Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan atau yang dapat disebut juga “Peradaban” mengandung pengertian yang sangat luas dan
mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan,
seni,moral, hukum, adat-istiadat, kebiasaan dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
(Taylor, 1897).
Mempelajari kebudayaan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana, karena banyak sekali
batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, sumber bacaan atau literatur baik pendekatan metode juga telah
banyak disiplin ilmu lain yang juga mengkaji berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti,
Sosiologi, Psikoanalisis, Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang masing-masing mempunyai tingkat kejelasan
sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing-masing.
Apabila ditinjau dari asal katanya, maka “Kebudayaan” berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu “Budhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal.
Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal.
Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan Budaya tidak
dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD) adalah: “Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani yang
tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun
sosial”. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Sebutkan unsur dan ciri-ciri kebudayaan?
3. Apa saja teori dan karakteristik kebudayaan?
4. Jelaskan bentuk, wujud dan komponen kebudayaan?
5. Bagaimana dampak masuknya budaya asing dan hubungan antar budaya?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kebudayaan
2. Untuk mengetahui unsur dan ciri-ciri kebudayaan
3. Untuk mengetahui teori dan karakteristik kebudayaan
4. Untuk mengetahui bentuk, wujud, serta komponen-komponen kebudayaan
5. Untuk mengetahui dampak masuknya budaya asing dan hubungan antar budaya

D. Manfaat
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kebudayaan
2. Mengetahui unsur dan ciri-ciri kebudayaan
3. Mengetahui teori dan karakteristik kebudayaan
4. Mengetahui bentu, wujud, serta komponen-komponen kebudayaan
5. Mengetahui dampak masuknya budaya asing dan hubungan antar budaya
Definisi Kebudayaan Menurut Ilmu Antropologi dan Para Ahli
By Estriana FiwkaPosted on March 18, 2017
Definisi Kebudayaan Menurut Ilmu Antropologi dan Para Ahli – Dalam ilmu
antropologi yang sudah menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai macam
sistem tindakan sebagai objek penelitian dan analisa, aspek belajar itu ialah aspek yang
sangat penting. Karenanya dalam hal memberi pembatasan dengan konsep “kebudayaan”
atau culture, artinya dalam hal memberikan definisi terhadap konsep “kebudayaan”, ilmu ini
sering kali sangat berbeda dengan ilmu lain.

Juga jika kita bandingkan dengan arti yang biasanya diberikan pada konsep itu dalam bahasa
sehari-hari, yakni arti yang terbatas pada hal-hal yang indah seperti candi, seni rupa, tari-
tarian, seni suara, filsafat dan kesustraan, dalam pengertian dalam ilmu antropologi akan jauh
lebih luas baik itu sifat dan ruang lingkupnya.

Menurut ilmu antropologi , kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.

Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi yang artinya “budi” atau “akal”, dengan begitu dapat diartikan kebudayaan ialah
hal-hal yang berkaitan dengan akal. Ada seorang sarjana yang mnegupas kata budaya sebagai
suatu perkembangan dari majemuk budi-daya yang artinya “daya dari budy” . Karenanya
mereka membedakan antara “budaya” dan k”kebudayaan”. Menjadi “budaya” ialah “daya
dari budi” yang merupakan cipta, karsa dan rasa. Dan dalam istilah antropologi-budaya
perbedaan tersebut ditiadakan. Kata “budaya” dalam hal ini hanya dipakai debagai suatu kata
singkatan saja dari kata “kebudayaan” dengan artian yang sama.

Beda antara Kebudayaan dan Peradaban.


Selain istilah “kebudayaan” ada juga istilah “peradaban”. Yang terahir ialah sama dnegan
istilah Inggris civilization yang umumnya dipakai untuk menyebut bagian-nagian serta unsur-
unsur dari kebudayaan yang hasul, maju dan indah. Misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan,
adat sopan santun pergaulan, oragnisasi kenegaraan, kepandaian menulis dan lian sebagainya.
Istilah dari “peradaban” biasanya juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang
memiliki sistem teknologi, seni bangunan, ilmu pengetahuan, seni rupa dan sistem
kenegaraan serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli


Berikut ialah pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:

1. William H. Haviland

Kebudayaan ialah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat yang bila dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan suatu perilaku
yang dipandang layak dan bisa diterima oleh semua masyarakat.

2. Francis Merill

Kebudayaan ialah pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial, semua perilaku dan
semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota pada suatu masyarakat yang
ditemukan melalui interaksi simbolis.

3. Bounded Et.Al
Kebudayaan ialah sesutau yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol yang tertentu, contohnya simbol bahasa sebagai rangkaian
simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu
masyarakat.

4. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)

Kebudayaan ialah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktifitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang sudah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar
dialihkan dengan genetikal.

5. Robert H Lowie

Kebudayaan ialah segala sesuatu yang diperoleh oelh individu dari masyarakat yang
mencakup kepercayaan, kebiasaan makan, adat istiadat, nprma-norma artistic, keahlian yang
diperoleh buka dari kreatifitas dirinya sendiri melainkan dari warisan masa lampau yang
didapat dengan pemdidikan formal atau informal.

6. Koentjaraningrat

Kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.

7. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan ialah buah budi manusia ialah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat yakni zaman dan alam yang merupakan bukti dari kejayaan hidup dan penghidupannya
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tetib dan damai.

8. Parsudi Suparlan

Kebudayaan ialah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan
utnuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya dan menjadi
landasan bagi tingkah laku.

9. Effat al-Syarqawi

Kebudyaan ialah khasanah sejarah suatu bangsa atau masyarakat yang tercermin dalam
pengakuan atau kesaksian dan nilai-nilai yakni kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan
bagi kehidupan suatu tujuan idel dan artian rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi
ruang dan waktu.

10. Drs. Sidi Gazalba

Kebudayaan ialah cara berfikir dan merasa serta menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan
waktu.
Itulah sekilas penjelasan tentang Definisi Kebudayaan Menurut Ilmu Antropologi dan Para
Ahli, terima kasih telah menyempatkan membaca, semoga artikel yang anda baca bermanfaat,
jangan sungkan untuk mengirimkan kritik maupun saran kepada redaksi kami

Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:

1. Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya


terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2. M. Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi,
dankesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.

3. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.

4. Dr. K. Kupper

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

5. William H. Haviland

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

6. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

7. Francis Merill

· Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial


· Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.

8. Bounded et.al

Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.

9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)

Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar
dialihkan secara genetikal.

10. Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.

11. Arkeolog R. Seokmono

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam penghidupan.

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

sumber : http://afand.abatasa.co.id/post/detail/6923/definisi-kebudayaan-menurut-para-ahli

Diposting oleh Nasha Khairina Kardiani di 04.27


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:


Empat Wujud Kebudayaan
Keempat Wujud Kebudayaan

Kebudayaan dibeda-bedakan sesuai dengan empat wujudnya, dapat diistilakan


digambarkan secara symbol atau sebagai lingkaran yaitu:

1. Artifacts, atau bend- benda fisik

2. Lingkaran berukutnya (dan tentunya lebih kecil) melambangkan kebudayaan sebagai sistem
tingkah laku dan tindakan yang berpola;

3. Lingkaran yang berikutnya lagi (lebih kecil dari pada kedua lingkaran yang berada di
sebelah “luar”nya, melambangkan sebagai sistem gagasan; dan

4. Lingkaran hitam yang letaknya paling dalam dan bentuknya palinng kecil, dan merupakan
pusat atau inti dari seluruh bagan, melambangkan budaya sebagai sistem gagasan yang
ideologis.

Contoh dari wujud konkrit dari kebudayaan, dalam bentuk tulisan abjak digambarkan
sebagai lingkaran.

Lingkran 1, yaitu paling besar, adalah antara lain bangunan-bangunan megah seperti
candi Brobudur, benda-benda seperti kapal tangki, computer, dan lain-lain. Semua hasil karya
manusia tersebut bersifat konkret dan dapat dirabah dan difoto. Sebutan khusus bagi
kebudayaan dalam wujud konkret ini adalah “kebudyaan fisik”.

Lingkaran 2, menggambarkan wujud tingkah laku manusianya, yaitu misalnya menari,


berbicara, tingkah laku dalam melakukan suatu pekerjaan dan lain-lain. Kebudayaan dalam
wujud ini masih bersifat konkret, dapat difoto, dan dapat difilm. Semua gerak-gerik yang
dilakukan dari saat ke saat dan dari hari ke hari, dan masa ke masa, merupakan pola-pola
tingkah lakum manusia disebut “sistem sosil”.

Lingkaran 3, merupakan wujud dari gagasan kebudayaan, dan tempatnya adalah dalam
kepalatip induvidu warga kebudayaan yang bersangkutan, dibawa kemana pun ia pergi.
Kebudayaan dalam wujud ini bersifat abstrak, tak dapat difoto dan difilm, dan hanya dapat
diketahui serta dipahami (oleh warga kebudayaan lain) setelah ia mempelajarinya secara
mendalam, baik melalui wawancara yang insentif atau dengan membaca. Kebudayaan dalam
wujud gagasan juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu yang disebut “sitem
budaya”.

Lingkaran 4, yang pada bagian diberi warna hitam, adalah gagasan-gagasan yang telah
dipelajari oleh para warga suatu kebudayaan sejak usia dini, dan karena itu sangat sukar
diubah. Istilah untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua
unsur yang itu adalah “nilai-niali budaya”, yang menentukan sifat dan corak dari pikiran, cara
berpikir, serta tingkah laku manusia suatu kebudayaan. Gagasan inilah yang akhirnya
menghasilkan benda berbagai yang diciptakan manusia bardasarkan nilai-nilai, pikiran dan
tingkah lakunya.
Perbedaan Adat Istiadat, Kebiasaan, Budaya, Tradisi dan Peradaban
13 APRIL 2017OLYMPIANS98
Adat Istiadat

Adat sendiri secara umum menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti oleh
orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu luasnya
pengertian adat-istiadat tersebut. Tiap-tiap masyarakat atau Bangsa dan Negara memiliki
adat-istiadat sendirisendiri, yang satu dengan yang lainnya pasti tidak sama. Adat-istiadat
dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan merupakan suatu kepribadian
dari suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban, cara hidup yang modern sesorang
tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat-istiadat yang hidup dan berakar dalam
masyarakat.

Sementara dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun W.J.S Poerwadharminta,
adat disebut sebagai aturan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala. Menurut JC.
Mokoginta (1996:77), “adat istiadat adalah bagian dari tradisi yang sudah mencakup dalam
pengertian kebudayaan. Karena itu, adat atau tradisi ini dapat dipahami sebagai pewarisan
atau penerimaan norma-norma adat istiadat”.

Berdasarkan pandangan para pendapat para ahli tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa
adat istiadat adalah sebuah aturan yang ada dalam suatu masyarakat yang di dalamnya
terdapat aturan-aturan kehidupan manusia serta tingkah laku manusia didalam masyarakat
tersebut, tetapi bukan merupakan aturan hukum.

Adat istiadat membakar jenazah di Pulau Bali

Kebiasaan
Istilah habituasi atau kebiasaan sering digunakan di kalangan masyarakat untuk menunjukkan
perilaku yang sering dilakukan oleh seseorang. Dalam kebiasaan, ada yang positif ada pula
yang negatif. Contoh kebiasaan yang positif adalah saling tolong menolong dan gotog
royong. Sedangkan kebiasaan negatif adalah mengerjai teman yang sedang ulang tahun. Itu
semua adalah kebiasaan-kebiasaan yang sering kita temui di dalam kehidupan masyarakat.

Mengerjai teman yang ulang tahun merupakan kebiasaan buruk

Budaya

Budaya adalah sesuatu yang mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya ketika berhubungan dengan orang lain.
Istilah budaya dalam bahasa Inggris adalah Culture yang artinya kebudayaan.

Kebudayaan Reog dari Jawa

Tradisi
Tradisi merupakan warisan kebudayaan dari masa lalu yang di wariskan secara turun
menurun. Tradisi berasal dari nenek moyang yang biasanya memiliki ciri khas masing-
masing sesuai dengan kebudayaan mereka.

Tradisi Menongkah Kerang di Indragiri Hilir

Peradaban

Peradaban adalah pemikiran manusia baik secara simbolik dan intuisional. Peradaban
manusia selalu terjadi perubahan, hal ini tentu dilandaskan pada keinginan untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pada intinya, peradaban berhubungan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas hidup manusia di berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pendidikan,
dll.

Peradaban Romawi Kuno, Colosseum Roma

Referensi

Piotr Sztompka. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.


Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antarbudaya : Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Modul oleh Mahyun, Universitas Sumatera Utara.

engertian Adat Istiadat


Lengkap
Posted by Farhan aziz lubis in Pengertian, Umum
Pengertian Adat Istiadat Lengkap Beserta Ulasan Dan Definisi Menurut Para Ahli - Adat istiadat
adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan
terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

 Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi
kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat( Kamus besar bahasa indonesia, 1988:5,6).

 Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan
dalam lingkungan masyarakat.

 Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri
masyarakat yang melakukannya.
 Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi
kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.

Macam-macam Adat

1. Adat yang Sebenarnya Adat Adalah adat yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan,
dipindah tidak layu, dibasuh habis air. Artinya, semua ketetapan yang ada di alam ini memiliki
sifat-sifat yang tak akan berubah, contohnya hutan gundul menjadi penyebab banjir,
kejahatan pasti akan mendapat hukuman, kebaikan akan membuahkan kebahagiaan, dan
seterusnya.

2. Adat yang Diadatkan Ialah

semua ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat. Ketentuan-ketentuan ini dikodifikasikan oleh
Datuk Nan Duo berdasarkan sifat benda-benda di alam. Gunanya untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat dalam hal ketertiban, perekonomian, dan sosial budaya.

 Adat yang Teradat Yaitu aturan yang terbentuk berdasarkan musyawarah. Setiap kelompok
masyarakat memiliki aturan dan tata cara yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.

 Adat-Istiadat merupakan kebiasaan atau kesukaan masyarakat setempat ketika melaksanakan


pesta, berkesenian, hiburan, berpakaian, olah raga, dsb.

Adat istiadat bisa berbentuk tertulis dan tidak tertulis.

Contoh adat istiadat yang tertulis antara lain adalah:

 piagam-piagam raja (surat pengesahan raja, kepala adat)


 peraturan persekutuan hukum adat yang tertulis seperti penataran desa, agama desa, awig-
awig (peraturan subak di Pulau Bali).
Contoh adat istiadat yang tidak tertulis, antara lain adalah:

 Upacara ngaben dalam kebudayaan Bali


 Acara sesajen dalam masyarakat Jawa
 Upacara selamatan yang menandai tahapan hidup seseorang dalam masyarakat Sunda.

Kriteria adat istiadat


Kriteria yang paling menentukan bagi konsepsi tradisi itu adalah bahwa tradisi diciptakan melalui
tindakan dan kelakuan orang-orang melalui fikiran dan imaginasi orang-orang yang diteruskan dari
satu generasi kegenerasi berikutnya(Skils dalam Sayogyo,1985:90).

Unsur-Unsur Kebudayaan beserta Penjelasannya


Agus Mulyadi Senin, September 23, 2013
Unsur-Unsur Kebudayaan | Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah
kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon
dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang
sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks
seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh
unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut
Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan
bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi,
studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut
Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan
pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan
manusia.

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara


lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa
tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-
bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut
Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat
intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan
hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di
dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender
pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah
digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut
Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan
antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan
mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen
hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai
nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui
kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut.
Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak
gugusan bintang di langit

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu
sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:

a. alam sekitarnya;
b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g. ruang dan waktu.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial


Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti
yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam
kehidupannya.

Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu


masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu
komunitas atau organisasi sosial.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi


Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan
selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi
yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan
demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup
dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam
sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum
terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan
utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah
pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari
subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang
mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya
suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia
dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan
mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab


lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-
suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.

7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur
seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni
pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses
pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga
meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan
seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari,
yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan
seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

Disalin dari Buku Sekolah Elektronik Antropologi (Siany L, dan Atiek Catur B
INTEGRASI KEBUDAYAAN
hasan kawaguchi

11.32
sosiologi

Metode Holistik

seorang sarjana antropologi tidak hanya bertugas menganalisis kebudayaan dengan mengetahui

berbagai cara untuk memerincinya de dalam unsur-unsur yang kecil, dan mempelajari unsur-unsur

kecil itu secara detail, tetapi Ia juga bertugas untuk dapat memahami kaitan antara tiap unsuru

kecil itu, dan ia harus juga mampu melihat kaitan antara tiap unsur kecil itu, dan ia harus juga

mampu melihat kaitan antara setiap unsur kecil itu dengan keseluruhannya. Dengan perkataan

lain, ia harus paham akan masalah integrasi sari unsur-unsur kebudayaan.

Para ahli natropologi biasanya memakai istilah “holistik” (holistic) untuk menggambarkan metode

tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.
Ilmu antropologi memang telah mengembangkan beberapa konsep yang dapat dipakai untuk

memahami berbagai macam kaitan antara berbagai macam kaitan antara berbagai unsur kecil

dalam suatu kebudayaan itu. Para ahli antropologi tentu sudah sejak lama mengetahui akan

adanya integrasi atau jaringan terkait unsur-unsur kebudayaan itu dipelajari secara mendalam,

baru setelah tahun 1920 timbul, dan baru sesudah waktu itu masalah integrasi menjadi bahan

diskusi dalam teori. Dalam pada itu timbul beberapa konsep untuk menganalisis masalah integrasi

kebudayaan, yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur-unsur kebudayaan. Fokus kebudayaan, etos

kebudayaan , dan kepribadian umum.

Pikiran Kolektif

sudah sejak akhir abad ke-19 ada seorang ahli sosiologi dan antropologi Prancis, bernama E.

Durkheim, yang mengembangkan konsep representations collectives (pikiran-pikiran kolektif)

dalam sebuah karangan berjudul Representations Individuelles et Representations

Collectives (1898). cara Durkheim menguraikan konsep itu pada dasarnya tidak berbeda dengan

cara ilmu psikologi menguraikan konsep berfikir. Ia juga beranggapan bahwa aktivitas-aktivitas

dan proses-proses rohaniah yang primer tadi melalui proses sekunder, menjadi bayangan-

bayangan dan sejumlah dari semua bayangan tentang suatu hal yang khas, menjadi gagasan.

Suatu gagasan serupa itu oleh Durkheim disebut representation. Oleh karena gagasan berada

dalam alam pikiran seorang individu, maka disebutnya representation individuelle.

Gagasan seperti itu bisa juga dimiliki oleh lebih dari satu individu, bahkan juga oleh sebagian

besar dari warga suatu masyarakat. Dalam hal itu kita sering bicara tentang “gagasan umum”

atau “gagasan masyarakat”, sedangkan Durkheim bicara tentang “gagasan kolektif”

atau representation collective. Kecuali itu Durkheim berpendapat bahwa suatu gagasan yang

sudah dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat bukan lagi berupa satu gagasan tunggal

mengenai suatu hal yang khas, melainkan sudah berkaitan dengan gagasan lain yang sejenis

menjadi suatu kompleks gagasan-gagasan, sehingga ia selalu mempergunakan

istilah representations collectives dalam bentuk jamak. Untuk membedakan istilah representations

collectives dalam bentuk jamak. Untuk membedakan antara gagasan tunggal dengan kompleks

berbagai gagasan yang dimiliki oleh sebagian besar dari warga masyarakat, agar jelas sebaiknya

kita pakai istilah khusus untuk menerjemahkan istilah Durkheim yang bentuk jamak, yaitu istilah

“pikiran kolektif”, sebab istilah “pikiran” memang lebih luas istilah dari istilah “gagasan”.

Durkheim juga mengajukan suatu ciri yang amat penting, yaitu apabila suatu kompleks pikiran

kolektif sudah terbentuk dan menjadi mantap, maka seluruh kompleks itu berada terbentuk
berada di luar si indicidu. Hal itu disebabkan karena keseluruhan pikiran kolektif dan gagasan-

gagasan sehingga walaupun individu-individu yang mengembangkannya itu sudah meninggal,

keseluruhan itu tetap dimiliki oleh generasi berikutnya. Selain diluar individu, menurut

Dukrkheim representation collectives itu menjadi pedoman bagi tingkah laku atau tindakan bagi

para warga masyarakat tadi.

Istilah-istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut konsep “pikiran umum” atau “pikiran

kolektif”, tadi adalah configuration atau “konfigurasi”. Istilah itu mula-mula dipakai ileh seorang

ahli linguistik dan antropologi, E. Sapir, dalam bukunya The Unconscious Patterning of Behavior in

Society (1927) dalam arti yang kurang lebih sama dengan representations allectives dari

Durkheim. Namun, istilah configuration ini walaupun banyak dipakai kurang di kembangkan lebih

lanjut dalam ilmu antropologi.

kebudayaan dan kerangka teori tindakan


Unsur-Unsur Kebudayaan | Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah
kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam
bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang
ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat
perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan
universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah
universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat
ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1. Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai
bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia
dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam
analisa kebudayaan manusia.

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari
bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari
bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara
membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun,
keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran
suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan
tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi
perkembangan bahasa sering terjadi.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan
teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.
Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia
tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh
nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono,
pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang
lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan
dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai
mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua
aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah
pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga
mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap
ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau
letak gugusan bintang di langit

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu,
manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan
mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu
mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa
di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

a. alam sekitarnya;
b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g. ruang dan waktu.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai
kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur
oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling
dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.
Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis
untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat
karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau
organisasi sosial.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan
teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan
yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara
mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang
berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan
di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam
mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia
untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi
pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan
keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam


masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya
asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di
luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat
manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.

7. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada
kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni
tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni
musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan
seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri
atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat
ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah
wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan
koreografi.

Disalin dari Buku Sekolah Elektronik Antropologi (Siany L, dan Atiek Catur B)
______________________

Contoh dari 7 unsur kebudayaan


– Sistem religi dan upacara keagamaan (contoh :
Upacara keagamaan di bali “ngaben”)
- System dan organisasi kemasyarakatan (Contoh: Karang Taruna)
- System pengetahuan (ilmu psikologi,
ilmu tentang hubungan antar manusia)
- Bahasa (contoh : Bahasa Sunda, Jawa, batak, dll)
- Kesenian ( Contoh : nyanyian, tarian, )
- System mata pencaharian hidup (Contoh : Berburu, Bertani )
- System teknologi dan peralatan (Contoh : Keris, Kujang, rencong)
_______________________
A. INTEGRASI KEBUDAYAAN
1. Integrasi sosial
Integrasi bersal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi bias diartikan juga sebagai suatu keadaandimana suatu kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersifat konformitas trehadap kebudayaan mayoritas
masyarakat dan masih mempertahankan kebudayaan masing- masing . integrasi mempunyai
2 pengertian, yaitu:
* Pengendalian terhadap konflik dan pinyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
dalam suatu sistem sosial tertentu.
* Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur- unsur tertentu.
Sedangkan integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan atau dikaitkan
satu sama lain itu adalah unsur- unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi social
diperlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai macam tantangan.
Baik berupa tantangan fisik dan konflik yang trjadi secara sosial budaya. Menurut para
penganut funsionalisme stuktur sistem social senantiasa terintegrasi diatas 2 landasan
berikkut :
* Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi diatas tumbuhnya konsesnus (kesepakatan)
diantara bagian sebagianberanggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang
bersifat pundamental (mendasar).

* Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus manjadi anggota


dalam berbagai satu kesatuan sosial (cross-cutting affilinantion).setiap konflik yang terjadi
diantara kesatuan social dengan kesatuan social lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya
loyalitasganda dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan social .
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegrasi atas paksaan dan karena
adanya saling ketergantungan diantara berbagai kelompok. Integrasi akan terbentuk apabila
sebagian masyarakat memiliki kesepakatan batas-batas tretorial, nilai-nilai, norma-norma
dan peranata- peranata sosial.

2. Integrasi kebudayaan luar untuk meningkatkan budaya sendiri melalui komunitas


global

Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yng abadi, tetapi terus menerus berganti-
gantinya alam dan jaman. Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan
benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya.
Kebudayaan sifatnya bermacam-macam :
* Bersifat tertib
* Bersifat indah berpaedah
* Bersifat luhur
* Bersfat memberi rasa damai
* Bersifat senang
* Bersifat bahagia; dll
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Hidup kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat
dengan adat-istiadatnya yang halus dan indah, tertib damainya pemerintahan negeri, tertib
damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
2. Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusastraan
dan kesusilaan.
3. Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang
perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalulintas, kesenian yang
berjenis- jenis, semuanya bersifat indah.
Kebudayaan adalah asfek yang sangat penting bagi suatu bangsa. Karena kebudayaan
merupakan jati diri dari bangsa itu sendiri.
Seorang pakar kebudayaan yang bernama Frans Magnis Susono dalam bukunya
“Filsafat kebudayaan politik” membedakan tiga macam kebudayaan barat modern yaitu :
1. Kebudayaan teknologi modern
Kebudayaan teknologi modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai,
netral dan bebas dipakai atau tidak.
2. Kebudayaan tiruan
Kebudayaan modern tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya
mencerminkan
Kegerlapan tegnologi tinggi dan kemoderenan,tetapi hanya mencakup pemilikan simbol-
simbol lahiriah saja, contohnya : lapangan terbang internasional, supermarket, mall dan
Kentucky fried chicken (KFC).
3. Kebudayaan-kebudayaan barata
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan kebudayaan barat modern,
kebudayaan balstern itu memang produk kabudayaan barat,tetapi bukan hatinya, bukan
pusatnya dan bukan kunci pasilitasnya. Ia mengancam kebudayaan barat, seperti ia
mengancam kebudayaan lain, akan tetappi ia belum mencaploknya.
Mochtar lubis menyampaikan bahwa kondisi budaya kita saat ini ditandai secara
dominan oleh cirri yaitu:
1. Kontradiksi gawat antara asumsi dan pretense moral budaya pancasila dengan
kenyataan
2. Kemunafikan
3. Lemahnya kereatifitas
4. Etos kerja brengsek
5. Neo-feodalisme
6. Budaya melayu telah sirna
Komunitas global sebagai sarana untuk integrasi budaya luar mempunyai peran yang
sangat penting dalam proses memperkenalkan budaya asing kepada Negara lain.
Memberikan opini atau ide-ide untuk bertukar informasi mengenai budaya yang ber
kembang dinegara masinag-masing.
_________________________
B. kebudayaan dan kerangka teori tindakan
definisi mengenai kebudayaan dan uraian selanjutnya yang termasuk dalam bab ini,
mengandung beberapa pengertian penting yaitu : bahwa kebudayaan hanya ada pada
makhluk manusia ; kebudayaan mula mula hanya merupakan satu aspek dari proses evolusi
manusia tetapi yang kemudian menyebabkan bahwa ia dapat lepas dari alam kehidupan
makhluk primata.
selain itu kebudayaan tidak terlepas dari kepribadian individu melalui satu proses belajar
yang panjang menjadi milik dari masing masing individu warga masyarakat kebudayaan.
pandangan menyeleruh dan terintegrasi mengenai konsep kebudayaan ini dapat kita
mantapkan dan mempergunakan sebuah kerangka yang disusun oleh suatu kelompok studi
yang terdiri dari kelompok kelompok sarjana ilmu sosial dari universitas harvard.
kerangka yang mereka susun bersama memandang kebudayaan sebagai tindakan manusia
yang berpola, dan mereka sebut kerangka teori tindakan (frame of reference of the theory of
action).
dalam hal menganalisis suatu kebudayaan secara keseluruhan perlu dibedakan secara tajam
antara empat komponen, yaitu :
- sistem budaya merupakan komponen yang abstrak dari kebudayaan dan terdiri dari
pikiran, gagasan, konsep, tema berpikir, dan keyakinan.
- sistem sosial terdiri dari aktivitas, tindakan dan tingkah laku berintegrasi antara individu
dalam kehidupan masyarakat.
- sistem kepribadian mengenai isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi sebagai warga
masyarakat. berfungsi sebagai sumber motivasi dari tindakan sosialnya.
- sistem organik melengkapi seluruh kerangka dengan mengikut sertakan ke dalamnya
proses biologis dan biokimia dalam organisme manusia sebagai suatu jenis makhluk alamiah
yang apabila dipikirkan lebih mendalam juga ikut menentukan kepribadian.
keempat komponen ini walaupun erat berkaitan satu dengan yang lain, tetapi merupakan
identitas yang khusus dengan sifat sifat yang sendiri.

Masyarakat
 Klasik

 Kartu Lipat

 Majalah

 Mozaik

 Bilah Sisi

 Cuplikan

 Kronologis

PPKN(Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan)

Pengantar Manajemen Dan Bisnis

Pengantar Teknologi Informasi

Pengantar Ilmu Hukum

Komputer Aplikasi

Anropologi (Kehidupan Kolektif)

PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA

Kelompok-Kelompok Sosial Dan Kehidupan Masyarakat


Anropologi (Kehidupan Kolektif)
A.Kehidupan Kolektif
Pengertian dari pada kolektif ialah saling keterkaitan satu sama lain.Dengan kata lain tidak ada kehid
upan kolektif jika tidak adakebersamaan.Selain manusia di sekilling kita terdapat banyak primata ya
ng menggunakan konsep kehidupan kolektif dalamstrukturnya.Masing-
masing strukur tersebut apabila diamati,tampak ada kinerja yang mandiri dan kinerja kelompok yang
salinamenunjang.Ada individu yang secara khusus menjaga sarang dari makhluk lain,ada pekerja yan
g khusus mencari makan and ada individuyang menghasilkan madu.Dari pengamatan sederhana terh
adap kelompok makhluk-
makhluk di muka bumi termasuk manusia,terdapat suatucari kehidupan kolektif yang melekat seper
ti:

1)Pembagian kerja dalam mengadakan fungsi hidup

2)Ada ketergantungan individu antara yang satu dengan yang lain karena adanya pembagian kerja

3)Adanya kerjasama, adanya ketergantungan, kerjasama antar individu dan kelompok .

4)Komunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain.

5)Diskriminasi.

B.Aneka Warna Bentuk Kehidupan Kolektif


Dalam Antropologi dapat dirumuskan pengelompokan manusia atas dasar ciri-
ciri tertentu baik tampak

luar(fenotipe) maupun ciri organ bagian dalam (genotip).Adapun bentuk-bentuk kehidupan kolektif akan

akhirnya menjadi unsusr-unsur pembentuk masyarakat adala sbb:

1.Kategori Sosial.

Kecenderungan masyarakat ini diberikan oleh kelompok/orang dimana

kelompok tersebut berada,misalnya oleh penguasa,aparat,peneliti,dan pengamat.

2.Golongan Sosial

Dalam golongan sosial sudah muncul suatu ikatan sosial.Hal ini disebabkan oleh adanya sutau kesadara
n dalam kelompokgolongan sosial sebagai akibat respon terhadap cara pandang orang luar terhadap
kelompok.

3.Komunitas

Mempunyai ciri berupa kesatuan kelompok kehidupan manusia yang memiliki kesatuan wilayah yang n
yata,berinteraksi menurutsuatu sistem adat,serta terikat oleh suatu rasa identitas komunitas,contoh
nya seperti RT,desa,kota dan negara.

4.Kelompok dan Perkumpulan(Himpunan)

Semakin besar jumlah masyarakat,semakin banyak pula jumlah kelompok dan perkumpulan di dalamn
ya dengan berbagaiaktifitas dan tujunnya.
5.Masyarakat

Merupakan sekumpulan manusia yang memilki suatu keterikatan oleh suatu kebudayaan yang sa
ma dalam suatu rentang waktuyang lama dan berkesinambungan.

C.Konsep Pranata dan Lembaga

Pranata adalah sutu norma khusus yang menyangkut aktvitas masyarakat yang khusus.Sedangkan

lembaga(institute) adalah suatu badan atau organisasiyang melaksanakan aktivitas.Adapun macam-


macam

pranata sosial yangsangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga,pranata

agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik.

D.Pranata,Kedudukan Dan Peranan

Kedudukan dan peranan masyarakat haruslah sesuai dengan pranata sosial yang ada.Contohnya,apabila

ada seorng wanita yang berprofesi sebagai guru


dan berstatus sudah menikah,dia harus bisa menempatkan

diri sesuai waktu dan tempat.Hal inni menunjukkan bahwa seorang individu dapat menetaskan dua pera
n

sekaligus pada saat tertentu.Untuk setiap individu ada 2 macam kedudukan,yaitu kedudukan yang

diperoleh dengan sendirinya/digariskan(ascribed status) dan kedudukan yang diperoleh apabila dia

melakukan suatu usaha(achieved status).

E.Pimpinan Masyarakat

Pengembangan pengelolaan dalam kelompok masyarakat didasarkan atas beban hak,kewajiban,dan

tanggung jawab.Melekatnya unsur ini memunculkan konsep kepemimpinan di dalm kelompok dengan

berbagai konsekuensi dan kewenangannya.Semakin besar kelompok,maka mekanisme kepemimpinan

dan permasalahan yang dihadapi semakin kompleks.Adapun jenis kepemimpinan dalam masyarakat

adalh sbb:

1) Pimpinan Masyarakat Kecil


Masyarakat yang keanggotaannya relatif kecil dan umumnya masyarakat yang masih sederhana,s
ebenarnya dapat dikatakan tidak adapimpinan yang bersifat tetap hanya dilihat dari keahlian dalam
aktivitas.

2)Pimpinan Masyarakat Sedang

Masyarakatnya yang semakin kompleks diperlukan penanganan pengelolaan oleh seorang pimp
inan yang memilikiketrampilan/profesionalisme.

3)Pimpinan Masyarakat Kini

Masyarakat yang berjumlah riban orang ini tidak jarang menempati area wilayah yang berbatas
an denagn laut dan ribuanpulaunya.Pimpinan masyarakat ini menerapkan adanya keseragaman dala
m cara pandang,aturan,kehendak dan cenderung sentralis padaorgan tertentu.

MAKALAH MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
 Diterbitkan pada 11 April 2016

widi ajengsari
Ikutiwidi ajengsari
Student at smk telekomunikasi telesandi bekasi

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki


naluri untuk hidup dengan lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup
dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut
social animal (hewan sosial). 1. Karena sejak dilahirkan manusia
sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk
menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah
ada sejak lahir.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan yang


menghasilkan kebudayaan.Dengan demikian, tak ada masyarakat
yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.Terdapat
hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat,
sebagaiamana ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan
sejarah.Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan
kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia
dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui
ini,kita akan melihat seberapa eratnya masyarakat dengan
budayanya,dan budaya dengan masyarakatnya,serta seberapa penting
dan bagaimana kebudayaan itu ada di dalam masyarakat.

1. Rumusan Masalah
2. Bagaiman kehidupan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari?
3. Bagaiman pentingnya kebudayaan di masyarakat?

1. Tujuan pembuatan makalah


2. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan
masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah


sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). 2.Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur.Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa ahli :

 Koentjaraningrat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut


suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

 Selo Soemardjan

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang


menghasilkan kebudayaan.

 Paul B. Horton & C. Hunt


Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.

 L Gillin dan J.P Gillin

Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai


kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

 Emile Durkheim

Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar


anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang
mempunyai ciri-cirinya sendiri.

 Karl Marx

Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan


organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah


manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu
yang cukup lama yang salingberhubungan dan berinteraksi dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
sama.

1. Terbentuknya Masyarakat
2. Kelompok social atau masyarakat terbentuk karena manusia –
manusia menggunakan pikiran,perasaan, dan keinginannya
dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Manusia
mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan
sesamanya.Hubungan yang berkesinambungan ini mengahsilkan
pola pergaulan yang disebut pola interaksi social.

Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikt harus


terpenuhi tiga unsur sebagai berikut :

 Terdapat sekumpulan orang


 Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang
relative lama
 Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu
menghasilkan kebudayaan berupa system nilai, system ilmu
pengetahuan dan kebudayaan kebendaan

Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu:

1. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau


mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara
hidup masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat
tinggal yang berpindah-pindah (nomaden).
2. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan
hidupnya banyak bergantung dari hasil bertani dan menangkap
ikan, kehidupan mereka sangat bergantung pada iklim dan
pergantian musim.
3. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat
berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-
hasil teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan
berkembang.
4. Tipe – Tipe Masyarakat

Tipe masyarakat dibedakan menjadi 2 yaitu :

 .Masyarakat Terbuka

4.1Adalah masyarakat yang mau menerima perubahan-


perubahan,baik perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan
segala macam perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan


menjadi dua kelompok, yaitu:

4.21.Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi


Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan
sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi
nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan
terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya
norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya.
Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.

Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:


1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk
perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan

4.32. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi


Artinya Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat
dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-
unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan
teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua
yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses
menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut
WESTERNISASI
Padahal Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan
modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral
dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua
yang datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita
bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai
budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari
norma-norma sosial yang ada di Barat.

 Masyarakat Tertutup
4Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka
bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian
budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya
mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan
ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau
bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum
mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan,
mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka
belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas sosial rendah

1. Unsur Masyarakat

Unsur – unsur masyarakat terdiri dari :

1. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)


Kesatuan kesatuan sosial ini terdiri dari:
1. orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat
tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:

 Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.


 Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa
komentar-komentar, tanya jawab sekitar objek yang menjadi
pusat perhatian.
 Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
 Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya
bersifat sementara dan akan hilang pada saat kerumunan itu
bubar.

1. Golongan atau Social Kategory

Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang


didasarkan atas ciri-ciri umum.Baik ciri umum yang objektif, maupun
ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu
anggota kelompok.

1. Pengertian Golongan Sosial


Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan
adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat,
penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (midle class)
contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan
menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh,
petani, dan pedagang kecil.

b.Timbulnya Golongan Sosial


Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya
antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat
keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari
setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu
faktor penentunya adalah kepandaian berburu

c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai


ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan
sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)

d. Karakteristik Golongan Sosial


Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di
dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggoongan yang bersifat universal

e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat

Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat


beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di
dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:

 Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang


untuk rumah tinggal (penduduk inti).
 Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah
tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
 Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau
pekarangan (inding ngisor).

2)Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada


hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi
menjadi :

 Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.


 Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).

3)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :

 Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik


modal, direktur, komisaris.
 Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan
karyawan.
 Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil,
pekerja sektor informal (pembantu).

1. Sifat Sistem Penggolongan Sosial

Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :


1)Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang
pindah ke golongan/lapisan sosial lain.
2)Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang
pindah / naik ke golongan sosial atasnya.
3)Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.

g. Fungsi Golongan Sosial

Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:

1)Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan,


kekayaan.

2)Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan masyarakat


menyangkut prestise dan penghargaan.

3)Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah


laku.

4)Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki


sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

1. Pengertian Kategori Sosial

Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia


yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan
pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat
oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak
memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai
organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
1.
Perkumpulan (Asosiasi)

1. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang
dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya
perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan,
kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau
agama.Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang
bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki
kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak
bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.

b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :
2. Kolektif atau cillectivity.
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik
fisik, maupun ciri-ciri kebudayaannya.

4. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem
organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada
masa-masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur
pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.

1. Berdasarkan sifat hubungan anggotanya :


kelompok sekunder (secondary group). Kelompok sekunder
adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak orang
dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan bersifat
sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2. Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal
(formal group) yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam
sebuah organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja
diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar
sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan
organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
3. Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya,
terbentuk kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok
patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok,
biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik (kontrak).
Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi suatu
pabrik.
4. Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas
dasar ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi,
suatu perseroan suatu perusahaan dan sebagainya.
5. Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan
contohnya seperti perkumpulan untuk memajukan pendidikan
maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan
pemberantasan buta huruf.
6. Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau
organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), dan sebagainya.
7. Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya seperti organisasi penyiar agama,
kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan, dan
sebagainya.
8. Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan,
contohnya seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan
sebagainya.
9. Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).

Kelompok Sosial
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling
memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong
di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus
memenuhi kriteria :

1. Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan


bagian dari kelompok tersebut.
2. Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota
kelompok
3. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki
suatu sistem dan proses tertentu.
4. Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota
kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan,
ideologi politik dan lain- lain.

1. Jenis-Jenis Kelompok Sosial


Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi :
2. Masyarakat Kota & Masyarakat Desa

1. Berdasarkan Identifikasi Diri,


Dikenal adanya in group dan out group.
- In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh
individu untuk mengidentifikasi dirinya.
In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan
pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan
dekat dengan anggota kelompoknya. “Kami anggota
kelompoknya”.
- Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan
sebagai lawan in group-nya.
Out group sering dihubungkan dengan istilah”mereka”. Sikap
out group ditandai oleh suatu sikap antipati.
2. Berdasarkan hubungan kedekatan anggota
teridentifikasi adanya kelompok primer (primary group).
Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary
group adalah kelompok sosial yang paling sederhana,
anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat
dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap
muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain
3. Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan)
dikenal adanya paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies
mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk
kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan
batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin.
Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
4. Berdasarkan sifat organisasi,
terdapat informal group. Informal group adalah kelompok yang
tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok
tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang
berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar
5. Berdasarkan keanggotaan
terdapat adanya kelompok membership group dan reference
group.
Kelompok membership adalah kelompok yang para anggotanya
tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta
asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI.
Sedangakan kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan
adalah kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh
individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok
tersebut untuk membentuk kepribadiannya dalam berperilaku

Masyarakat Desa ( Rural Masyarakat Kota ( Urban


Community ) Community )
Warga memiliki hubungan
lebih erat Jumlah penduduk tidak menentu
Sistem kehidupannya
berkelompok atas dasar
kekeluargaan Bersifat Individualis
Umumnya hidup Pekerjaan lebih bervariasi,lebih sulit
mengandalkan alam mencari pekerjaan
Perubahan social terjadi secara cepat,
Golongan orang tua menimbulkan konflik golongan tua dan
memegang peranan penting golongan muda
Hubungan penguasa dan Interaksi lebih disebabkan faktor
rakyat bersifat informal kepentingan daripada pribadi
Mengutamakan keperluan Mengutamakan kebutuhan hidup yang
utama kehidupan bersifat prestise
Kehidupan agama lebih
kental Kehidupan agama lebih longgar

1. Konsep Kebudayaan

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan


kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak
mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa
masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Dalam pengertian sehari-
hari, kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian. Akan tetapi
apabila istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu social,
kesenian merupakan salah satu saja dari kebudayaan. Dua orang
antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan Bronislaw
Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits
memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena
kebudayaan yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup
terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat
senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Kata ‘kebudayaan’ berasal dari budhayyah (bahasa sanksekerta) yang


merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi’, yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal.

Adapaun istilah culture yang merupakan bahasa asing, sama artinya


dengan kebudayaan yang berasal dari kata latin colere. Artinya
mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani.
Sehingga culture dipahami sebagai segala daya dan kegiatan manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.

Antropolog EV Tylor memberikan definisi kebudayaan adalah


kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

1. Unsur – Unsur Budaya

Sarjana antropologi Melville J Herskovits merumuskan unsur-unsur


kebudayaan , yaitu:

1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Sarjana antropologi lainnya, Malinowski yang dikenal dengan Teori
Fungsionalnya, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, yaitu:

1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para


anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekitarnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat
bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama
4. Organisasi kekuatan

Unsur-unsur kebudayaan untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya


diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan,
lazim disebut culture universals. Istilah ini menunjukkan bahwa
unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada
setiap kebudayaan di mana di dunia ini. Tujuh unsur kebudayaan yang
dianggap sebagai culture universals, yaitu:

1). Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan,


alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan
sebagainya)

2). Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,


peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)

3). Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,


sistem hukum, sistem perkawinan)

4). Bahasa

5). Kesenian

6). Sistem pengetahuan


7). Religi

1. Wujud Kebudayaan

Menurut JJ Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga :


gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (wujud ideal).

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang terbentuk


kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba dan disentuh.

1. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola


dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering disebut dengan
system social. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan, kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan.

1. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari


aktivitas , perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.

1. Norma Budaya

Bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat adalah nilai social.


Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau
tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan.
Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesalehan
beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan
menjadi bahan pergunjingan.

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia,


mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Horton and Hunt mendefinisikan nilai adalah gagasan mengenai
apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Dalam
rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah
hal itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia
ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, pengalaman,
tindakan, dan seterusnya.

Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:

1. Nilai material, meliputi berbagai konsepsi mengenai segala


sesuatu yang berguna bagi jasmani
2. Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam
melaksanakan berbagai aktivitas
3. Nilai kerohanian, meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan
rohani manusia: nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral,
dan nilai keagamaan.

I.Fungsi dan Hakikat Kebudayaan Bagi Masyarakat

Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan


masyarakat.Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri.Kemampuan manusia terbatas
sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya
juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi
paling sedikit tujuh unsur, yaitu:

1. Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transport

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana


seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka
berhubungan dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun
hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri.
Kebiasaan merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan
seseorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka
hidup dalam satu rumah.Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala
bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin
melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.

Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan


dinamakan pula struktur normatif atau menurut Ralph Linton, designs
for lifing (garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Yang dapat
diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang
perilaku atau blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan-
peraturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan, apa yang
seharusnya dilarang dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah


tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan
berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan yang sama. Masyarakat tidak bisa dipisahkan dari
kebudayaan dan kebudayaan juga tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat,keduanya saling terkait,aling mempengaruhi dan memiliki
hubungan timbal balik dengan segala tipe dan unsur-unsur yang ada
pada masyarakat.

1. Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi


memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

Unsur-unsur Masyarakat
12 April 2014 23:11 Diperbarui: 23 Juni 2015 23:45 193 0 0

Unsur-unsur Masyarakat
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita
memerlukan beberapa istilah untuk membedakan berbagai macam kasatuan manusia. Keculai
istilah paling lazim, yaitu masyarakat, ada istila-istilah lain untuk menyebut kesatuan
kesatuan khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial,
golongna sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan. Keenam istilah itu beserta
konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, dan ciri-ciri lainnya.

1. Masyarakat

Dalam bahas inggris dipakai istilah society yang berasal dari bahas latin socius, berarti
kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang berarti, ikut serta,
berpartisispasi.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau berinteraksi. Suatu
kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi.
Seperti jalan raya,system radio, dan televise. Adanya perasaan untuk berinteraksi
menyebabkan warga dari suatu kelompok manusia itu saling berinteraksi. Sebaliknya, bila
hanya adanya suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari suatu
kesatuan manusia benar-benar akan berinteraksi.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergauk atau berinteraksi itu
merupakan masyarkat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan lain ynag
khusus.

Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi satu masyarakat adalah pola tingkah
laku yang khas mengenai semua factor kehidupannya dalam sebuah batas kesatuan itu. Pola
itu harus bersifat mantap atau kontinu, denagan kata lain, bahwa pola tersebut sudah menjadi
adat istiadat yang khas.

Selain ikatan adat istiadat ynag khas meliputi sector kehidupan dan kontinuitas waktu, warga
masyarakat harus mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang
merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dati kesatuan-kesatuan manusia lainnya.
suatau Negara, kota, desa misalnaya, merupakan kesatuan manuisa yang memiliki empat ciri
khusus, yaitu: (1) interaksi antar warga-warganya, (2) adat istiadat, norma, hukum dan
aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah laku warganya, (3) kontinuitas waktu,
(4) rasa identitas yang kuat mengikat warganya.

Dari beberapa ciri diatas, maka definisi dari masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
saling berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

2. Kategori sosial

Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung
kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu mempunyai syarat pengikat
yang samadengan suatu masyarakat.

Kategori sosial adalah suatu kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau
suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan pada manuisa-manusia itu. Ciri-ciri
objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh
yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu. Contohnya, dalam masyarkat suatu
Negara ditentukan malalui hukumnya bahwa ada kategori warga diatas umur 18 tahun, dan
kategori warga berumur dibawah 18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga
ynag mempunyai hak pilih dan warga yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan
umum.

Suatu kategori sosial biasanya tidak terikat oleh kesatuan adat, system nilai, atau norma
tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, organisasi, dan pimpinan.

3. Golongan sosial
Kategori sosial dan golongan sosial sering sering dianggap sebagai suatu konsep yang sama,
namun pada kenyataannya mempunyai unsur-unsur perbedaan yang jelas. Suatu golongan
sosial juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu. Sering
kali ciri itu dikenakan pada mereka dari pihak luar kalangan merka sendiri. Meski demikian,
golongan sosial mempunyai ikatan identitas soaial. Hal itu dapat disebabkan karena
kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respon atau reaksi terhadap cara pihak luar
memandang golongn sosial tadi. Mungkin juga karena golongan itu memang terikat oleh
suatu system niali, norma, dan adat istiadat tertentu.

Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena adanya pandangan negative dari orang lain
diluar golongan itu. Misalnya: golongan negro dalam masyarkat Negara amerika serikat,
disebabkan ciri-ciri ras yang tampak lahir secara mencolok dan membedakan mereka dari
warga Negara amerika serikat lainnya yang memiliki ciriciri khas kaukasoid.

Dalam masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut golingn sosial, yaitu
lapiasan atau kelas sosial. Dalam masyarakat kuno ada lapisan-lapisan seperti lapisn
bangsawan, lapisan orang biasa, dan lapisan budak. Lapisan atau golonagn semacam itu
terjadi karena manusia yang dikelaskan mempunyai suatu gaya hidup yang khas.

4. Kelompok dan perkumpulan

Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memnuhi syarat-
syaratnya, selain ciri-ciri yang ada dalam masyarakat juga mempunyai ciri tambahan, yaitu
organisasi dan pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada
masa-masa yang secra berulang berkumpul dan kemudian bubar lagi.

Untuk menghindari kesalah pahaman digunakan istilah lain dalam bahas Indonesia yang
mempunyai arti lebih jelas untuk menyebut kedua macam kelompok dan organisasi.
Association diterjemahkann dengan istilah perkumpulan. Dasar organisasinya adalah
organisasi buatan. Group diterjemahkan denagn istilah kelompok, atau menurut Cooley
kelompok primer. Dasar organisasinya adalah organisasi adat.
Suatu kelompok primer dengan organisasi adat, biasanya mempunyai system pimpinan yang
berbeda sifatnya dari pada perkumpulan dengan oarganisasi buatan. Pimpinan kelompok
lebih berlandaskan kewibawaan dan karisma, sedangkan hubungan dengan warga kelompok
yang dipimpin lebih berdasarkan hubungn asas perorangan. Sebaliknya, pimpinan
perkumpulan biasanya lebih berlandaskan wewenang dan hukum, sedangkan hubungan
dengan anggota kelompok yang dpimpin lebih berandaskan hubungan anonym dan asas guna.

Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan

kelompok

Perkumpilan

Primary group

Assciation
Gemeinscaf

Gessellschaf

Solidariatas mechbanique

Soladarite organique

Hubungan familistic

Hubungan contractual
Dasar organisasi adat

Dasar oarganisasi buatan

Pimpinan berdasarka kewibawaan dan karisma

Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum

Hubungan berdasrka perorangan

Hubungan anonym dan berasas guna


5. Beragam kelompok dan perkumpulan

Jumlah kelompok dan perkumpulan dalam suatu masyarakat sudah tentu sangat banyak.
Makin besar dan kompleks masyarkat itu, maka makin banyak juga jumlah kelompok dan
perkumpulan yang ada didalamnya. Karena perkumpulan dan kelompok merupakan kesatuan
dari manusia yang berdasarkan atas asas guna.

Sebelumnya telah kita katahui bahwa ada kelompok yang terikat oleh hubngan keturunan
atau kekerabatan. Kelompok semacam itu disebut kingroups, bisa berwujud besar seperti
suatu marga. Yang sering kali terdiri dari banyak warga, tatapi bisa juga hanya terdiri dari
beberapa sub-marga, sedangkan ada juga wujud kelompok kekerabatan yang kecil seperti
keluarga inti, keluarga besar, klan kecil, dan sebagainya.

Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluan dan fungsinya.
Denagn demikian ada perkumpulan yang gunanya untuk mencari nafkah, untuk
melaksanakan suatau mata pencaharian hidup atau memproduksi barang, yang gunanya untuk
memnuhi keperluan ekonomi, dan sebaginya.

6. Ikhtisar mengenai beragam wujud kesatuan manusia

Masyarakat digunakan untuk menyebut wujud kesatuan manusia, yaitu komunitas (yang
menekankan pada aspek lokasi hidup dan wilayah) dan konsep kelompok (yang menekankan
pada aspek organisasi dan pimpinandari suatu kesatuan manusia). Ada tiga wujud kesatuan
manusia (yaitu kerumunan, kategori sosial, golongan sosial) tidak dapat disebut masyarakat.
Hal itu karena ketiganya tidak memenuhi ketiga unsur yang merupakan syarat konsep
masyarakat.

7. Interaksi antar individu dalam masyarkat


Konsep interaksi itu penting karena tiap masyarakat merupakn suatu kesatuan dari individu
yang satu dengan lain berada dalam hubungan berinteraksi yang berpola mantap. Interkasi itu
terjadi bila seorang individu dalam masyarakatberbuat sedemikian rupa sehingga
menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu-individu lain.

Dalam hal menganalisis proses interaksi antar individu dalam masyarakat, kita harus
membedakan dua hal, yaitu: (1) kontak, (2) komunikasi. Kontak antar individu tidak hanya
mungkin pada jarak dekat seperti bertatap muka, tetapi juga pada jarak jauh dengan
menggunakan alat-alat kebudayaan seperti televise, telepon, radio, dan lainnya. komunikasi
timbul terjadi setelah adanya kontak. Didalam proses itu tindakan dari piahak pertama
(seperti gerak, ekspresi muka, uacapan), mengeluarkan makna yang ditangkap oleh pihak
kedua. Penangkapan makna itu menjadi pangkal untuk reaksi pihak kedua. Kontak belum
berarti adanya komunikasi seperti ynag terjadi apabila seorang pembaca yan tidak berhasil
memahami tulisan seorang penulis sehingga kontak ada, tetapi komunikasi antara penulis dan
pembaca tidak ada.

Pranata Sosial
1. Pengertian dan Fungsi Pranata Sosial
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-
aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari
bahasa asing social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya
sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono Soekanto. Lembaga
kemasyarakatan diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, pranata sosial merupakan
kumpulan norma (sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat. Secara umum, pranata sosial mempunyai beberapa fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi
pranata sosial.
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan bersikap dalam
menghadapi masalah kemasyarakatan.
b. Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.
c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya
sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar yaitu fungsi manifes (nyata)
dan fungsi laten (terselubung).
a. Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan menjadi harapan
sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi
yaitu mengatur hubugnan seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b. Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan tidak diharapkan
orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi laten dalam pewarisan
gelar atau sebagai pengendali sosial dari perilaku menyimpang.

. Ciri-Ciri Pranata Sosial

Meskipun pranata sosial merupakan sistem norma, tetapi pranata sosial yang ada di masyarakat
memiliki ciri serta kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan norma sosial. Adapun ciri-ciri
atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Memiliki Lambang-Lambang/Simbol
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-wujud
dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang
bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung garuda
merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.
b . Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota masyarakat yang
ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap hormat kepada
orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu
dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang
tertuang dalam tata tertib sekolah.
c . Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan pranata
sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata ekonomi, antara
lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d . Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari sekelompok orang
atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau
kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung
bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di
dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap
menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
e . Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada
umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada
setiap diri anggota masyarakat dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki
tingkat kekekalan tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya lebaran, merupakan
tradisi turun temurun dari dulu hingga sekarang.
f . Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya
mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata ekonomi untuk menghasilkan
barang.
3. Penggolongan Pranata Sosial
Berdasarkan fungsi-fungsi secara umum dan karakteristiknya tersebut, pranata sosial dapat
diklasifikasikan dari berbagai sudut. Berikut ini beberapa tipe atau penggolongan pranata sosial.
a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi crescive institutions dan
enacted institutions.
1) Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari kebiasaan
masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan berbagai upacara adat.
2) Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan
menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.
1) Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya pengawasan terhadap
tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan negara.
2) Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya tempat-tempat
hiburan atau rekreasi.
c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi approved
institutions dan unsanctioned institutions.
1) Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum oleh masyarakat.
Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dan lainlain.
2) Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum ditolak oleh
masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti merampok, memeras, pusat-pusat
perjudian, prostitusi, dan lain-lain.

d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi general institutions
dan restricted institutions.
1) General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami masyarakat secara
umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.
2) Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh anggota kelompok
tertentu. Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu,
atau berbagai aliran kepercayaan lainnya.

e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi cooperative institutions dan
regulative institutions.
1) Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan pola dan tata cara
tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.
2) Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur atau mengawasi
pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di masyarakat. Misalnya pranata hukum
(kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).

Macam-Macam Pranata
Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di depan,
pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi pranata tersebut terwujud
dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam pranata sosial yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata
ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik.
a. Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat.
Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami
dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
1 ) Pengertian Keluarga
Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Satuan kekerabatan
dapat disebut keluarga disebabkan adanya perkawinan atau keturunan. Perkawinan menurut
Undang-Undang Perkawinan adalah suatu ikatan batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan jumlah anggotanya, keluarga dapat dibedakan menjadi
keluarga inti dan keluarga luas.
a) Keluarga inti atau batih (nuclear family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas ayah dan ibu
(orang tua) beserta anak-anaknya dalam satu rumah. Ada juga keluarga inti yang belum atau tidak
mempunyai anak.
b) Keluarga luas (extended family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu
generasi atau lebih dari satu keluarga inti

dalam satu rumah. Misalnya, keluarga yang memiliki kakek atau nenek, paman atau bibi, keponakan,
dan lain-lain yang tinggal serumah.
Keluarga dianggap sebagai satuan sosial mendasar yang akan membentuk arah pergaulan bagi
masyarakat luas. Artinya, keluarga yang serasi dan harmonis akan membentuk lingkungan
masyarakat yang harmonis pula, demikian juga sebaliknya.
2 ) Peran atau Fungsi Pranata Keluarga
Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata keluarga mempunyai beberapa fungsi, Berikut ini
beberapa fungsi keluarga.
a) Fungsi reproduksi; keluarga merupakan sarana untuk memperoleh keturunan secara sehat,
terencana, terhormat, sesuai dengan ajaran agama, dan sah di mata hukum.
b) Fungsi keagamaan; pada umumnya suatu keluarga penganut agama tertentu akan menurunkan
agama atau kepercayaannya kepada anak-anaknya. Anak-anak akan diajari cara berdoa atau
beribadah sesuai dengan keyakinan orang tuanya sejak dini. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang
kita temui keluarga yang terdiri atas berbagai macam agama di dalamnya, akan tetapi prosentasenya
sangat kecil.
c) Fungsi ekonomi; keluarga merupakan suatu wadah dalam usaha mengembangkan serta mengatur
potensi dan kemampuan ekonomi. Di masyarakat pedesaan atau pertanian, keluarga merupakan
sumber tenaga kerja, mereka bersama-sama mengelola lahan pertanian sesuai dengan kemampuan
dan tenaga masing-masing. d) Fungsi afeksi; norma afeksi ada dan diadakan oleh para orang tua
untuk mewujudkan rasa kasih sayang dan rasa cinta, sehingga dapat menjaga perasaan masing-
masing anggota keluarga agar tercipta kerukunan dan keharmonisan hubungan di dalam keluarga.
Fungsi afeksi berisi norma atau ketentuan tak tertulis mengenai bagaimana seseorang harus bersikap
atau berperilaku di dalam keluarga dan masyarakat. Norma afeksi penting ditanamkan pada anak-
anak sejak dini agar anak dapat mengenal, mematuhi, dan membiasakan diri dalam perilakunya
sehari-hari.
e) Fungsi sosialisasi; memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang anggota keluarga
bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain dalam keluarga. Anak-anak telah dikenalkan dengan
kedudukan dan status tiap-tiap anggota keluarga dan kerabat lainnya. Dengan demikian, anak secara
tidak langsung telah belajar dengan orang lain dalam keluarga dan kerabat, sehingga mereka bisa
membedakan sikap dan cara bicaranya saat ber-interaksi dengan anggota keluarga lainnya.
Misalnya, sikap terhadap kakek tentu berbeda dengan sikap terhadap adik atau keponakan. f) Fungsi
penentuan status; melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam masyarakat, seperti
nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya.
g) Fungsi pendidikan; keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal oleh anak,
sehingga di keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau kerabat
lainnya. Orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang sama untuk
memberikan dasar pendidikan yang baik bagi anak sebelum mereka memasuki masa bermain di
lingkungan dan sekolahnya.
h) Fungsi perlindungan; keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak khususnya dan
bagi seluruh anggota keluarga pada umumnya. Berdasarkan fungsi ini, anak atau anggota keluarga
lain merasa aman, nyaman, dan dapat menerima curahan kasih sayang dari orang tua atau dari
sesama anggota keluarga. Mengingat arti penting pranata keluarga tersebut, maka perlu diciptakan
suasana keluarga yang harmonis sehingga dapat digunakan sebagai tempat pendidikan anak yang
pertama dan utama.
b . Pranata Agama
1 ) Pengertian Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang
sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme
atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
2 ) Peran atau Fungsi Pranata Agama
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan
kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia
dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketenteraman dan kedamaian batin
dapat dikembangkan. Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata agama memiliki beberapa
fungsi berikut ini.
1) Fungsi ajaran atau aturan; memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling hormat
antarsesama manusia. Agama juga dapat menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri, dan
mengembangkan rasa kepekaan sosial. Tiap-tiap ajaran agama pada dasarnya mengarah ke satu
tujuan, yaitu kebaikan.
2) Fungsi hukum; memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-hal yang
dianggap benar dan hal-hal yang dianggap salah.
3) Fungsi sosial; sehubungan dengan fungsi hukum, aturan agama juga dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sosial manusia, yaitu sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya dalam
masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan, kesenian, arsitektur bangunan, dan lain-lain.
4) Fungsi ritual; ajaran agama memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja berbeda dengan
agama lainnya. Seseorang yang telah menentukan agamanya, harus mau menjalankan ibadah
sesuai yang diperintahkan Tuhan dengan ikhlas sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam kitab
suci. Dengan mendalami dan memahami ajaran agama, seseorang akan mengetahui sanksi yang
akan diterimanya jika ia melakukan pelanggaran. Hal ini akan membuat orang melakukan
pengendalian diri agar dapat selalu menjauhi larangan-Nya dan berusaha selalu melakukan perintah-
Nya.
5) Fungsi transformatif; agama dapat mendorong manusia untuk melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik. Misalnya, dengan agama, umat manusia mampu menciptakan karyakarya seni besar,
seperti candi, masjid, dan bangunan-bangunan lainnya; penyebab timbulnya penjelajahan samudra
salah satunya didorong oleh keinginan menyebarkan agama. Pada umumnya, suatu agama memiliki
aturan yang berbeda dengan ajaran agama lain. Oleh karena itu, kita harus dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi masyarakat agar tidak terjebak dalam fanatisme agama yang berlebihan. Dengan
kata lain, kita harus mampu menyeimbangkan antara hubungan vertikal kita dengan Tuhan (melalui
ajaran agama) dan hubungan horizontal kita dengan sesama manusia atau masyarakat. Bila keadaan
ini dapat kita ciptakan dan pelihara, maka akan tercipta suatu kehidupan keagamaan yang serasi dan
saling menghormati sebagaimana termuat dalam butir II sila I Pancasila, “Hormat menghormati dan
bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
sehingga terbina kerukunan hidup”.
c . Pranata Ekonomi
1 ) Pengertian Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan
konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan).
Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu,
atau barang-barang berharga lainnya.
2 ) Peran atau Fungsi Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi, seperti
produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia.

Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi
perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian
masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai
membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata
ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini,
sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata
ekonomi dapat dibedakan atas peran pranata ekonomi produksi, peran pranata ekonomi distribusi,
dan peran pranata ekonomi konsumsi.
a) Peran pranata ekonomi produksi
Kegiatan produksi meliputi unsur-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja, dan manajemen.
Pemanfaatan unsurunsur produksi tersebut harus melalui aturan yang berlaku agar tercapai suatu
keseimbangan dan keadilan sosial. Sebagai contoh, penggunaan tenaga kerja harus memenuhi
beberapa syarat, antara lain, usia pekerja, jam kerja, jam lembur, upah kerja, hak cuti, dan
sebagainya. Di dalam pemanfaatan sumber daya alam, pranata ekonomi berperan dalam menjaga
keseimbangan dalam pemanfaatannya. Aturan-aturan dibuat sedemikian rupa sehingga para pelaku
produksi dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan efisien. Beberapa
aturan dalam pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, antara lain, dilakukan dengan cara-cara
berikut ini.
(1) Monopoli pemerintah; dilakukan oleh negara untuk menjamin ketersediaan suatu sumber
produksi. Pada umumnya sumber-sumber produksi tersebut sangat penting dan menyangkut hajat
hidup orang banyak, misalnya minyak, air, listrik, dan lain-lain.
(2) Monopoli swasta; dilakukan oleh pihak swasta melalui perjanjian atau kontrak kerja khusus
dengan pemerintah untuk memanfaatkan suatu sumber daya alam tertentu. Contoh monopoli swasta
adalah monopoli garam, monopoli cengkih, Hak Pengusahaan Hutan, dan lainlain.
(3) Kuota; dilakukan pemerintah untuk membatasi produksi dan konsumsi terhadap suatu barang
atau sumber alam. Hal ini dimaksudkan agar produksi dan pengolahan sumber daya alam tersebut
dapat dilakukan dengan hemat atau tidak berlebihan.
(4) Proteksi; dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi produk lokal dari persaingan produk luar
negeri (impor). Dalam hal ini, pemerintah memandang bahwa produk lokal akan kalah bersaing
dengan produk impor, sehingga pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk impor
tertentu atau bahkan melarangnya sama sekali.

b) Peran pranata ekonomi distribusi


Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke konsumen untuk dikonsumsi.
Pendistribusian penting dilakukan untuk mencapai kemakmuran rakyat dengan cara memeratakan
ketercukupan kebutuhan rakyat akan barang atau jasa. Dengan adanya proses distribusi, maka
produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan. Melalui distribusi pulalah, arus perdagangan dapat berjalan.
c) Peran pranata ekonomi konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang atau jasa.
Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan sekaligus
ataupun secara berangsurangsur. Pemenuhan kebutuhan manusia dalam berkonsumsi dipengaruhi
oleh kemampuan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau penghasilan. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam berkonsumsi tidak terbatas, sedangkan kemampuan
manusia terbatas. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai membelanja-kan uangnya sesuai
dengan tingkat kebutuhan. Berdasarkan peran-peran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa peran
atau fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi agar
dapat berjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi hasil yang maksimal dengan meminimalisasi
dampak negatif yang ditimbulkan.
d . Pranata Pendidikan

1 ) Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia,
pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan
pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli
sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui
pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).
2) Peran atau Fungsi Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari nafkah hidup saat
ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam:
a) meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri;
b) membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis; serta
c) mengembangkan sikap cinta tanah air.
Dengan pranata pendidikan, diharapkan hasil sosialisasi akan membentuk sikap mental yang cocok
dengan kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang.

e . Pranata Politik
1 ) Pengertian Politik
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala urusan dan
tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di dalam hal ini,
yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka memperoleh,
menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan
pemerintahan negara.

Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi
mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik
tersusun secara hierarki, berikut ini.
a) Pancasila
b) Undang-Undang Dasar 1945
c) Ketetapan MPR
d) Undang-Undang
e) Peraturan Pemerintah
f) Keputusan Presiden
g) Keputusan Menteri
h) Peraturan Daerah

Pranata-pranata tersebut diciptakan masyarakat Indonesia sesuai dengan jenjang kewenangannya


masing-masing, dan dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara.
2 ) Fungsi atau Peran Pranata Politik
Seperti halnya pranata sosial lainnya, pranata politik juga mempunyai peran atau fungsi. Beberapa
peran atau fungsi pranata politik, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
a) Pelindung dan penyaluran aspirasi/hak asasi manusia; sesuai dengan UUD’45, bahwa masyarakat
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka rakyat berhak berpolitik sejauh tetap mematuhi kaidah-kaidah politik yang telah
ditetapkan.
b) Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat; dalam hal ini rakyat secara langsung mulai
dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan. Rakyat ditempatkan sebagai subjek dan bukannya
objek kebijakan. Dengan cara ini, akan dapat tercapai keberhasilan pembangunan dan meningkatkan
stabilitas sosial.
c) Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat; hal ini terlihat dari meningkatnya
keikutsertaan masyarakat dalam pemilu, kesadaran dalam mengawasi jalannya pemerintahan, dan
adanya tuntutan transparansi dan akuntabilitas peme
PERTENTANGAN SOSIAL &
INTEGRASI MASYARAKAT
 Leave a comment
INTEGRASI SOSIAL

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : 1.Pengendalian terhadap
konflik dan penyimpangan social dalam suatu sistem sosial tertentu

2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama
lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan,
baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para
penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :

1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian
besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)

2.Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai
kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan
kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari
anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling
ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar
masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-
pranata sosial.

PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT


Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik
berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :

1.Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konfl

2.Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan- kebutuhan, tujuan-
tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan

3.Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang
paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.

1.Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau
emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang

2.Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-
perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-
motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.

3.Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma
kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan
dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan
sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-
kebudayaan lain.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :


1.Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan
dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri

2.Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat
memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya

3.Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
4.Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama

5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah

6.Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah


kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

Pertentangan atau ketegangan adalah tingkah laku yang berdasarkan emosi. Tiga ciri situasi pertentangan
yaitu:

1. ada beberapa bagian yang ada dalam konflik

2. adanya interaksi yang menyebabkan perbedaan

3. adanya perbedaan antara kebutuhan, tujuan, nilai dll

GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL


Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem
nasional negara indonesia. Aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain :

Suku bangsa dan kebudayaannya


2. Agama
3. Bahasa,
4. Nasion Indonesia

Bentuk Integrasi Sosial


Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor Pendorong

A. Faktor Internal :

kesadaran diri sebagai makhluk sosial

tuntutan kebutuhan
jiwa dan semangat gotong royong

B. Faktor External :

tuntutan perkembangan zaman

persamaan kebudayaan

terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama

persaman visi, misi, dan tujuan

sikap toleransi

adanya kosensus nilai

adanya tantangan dari luar

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan
perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.

2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

Konflik/Pertentangan
Konflik/Pertentangan berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatuinteraksi. perbedaan-
perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan dimasyarakat
1. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan
kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan
merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi
lingkungannya.

Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh
karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek
pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada
setiap individu, seperti:

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.

5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.

6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.

7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.

8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.


Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya
akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang
terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara
langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase
2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
a. Prasangka dan diskriminasi

Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan
semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus
kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras
yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang
bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya
dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi

Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi
prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau
suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
1. Latar belakang sejarah.

Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Inidilatarbelakangi
karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.
2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional

Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok
orang kaya dengan orang miskin.

3. Bersumber dari faktor kepribadian

Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri
kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup.
4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.

Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru
dunia.

d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi

Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha
peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar.
Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.

sumber:

(http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial)
(http://mozarkh.blogspot.com/2011/12/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html)
(http://arifnoviyanto.blogspot.com)

Makalah Keanekaragaman Masyarakat dan


Kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang berwujud sebagai komunitas
desa, atau kota, atau sebagai kelompok adat yang lain, bisa menampilkan corak yang khas. Corak
khas dari suatu biasa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil, berupa
suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus. Atau karena diantara pranata-pranatanya
ada suatu pola sosial yang khusus, atau dapat juga karena warganya menganut suatu tema budaya
yang khusus. Sebaliknya, corak khas tadi juga disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang
lebih besar. Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan dapat dibedakan dari
kebudayaan lain. Dalam makalah ini akan memebahas keanekaragaman warna masyarakat dan
kebudayaannya.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah konsep suku bangsa itu ?

2. Bagaimana dengan konsep daerah kebudayaan ?

3. Seperti apakah daerah-daerah kebudayaan di Amerika-Asia ?

4. Bagaiman dengan Ras, Bahasa, dan Kebudayaan ?


C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk membahas keanekaragaman warna masyarakat dan


kebudayannya, yang di dalamnya terdapat konsep suku bangsa, konsep daerah kebudayaan, dan
persoalan-persoalan lain yang berhubungan dengan keanekaragaman warna masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Suku Bangsa

1. Suku Bangsa

Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang berwujud sebagai komunits
desa, atau kota, atau sebagai kelompok adat yang lain, bisa menampilkan corak yang khas. Hal itu
terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat yang bersangkutan. Seorang warga dari suatu
kebudayaan yang telah hidup dari hari kehari di dalam lingkungan kebudayaan biasanya tidak
melihat corak khas itu. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak
khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaan sendiri.

Corak khas dari suatu biasa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur
yang kecil, berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus. Atau karen diantara
pranata-pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus, atau dapat juga karena warganya menganut
suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya, corak khas tadi juga disebabkan karena adanya
kompleks unsur-unsur yang lebih besar. Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan
dapat dibedakan dari kebudayaan lain.

Pokok perhatian dari suatu diskripsi etnografi adalah kebudayaan dengan corak khas.
Istilah etnografi untuk suatu kebudayaan dengan corak khas adalah “suku bangsa”, atau dalam
bahsa ingris ethnic group (kelompok etnik). Tapi lebih diutamakan istilah suku bangsa daripada
kelompok etnik. Sifat kesatuan dari suatu suku bangsa bukan sifat kesatuan suatu kelompok,
melainkan sifat kestuan golongan. Oleh karena itu istilah kelompok etnik kurang cocok.

Konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang
terikat oleh sutu kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan
identitas tadi sering kali dikuatkan juga oleh kestauan bahasa. Dengan demikian kesatuan
kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, misalnya oleh orang ahli antropologi,
ahli kebudayaan atau ahli lainnya, dengan metode-metode analisa ilmiah, melainkan oleh warga
kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri. Dengan demikian kebudayaan sunda merupakan suatu
kesatuan, bukan karena peneliti yang secara etnografi telah menentukan bahwa kebudayaan sunda
itu merupakan kebudayaan tersendiri yang berbeda dengan kebudayaan jawa, banten, atau bali.
Orang-orang sunada sendiri sadar bahwa diantara merka ada keseragaman mengenai kebudayaan
mereka, yaitu kebudayaan sunda yang mempunyai kepribadian dan identitas khusus. Apalagi adanya
bahasa sunda yang berbeda dengan bahasa jawa, atau bali. Hal tersebut lebih mempertinggi
kesadaran akan kepribadian khusus tadi.

Dalam kenyatannya, konsep suku bangsa lebih kompleks daripada apa yang terurai
diatas. Ini disebabkan karena dalam kenyataan batas kesatuan manusia merasakan diri terikat oleh
keseragaman kebudayaan itu dapat meluasnatau menyempit, tergantung pada keadaan. Misalnya,
penduduk pulau flores di NTT terdiri dari beberapa suku bangsa yang khusus, juga menurut kesdaran
orang flores, yaitu orang Manggarai, Ngada, Sika, Riung, Ende, dan Larantuka. Kepribadian dari suku
bangsa tersebut dikuatkan oleh bahasa-bahasa khusus, yaitu bahasa manggarai, ngada, sikka, ende,
dan lainnya yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga seorang manggarai tidak mengerti
bahsa sikka, orang sikka tidak mengerti bahasa ngada. Walaupun demikian kalau orang Flores
berada di jakarta misalnya, merka akan merasa bersatu sebagai putra Flores, dan tidak sebagai orang
sikka, larantuka, atau ngada.

Mengenai makna suku bangsa harus lengkap tidak boleh suku saja. Sebaiknya kita
mengetahui suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Sunda, Suku bangsa Makasar, dan lain-lain. Hal
tersebut sangat penting karena istilah suku, baik dalam bahasa Minangkabau maupun dalam sistem
peristilahan etnogrfi dan ilmu hukumadat Indonesia, sudah mempunyai arti teknikal yang khas.

2. Aneka Warna Kebudayaan Suku Bangsa

Kecuali mengenai besar kecilnya jumlah penduduk dalam kestauan masyarakat suku
bangsa, seorang sarjana antropologi tentu menghadapi suatu perbedaan asas dan kompleksitas dari
unsur kebudayaan yang menjadi pokok penelitian atau pokok deskripsi etnografinya. Dalam hal itu,
para sarjana antropologi sebaiknya membedakan kesatuan masyarkat suku-suku bangsa di dunia
berdasarkan asa kriterium mata pencarian dan sistem ekonomi kedalam enam macam: (1)
masyarakat pemburu dan peramu, (2) masyarakat peternak, (3) masyarakat peladang,(4) masyarakat
nelayan, (5) dan masyarakat perkotaan.

Kebudayaan suku bangsa yang hidup dari berburu dan meramu pada akhir abad ke-20
sudah hampir tidak ada di muka bumi. Mereka tinggal di daerah terisolasi di daerah pinggiran atau
daerah terpencil yang karena keadaan alamnya tidak suka diganggu oleh bangsa-bangsa lain. Daerah
seperti itu misalnya, daerah di pantai utara kanada yang telampau dingin atau daerah yang tidak
cocok untuk bercocok tanam seperti daerah gurun. Di daerah pantai utara kanada tinggal suku
bangsa eskimo yang memburu binatang kutub. Di daerah gurun kalihara di afrika selatan tinggal
orang bushmen, dan gurun Australia tinggala beberapa suku bangsa penduduk asli Australia
(aborigin) sebagai pemburu binatang gurun.

Pada masa kini jumlah dari semua suku bangsa yang hidup dari berburu di seluruh dunia
belum ada setengah juta orang. Dibandingkan dengan sluruh penduduk dunia yang berjumlah tiga
milir orang, maka hanya tinggal kira-kira 0,01% dari seluruh penduduk dunia yang masih hidup dan
berburu. Jumlah itu semakin berkurang karena suku-suku bangsa yang berburu sudah banyak yang
pindah ke kota untuk menjadi buruh.

Masyarakat peternak yang hidup hingga kini masih ada di daerah-daerah padang
rumput stepa atau sabana di Asia Barat Daya, Asia Tengah, Siberia, Asia Timur Laut,Afrika Timur,
atau Afrika Selatan. Binatang yang dipelihara berbeda menurut daerah geografinya. Misalnya, di
daerah sumber air di gurun Semenanjung Arab hidup suku bangsa badui yang memelihara unta,
kambing dan kuda. Di daerah gurun stepa dan sabana di Asia Barat daya hidup suku bangsa khanzah
di Iran, dan Pashtun di Afganistan yang memelihara domba sapi dan kuda.

DI daerah stepa Asia Tengah hidup suku bangsa Mongolik dan Turkik, seperti buryatyi,
Kazakh, dan Uzbek yang memlihara domba, kambing, unta, dan kuda. Kehidupan suku peternak
adalah sangat labil. Merka pindah dari suatu perkemahan ke perkemahan lain dengan menggembala
ternak mereka terentu. Merka memeras susu ternak yang mereka buat menjadi mentega, keju,
makanan-makana susu lain dapat disimpan lama.
Masyarakat peladang yang hidup terbatas di daerah hutan rimbika tropikal di daerah
aliran sungai Kongo di Afrika Tengah, di Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan didaerah pengairan
sungai Amazon di Amerika Selatan. Para peladang tersebut menggunakan tekhnik bercock tanam
yang sama. Mereka mulai membersihkan belukar dalam hutan, menebang pohon-pohon dan
membakar daun-daun, dahan dan balok-balok pohon ditebang. Mereka menanam berbagai macam
tanaman tanpa pengolahan tanah dan irigasi. Bercocok tanam di ladang merupakan suatu mata
pencaharian yang dapat mejadi dasar suatu peradaban. Contoh peradaban Indian Maya dalam abad
ke-15 di Meksiko Selatan, Yukatan, dan Guatemala di Amerika Tengah.

Masyarakat nelayan da di seluruh dunia, di sepanjang pantai, baik dari negara-negara


yang berada di pinggir benua maupun pulau-pulau. Secara khusus daerah desa nelayan biasanya
terletak di muara sungai atau sekitar teluk. Di muara sungai memudahkan nelayan untuk
melabuhkan perahunya yang mereka pakai ke laut, sedangkan di teluk banyak terdapat ikan.

Suatu masyarakat nelayan tentu mengetahui teknologi pembuatan perahu, mengetahui


cara-cara navigasi di laut, mempunyai organisasi sosial yang dapat menampung suatu sistem
pembagian kerja antara nelayan, pemilik perahu, dan pembuat perahu. Sedangkan sistem religinya
biasanya mengandung unsur-unsur keyakinan, upacar-upacara, serta ilmu gaib yang erat kaitannya
dengan persepsi serta konsepsi mereka mengenai laut.

Mayarakat petani pedesaan pada masa sekarang merupakan bagian terbesar dari objek
perhatian para ahli antropologi, karena suatu proporsi terbesar dari penduduk masa kini merupakan
petani yang hidup dalam komunitas desa, yang berdasarkan pertanian, khususnya bercocok tanam
menetap secara tradisisonal dengan irigasi.

Masyarakat yang kompleks telah menjadi objek perhatian para ahli antropolgi,
terutama sesudah perang dunia II. Pada masa itu timbul banyak negara baru bekas jajahan, dengan
penduduk yang terdiri dari banyak suku bangsa, golongan, bahasa, dan agama dalam satu wadah
negara nasional yang merdeka.

B. Konsep Daerah Kebudayaan

Suatu daerah kebudayaan atau culture area merupaka suatu penggabungan atau
penggolongan (oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam masing-masingkebudayaan
yang beranaeka warna mempunyai beberapa unsur dari ciri mencolok serupa. Sistem penggolongan
daerah kebudayaan yang sebenarnya merupakan suatu sistem klasifikasi yang mengklaskan
beraneka warna suku bangsa yang tersebar disuatu daerah atau benua besar, kedalam golongan
berdasarkan atas beberpa persamaan unsusr dalam kebudayanya. Hal ini untuk memudahkan
gambaran menyeluruh dalam hal penelitian analisa atau penelitian komperatif dari suku-suku
bangsa di daerah atau benua yang bersangkutan.

Saran-saran pertama untuk perkembangan sistem culture area nerasal dari seorang
ilmuan antropologi di Amerika, F. Boas. Walaupun para pengarang dari abad ke-19 tentang
kebudayaan dab masyarakat suku bangsa indian pribumi benua Amerika telah mempergunakan
istilah klasifikasi berdasarkan daerah-daerah geografi di benua Amerika yang menunjukan banyak
persamaan dengan sistem klasifikasi culture area di Amerika Utara yang kita kenal sekarang.
Meskipun benih-benih untuk sistem klasifikasi culture area itu sudah ada pada para
pengarang etnografi di Amerika, tetapi murid Boas bernama C. Wissler adalah yang membuat
konsep itu populer, terutama karena bukunya yang berjudul The American Indian (1920), di mana ia
membicarakan berbagai macam suku bangsa indian Amerika Utara berdasarkan atas sembilan buah
culture area.

Sistem culture area mulai dikembangkan oleh C. Wissler untuk


mengklasifikasikan aneka warna kebudayaan penduduk indian pribumi di Amerika Selatan, Oseania,
Afrika, dan di Asia, semuanya dengan sedikit keterangan dan contoh.

C. Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika-Asia

Clark Wissler mengklasifikasikan Amerika Utara kedalam sembilan daerah kebudayaan.

a. Daerah Kebudayaan di Amerika Utara

1. Daerah kebudayaan eskimo

Yang meliputi susku-suku bangsa pemburu binatang laut di pantai utara dan barat laut kanada, serta
pantai-pantai yang berhadapan dengan panatai kanada seperti Greenlandyang telah
mengdaptasikan diri terhadap kehidupan di daerah sebelah utara garis pantai dan di dalam suatu
alam yang sangat dingin dan banyak es dan salju keras. Contoh suku bangsa dari daerah ini Eskimo,
Nanivakimut di Alaska, Eskimo Iglulik di pantai bagian utara dari teluk Hudson.

2. Daerah Kebudayaan Yukon-Mackenzi

Yang meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang hutan koniferus di Kanada Barat Laut, seperti
beruang atau binatang-binatang buruan yang lebih kecil, serta penangkapan ikan di sungai-sungai
Yukon dan Mackenzi, serta anak-anak sungai. Dibeberapa tempat ada pula suku-suku bangsa yang
musim-musim tertentu memburu binatangrusa reindeer. Salju lembut yang banyak di daerah itu
telah menyebabkan berkembangnya alat sepatu salju. Contoh suku bangsa di daerah itu adalah
Tanana di hulu sungai Yukon, Kaska di hulu sungai Mackenzie, dan chipwayan di daerah-daerah
danau kanada utara.

3. Daerah Kebudayaan pantai barat laut

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup di desa-desa tepi pantai barat
laut Kanada, atau di tepi pantai pulau-pulau yang berhadapan dengan panatai Kanada. Suku bangsa
itu hidup dari perikanan (ikan salm) dan membru ikan paus dilaut terbuka. Ciri yang mencolok dari
kebudayaannya adalah upacara-upacara tetonisme dengan suatu seni patung kayu yang
berkembang luas, seni teun yang indah, danadat setiadat sekitar potlatch, yaitu pesta-pesta besar
dimana kelompok-kelompok kekerabatan yang berasal dari desa-desa lain saling bersaing secara
berlebihan dalam hal memamerkan kekayaan. Contoh suku bangsa dari daerah ini adalah Tlinggit,
Haida, dan Kwakikut.

4. Daerah Kebudayaan Dataran Tinggi

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun hidup di desa-desa, dirumah-rumah


setengah di bawah tanah dalam musim dingin dan rumah-rumah jerami untuk musim panas . Mata
pencariannya adalah perikanan dan meramu tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Contoh suku
bangsa ini adalah Kutensi, Klamat, dan Yurok.

5. Daerah kebudayaan Plains

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang sampai sekitar abad ke-19 tersebar
didaerah stepa-stepa yang sangat luas, yaitu di ddaerah praire atau plains diantara sungai besra
misissipidan deret pegunungn Rocky, yang hidup dari berburu binatang banteng bison dengan kuda
( yang pemakainnya mereka pelajari dari orang spanyol). Sekarang dengan musnahnya bison, orang
indian praire sudah mempunyai mata pencaharian hidup lain atau sudah tersebar di kota-kota.
Contoh suku bangsa daerah ini adalah Crow, Omaha, dan Comanche.

6. Daerah kebudayaan hutan timur

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang tersebar di daerah-daerah sekitar
bagian timur laut, dan yang hidup berdasarkan pertanian menetap dengan jagung sebagai tanaman
pokok. Suku bangsa itu umumnya hidup di desa-desa dengan rumah-rumah panjang yang terbuat
dari kulit pohon untuk musim panas dan rumah-rumah setengah bola yang juga terbuat dari kulit
pohon untuk musim dingin (wigwam). Contoh suku bangsa ini adalah Winnebago, Huron, dan
Iroquis.

7. Daerah kebudayaan dataran kalifornia

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup dari berburu dan
mengumpulkan biji-bijian. Mereka tinggal dalam rumah-rumah jerami dan terkenal dengan seni
keindahan anyamannya. Contoh suku bangsa ini adalah Miwok, Washo, dan Ute.

8. Daerah kebudayaan Barat Daya

Yang meliputi suku-suku bermasyarakat rumpun yang tersebar di daerah gurun dan setengah gurun,
dan hidup dari pertanian intensif di lembah-lembah sungai. Suku bangsa itu tinggal di desa-desa
berumah persegi bertingkat-tingkat yang terbuat dari tanah liat (peublo), dan yang sering dibangun
diatas puncak gunung karang yang tinggi curam untuk keperluan pertahanan. Contoh suku bangsa ini
adalah Apache, Navaho, Zuni Peublo, Hopi Peublo, dan santa carla peublo.

9. Daerah kebudayaan tenggara

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyaratkat rumpun yang bercocok tanam intensif dengan
cangkul dan menanam jagung, labu-labuan dan tembakau sebagai tanaman pokok. Mereka hidup
dalam desa dengan rumah-rumah berbentuk persegi panjang yang tergabung dalam federasi-
federasi desa yang luas. Dalam kehidupan kehidupan keagamaannya merka telah mengembangkan
suatu sistem upacara yang luas berpusat pada pemujaan matahari. Contoh suku bangsa ini adalah
Cherokee, Seminole, dan Chowtow

10. Dearah Kebudayaan Meksiko

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rakyat pedesaan yang berorientasi terhadap
peradaban kota yang banyak terpengaruh oleh kebudyaan spanyol dan agama Katolik.
Dalam zaman sebelum orang Spanyol datang, rakayat pedesaan berorientasi pada suatu perdaban
yang tinggi di kota-kota besra dengan bangunan kuil-kuil yang indah, pusat penyembahan matahari,
yang dilakukan dengan upacara-upacara luas dengan korban manusia. Rakyat hidup dari bercocok
tanam di ladang dengan jagung, kentang , labu-labum, tembakau, dan kapas sebagai tanaman
pokok.

b. Daerah-daerah kebudayaan di Asia

Suatu pembagian dari benua Asia kedalam daerah-daerah kebudayaan pernah dibuat
oleh AL. Kroeber. Pembagian itu sebenarnya masih bersifat kasar dan lebih berdasrkan common
sense daipad analisa dan perbandingan dengan unsur-unsur kebudayaan secara mendalam dan luas.

Pada hakikatnya sutu benua besar seperti Asia terlamapau besar perbedaan-perbedaan
sifat-sifatnya untuk dapat dibagi secara keseluruhan ke dlam daerah-daerah kebudayaan. Kalau kita
ambil bagian-bagian khusus dari benua itu, misalnya Asia Barat Daya, Siberia, Asia Selatan, atau
daerah lain yang mengklasifikasikan aneka warna kebudayaan dalam bagian khusus itu kedalam
daerah-daerah kebudayaan, maka bru klasifikasi seperti ada artinya.

Dalam bab ini kawasan Asia menurtu Kroeber dengan beberapa perubahan, kedalam
tujuh bagian yaitu :

1. Daerah Kebudayaan Asia Tenggara

2. Daerah Kebudayaan Asia Selatan

3. Daerah Kebudayaan Asia Barat Daya

4. Daerah Kebudayaan China

5. Daerah Kebudayaan Stepa

6. Daerah Kebudayaan Siberia Asia Tengah

7. Daerah Kebudayaan Asia timur Laut

8. Suku-suku bangsa di Indonesia

Seorang ahli Antropologi biasanya, kecuali memilih suatu kejuruan mengenai satu sub
ilmu dalm antropologi fisik, ahli etnologi, ahli antropologi-sosial, dan sebagainya, juga memilih suatu
kejuruan mengenai suatu daerah di muka bumi ( Ahli Asia Barat Daya, Ahli Amerika Utara, Ahli
Amerika Latin, ahli Oseania, ahli Asia tenggara, dan sebagainya).

Kita tinjau seorang ahli asia tenggara secara konvensional seorang ahli antroplogi
serupa itu dianggap mengenal secara luas dan mendalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan
semua suku bangsa yang tersebar di Birma,Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Indonesia,
dan Filipina. Biasanya ia pernah melakukan penelitian yang mendalam diantara paling sedikit dua
suku bangsa, terdapat mungkin satu di Benua (Asia Tenggara), dan satu di kepulauan (Asianesia).
Seorang ahli antropologi Indonesia sudah tentu tidak dapat mengikuti syarat-syarat
konvensional yang lazim diterima oleh dunia antropologi itu. Seorang ahli Antropologi Indonesia
wajib untuk mengenal bentuk-bentuk masyarakat dan kebudayaan di wilyah indonesia sendiri, dan
wajib mengetahui dengan cukup mendalam masyarakat dan kebudayaan diwilayah negara tetangga,
yaitu : Malaysia, Brunei, Filipina, Papua Nugini dan Asia tenggara pada umumnya.

Klasifikasi dari aneka waran suku bangsa di Indonesia biasanya masih berdasarkan
sistem lingkaran hukum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vallenhoven. Sistem yang tergambar
dalam peta 7 membagi Indonesia kedalam 19 daerah yaitu:

1. Aceh

2. Sulawesi Selatan

3. Gayo-Alas Batak

4. Ternate

5. Nias dan Batu

6. Ambon Maluku

7. Minangkabau

8. Kepulauan Barat Daya

9. Mentawai

10. Papua (Irian)

11. Sumatra Selatan

12. Timor

13. Enggano

14. Bali dan Lombok

15. Melayu

16. Jawa Tengah dan Jawa Timur

17. Bangka dan Belitung

18. Surakarta dan Yogyakarta

19. Kalimantan

20. Jawa Barat

21. Sangir-Talaud

22. Gorontalo
23. Toraja

Mengenai lokasi suku-suku bangsa di Indonesia masih berdasarkan peta bahasa dari
J.Esser. Hrus diperhatikan terutam untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur bahkan
bagian dari Sumatra masih banyak terdapat keragu-raguan.

D. Ras , Bahasa, dan Kebudayaan

Sejumlah manusia yang memiliki ciri-cir ras tertentu yang sama, belum tentu
mempunyai bahasa induk yang termasuk satu keluarga bahasa, apalagi mempunyai satu kebudayaan
yang tergolong satu daerah kebudayaan. Diantara sejumlah manusia itu, misalnya ada beberapa
orang Thai, Khmer, dan beberapa orang sunda. Ketiga golongan tersebut mempunyai ciri-ciri ras
yang sama, yang dalam Ilmu Antropologi fisik disebut ciri-ciriras Paleo-Mongoloid. Namun bahasa
induk masing-masingorang tadi termasuk keluarga bahasa yang berlainan. Bahasa Thai termasuk
keluarga bahasa Sino-Tibetani, bahsa Khmer termasuk keluarga bahasa Austro-Asia, dan Bahasa
Sunda termasuk kelurga bahasa Austronesia. Kebudayaan Thai dan Khmer terpengaruh oleh agama
Budha Theravada, kebudayaan sunda terpengaruh oleh agam Islam.

Ada sejumlah manusia yang memiliki ciri-ciri ras yang berbeda tetapi mempergunakan
beberpa bahasa induk yang berasal dari satu keluarga bahasa, sedangkan kebudayaan mereka
berbeda, seperti orang Huwa di daerah pegunungn Madagaskar, dengan orang Jawa, dan orang
papua daerah pantai utara papua. Orang Huwa memiliki ciri-ciri ras Negroid dengan beberpa unsur
ras Kaukasoid Arab, orang Jawa memiliki ciri-ciri ras Mongoloid-Melayu, dan orang Papua memiliki
ciri-ciri ras Melanosoid.

Tetapi ketiga golongan manusia tersebut mempergunakan bahasa yang termsuk satu
induk, yaitu bahasa Huwa, bahasa Jawa, bahasa Bugis, yang walaupun berbeda antara yang satu
dengan yang lain, tetapi termasuk keluarga bahasa Austronesia. Kebudayaan orang Huwa adalah
kebudayaan orang pertanian dengan irigasi, yang dikuasai kerajaan kuno Imerina, dengan agama
pribumi dan kini terpengaruh oleh agama Katolik. Kebudayaan Huwa digolongkan kedalam daerah
kebudayaan Madagaskar. Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan pertanian dengan irigasi yang hidup
untk sebagian besar dalam masyarakat pedesaan yang dikuasai oleh suatu rangkaian kerajaan-
kerajaan kuno sejak abad ke-9, dengan agama Hindu dan Budha Mahayana yang kemudian
terpengruh oleh agama Islam.

Kebudayaan Jawa kemduian digolongkan kedalam lingkaran hukum adat Jawa-Madura.


Kebudayaan penduduk pantai utara Papua adalah peramu sagu, yang hidup didesa-desa kecil
disepanjang lembah-lembah sungai dekat rawa-rawa dan hutan-hutan sagu.

Mereka memupunyai satu sistem religi pribumi yang kini terpengaruh oleh agama
Kristen Belanda Keadaan lain adalah dimana sejumlah manusia dengan sejumlah kebudayaan,
berasal dari berbagai ras, contoh di negara-negara besar Zaman sekarang. Warga negara Amerika
Serikat hidup dalam satu kebudayaan, yaitu kebudayaan Amerika masa kini, tetapi merke berasal
dari berbagai macam ras, yaitu ras Kaukasoid, ras Negroid (Amerika Indians) dan Ras Mongoloid
Amerika (Chinese American, Japanese American, atau Korean American).

Dengan demikian, warga negara Inggris dikota-kota besar yang berkebudayaan Inggris
masa kini ada yang memilki ciri –ciri ras Kaukasoid, ras Kaukasoid India (India warga negara Inggris),
dan Mongoloid (cina warga negara Inggris).

Dari contoh-contoh diatas jelas bahwa perbedaan ras antar manusia di muka bumi,
mencapai kemantapan sejak beberapa ratus ribu tahun yang lalu, ketika persebaran keluraga
bahasa, terjadi kemudian, yaitu sejak beberapa puluh ribu tahunyng lalu, sedang pembentukan dan
penyebaran aneka warna kebudayaan merupakan suatu proses yang terjadi kemudian, yaitu dalam
akhir zaman Prihestoria dan selama Zaman Histori, yaitu kira-kira empat ribu tahun.

Namun untuk keperluan analisa antropologi secara historis perlu mengetahui pola-pola
penyebaran yang asli dari aneka warna ras, bahasa dan kebudayaan di muka bumi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adanya keragaman manusia di maksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.


Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk individu memiliki ciri-ciri khas sendiri. Dalam
kehidupan masyarakat juga terdapat keanekaragaman warna dan kebudayaan. Misalnya
keanekaragaman ras,bahasa,budaya,dan lain-lain. Adanya keanekaragaman budaya juga turut
dipengaruhi oleh keadaan geografi suatu lingkungan masyarakat. Dengan adanya keadaan geografi
yang berbeda juga turut mempengaruhi pola kehidupan suatu masyarakat, sperti
berburu,meramu,berladang,berternak,dll.

B. Saran

Dengan adanya keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan hendaknya kita


menyikapinya dengan bijak. Toleransi dan saling menghormati antar sesama masyarakat harus
dijunjung tinggi. Walaupun banyak perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Hal yang terpenting
adalah menghindari sifat etnosentrisme dan egoisme dalam kehidupan masyarakat yang
multikultural demi tercapainya kelangsungan hidup masyarakat yang damai dan aman.
Daftar Pustaka

..............Fathoni,Abdurrahmat.2006.Antropologi Sosial Budaya.Jakarta:Rineka Cipta

..............Herimanto.2008.Ilmu Sosial.Jakarta:Bumi Aksara

..............Koentjoroningrat.2010.Sejarah Teori Antropologi.Jakarta:UI-Press

Anda mungkin juga menyukai