tari. Hal

yang harus diperhatikan dalam memilih busana tari adalah harus enak

8 dipandang, tidak mengganggu gerak tari, menarik dan sedap

dipandang. Dalam hal busana warna yang dipergunakan hanya

beberapa saja dan mempunyai arti simbolis, diantaranya warna merah

berarti berani, putih berarti suci, hijau artinya muda, dan hitam berarti

bijaksana. (Soedarsono, 1978: 34)

4) Tata Rias

Tata rias berfungsi untuk menghidupkan perwatakan

pelaku, menentukan karakter dan memperkuat ekspresi. (Soedarsono,

1978: 35)

5) Tema

Tema adalah sebuah garapan yang merupakan pokok yang

menjadi sumber dari apa yang ingin disampaikan atau diekspresikan.

Tema mendasari sebuah pengolahan atau penyusunan gerak dan

bunyi. (Endang Ratih E.W. 2004 : 81) Untuk menggambarkan isi tari,

thema dalam tari ada tiga macam yaitu tari yang berthemakan erotik

yaitu suatu tarian yang menggambarkan percintaan atau kasih sayang,

tari yang berthemakan heroik adalah tarian yang berisikan tentang

13
kepahlawan dan pantomim yaitu tarian yang berisi gerak – gerak

simbolis saja. (Soedarsono, 1978: 33)

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian yang mendahului dalam

penelitian ini adalah Skripsi karya Sujatmi (2009), Skripsi dengan judul Tari

Prajuritan di Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Skripsi ini membahas tentang penyajian tari Prajuritan merupakan tari

tradisional kerakyatan yang ditarikan secara massal oleh penari laki – laki.

Tari ini muncul pertama kali pada saat perang Diponegoro. Pada saat itu para

prajurit Pangeran Diponegoro menyamar sebagai penghibur untuk

mengelabuhi kompeni, yaitu dengan membentuk kelompok kesenian dan

menghibur ke markas – markas kompeni. Daerah – daerah yang semula

digunakan sebagai markas prajurit Diponegoro terdapat sisa – sisa gerak baris

– berbaris, oleh penduduk sekitar gerak – gerak itu dipadukan menjadi

gerakan tari dengan iringan bendhe, jidor, trentheng yang kemudian diberi

nama tari Prajuritan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah

bagaimana penyajian tari Prajuritan di Desa Banyubiru.

Skripsi karya Dani Sintya, (2004) Skripsi dengan judul

Perkembangan tari Riau di Yogyakarta. Skripsi ini membahas bertujuan

sejarah perkembangan tari Riau di Yogyakarta mencakup faktor – faktor yang

mempengaruhi dan upaya – upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pihak

asrama Riau serta fungsi tari Riau di Yogyakarta.

14
Dari Penelitian relevan di atas maka dapat disimpulkan perbedaan

dengan penelitian yang sedang ditulis yaitu dari segi pergeseran makna,

sedangkan penelitian yang sebelumnya lebih fokus dalam penyajian dan

perkembangan.

15

Anda mungkin juga menyukai