Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Raihan

Nim: 20210502043

Jurusan: Public Relations

1. Jurnal yang saya kaji adalah jurnal penelitian dengan judul :


“ASUHAN KEPERAWATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI
DENGAR DALAM MENGONTROL HALUSINASI”
Penulis Wisnu Mengku Hendaru Aji
https://scholar.google.com/scholar?
start=0&q=related:UEXmHJ8HfKkJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5&scioq=jurnal+pen
elitian#d=gs_qabs&u=%23p%3D1Jw9kEA8HhAJ

2. Penelitian ini adalah jenis Field Research dengan menggunakan pendekatan Kualitatif

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus. Subyek penelitian studi kasus
ini adalah dua orang dengan gangguan jiwa halusinasi dengar di wilayah UPTD
Puskesmas Sukorejo Kota Blitar. Pengumpulan data dilakukan dengan obervasi dan
wawancara. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2018
Peneliti melakukan pengkajian kepada pasien dengan menggunakan
pendekatan kepada pasien dan keluarga. Pengkajian pada Ny. M dilakukan pada
tanggal 05 Juni 2018 menggunakan metode wawancara dan observasi.

3. Ontologi: Berdasarkan pada tujuan laporann kasus yang penulis buat maka peneliti
menyimpulkan beberapa hal antara lain :
Penggkajian pada pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi dengar, hasil
yang didapatkan saat pengkajian Ny. M dan Ny. B berbeda pada aktivitas yang
dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan pasien dalam melakukan teknik
mengontrol halusinasi, pasien pertama Ny.M belum mampu melakukan teknik
mengontrol halusinasi, sedangkan Ny. B sudah mampu melakukan beberapa teknik
mengontrol halusinasi.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terhadap pasien pertama Ny.M dan pasien
kedua Ny. B diagnosa yang muncul adalah gangguan persepsi sensori. Pada pasien
pertama Ny. M dengan diagnosa Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Dengar
berhubungan dengan kurangnya kemampuan finansial keluarga ditandai dengan tidak
mampunya pasien berobat di pelayanan kesehatan. Pada pasien kedua Ny. B dengan
diagnosa Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Dengar berhubungan dengan
kurangnya dukungan keluarga yang ditandai dengan keluarga sering diancam oleh
pasien saat mengingatkan menghardik halusinasi,
3. Rencana asuhan keperawatan pada pasien Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi Dengar antara lain : (1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya,
pasien dapat mengenali halusinasinya (jenis, waktu, isi, situasi, frekwensi, dan respon
saat timbulnya halusinasi), pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik), (2)
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang, (3) Pasien dapat
mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal, (4) Pasien dapat
mengontrol halusinasi dengan minum obat secara benar.
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan untukmengatasi Gangguan Persepsi
Sensori Halusinasi Dengar berfokus pada kemampuan mengontrol halusinasi. Pada
pasien pertama Ny. M diajarkan teknik mengontrol halusinasi meliputi : a) Mengenali
halusinasi dan menghardik, b) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain, c) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal, d)
Mengontrol halusinasi dengan minum obar secara benar. Pada pasien kedua Ny. B
diajarkan teknik mengontrol halusinasi meliputi : Mengenali halusinasi dan menghardik
halusinasi.
5. Evaluasi pada penelitian ini menggunakan metode formatif/ yang sedang
berjalan dan sumatif/ evaluasi akhir. Pada evaluasi formatif masing-masing pasien
menunjukkan peningkatan dalam mengontrol halusinasinya secara bertahap sesuai
dengan teknik mengontrol halusinasi yang diajarkan. Pada evaluasi akhir salah satu
pasien belum mampu melakukan teknik mengontrol halusinasi yang diajarkan. Dengan
demikian kemampuan mengontrol halusinasi belum tercapai dan intervensi dapat
dilanjutkan.

Epistemologi : Pencana keperawatan yang penulis lakukan pada Ny. M dan Ny. B
dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran yaitu dengan tujuan umum
(TUM) agar pasien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya. Dan dengan empat
tujuan khusus (TUK) gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran, antara lain :
tujuan khusus pertama (TUK 1), Pasien dapat membina hubungan saling percaya,
Pasien dapat mengenal halusinasinya (jenis, waktu, isi, situasi, frekuensi, dan respon
saat timbulnya halusinasi), Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
Rasionalnya adalah untuk mengetahui seperti apa kondisi pasien. Tujuan khusus kedua
(TUK 2), Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang. Rasionalnya
adalah tindakan yang biasa dilakukan pasien merupakan upaya mengatasi halusinasi.
Tujuan khusus ketiga (TUK 3), Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktivitas terjadwal. Rasionalnya adalah tindakan yang dilakukan pasien merupakan
upaya mengontrol halusinasi. Tujuan khusus keempat (TUK 4), Pasien dapat
mengontrol halusinasi dengan minum obat secara benar. Rasionalnya adalah untuk
membantu mempercepat kesembuhan pasien.
Menurut Nurjannah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian
tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi
perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien
dapat teratasi. Menurut Akemat dan Keliat, (2010) tujuan umum yaitu berfokus pada
penyelesaian permasalahan dari diagnosis keperawatan dan dapat dicapai jika
serangkaian tujuan khusus tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian
penyebab dari diagnosis keperawatan. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan
pasien yang perlu dicapai atau dimiliki. Kemampuan ini dapat bervariasi sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pasien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek
yaitu kemampuan kognitif, kemampuan psikomor, dan kemampuan afektif yang perlu
dimiliki pasien untuk menyelesaikan masalahnya.
Pada penelitian ini perencanaan yang diberikan pada Ny. M dan Ny. B berfokus pada
tujuan umum untuk mengetahui kemampuan orang dengan gangguan jiwa mengontrol
halusinasi dengar. Dengan perencanaan penyelesaian masalah pasien dapat
menerapkan empat cara mengontrol halusinasi.
Aksiologi: Peneliti mendapat ilmu, pengalaman, dan pengetahuan tambahan tentang
asuhan keperawatan orang dengan gangguan jiwa halusinasi dengar dalam mengontrol
halusinasi di wilayah UPTD Puskesmas Sukorejo Kota Blitar

Anda mungkin juga menyukai