BAB 1
KONSEP BUDAYA
Wujud gagasan dari kebudayaan dan tempatnya adalah dalam kepala tiap individu
warga kebudayaan yang bersangkutan yang dibawanya kemanapun ia pergi yang bersifat
abstrak dan tidak dapat difoto tetapi hanya dapat diketahui dan dipahami setelah ia pelajari
dengan mendalam baik melalui wawancara intensif maupun membaca . Kebudayaan dalam
wujud gagasan juga berpola dan berdasarkan ocial-sistem tertentu disebut “Sistem Budaya”
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri
dari pikiran-pikiran , gagasan-gagasan, konsep-konsep, tema-tema berpikir, serta keyakinan-
keyakinan. Dengan demikian suatu ocial budaya merupakan bagian dari kebudayaan, yang
dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut “adat-istiadat”. Dalam adat-istiadat ada nilai
budayanya dan juga ocial normanya (yang secara khusus dapat dirinci lagi kedalam berbagai
norma sesuai dengan pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan ). Fungsi
dari ocial budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Wujud tingkah laku manusia seperti menari, berbicara dan tingkah laku dalam
mengerjakan suatu pekerjaan masih bersifat konkret dapat difoto dan difilm. Semua gerak-gerik
yang dilakukan dari masa kemasa, hari kehari merupakan pola tingkah laku yang dilakukan
berdasarkan ocial. Karena itu pola-pola tingkah laku manusia disebut “Sistem Sosial”.
Sistem ocial terdiri dari aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan berinteraksi
antarindividu yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai tindakan-tindakan
berpola yang saling berkaitan, ocialocial lebih konkret dan nyata sifatnya daripada ocial budaya
sehingga semuanya dapat dilihat dan diobservasi. Interaksi manusia di satu pihak ditata dan
diatur oleh ocial budaya dan disisi lain dibudayakan menjadi pranata-pranata oleh nilai-nilai
dan norma-norma tersebut.
Walaupun integrasi ocial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna namun secara
fundamental ocialocial selalu cendrung bergerak ocial ekuilibrium yang bersifat dinamis :
menanggapi perubahan-perubahan dari luar dengan kecendrungan memelihara agar perubahan
yang terjadi didalam ocial hanya mencapai derajat minimalnya saja,akan tetapi setiap ocialocial
akan berproses kearah situ. Pada umumnya perubahan yang terjadi secara gradual, melalui
penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
Perubahan yang secara ocial biasanya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan
unsur-unsur ocial budaya yang menjadi bangunan dasarnya hanya mengalami sedikit
perubahan. Perubahan itu timbul karena beberapa kemungkinan diantaranya penyesuian-
penyesuaian yang dilakukan oleh ocialocial tersebut terhadap perubahan yang ocial dari luar,
perubahan melalui proses diferensiasi ocialral dan fungsional, serta penemuan-penemuan baru
oleh anggota masyarakat. Jadi suatu ocialocial terbentuk dari interaksi ocial yang tumbuh dan
berkembang diatas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma sosial
yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya, organisasi ekonomi, alat-alat, dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama), organisasi
kekuatan (politik)
3. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories
of culture) yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem tekhnologi, dan peralatan, sistem
kesenian, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, sistem kekerabatan, dan organisasi
kemasyarakatan
4. Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan
megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas,
kancing baju, dan lain-lain
D. KOMPONEN BUDAYA / KEBUDAYAAN
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen,
menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3. Lembaga social
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan, dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi
dasar, dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota, dan
desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi
atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik
karier
4. Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup, dan kehidupan,
cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
5. Estetika
Berhubungan dengan seni, dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari –tarian,
yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya
memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang
akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan, dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan bersifat
kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning, dan buah-
buahan sebagai simbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang
mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
6. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap wilayah, bagian, dan
negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan
komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik, dan kompleks yang hanya
dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan, dan kekompleksan bahasa ini harus
dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati,
dan simpati dari orang lain.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.
Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama
masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan fungsi
khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat
untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari
naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Kesenian