SULAEFAH (6C)
sulaefahpgsd@gmail.com
Abstrak
Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat penting dalam
aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya maka kita dapat
melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-masing. Budaya
merupakan ciri khas dari suatu daerah yang menggambarkan hubungan kebersamaan atau
panutan di antara masyarakat setempat.
Dari banyak ragam budaya yang ada masing-masing memiliki arti atau pengertian masing-
masing dari budaya tersebut. Dan cara melakukannya juga berbeda-beda, ini menunjukkan
bahwa budaya merupakan cerminan dari diri seseorang.
Banyak manfaat yang kita peroleh dari kita mengikuti budaya, namun bukan budaya yang
menyimpang. Melainkan, budaya yang sudah kita tekuni mulai dari kita lahir yang sudah
menjadi kebiasaan dalam masyarakat setempat. Kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan
dan hubungan timbal balik lainnya. Sebagai contoh negara jepang memiliki kebudayaan yang
menjadi kebiasaan sejak kecil, Seperti membuang sampah pada tempatnya, displin waktu,
karena tertanam sejak kecil maka sekarang jepang menjadi salah satu negara yang bersih akan
sampah dan disiplin waktu.
Pembahasan
b C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata
pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi
kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara
keagamaan.
c Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian
disebut sebagai superorganik.
d Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
E. B. Tylor (1832 – 1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan serta kebiasaan lain yang di peroleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Namun, Koentjaraningrat lebih sistematis dalam merinci unsur-unsur
kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2000: 2) adalah
sebagai berikut:
a) Sistem religi dan upacara keagamaan
b) Sistem dan organisasi kemasyarakataan
c) Sistem Pengetahuan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem mata pencaharian hidup
g) Sistem teknologi dan peralatan
Secara garis besar unsur – unsur yang berada diurutan bagian atas
merupakan unsur yang lebih sukar berubah daripada unsur – unsur di bawahnya.
Namun perlu di perhatikan karena ada kalanya sub unsur dari suatu unsur di
bawahnya lebih sukar di ubah daripada unsur – unsur dari suatu unsur yang
tercantum di atasnya.
Unsur-unsur yang diurutkan di atas merupakan unsur budaya yang
universal dalam arti ada di manapun, kapan pun dan berlaku pada siapa pun.
Artinya di belahan dunia mana pun ada ketujuh unsur itu. Dalam sejarah manusia
baik yang primitif maupun yang modern ke tujuh unsur itu berlaku pada siapapun
yang dinamakan “manusia”.
Kebudayaan memberi pengetahuan dan ide tentang dan untuk
berperilaku. Artinya, orang harus mengetahui jenis pengetahuan dan ide yang
harus digunakan pada jenis perilaku tertentu yang sesuai (untuk berperilaku) dan
juga untuk memahami perilaku tentang apa yang dia lihat (tentang perilaku).
2.2.2 Wujud Kebudayaan
Koendjaraningrat mengemukakan pendapatnya bahwa wujud kebudayaan
adalah meliputi :
1) Wujud Idiil yang bersifat abstrak, tak dapat di raba terletak di alam pikiran dari
warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2) Wujud Kedua adalah sistem sosial mengenai pelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi selalu
mengikuti pola tertentu, sifatnya kongkrit yang bisa di observasi.
3) Wujud Ketiga adalah Kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan
berupa benda yang dapat di raba dan di lihat. Wujud konkret dari kebudayaan
adalah artifact adalah kebudayaan yang merupakan hasil karya yang bersifat
fisik yang dapat di raba, misalnya bangunan megah (candi borobudur,
prambanan). Kebudayaan dalam arti sistem tingkah laku merupakan suatu pola
tindakan yang dilakukan oleh manusia yang berpola. Tingkah laku sifat nya
konkret, dapat diamati, dan divisualisasikan.
Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat
atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat
dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada
juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun
mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut
bagian dari kebudayaannya.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
sebagai berikut..
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai
berikut...
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan
lainnya
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat
mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan
pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan
pokok lainnya.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens” (latin) yang
berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dari dua definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok
(tidak dapat hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-
makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk
lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk
hidup, tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai
emosi, atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau
tindakan pada diri sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari,
marah ketika ditebang, tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak
berinteraksi dan berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat
berpindah-pindah tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi,
namun apa yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta
lebih karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang
lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia
juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui
proses belajar yang terus menerus.
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan
pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan
realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan
adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda,
tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal
tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini
budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di
foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan
itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly
bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan
prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi
sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat
kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang
diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan
antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling
atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran.
Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga,
mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya
namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk
budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik
mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang
damai dan ideal
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.
3. Afertak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan. Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak
dapat di raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga
masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa
di observasi, di foto dan di dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut
pula kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik
(aktivitas perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya
menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi
budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang
menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada..
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi
misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan
alat transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem
pengetahuan tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan
tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang
sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.
b. Nilai
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro
membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan dan aktivitas
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih
secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa
adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini
kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki
ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai
budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk
dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini.
Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang
bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan
bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada
sesuai dengan tata aturan agama.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara
umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pembahasan diatas
kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan
yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan
cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah
masyarakat menuju taraf hidup tertentu, Kebudayaan berpengaruh dalam
membentuk pribadi seseorang sehingga mengharuskan manusia untuk mengikuti
norma-norma yang ada pada budaya tersebut.
3.2 Saran
Kita sebagai mahluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita
punya, jangan sampai budaya yang kita punya tidak kita lestarikan dan sampai
punah. Karena siapa lagi jika bukan kita penerus bangsa yang melestarikan? Kita
lestarikan baik-baik budaya yang telah kita punya agar tidak diakui oleh bangsa
lain
DAFTAR PUSTAKA
http://wulandari24594.blogspot.com/2014/06/
http://faqihudin111293.blogspot.com/2013/03/
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2016/05/
https://perpuskampus.com/
http://www.artikelsiana.com/2015/02/
https://oktavianipratama.wordpress.com/