MODUL 03
KOMUNIKASI dan BUDAYA
DISUSUN OLEH
SUMARTONO, S.Sos., M.Si
Pendahuluan
Komunikasi merupakan upaya membangun kesamaan makna yang mampu
mendorong berbagai kelompok masyarakat untuk memperoleh kehidupan dan
penghidupan yang lebih baik. (Susanto, 2016: 1). Pada dasarnya kemunculan studi
komunikasi lintas budaya didasari oleh ketidakmampuan individu-individu untuk
saling memahami pihak lain dalam dinamika pergaulan kehidupannya sehari-hari.
Seiring dengan tatanan dunia yang semakin mengglobal, membawa implikasi
kepada interaksi antar manusia yang semakin intensif. Manusia semakin memiliki
banyak kesempatan untuk melakukan hubungan-hubungan dalam kehidupannya
sehari-hari. Fenomena ini bermuara pada perlunya saling mengerti, saling
mengetahui dan saling memahami antar manusia untuk menghindari terjadinya
konflik (chaos) atau kesalahpahaman antar pribadi, antar kelompok, antar
masyarakat, maupun antar bangsa.
Mendefinisikan Komunikasi
Seperti halnya budaya, definisi komunikasi juga amat kompleks.
Mendefinisikan karakteristik komunikasi adalah tentang makna, dan kita bisa
mengatakan komunikasi yang terjadi setiap kali seseorang memberi arti kata-kata
atau tindakan orang lain. Komunikasi dapat dipahami sebagai "proses simbolik
dimana realitas diproduksi, dipelihara, diperbaiki dan diubah" (Carey, 1989:23).
Tiga perspektif menekankan aspek yang ber- beda dari proses komunikasi ini.
Untuk membuat hal-hal yang lebih rumit, setiap pesan memiliki lebih dari satu
arti; sering, ada banyak lapisan makna. Sebagai contoh, pesan aku cinta kamu mungkin
berarti, "Saya ingin memiliki waktu yang baik dengan Anda malam ini," "Aku merasa
bersalah tentang apa yang saya lakukan tadi malam tanpa Anda," "Aku ingin kau
melakukan sesuatu untukku," "Saya memiliki waktu yang baik ketika Saya dengan
Anda, "atau" Aku ingin menghabiskan sisa hidup saya (atau setidaknya beberapa jam
ke depan) dengan Anda. "Ketika kita berkomunikasi, kita mengasumsikan bahwa orang
lain mengambil makna yang kita inginkan. Hal ini lebih mungkin, ketika individu
berasal dari latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda .
Berikut adalah tabel tentang orientasi nilai menurut Kluckhohn dan Strodbeck
Tabel orientasi nilai Kluckhohn dan Strodbeck
Range of Value
Sifat Pada dasarnya Campuran Pada
manusia baik baik dan dasarnya
jahat jahat
Hubungan Manusia Harmoni Mendominasi
antara mendominasi diantara dua alam
manusia
dan alam
Hubungan Individual Berorientasi Jaminan
antar kelompok
Manusia
kepribadian "Melakukan": "Tumbuh": “menjadi”
stress pada stress pada penekanan
tindakan pertumbuhan pada siapa
spiritual anda
Orientasi Orientasi Berorientasi Orientasi pada
waktu masa depan saat ini/ masa lalu
sekarang
Sifat Human Nature seperti yang ditunjukkan tabel, ada tiga kemungkinan
respon, atau solusi, pertanyaan dasar tentang sifat manusia. Salah satu solusi adalah
keyakinan akan kebaikan mendasar dari sifat manusia. Praktek hukum dalam
masyarakat yang memegang orientasi ini akan menekankan rehabilitasi pelanggar
hukum; penjara dan penjara akan dilihat sebagai tempat untuk melatih pelanggar
untuk bergabung kembali masyarakat sebagai warga negara yang berkontribusi. Agama
seperti Buddha dan Konghucu cenderung ke arah orientasi ini, dengan fokus pada
peningkatan kebaikan alam manusia.
Solusi kedua merupakan proyek-persepsi dari kombinasi kebaikan dan
kejahatan di alam manusia. Banyak kelompok di Amerika Serikat terus orientasi nilai
ini, walaupun sudah ada pergeseran pandangan bagi banyak orang Amerika Serikat
dalam 50 tahun terakhir. Berkenaan dengan keyakinan agama, ada sedikit penekanan
pada kejahatan dasar kemanusiaan, yang banyak pemukim Eropa dari tradisi Puritan
(Kohls, 1996).
Menurut orientasi ketiga, sifat manusia pada dasar nya jahat. Masyarakat yang
memegang keyakinan ini akan kurang tertarik rehabilitasi kriminal dari hukuman. Kita
sering mengalami kesulitan memahami penyiksaan atau praktek memotong tangan dan
kaki-praktek lainnya yang lazim di banyak masyarakat di masa lalu-tanpa memahami
orientasi mereka dengan alam manusia.
Kitley Philip, Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca (Jakarta: Institutv Studi
Arus Informasi).
Leach Edmund. Culture and Communication, The Logic by which symbols are
connected. (Cambridge, University Press).
Porter dan Larry A Richard E.. Samovar, 2003, “Suatu Pendekatan terhadap
Komunikasi Lintas Budaya”, dalam Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat
(eds.), Komunikasi Lintas Budaya, Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya (Bandung: Rosdakarya)
Susanto, Eko Harry, 2016, Komunikasi & Gerakan Perubahan: Kemajemukan dan
Kontelasi Sosial, Ekonomi, Politik, Mitra Wacana Media, Jakarta.