Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi Antar Budaya

Faktor Budaya Yang


Mempengaruhi Komunikasi
Antar Budaya

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK Disusun Oleh

04
FIKOM Ilmu Komunikasi W051700004 Drs. Nono Sungkono, M.M.

Abstract Kompetensi
1. Identifikasi Variabel KAB Diharapkan Mahasiswa dapat mampu
2. Faktor yang paling berpengaruh mengidentifikasi faktor – faktor budaya
terhadap KAB, Variabel kognitif, yang mempengaruhi KAB
Variabel Gaya Pribadi
3. Faktor pembentuk keterampilan
berkomunikasi antar budaya
Identifikasi Variabel Komunikasi Antar
Budaya
Berikut adalah hubungan antara lima variabel (report type, age, context,
ethnic group, and study design) dalam kaitannya dengan kompetensi dan keefektifan
komunikasi antarbudaya.

Report Type

Para peneliti telah banyak melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan


mengenai bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya dapat diukur.
Biasanya data self-report dikumpulkan, tetapi para ahli juga menganjurkan
penggunaan metode laporan lain atau kombinasi self-report dan metode laporan
lainnya (Chen, 1990).

Age

Kebanyakan studi tentang kompetensi komunikasi antarbudaya atau


keefektifan komunikasi antarbudaya melibatkan responden penelitian dari remaja
usia kuliah, baik yang pernah belajar atau bekerja di luar negeri ataupun belum
pernah sama sekali. Responden lainnya adalah mereka yang pernah tinggal atau
bekerja di luar negeri, mereka yang pernah mengikuti pelatihan setelah tamat kuliah
atau mereka yang memiliki pengalaman di dunia bisnis. 

Context

Kritik terhadap penelitian kompetensi komunikasi antarbudaya di masa lalu


sering membahas mengenai kurangnya usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menjelaskan peran konteks dalam analisis mereka tentang kompetensi komunikasi
antarbudaya. Lebih lanjut, hubungan komunikasi dan konteks menjadi sangat
penting bagi para ahli antarbudaya. Chen (1990), menunjukkan bahwa salah satu
perbedaan utama antara pakar komunikasi antarbudaya dan pakar interpersonal
(intracultural) komunikasi adalah para pakar komunikasi antarbudaya memberi
penekanan pada faktor lingkungan. 

2020 Komunikasi Antar Budaya


2 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ethnic Background

Kim (1993) mengungkapkan, „At the heart of the concept of culture is the
notion that people from different cultures develop distinctive interaction styles and
preferred communication strategies.“

Design Type

Berbagai jenis desain telah digunakan untuk mengeksplorasi kompetensi dan


efektivitas dalam interaksi antarbudaya. Fokus utama para peneliti adalah mengukur
kompetensi antarbudaya perorangan secara umum (individu) atau interaksi yang
ditentukan untuk menjadi kompeten dalam hal antarbudaya (diad). 

A. Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap


Komunikasi Antar Budaya
Faktor penentu berikut tergantung dari bagaimana orang lain memberikan
atribusi atas tampilan anda (atribusi askripsi).

Dengan demikian kita akan menemukan tiga bentuk identitas:

 Identitas Budaya

Merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan


anggota dari sebuah kelompom etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan
penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan.
Contoh kita selalu mengidentifikasi orang Flores sebagai orang Katolik, orang Rote
dan Sabu sebagai orang protestan, dan orang Lamahala di Adonara sebagai orang
Islam. Kita juga mengidentifikasi sekelompok orang keturunan (meztiso) di Timor
Timur sebaga sekelompok orang yang mempunyai kebudayaan tersendiri.

 Identitas Sosial

Identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan dalam suatu


kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain umur, gender, kerja, agama,

2020 Komunikasi Antar Budaya


3 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelas soial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial meruakan identitas yang
diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama.

 Identitas Pribadi

Identitas personal didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang.


Perilaku budaya, suara gerak-gerik anggota tubuh, nada suara, cara berpidato,
warna pakaian, guntingan rambut, menunjukkan ciri khas seseorang pribadi tertentu
yang rata-rata tidak dimiliki oleh orang lain.

Paling penting dalam faktor-faktor personal adalah bagaimana persepsi kita


diletakkan dalam struktur kebudayaan kita, hal ini karena setiap kebudayaan
mengajarkan nilai-nilai dan harga diri bagi para anggotanya.

Faktor Hubungan Antarpribadi yang mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya

Sifat antar Budaya yang Berpengaruh terhadap Inteaksi

Semua manusia mempunyai mental, kemauan dan kemampuan untuk berkomunikasi


sehingga dapat mengenal dan mengavaluasi siapa yang berkomunikasi dengan dia. Namun
persepsi manusia terhadap manusia yang lain hanya jatuh pada seseorang atau kelompok
orang tertentu.

Masalah Kredibilitas

Berbagai penelitian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator selalu membahas ulang
dua tema pokok yakni: (1) kredibilitas komunikator; dan (2) derajat kesamaan komunikator.

Ketika berhubungan antarpribadi maka ada dua faktor dari peasan non verbal yang
mempengaruhi komunikasi antar budaya. Ada beberapa bentuk perilaku non verbal
yakni:

1. Kinesik adalah studi yang berkaitan dengan bahsa tubuh, yang terdiri dari posi tubuh,
orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.
2. Okulesik adalah studi tentang gerkan mata dan posisi mata.
3. Haptik adalah studi tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana seseorang
memegang dan merangkul orang lain.

2020 Komunikasi Antar Budaya


4 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Proksemik adalah studi tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu
berkomunikasi, sebagaimana dikategorikan oleh Hall pada tahun 1973, kecenderungan
manusia menunjukkan bahwa waktu berkomunikasi itu harus ada jarak antarpribadi,
terlalu dekat atau terlalu jauh.
5. Kronemik adalah studi tentang konsep waktu, sama seperti pesan non verbal yang lain
maka konsep tentang waktu yang menganggap kalau suatu kebudayaan taat pada
waktu maka kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju.
6. Tampilan, appearance yaitu cara bagaiman seseorang menapilkan diri telah cukup
menunjukkan berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi.
7. Posture adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.
8. Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi adalah pesan komunikasi yang merupakan
gabungan antara perilaku verbal dan non verbal.
9. Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif yakni beberapa di antaranya adalah
simbolisme warna dan nomor.

B. Efektivitas Antarbudaya
Menurut para ahli, ada dua faktor yang paling berpengaruh terhadap
komunikasi antarbudaya, yakni (1) variabel kognitif dan (2) variabel gaya pribadi;
serta (3) variabel-variabel lain.

Variabel Kognitif

Efektivitas komunikasi antarbudaya umumnya dan perilaku antarbudaya


khususnya ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, dan pikiran yang membentuk
konsep antarbudaya. menurut Ruben (1977), seseorang yang bekerja dalam satu
organisasi, melaksanakan komunikasi antarbudaya secara intensif hanya jika dia
mempunyai apresiasi terhadap pekerjaan dan tugas yang dibebankan
kepadanya. Dengan demikian, perhatian terhadap kebudayaan tetaplah penting
dalam proses komunikasi antar budaya.

Variabel Gaya Pribadi

Perilaku yang berdasarkan gaya pribadi sering disebut orientasi diri (self-
oriented). komunikasi antarbudaya yang berdasarkan orientasi diri dapat mengubah

2020 Komunikasi Antar Budaya


5 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
efektivitas komunikasi menjadi komunikasi yang disfungsional. Berikut bentuk gaya
pribadi yang sering tampil dalam komunikasi antarpribadi.

 Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah suatu perasaan superior atau keunggulan dari suatu


kelompok orang yang menganggap kelompok lain lebih inferior dan kurang
unggul. Etnosentrisme dapat mengurangi efektivitas komunikasi antarbudaya.

 Toleransi, Sikap Mendua dan Keluasan

Komunikasi antarbudaya mengandung sifat mendua, karena kita


menghadapi dua ketidakpastian kebudayaan, yakni kebudayaan sendiri maupun
kebudayaan orang lain. Keadaan ini sering dijumpai dalam beragam konteks
komunikasi yakni, konteks antar pribadi, kelompok, organisasi, publik dan
komunikasi massa. Apabila kita menghadapi situasi yang mendua maka kita
telah bersikap toleransi terhadap situasi itu.

 Empati

Kemampuan untuk berkomunikasi antar budaya tergantung atas


bagaimana cara kita meletakkan diri dalam kerangka sikap orang lain. Kalau mau
menciptakan kerangka itu maka kita telah membuat suatu jaringan untuk
menciptakan efektivitas komunikasi antarbudaya. Empati yang dimaksutkan agar
mulai mengertikan dan memahami orang lain “dari dalam”, dari kerangka pikir
(gagasan yang dia komunikasikan), perasaan dan perbuatan. Tindakan empati
dapat dilakukan melalui kegiatan mendengar secara aktif dan akurat.

 Keterbukaan

Keterbukaan pribadi (self flexibility) merupakan faktor penting untuk


menciptakan relasi antar pribadi yang maksimum. Dengan keterbukaan bukan
berarti bahwa setiap orang harus membuka diri seluas-luasnya, namun

2020 Komunikasi Antar Budaya


6 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
membuka kesempatan untuk sama-sama mengetahui imformasi tentang diri
maupun tentang lawan bicara.

 Kompleksitas Kognitif

Kompleksitas kognitif mengacu pada kemampuan pribadi untuk


mengetahui, dan memahami orang lain. Secara umum dapat dilakukan bahwa
kompleksitas kognitif seorang itu berada pada taraf multipleks maka dia akan
melihat sesuatu secara lebih luas dan dia mampu memberikan gambaran
tentang pelbagai perbedaan tentang apa yang dilihatnya secara mendalam.

 Kenyamanan Antarpribadi

Kita dapat merasa hubungan antarpribadi dalam keadaan nyaman dan


tenang jika perasaan itu dikaitkan dengan penyesuaian interaksi antarbudaya
dari taraf minimum hingga ketaraf yang maksimum (Norton dan Dodd, 1984).
kepercayaan dan interaksi antar pribadi (Tucker and Baier, 1985), berkaitan
dengan prinsip efektivitas. Apabila anda merasa tidak nyaman, tidak tenang dan
tidak percaya dengan relasi antarpribadi dalam kebudayaan anda, maka anda
pun merasa tidak lebih nyaman, tidak tenang, dan tidak percaya dalam
kebudayaan yang berbeda dengan anda.

 Kontrol Pribadi

Efektivitas komunikasi antarbudaya sangat tergantung pada sejauhmana


anda mengontrol pribadi terhadap lingkungan sekitar. ada hubungan yang
signifikan antara kontrol pribadi dan tampilan pribadi dengan penyesuaian
budaya. Temuan itu mempertanyakan bagaimana cara anda memandang
kemampuan anda sendiri untuk dapat terlibat dalam proses adaptasi
antarbudaya yang pada gilirannya menentukan efektivitas komunikasi
antarbudaya.

2020 Komunikasi Antar Budaya


7 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Kemampuan Inovasi

Inovasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial yang dilakukan


melalui penyebarluasan informasi dan teknologi baru melakukan sistem sosial
suatu masyarakat. Jika konsep inovasi ini dihubungkan dengan difusi (Everet
M.Rogers) maka kemampuan inovasi meliputi kemampuan seorang yang kita
sebut inovator guna menerima dan menyebarluaskan informasi yang kemudian
dengan metode dan teknik tertentu disebarluaskan kesasaran yang dituju.

 Harga Diri

Harga diri (self esteem) sangat menentukan efektivitas antar budaya.


Manakala pertahanan hargadiri itu makin tinggi maka komunikator makin sulit
berkomunikasi dengan komunikan, sebaliknya juga, jika perasaan “rendah
diri”menyenyelimuti komunikator maka keadaan psikologis itu dapat menghambat
komunikasi antarbudaya (Bannett, 1977). Oleh karena itu percaya diri (self
confidience) dan inisiatif untuk berelasi dan menyesuaikan diri sangat
menentukan efektivitas komunikasi antarbudaya (Tucker dan Baier 1985).

 Keprihatinan dan Kecemasan Komunikasi

Kecemasan komunikasi antarpribadi, kecemasan dalam kelompok, serta


kecemasan atas publisitas dapat berdampak atas penyesuaian antarbudaya
yang pada gilirannya mempengaruhi efektivitas komunikasi antarbudaya.
semakin tinggi tingkat keprihatinan terhadap komunikasi maka semakin rendah
efektivitas komunikasi antarbudaya (Dodd, 1987).

Variabel-Variabel Lain

Yaitu komunikasi antarpribadi, keramahtamahan, motivasi akultulasi, umur,


pekerjaan, keanggotaan dalam suatu organisasi, kemampuan berbahasa (Kim, 1977);
termasuk memperlihatkan perhatian pada orang lain/ kemampuan interaktif (Ruben, 1977),
motivasi positif, harapan positif, kepercayaan yang dimiliki, kemampuan untuk melacu, sikap
terhadap minuman keras, komunikasi keluarga (Tucker dan Baier, 1985), tingkat kesamaan
atau perbedaan dengan kebudayaan sendiri, kedekatan dengan kebudayaan sendiri
(Gundykunst dan Kim, 1984).

2020 Komunikasi Antar Budaya


8 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2020 Komunikasi Antar Budaya
9 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Adaptasi Perilaku Komunikasi ke Dalam
Efektivitas Antarbudaya
Ada 3 sasaran komunikasi antarbudaya yang selalu dikehendaki dalam
proses komunikasi antarbudaya, yakni (1)agar kita berhasil melaksanakan tugas-
tugas yang berhubungan dengan orang –orang dari latar belakang kebudayaan yang
berbeda, (2)agar kita dapat meningkatkan hubungan antarpribadi dalam suasana
antarbudaya, dan (3) agar tercapai penyesuaian antarpribadi.

Salah satu tujuan hidup bersama adalah berkomunikasi sehingga di antara


kita saling mendukung demi pencapaian tugas-tugas yang dikehendaki bersama.
Keberhasilan dalam tugas dapat di dukung oleh komunikasi antarbudaya yang
dilakukan secara terbuka, berfikir positif, saling mendukung, bersikap empati.
Akibatnya adalah kita meningkatkan semangat saling memberi dan menerima
perbedaan sesuai dengan prinsip kebudayaan masing-masing.

Manfaat pada aspek relasi adalah bagaimana orang berkomunikasi dengan


anda, dapat mengatakan tentang apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan,
apa yang anda lakukan. Beberapa pertanyaan muncul dalam relasi antarpribadi
komunikasi antar budaya, misalnya ; apakah mereka suka kepada anda? Apakah
anda dapat melanjutkan kerjasama tersebut? memahami dan mengerti tentang
kesejawatan, kesetiakawanan merupakan dua faktor yang penting dalam hubungan
atau relasi antar pribadi. Dampaknya adalah, kita mencapai salah satu tujuan dari
studi komunikasi antarbudaya yakni meningkatkan pengertian dan mengurangi
ketegangan antarpribadi-antar budaya.

Sasaran ketiga yang perlu dipahami dalam komunikasiantarbudaya adalah


terciptanya penyesuaian antarpribadi.Perlu diketahui bahwa karena mereka yang
terlibat dalam komunikasi antarbudaya sering bergaul dengan frekuensi yang tinggi
maka prasangka-prasangka budaya yang sebelumnya telah terbentuk perlahan-
lahan berkurang. Jadi anda dengan komunikan memulai suatu proses hidup
bersama misalnya menyesuaiakan diri antarbudaya, makin terbuka dengan sesama,
dan sebagainya.

2020 Komunikasi Antar Budaya


10 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D. Faktor Pembentuk Keterampilan
Berkomunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya dapat terjadi karena berbagai faktor. Untuk lebih
memahaminya, berikut kami sampaikan beberapa faktor munculnya komunikasi antar
budaya sebagai berikut:

1. Persepsi diri

Sebagaimana komunikasi pada umumnya dimana suatu komunikasi akan terjadi


ketika terdapat persepsi diri yang cukup layak untuk melakukan komunikasi dengan orang
lain, terutama dengan orang yang budayanya berbeda. Ketika seseorang menilai dirinya
cukup baik dan layak berkomunikasi dengan orang lain, maka komunikasi antar budaya pun
akan terjadi.

Misalnya saja kemampuannya dalam berbahasa asing atau kepercayaan diri yang
tinggi dalam menghadapi orang baru.

2. Ketertarikan

Perbedaan budaya yang terjadi pada dua personal yang berkomunikasi juga dapat
menjadi faktor munculnya komunikasi antar budaya yang diakibatkan adanya rasa tertarik
satu sama lain. Rasa saling tertarik satu sama lain menjadi penyebab paling besar
terjadinya komunikasi antar budaya.

Hal ini banyak terjadi akhir-akhir ini, misalnya saja ketertarikan pelajar terhadap
kebudayan Jepang yang semakin meningkat juga akan meningkatkan jumlah komunikasi
antar pelajar Indonesia dengan orang Jepang.

3. Pembelajaran

Faktor munculnya komunikasi antar budaya lainnya adalah pembelajaran. Banyak


orang yang melakukan penelitian terhadap kebudayaan lain untuk dipelajari lebih lanjut, baik
untuk tujuan ilmu pengetahuan maupun tujuan lainnya.

Dengan kebutuhan akan informasi yang lebih tentang kebudayaan yang dipelajari
inilah yang menyebabkan timbulnya komunikasi antar budaya.

2020 Komunikasi Antar Budaya


11 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Sikap menghormati kebudayaan lain

Selain rasa ketertarikan yang besar, rasa menghormati kebudayaan orang lain juga menjadi
pemicu timbulnya komunikasi antar budaya. Rasa menghargai dan menghormati
kebudayaan bangsa lain membuat seseorang menjadi tertarik untuk menjadi bagian dari
kebudayaan tersebut.

5. Kepentingan ekonomi

Komunikasi antar budaya juga bisa terjadi akibat adanya kepentingan ekonomi. Hal
ini banyak terjadi pada hampir semua negara di seluruh dunia.

Setiap negara pastinya akan saling membutuhkan satu sama lain, terutama dalam
hal perekonomian. Misalnya saja Indonesia yang banyak memiliki investor dari Jepang.
Kepentingan ekonomi yang terjadi antara pihak Indonesia dan Jepang tentunya akan
menimbulkan adanya komunikasi anatar budaya.

2020 Komunikasi Antar Budaya


12 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Iklan

Daftar Pustaka
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar;2013

Katt Soff Louis. O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono, Tiara
Wacana, Yogyakarta.
Mulyana Deddy dan Jalaluddin Rakhmat [Ed]. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya:
Bandung.

Mulyana, Dedy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya:


Bandung

Schramm, Wilbur, Perihal membangun Jembatan, Dalam: Komunikasi Antar Budaya,


Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang berbeda budaya, Editor: Dedy
Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001

S.Djuarsa Sendjaya; Dedy Mulyana & Jalaludin Rakhmat, Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2001

Sumarno, Kismiyati El Kariman, Ninis Agustini Damayani, 2004, Filsafat dan Etika
Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

2020 Komunikasi Antar Budaya


13 Drs. Nono Sungkono, MM
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai