Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anes Iin Nur Safitri

NIM : 042969013

UPBJJ : Surakarta

TUGAS TUTORIAL 3 TEORI


KOMUNIKASI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi antar budaya!
Jawab:
Selama masa perkembangan KAB, telah banyak para ahli yang mencoba untuk
mendefinisikannya. Di bawah ini dikutipkan beberapa di antaranya:

Intercultural communication ... the art of understanding and being understood by the
audience of another culture” (Sitaram, 1970) (Komunikasi antarbudaya adalah seni untuk
memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain).

“Communication is cultural when occuring between peoples of different culture”. (Rich,


1974). (Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda
kebudayaannya).

“Intercultural communication ... communication which occurs under condition of cultural


difference-language, values, costums, and habits”. (Stewart, 1974). (Komunikasi antarbudaya
adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan
budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan).

Intercultural communication ... interaction between members of differing cultures”. (Sitaram


and Cogdell, 1976). (Komunikasi antarbudaya adalah interaksi antara para anggota
masyarakat yang berbeda kebudayaannya).

Dari semua definisi tersebut, menekanannya pada perbedaan kebudayaan sebagai


faktor yang menentukan dalam berlangsungnya proses komunikasi. Walaupun KAB
mengakui dan mengurusi permasalahan tentang persamaan-persamaan dan perbedaan
dalam karakteristik kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasi, tetapi titik perhatian
utamanya adalah pada proses komunikasi antara individu-individu atau kelompok-kelompok
yang berbeda kebudayaan, yang mencoba untuk berinteraksi. Dua konsep terpenting di sini,
yaitu kontak dan komunikasi merupakan ciri yang membedakan studi KAB dari studi-studi
antropologi dan psikologi lintas budaya yang berupaya mendeskripsikan kebudayaan-
kebudayaan antarbudaya.
Pemahaman mengenai komunikasi intrabudaya dan komunikasi lintas budaya
memang tidak dapat juga dipisahkan atau diabaikan dari studi-studi komunikasi
antarbudaya. Karena untuk memahami suatu transaksi komunikasi, diperlukan pengertian
yang cukup mengenai proses-proses intrapersonal, yang sangat banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor kebudayaan, seperti nilai, sikap, keyakinan, norma-norma. Pengertian
demikian, tidak dapat disangkal dapat membantu pada pemahaman mengenai kontak dan
komunikasi antarbudaya secara lengkap dan realistik. Tetapi yang penting bagi setiap orang
yang mempelajari komunikasi antarbudaya adalah untuk tidak sekadar berhenti pada tahap
penemuan tentang karakteristik-karakteristik pola komunikasi intra budaya dan lintas
budaya saja tetapi lebih
jauh lagi, memusatkan perhatian pada tema konseptual pokok dari bidang khusus ini, yakni
komunikasi antarbudaya.

2. Jelaskan hubungan antara komunikasi dan


kebudayaan! Jawab:
Dari berbagai definisi tentang KAB seperti yang telah dibahas, tampak bahwa unsur-unsur
pokok yang mendasari proses komunikasi antarbudaya yaitu konsep-konsep tentang
“kebudayaan” dan “komunikasi”. Hal ini pun digarisbawahi oleh Sarbaugh (1979) dengan
pendapatnya bahwa pengertian tentang komunikasi antarbudaya memerlukan suatu
pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi dan kebudayaan, serta adanya saling
ketergantungan antara keduanya. Saling ketergantungan ini terbukti, menurut Sarbaugh
apabila disadari bahwa:
a. Pola-pola komunikasi yang khas dapat berkembang atau berubah dalam suatu
kelompok kebudayaan khusus tertentu
b. Kesamaan tingkah laku antara satu generasi dengan generasi berikutnya hanya
dimungkinkan berkat digunakannya sarana-sarana komunikasi.
Sementara itu, Smith (1966) menerangkan hubungan yang tidak terpisahkan antara
komunikasi dan kebudayaan kurang lebih sebagai berikut :
a. Kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang dipelajari dan
dimiliki bersama.
b. Untuk mempelajari dan memiliki bersama diperlukan komunikasi, sedangkan
komunikasi memerlukan kode-kode dan lambang-lambang, yang harus dipelajari
dan dimiliki bersama.
Dinamika antara komunikasi dan kebudayaan menurut (Ruben,1984)

Dari gambaran di atas jelas bahwa antara komunikasi dan kebudayaan terjalin hubungan
yang sangat erat:
a. Di satu pihak, jika bukan karena kemampuan manusia untuk menciptakan bahasa
simbolik, tidak dapat dikembangkan pengetahuan, makna, simbol-simbol, nilai-nilai,
aturan-aturan, dan tata upacara, yang memberikan batasan dan bentuk pada
hubungan-hubungan, organisasi-organisasi dan masyarakat yang terus berlangsung.
Demikian pula, tanpa komunikasi tidak mungkin untuk mewariskan unsur-unsur
kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta dari satu tempat ke
tempat yang lain. Komunikasi juga merupakan sarana yang dapat menjadikan
individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan subbudaya-subbudaya dan
kebudayaan- kebudayaan asing yang dihadapinya. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kebudayaan dirumuskan, dibentuk, ditransmisikan, dan dipelajari
melalui komunikasi.
b. Sebaliknya, pola-pola berpikir, perilaku, kerangka acuan dari individu individu
sebagian terbesar merupakan hasil penyesuaian diri dengan cara-cara khusus yang
diatur dan dituntut oleh sistem sosial di mana mereka berada. Kebudayaan tidak saja
menentukan hal dapat berbicara dengan siapa, mengenai apa dan bagaimana
komunikasi sebaiknya berlangsung, tetapi juga menentukan cara meng-encode atau
menjadi pesan, makna yang dilekatkan pada pesan, dan dalam kondisi bagaimana '
macam-macam pesan dapat dikirimkan dan ditafsirkan. Singkatnya, keseluruhan
perilaku komunikasi individu terutama tergantung pada kebudayaannya.
Kebudayaan merupakan fondasi atau landasan bagi komunikasi. Kebudayaan yang
berbeda menghasilkan praktik-praktik komunikasi yang berbeda pula. Dengan
demikian, melalui komunikasi kita membentuk kebudayaan, sebaliknya kebudayaan
menentukan aturan dan pola-pola komunikasi.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebudayaan sebagai filter!


Jawab:
Salah satu fungsi kebudayaan ialah sebagai penyaring yang sangat selektif bagi
warga masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut dalam menghadapi dunia luar.
Kebudayaan menentukan apa yang perlu diperhatikan atau apa yang perlu dihindari. Fungsi
screening (penyaringan) ini melindungi sistem syaraf manusia dari kejenuhan informasi
(information overload).
Information overload di sini merupakan istilah teknis yang biasanya diterapkan pada
sistem pemrosesan informasi, yakni untuk menggambarkan suatu Situasi yang rusak atau
macetnya sistem karena tidak mampu untuk menangani sedemikian besarnya jumlah
informasi yang masuk. Contoh dalam kehidupan sehari-hari: Seorang ibu yang berusaha
untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya, membereskan rumah, melayani suami,
serta melayani kegiatan-kegiatan sosial pada saat yang sama secara sekaligus akan
mengalami ketegangan dalam hidupnya. Akibatnya, bisa bermacam-macam, misalnya saja
menderita sakit jantung, depresi, tekanan darah tinggi dan lainlain. Keadaan demikian, bisa
juga menimpa para pengusaha, pejabat, dan orang-orang lain yang bertumpuk-tumpuk
beban tugasnya.
Situasi information overload ini dapat pula dialami oleh lembaga-lembaga, seperti
bursa saham, perpustakaan, kantor telepon, kantor pajak dan lain-lain yang pada saat-saat
tertentu harus menghadapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang melebihi kapasitasnya
untuk melayani. Agar individu dan lembaga-lembaga dapat berfungsi dengan baik dan
maksimal, tentunya perlu diadakan seleksi atas data atau stimuli yang datang dari luar.
Proses penyeleksian yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan ini disebut persepsi. Persepsi
yang bersifat subjektif ini (menentukan “realitas subjektif”), kemudian menentukan tingkah
laku, termasuk tingkah laku komunikasi.

Sumber referensi : Sasa Djuarsa Sendjaja,dkk.(2021). Buku Materi Pokok SKOM4204 Teori
Komunikas Modul 7

Anda mungkin juga menyukai