Anda di halaman 1dari 16

HAKEKAT DAN FUNGSI KEBUDAYAAN DALAM MASYARAKAT

SULAEFAH (6C)
sulaefahpgsd@gmail.com

Abstrak

Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat penting dalam
aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya maka kita dapat
melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-masing. Budaya
merupakan ciri khas dari suatu daerah yang menggambarkan hubungan kebersamaan atau
panutan di antara masyarakat setempat.

Dari banyak ragam budaya yang ada masing-masing memiliki arti atau pengertian masing-
masing dari budaya tersebut. Dan cara  melakukannya juga berbeda-beda, ini menunjukkan
bahwa budaya merupakan cerminan dari diri seseorang.

Banyak manfaat yang kita peroleh dari kita mengikuti budaya, namun bukan budaya yang
menyimpang. Melainkan, budaya yang sudah kita tekuni mulai dari kita lahir yang sudah
menjadi kebiasaan dalam masyarakat setempat. Kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan
dan hubungan timbal balik lainnya. Sebagai contoh negara jepang memiliki kebudayaan yang
menjadi kebiasaan sejak kecil, Seperti membuang sampah pada tempatnya, displin waktu,
karena tertanam sejak kecil maka sekarang jepang menjadi salah satu negara yang bersih akan
sampah dan disiplin waktu.

Kata kunci: Kebudayaan, kelerstarian budaya, negara, ragam


Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Apabila kita bicara tentang manusia pasti tidak lepas dari cara hidup dan tata cara
sosialisasinya. Kebudayaan pun turut memengaruhi kehidupan manusia. Kebudayaan
merupakan filosofi, cara hidup dan cara pandang yang terbentuk dari sekelompok
manusia dan mencerminkan kepribadian kelompok tersebut.Dapat dikatakan bahwa arti
kebudayaan mengalami penyempitan makna, karena kita lebih sering memandang arti
kebudayaan hanya dilihat dari sisi seninya saja. Padahal termasuk di dalamnya
kebudayaan adalah kesenian, kepribadian, cara hidup, kepercayaan, dan adat istiadatnya
yang secara global mencerminkan jiwa suatu kelompok masyarakat.
Di dunia ini, begitu banyaknya manusia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Budaya merupakan istilah yang banyak dijumpai dan digunakan hampir dalam
setiap aktifitas sehari-hari. Hal ini menunjukan bahwa budaya begitu dekat dengan
lingkungan kita. Kata budaya/kultur dipandang penting karena kata ini membentuk dan
merupakan bagian dari istilah pendidikan multicultural. Tanpa kita mengetahui apa arti
budaya/kultur,kita akan sangat sulit memahami implikasi pendidikan multikultural
secara utuh. Misalnya jika budaya didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu
kelompok sosial.
Kebudayaan di bedakan dengan peradaban, meski pun pada beberapa literatur
kadang kala menggunakan istilah kebudayaan untuk menunjukkan suatu peradaban.
Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya
kepribadian manusia. Dari budaya terbentuk identitas seseorang, identitas suatu
masyarakat  dan identitas suatu bangsa. Dengan budaya itu pulalah seseorang akan
memasuki budaya global dalam dunia terbuka dewasa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kebudayaan?

2. Apa Pengertian Hakikat Kebudayaan?

3. Apa Sifat Hakikat Kebudayaan?

4. Apa Yang Dimaksud Hakikat Kebudayaan Dengan Manusia?


Bab 2

Pembahasan

2.1 Pengertian Kebudayaan


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya atau yang disebut peradaban
mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang
kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat
(kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Para ahli
sudah banyak yang menyelidiki berbagai budaya. Dari hasil penyelidikan tersebut
timbul dua pemikiran tentang munculnya suatu budaya atau peradaban. Pertama
anggapan bahwa adanya hukum disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada
perbuatan yang sama dan penyebabnya yang sama. Kedua anggapan bahwa tingkat
budaya atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi
masing-masing proses sejarahnya.
Budaya diserap dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari
Buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan segala hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal. Secara global budaya yang salah satu atau sejumlah
unsurnya memiliki kemiripan atau serupa antara satu wilayah budaya. Beberapa
pengertian budaya, berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
a. Budaya adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan social
(masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
b.  Budaya adalah sesuatu hal sebagai keseluruhan yang mencangkup pengetahuan
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Budaya merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu
masyarakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang
terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu
kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud
oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga dengan rasa itu, manusia mengerti
tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadannya.
d.  Adapun kata culture yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan
budaya berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture
sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
merubah alam.

2.2 Pengertian Hakikat Kebudayaan


Hakikat Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
2.2.1 Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil
yang lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru
dunia manapun kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat
tinggal, dan lain sebagainya. Beberapa dari orang yang sarjana telah mencoba
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, seperti Bronislaw Malinowski dan
C. Kluckhoh. 
a Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur pokok
kebudayaan yang meliputi sebagai berikut:

 Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat


agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya. 
 Organisasi ekonomi
 Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama). 
 Organisasi kekuatan (politik)

b C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata
pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi
kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara
keagamaan.
c Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian
disebut sebagai superorganik.
d Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
E.   B. Tylor (1832 – 1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan serta kebiasaan lain yang di peroleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Namun, Koentjaraningrat lebih sistematis dalam merinci unsur-unsur
kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2000: 2) adalah
sebagai berikut:
a)    Sistem religi dan upacara keagamaan
b)   Sistem dan organisasi kemasyarakataan
c)    Sistem Pengetahuan
d)   Bahasa
e)    Kesenian
f)    Sistem mata pencaharian hidup
g)   Sistem teknologi dan peralatan
Secara garis besar unsur – unsur yang berada diurutan bagian atas
merupakan unsur yang lebih sukar berubah daripada unsur – unsur di bawahnya.
Namun perlu di perhatikan karena ada kalanya sub unsur dari suatu unsur di
bawahnya lebih sukar di ubah daripada unsur – unsur dari suatu unsur yang
tercantum di atasnya.
Unsur-unsur yang diurutkan di atas merupakan unsur budaya yang
universal dalam arti ada di manapun, kapan pun dan berlaku pada siapa pun.
Artinya di belahan dunia mana pun ada ketujuh unsur itu. Dalam sejarah manusia
baik yang primitif maupun yang modern ke tujuh unsur itu berlaku pada siapapun
yang dinamakan “manusia”.
Kebudayaan memberi pengetahuan dan ide tentang dan untuk
berperilaku. Artinya, orang harus mengetahui jenis pengetahuan dan ide yang
harus digunakan pada jenis perilaku tertentu yang sesuai (untuk berperilaku) dan
juga untuk memahami perilaku tentang apa yang dia lihat (tentang perilaku).
2.2.2 Wujud Kebudayaan
Koendjaraningrat mengemukakan pendapatnya bahwa wujud kebudayaan
adalah meliputi :
1)  Wujud Idiil yang bersifat abstrak, tak dapat di raba terletak di alam pikiran dari
warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2)   Wujud Kedua adalah sistem sosial mengenai pelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi selalu
mengikuti pola tertentu, sifatnya kongkrit yang bisa di observasi.
3)   Wujud Ketiga adalah Kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan
berupa benda yang dapat di raba dan di lihat. Wujud konkret dari kebudayaan
adalah artifact adalah kebudayaan yang merupakan hasil karya yang bersifat
fisik yang dapat di raba, misalnya bangunan megah (candi borobudur,
prambanan). Kebudayaan dalam arti sistem tingkah laku merupakan suatu pola
tindakan yang dilakukan oleh manusia yang berpola. Tingkah laku sifat nya
konkret, dapat diamati, dan divisualisasikan.

2.2.3 Budaya Dan Lingkungan


Keberhasilan bertahan hidup suatu kelompok tergantung pada jenis
lingkungan yang di hadapi kelompok. Ada lingkungan geografis atau habitat fisik.
Lingkungan ini memberi berbagai keunikan alamiah dimana kelompok sosial itu
beradaptasi dengan merubah lewat teknologi.
Anggota kelompok sosial harus hidup bersama dan berinteraksi. Beberapa
kelompok ini ada interaksi lokal dan memungkinkan interaksi tatap muka. Dalam
skala dunia kelompok sosial utama seperti negara hidup dalam lingkungan sosial,
regional dan global. Harus beradaptasi dengan negara lain.
Ada suatu jenis lingkungan yang biasanya kita tidak memikirkannya karena
tidak terlihat. Namun nyatanya jutaan manusia sangat mempengaruhi hidup. Kali
ini terletak pada apa yang di pikirkan terhadap dorongan manusia yang mendasar.
Satu cara untuk memuaskan kebutuhan akan makna ini adalah mengembangkan
keyakinan bahwa hidup di tentukan oleh sesuatu yang lebih tinggi, seperti tuhan
atau hal – hal supernatural lainnya. Lingkungan ini berlokasi di luar pengalaman
di sini dan kini atau transenden (melampaui dunia).
2.2.4 Budaya dan Non Budaya
Non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan
sendirinya atau ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang belum mendapat campur
tangan manusia (benda-benda ilmiah seperti batu, pohon, gunung, tanah, planet)  .
Sedangkan budaya mencakup hal yang keberadaannya mendapat campur tangan
manusia (misalnya patung, marmer/onix, bonsai, dan bangunan). Benda non
budaya akan menjadi budaya apabila telah mendapat campur tangan manusia.
2.2.5 Pranata Budaya
Pranata yang ada dalam kebudayaan dikelompokan berdasarkan kebutuhan
hidup manusia yang hidup dalam ruang dan waktu :
1) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidup kekerabatan, misal :
perkawinan, pengasuhan anak
2)   Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk pencaharian
hidup, memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta benda. Contoh
pertanian, industri, koperasi, dan pasar.
3) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan
manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Contoh : pengasuh
anak, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, pendidikan
keagamaan, pers.
4)  Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam
semesta. Contoh : penjelajahan diluar angkasa, satelit
5)  Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia menyatakan keindahan
dan reaksi. Contoh: batik, seni suara, gerak, drama, dan olahraga .
6) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan
dengan Tuhan. Contoh : masjid, doa, kenduri upacara, dan pantangan
7) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia. Contoh :
perawatan kecantikan, dan kesehatan.
2.3 Sifat Hakikat Kebudayaan
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang
masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil
berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is
money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil
berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara
garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang
sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut:

 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 


 Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 
 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. 
 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-
tindakan yang diizinkan. 

Semua kebudayaan senantiasa bergerak karena ia dinamis karena sebenarnya


gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri. Gerak atau dinamika manusia
sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain, baik disengaja maupun
tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan sebab-sebab tertentu.
Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain yang
menyebabkan terjadinya akulturasi. 

Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat
atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat
dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada
juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun
mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut
bagian dari kebudayaannya. 
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
sebagai berikut.. 

 Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah


dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya,
contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia
yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 
 Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang
banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media. 
 Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah
serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-
pabrik penggilingan. 

Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai
berikut... 

 Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan
lainnya
 Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat
mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan
pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan
pokok lainnya. 

2.4 Hakikat Kebudayaan Dengan Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens” (latin) yang
berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dari dua definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok
(tidak dapat hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-
makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk
lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk
hidup, tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai
emosi, atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau
tindakan pada diri sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari,
marah ketika ditebang, tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak
berinteraksi dan berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat
berpindah-pindah tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi,
namun apa yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta
lebih karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang
lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia
juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui
proses belajar yang terus menerus.

  Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan
pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan
realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan
adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda,
tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal
tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini
budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di
foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan
itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly
bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan
prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi
sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat
kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang
diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan
antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.

            Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling
atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran.
Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga,
mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya
namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk
budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik
mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang
damai dan ideal

B.     Apresiasi Kemanusiaan dan Kebudayaan

1.        Perwujudan Kebudayaan


Kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.

J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :

1. Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu.

3. Afertak (karya)

Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di
dokumentasikan. Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :

1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak
dapat di raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga
masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa
di observasi, di foto dan di dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut
pula kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik
(aktivitas perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya
menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.

Budaya yang Bersifat Abstrak

Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi
budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang
menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.

Budaya yang Bersifat konkret

Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.

Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
perilaku, bahasa dan materi.

a.      Perilaku

Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.

b.      Bahasa

Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada..

c.      Materi

Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi
misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan
alat transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:

1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.

2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil

3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait

4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh


(culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery
(penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).

 2.        Substansi Utama Budaya

Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan,


persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai,
dan pandangan hidup.

a. Sistem Pengetahuan

Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem
pengetahuan tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan
tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang
sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.

b. Nilai

Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu


dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik
atau buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.

Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro
membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan dan aktivitas

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.

c.       Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih
secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa
adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini
kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki
ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai
budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.

Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk
dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini.
Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang
bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan
bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada
sesuai dengan tata aturan agama.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara
umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pembahasan diatas
kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan
yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan
cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah
masyarakat menuju taraf hidup tertentu, Kebudayaan berpengaruh dalam
membentuk pribadi seseorang sehingga mengharuskan manusia untuk mengikuti
norma-norma yang ada pada budaya tersebut.

3.2 Saran
Kita sebagai mahluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita
punya, jangan sampai budaya yang kita punya tidak kita lestarikan dan sampai
punah. Karena siapa lagi jika bukan kita penerus bangsa yang melestarikan? Kita
lestarikan baik-baik budaya yang telah kita punya agar tidak diakui oleh bangsa
lain
DAFTAR PUSTAKA
 http://wulandari24594.blogspot.com/2014/06/
 http://faqihudin111293.blogspot.com/2013/03/
 http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2016/05/
 https://perpuskampus.com/
 http://www.artikelsiana.com/2015/02/
 https://oktavianipratama.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai