Anda di halaman 1dari 17

MODUL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

(KODE MATA KULIAH)

MODUL 02
BUDAYA dan KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH
SUMARTONO, S.Sos., M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
Budaya Dan Kebudayaan

Pengertian budaya dan kebudayaan pada hakikatnya adalah sama yaitu hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam kajian Antropologi,
budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan sehingga tidak ada
perbedaan berdasarkan definisinya. Namun, berdasarkan penelusuran dari berbagai
literatur ada beberapa pengertian budaya dan kebudayaan.
Dalam bahasa Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara
etimologi berasal dari kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia
yang memiliki arti sama dengan kebudayaan.

Pengertian Budaya
Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang
rumit (agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah
kelompok orang atau masyarakat. Budaya sering kali dianggap warisan dari
generasi ke generasi dan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian hakikat
budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia .
Ada pendapat yang membahas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budidaya yang berarti budi yang diperdayakan. Budi yang merupakan
paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk, sedangkan daya adalah
kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang berkaitan dengan
akal dan cara hidup manusia yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke
waktu.

Pengertian Kebudayaan
Istilah kebudayaan berasal dari kata dasar budaya sehingga memiliki
keterkaitan makna. Kebudayaan merupakan hasil dari budaya yaitu hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
istiadat. Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi cara-
cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari
kegiatan manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
Para ahli budaya lebih banyak mendefinisikan kebudayaan daripada budaya.
Hal ini menunjukkan bahwa hakikat kebudayaan lebih kompleks dibandingkan
dengan budaya.

Beberapa pengertian kebudayaan dari beberapa ahli, antara lain:


• Koentjaraningrat. Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari
hasil budi pekertinya. Koentjaraningrat membedakan adanya tiga wujud
dari kebudayaan yaitu:
(1) Wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai- nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
(2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam suatu masyrakat.
(3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia

• Ki Hajar Dewantara. Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil


perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
• Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. Kebudayaan adalah semua
hasil karya rasa dan cipta masyarakat. Contoh hasil karya masyarakat adalah
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material
culture) yang diperlukan manusia untuk mengusai alam sekitarnya.
• Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Jadi, segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
• Andreas Eppink. Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
• Edward B. Tylor. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
• Robert H Lowie. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh
individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-
norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari
kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
didapat melalui pendidikan formal atau informal.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan pengertian kebudayaan yaitu
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
culture …. The sum total of the learned behaviors of a group people of the
generraly considered to be the tradition of that people and that are transmitted from
generation to generation” (Sitaram, 1 970)
“Culture… an organized body of rules concerning the way in which
individuals in a population should communicate with one another, the manner in
which the think about themselves and their environments, these rules not to be
universally or constanly obeyed, but they are recognized by all, and they ordinarily
operete to limit the range of variation in patters of communication, belief, value,
and social behavior and that population”. (Levine,1973)
“Cultural is the total accumulation of many beliefs, customs, activities,
institutions, and linguitic patternas of an identifiable group of people”. (Dodd,
1982)
“Culture…the complex combination of common symbols, knowledge,
convention, language, information progessing patternas, rules, rituals, habits, life
styles, and attitudes which link and give a common identity to a particular group of
people at a particular point in time “. (Ruben, 1984)

Kim (1979: 435) seakan mengambil kesimpulan dari isi kesemua definisi
tersebut ketika ia menyatakan bahwa kebudayaan merupakan “kumpulan pola-pola
kehidupan” yang dipelajari oleh sekelompok manusia tertentu dari generasi-
generasi sebelumnya dan akan diteruskan kepada generasi yang akan mendatang;
kebudayaan tertanam dalam diri individu sebagai pola-pola persepsi yang diakui
dan diharapkan oleh orang-orang lainnya dalam masyarakat. Ditegaskan lagi oleh
Samovar et. al (1981: 25) bahwa mengenai suatu teladan bagi kehidupan,
kebudayaan mengkondisikan manusia secara tidak sadar menuju cara-cara khusus
bertingkah laku dan berkomunikasi. Dan kalau mau dikaji lagi salah satu definisi
yang telah disebutkan diatas, maka Dodd (1982; 27) melihat kebudayaan sebagai
konsep yang bergerak melalui suatu kontinum. Mulai dari kognisi dan keyakinan
mengenai orang-orang lain dan diri sendiri, termasuk nilai-nilai, sampai pola-pola
tingkah laku. Adat kebiasaan (norms) dan praktek-praktek kegiatan (activities)
merupakan bagian dari norma-norma kebudayaan, yakni model-model prilaku yang
sudah diakui dan diharuskan.
Ruben (1984 : 302-312) menyebutkan beberapa karakteristik dari
kebudayaan (dan subbudaya), yaitu:
1 Kompleks dan banyak segi
2 Tidak dapat dilihat
3 Berubah sejalan dengan waktu

Kalau kita mempelajari suatau kebudayaan, baik kebudayaan kompleks dari


unit masyarakat yang besar maupun kebudayaan (atau subbudaya) dari unit
hubungan yang lebih kecil yang lebih akrab, seperti kelompok etnik, komunitas di
penjara, organisasi pendidikan atau perusahaan, akan ditemukan bahwa sejumlah
segi yang kompleks dan saling berkaitan, berperan di dalamnya. Khususnya pada
tingkat masyarakat yang luas, sedemikian banyaknya unsur-unsur yang berperan,
sehingga sulit untuk melakukan identifikasi dan kategorisasi. Beberapa dimensi
yang paling mendasar dari kebudayaan ialah bahasa, adat kebiasaan, kehidupan
keluarga, cara berpakaian, dan cara makan, struktur kelas, orientasi politik, agama,
falsafah ekonomi, keyakinan dan sistem lainnya. Unsur-unsur ini tidaklah
terpisahkan dari yang lain, tetapi sebaliknya saling berinteraksi sehingga
menciptakan sistem budaya tersendiri. Misalnya, dalam banyak masyarakat,
kecenderungan untuk mempunyai banyak anak tidak saja dapat dijelaskan dari adat
kebiasaan, tetapi juga dari segi ekonomi, agama, kesehatan, dan tingkat teknologi
dari masyarakat bersangkutan.
Kesadaran akan eksistensi dan hakekat kebudayaan atau subbudaya baru muncul
apabila:
1 Seseorang anggota kebudayaan atau subbudaya melakukan pelanggaran
terhadap standar-standar yang selama ini berlaku atau diharapkan masyarakat.
2 Bertemu secara kebetulan dengan seseorang yang berasal daari kebudayaan
atau subbudaya lain, dan berdasarkan pengamatan teryata tingkah lakunya sangat
berbeda dengan tingkah laku yang selama ini dikenal atau dilakukan.

Dalam kedua peristiwa diatas, kita mengetahui secara intuitif bahwa “ada
sesuatu yang salah”, sehingga kita merasa tidak nyaman, walaupun kadang-
kadang kita merasa tidak tahu pasti mengapa demikian? Karena sudah demikian
terbiasanya dengan kebudayaan sendiri, maka kita kebanyakan menjadi tidak sadar
akan hakekat subbudayanya. Kita secara mudah mengkonsumsi bahwa, apa yang
ada atau terjadi adalah memang seharusnya demikian. Kebudayaan/subbudaya dari
unit sosial apapun selalu berubah dengan berjalannya waktu. Eksistensinya tidak
dalam suatu keadaan yang vakum. Masing-masing orang terlibat dalam sejumlah
hubungan, kelompok, atau organisasi. Setiap kali seseorang berhubungan dengan
orang lain, maka ia membawa serta kebudayaan/subbudaya dari kelompoknya
sebagai latar belakang. Dan apabila sebagai individu ia berubah, maka perubahan
itu sedikit banyak akan berdampak pada kebudayaan kelompoknya. Dalam hal ini
ia bertindak sebagai pembaharu kebudayaan. Perubahan dapat berlangsung secara
wajar, alami, evolusioner, secara perlahan-lahan, tetapi dapat juga secra
revolusioner dan disengaja. Juga pandangan terhadap perubahan kebudayaan bisa
berbeda-beda, ada yang memang mengijinkan, tetapi ada pula yang menentang.
Sebagian orang akan menilai negatif pemasukan kebudayaan asing yang dapat
membawa dampak “melting pot” pada masyarakat atau pengaburan perbedaan-
perbedaan antara kelompok-kelompok masyarakat. Mereka melihat proses tersebut
dapat mengancam identitas dan khas kelompok-kelompok . Maka dalam hal ini
KAB ditentang secara aktif.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Perbedaan Budaya dan Kebudayaan


Dari penjelasan di atas tentang pengertian budaya dan kebudayaan, secara
singkat dapat dikatakan perbedaan antara budaya dan kebudayaan adalah bahwa
budaya itu merupakan cipta batin (akal budi) suatu masyarakat, sedangkan
kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan budaya masyarakat tersebut
seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Unsur-Unsur Budaya
Budaya terbentuk dari beberapa unsur yang rumit, seperti sistem agama,
adat istiadat, politik, bahasa, perkakas, karya seni, dan hal-hal lainnya yang
menjadi bagian dari manusia. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai
unsur-unsur budaya, diantaranya adalah:
▪ Melville J. Herkovits & Bronislaw Malinowski
Menurut Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski, terdapat empat
unsur budaya, yaitu;
1. Sistem norma, yaitu sesuatu yang memungkinkan terciptanya tindakan
kerjasama sekelompok manusia dalam upaya menguasai alam
sekitarnya.
2. Organisasi ekonomi, yaitu sesuatu yang memungkinkan manusia untuk
bertahan hidup dan memiliki kesejahteraan.
3. Lembaga pendidikan, yaitu sesuatu yang memungkinkan terjadinya
proses sosialisasi norma dan nilai sosial di dalam masyarakat.
4. Organisasi kekuatan, yaitu sesuatu yang memungkinkan terjadinya
inisiatif untuk mengorganisir kehidupan sosial.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 17
▪ Clyde Kluckhohn
Menurut Clyde Kluckhohn, ada tujuh unsur yang membentuk budaya atau
kebudayaan, yaitu;

Keterangan:
1. Bahasa, yaitu mencakup bahasa lisan dan tulisan yang memiliki
fungsi sebagai cara berinteraksi, dan merupakan salah satu tanda
adanya budaya suatu peradaban.
2. Sistem pengetahuan, yaitu mencakup pengetahuan mengenai
berbagai hal seperti perilaku sosial, organ manusia, waktu, flora dan
fauna, dan lain sebagainya.
3. Sistem religi, yaitu mencakup aliran kepercayaan atau agama yang
dianut oleh masyarakat. Kegiatan unsur kebudayaan sistem religi
misalnya upacara atau tradisi kepercayaan tertentu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 17
4. Sistem mata pencaharian manusia, yaitu mencakup metode
manusia untuk bertahan hidup. Kegiatannya misalnya bercocok
tanam, berdagang, bertani, dan lain sebagainya.
5. Sistem teknologi manusia, yaitu mencakup peralatan produksi, alat
transportasi, proses distribusi, komunikasi, serta tempat-tempat
untuk menyimpan beda dan atau manusia. Rumah, senjata, dan
perkakas merupakan unsur kebudayaan yang diciptakan oleh
peradaban manusia.
6. Sistem kemasyarakatan, yaitu mencakup sistem keluarga,
kekerabatan, komunitas, organisasi, hingga negara. Sejak lahir
manusia telah menjadi bagian organisasi, yaitu keluarga dan terikat
dalam kegiatan keagamaan.
7. Kesenian, yaitu mencakup berbagai bentuk seni, seperti seni musik,
seni tari, seni lukis, sastra, arsitektural, dan lain-lain. Setiap karya
kreatif manusia yang mengandung seni merupakan unsur budaya.

Wujud Kebudayaan
Pengertian budaya dan wujudnya
Setelah memahami pengertian budaya dan unsur-unsurnya, tentunya kita juga perlu
mengetahui apa saja wujud dari budaya itu dalam kehidupan manusia. Adapun
wujud budaya adalah sebagai berikut:
1. Ide atau Gagasan
Ide atau gagasan ini berada dalam alam sadar atau pikiran manusia yang
membentuk pola pikir atau cara berpikir. Dengan kata lain, manusia
memiliki ekspektasi terhadap segala hal yang mereka lihat dan jalani di dalam
kehidupan setiap hari.
2. Aktivitas
Aktivitas merupakan kegiatan atau tindakan menusia yang terbentuk dalam
sistem sosial dan mengakibatkan terjadinya interaksi antar individu di dalam
masyarakat. Aktivitas tersebut berjalan sesuai dengan kebiasaan setiap orang.
3. Hasil Budaya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 17
Ini adalah karya yang merupakan hasil aktivitas manusia, baik dalam bentuk
fisik maupun abstrak. Ide atau gagasan yang dinyatakan dalam aktivitas
manusia akan menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat, didokumentasikan, dan
diamati secara langsung.

Fungsi dan Tujuan Budaya


Berdasarkan pengertian budaya yang sudah dijelaskan di atas, budaya
merupakan hasil dari ide, gagasan serta tindakan dan karya yang dihasilkan oleh
manusia dalam kelompok masyarakat di sebuah peradaban. Budaya dalam
masyarakat memiliki beberapa fungsi atau kegunaan bagi masyarakat yang ada di
peradaban atau daerah tertentu. Berikut adalah beberapa fungsi dari budaya.
o Sebagai Identitas
Dari pengertian budaya yang sudah disebutkan sebelumnya, budaya dalam
masyarakat berfungsi sebagai identitas. Maksudnya, adanya budaya adalah
identitas yang menunjukkan peradaban suatu masyarakat atau sebuah
negara. Identitas yang dimaksud ini bisa menjadi pembeda dengan bangsa
atau kelompok masyarakat lain.
o Sebagai Batas
Fungsi budaya selanjutnya adalah sebagai batas. Maksudnya, budaya
menjadi penentu batas-batas yang menciptakan adanya perbedaan antara
kelompok masyarakat atau bangsa satu dengan kelompok atau bangsa lain.
Adanya budaya inilah yang membuat sebuah negara menjadi unik.
o Pembentuk Perilaku dan Sikap
Fungsi dari budaya selanjutnya adalah sebagai pembentuk Perilaku dan
sikap. Dari pengertian budaya yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimana
budaya merupakan wujud dari struktur sosial yang berasal dari pemikiran
dan gagasan manusia, lalu dilakukan secara berulang hingga kemudian
membentuk sebuah kebiasaan. Budaya dalam hal ini bertindak sebagai
sebuah mekanisme yang membuat kendali, memberikan makna serta
menuntun sekaligus membentuk perilaku dan sikap dari sekelompok
masyarakat.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 17
o Sebagai Komitmen
Adanya budaya dalam kelompok masyarakat berfungsi sebagai sebuah
komitmen. Maksudnya adalah adanya budaya yang akan memfasilitasi
adanya komitmen atas suatu hal dalam kelompok masyarakat yang bernilai
lebih besar dari kepentingan masing-masing individu. Karena itu
dibutuhkan budaya dalam peradaban sebuah kelompok masyarakat.
o Sebagai Media Komunikasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam budaya terdapat unsur
bahasa, baik berupa bahasa lisan maupun tulisan, yang merupakan sarana
komunikasi bagi manusia. Ini jugalah yang menjadi fungsi dari budaya,
yakni sebagai media komunikasi. Budaya yang terdiri atas berbagai bentuk
bisa juga menjadi media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau makna tertentu melalui produk budaya tersebut, seperti melalui
budaya tari, musik dan lain sebagainya.

Ciri-Ciri Budaya
Suatu budaya memiliki nilai dan juga karakteristik tertentu. Mengacu pada
pengertian budaya, adapun ciri-ciri suatu budaya adalah sebagai berikut:
o Budaya dapat menyimbolkan suatu suku atau daerah tertentu.
o Budaya harus melalui proses belajar dan bukan suatu bawaan.
o Budaya bisa diwariskan dari generasi ke generasi.
o Budaya bisa disebarkan melalui komunikasi ke individu, kelompok,
maupun ke generasi berikutnya.
o Budaya sifatnya dimanis karena dapat berubah dari waktu ke waktu.
o Budaya bersifat selektif dan menampilkan pengalaman dan pola tingkah
laku manusia.
o Unsur-unsur budaya dapat saling berkaitan satu sama lainnya.
o Manusia cenderung mengklaim budayanya adalah yang terbaik.
o Budaya dapat berubah karena adanya proses globalisasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 17
Faktor-Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan
Proses terbentuknya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu
faktor pendorong maupun faktor penghambat. Sesuai dengan pengertian budaya,
berikut ini adalah beberapa faktor tersebut:
1. Faktor Pendorong Terjadinya Budaya
o Niat masyarakat untuk melestarikan budayanya.
o Adanya gererasi penerus yang mau meneruskan suatu budaya.
o Adanya rasa cinta terhadap budaya di dalam diri manusia.
o Keinginan masyarakat untuk menjaga kelestarian suatu budaya agar tidak
hilang.
o Terjadinya perubahan lingkungan hidup yang mendukung berkembangnya
suatu budaya.
2. Faktor Penghambat Terjadinya Budaya
o Masuknya budaya asing yang kemudian menggeser eksistensi budaya lokal.
o Masyarakat tidak memiliki keinginan untuk melestarikan suatu budaya.
o Generasi penerus yang sudah tidak perduli dengan keberadaan suatu
budaya.
o Adanya anggapan bahwa budaya tertentu sudah kuno sehingga tidak ada
keinginan untuk melestarikannya.
Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya
bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh
sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan
demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu. Pada dasarnya
manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu
adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu sangat
cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka.
Mereka dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka
tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan
penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu itu cenderung mengabaikan
atau menolak apa yang bertentangan dengan “kebenaran” kultural atau

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 17
bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali
merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota
kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah
mapan menghadapi tantangan.
Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu
sehingga jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam msaing-masing budaya tersebut paling tidak kita harus mampu
untuk mengidentifikasi identitas dari masing-masing budaya tersebut yang antara
lain terlihat pada :
❖ Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok
dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia
ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering
dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal.
❖ Pakaian dan Penampilan
Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi
tubuh yang cenderung berbeda secara kultural.
❖ Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda
antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur juga
dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama
tentara, ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian.
❖ Waktu dan Kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya.
Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu.
❖ Penghargaan dan Pengakuan
Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara
dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama
pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas.
❖ Hubungan-Hubungan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 17
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan
organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,
kekuasaan, dan kebijaksanaan.
❖ Nilai dan Norma
Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan norma-
norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan
dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan
mutlak atau kebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada
suaminya hingga kebebasan wanita secara total.
❖ Rasa Diri dan Ruang
Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara
berbeda oleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan
formal, sementara budaya linnya lebih lentur dan informal. Beberapa budaya
sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis, sementara
budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah.
❖ Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek
lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok
dalam cara orang-orang berpikir dan belajar.
❖ Kepercayaan dan sikap
Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural
yang jelas dalam agama-agama dan praktek keagamaan atau kepercayaan
mereka.
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem nilai yang berbeda dan
karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara
berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang
ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan
komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas
budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang
berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 17
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang
fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak ocial, timbul perasaan
tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-
kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung
etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada
kerusuhan atau pertentangan antar etnis. Sebagai salah satu jalan keluar untuk
meminimalisir kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah
dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang
lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya
dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Sumber:
Martin, Judith N. and Thomas K. Nakayama., 2003. Intercultural Communication
in Contexts., United States: The McGraw-Hill Companies.

Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat, 1993., Komunikasi


Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy., 2004. Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan


Lintasbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Porter, Richard E. dan Larry A. Samovar., 1993. Suatu Pendekatan terhadap


KAB., dalam buku Komunikasi Antarbudaya, Penyunting: Deddy Mulyana dan
Jalaludin Rakhmat., PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 17
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
9 / 17

Anda mungkin juga menyukai