Anda di halaman 1dari 3

Sejarah kebudayaan

Seperti yang kita ketahui bahwa kebudayaan memiliki sifat berubah-ubah. Terlebih jika ada
penyebab dari luar, maka perubahan dalam kebudayaan itu mungkin sangat besar dan luas,
sehingga menyebabkan adanya kebudayaan baru. Kebudayaan yang ada saat sekarang ini
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan di waktu yang lalu. Maka untuk mengetahui
dan mengenal kebudayaan tersebut di perlukan untuk meninjau sejarahnya. Kebudayaan-
kebudayaan yang ada saat ini sampai kepada kita brupa peninggalan-peninggalan, yang sesuai
dengan segi-segi kebudayaan – terdiri atas harta kebendaan dan harta kerohanian. Harta-harta
peninggalan itu meliputi seluruh usaha manusianya, akan tetapi yang sampai kepada kita
sekarang ini hanyalah sebagian kecil sekali saja daripadanya. Yang selebihnya telah lenyap tiada
berbekas.
Peninggalan-peninggalan kebudayaan kebendaan dapat langusng kita teliti dan selidiki,
oleh karena berwujud dan dapat diraba. Sebaliknya peninggalan-peninggalan kerohanian, seperti
alam pikiran, pandangan hidup, kepandaian bahasa dan sastra, dan banyak lagi lainnya, hanyalah
dapat kita tangkap jika kita berhubungan dengan para pemilik dan pendukungnya. Oleh karena
kita tidak lagi dapat berhadapan dengan orang-orang dahulu kala, maka harta kerohaniannya itu
hanya dapat kita kenal jika telah dituliskan dan tulisan-tulisan itu sampai kepada kita. Di
samping itu tentu saja masih ada hal-hal lain yang tidak dituliskan melainkan secara lisan dari
mulut ke mulut diteruskan turun-temurun.

Pengertian Budaya dan Kebudayaan


Untuk membedakan manusia dengan makhluk lain kita dapat melihatnya dari
perilakunya. Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya karena perilakunya sebagian
besar dikendalikan oleh budi atau akalnya. Kata berbudaya berasal dari kata Sansekerta
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal. Dalam bahasa asing lainnya
terdapat kata-kata seperti culture (Inggris), cultuur (Belanda) atau Kultur (Jerman). Kata-kata itu
sebenarnya berasal dari kata Latin coltere yang berarti pemeliharaan, pengolahan, dan
penggarapan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata-kata itu juga diberi arti
"pembentukan dan pemurnian", misalnya pembentukan dan pemurnian jiwa.
Menurut kaidah bahasa, culture (bahasa Inggris) atau cultuur (bahasa Belanda) diartikan
menjadi "budaya" sedangkan cultural atau culturele menjadi "kebudayaan". "Budaya" merupakan
kata benda sedangkan "kebudayaan" adalah kata sifat atau kata benda yang disifatkan.

Kalau kata budaya dirunut dari arti kata majemuk budi daya atau kekuatan dari akal, akal
atau budi itu mempunyai unsur-unsur cipta atau pikiran, rasa , dan karsa atau kehendak. Hasil
dari ketiga unsur budi itulah yang disebut kebudayaan. Atau dengan kata lain, kebudayaan
adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. Hasil-hasil kebudayaan dapat berujud kebudayaan materi
(misalnya dari kancing baju, pakaian adat sampai bangunan-bangunan candi, rumah adat, dan
gedung-gedung pencakar langit) dan basil kebudayaan non-materi (misalnya adat istiadat, religi,
kepercayaan, dan sebagainya).

Sementara itu, pakar Antropologi menggunakan istilah kebudayaan dengan dua cara,
yakni dalam pengertian umum dan dalam pengertian khusus. Penggunaan kata kebudayaan
dalam pengertian umum untuk menunjukkan apa saja yang diperoleh manusia dengan belajar dan
pengembangannya dalam pengetahuan, kelembagaan, kebiasaan, keterampilan, dan sebagainya.
Adapun dalam pengertian khusus istilah kebudayaan digunakan untuk menunjukkan bentuk
kehidupan secara total dari anggotaanggota suatu kelompok atau komunitas tertentu, misalnya
suku Badui, masyarakat kota, masyarakat desa dan sebagainya.
Berikut beberapa definisi kebudayaan menurut para ahli:
1. Ilmuwan yang pertama kali merumuskan definisi kebudayaan adalah E.B. Taylor (1832-
1917). Pada tahun 1883 Ia diangkat menjadi guru besar Antropologi di Universitas
Oxford. Pada tahun 1871, E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
"Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang mencakup ilmu pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan, serta
kebiasaankebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat".

2. Bronislaw Malinowski (1884-1942). Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai


penyelesaian manusia terhadap lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sesuai dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal ini, Malinowski
menekankan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta dapat digeneralisasikan
secara lintas budaya.

3. Clifford Geertz (1926-2006). Antropolog ternama dunia Clifford Geertz mengatakan


kebudayaan merupakan sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol. Simbol
tersebut kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar dapat mengontrol perilaku,
sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu, pengembangkan
pengetahuan, hingga cara bersikap.

4. Roger M. Keesing (1935-1993). Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua


pendekatan, adaptif dan ideasional. Kebudayaan menurut pendekatan adaptif merupakan
kontes pikiran dan perilaku. Sedangkan, menurut pendekatan ideasional kebudayaan
adalah semata-mata sebagai konteks pikiran.

Beberapa ilmuwan Indonesia juga telah membuat definisi mengenai kebudayaan. Yaitu
sebagai berikut:
1. Profesor Koentjaraningrat, mendefinisikan kebudayaan sebagai "keseluruhan dari
kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang diperoleh
melalui belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat".
2. Ki Hadjar Dewantara dalam pidato sambutan pemberian gelar Doktor Honoris causa di
Universitas Gadjah Mada tahun 1956, juga mengemukakann definisi kebudayaan.
Menurut beliau: "Kebudayaan yang berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yakni alam dan jaman atau kodrat dan
masyarakat untuk mengatasi berbagai rintangan dalam kehidupannya, guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai". Atau dengan
kata lain kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat. Selain
istilah kebudayaan, kita sering mendengar istilah peradaban. Istilah peradaban atau
keluhuran budi dalam bahasa Inggris disebut civilization. Istlah tersebut lebih sering
digunakan untuk mengungkapkan unsur-unsur kebudayaan yang lebih tinggi, halus, dan
indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, atau untuk menunjukkan suatu kebudayaan
yang lebih maju dan kompleks seperti sistem teknologi, sistem kenegaraan, dan lain-lain.
3. Koentjaraningrat (1923-1999). Antropolog asal Indonesia ini mendefinisikan kebudayaan
sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki
oleh masyarakat manusia yang tidak diturunkan secara bilogis tetapi diperoleh melalui proses
belajar. Kebudayaan didapat, didukung, dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan juga merupakan pernyataan atau perwujudan dari kehendak,
perasaan, dan pikiran manusia.

Baca artikel detikedu, "5 Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli"


selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725690/5-pengertian-kebudayaan-
menurut-para-ahli.

Anda mungkin juga menyukai