KOMUNIKASI
01
Modul ke:
<
← MENU AKHIRI >
→
MORAL
• Moral dan hati nurani merupakan suatu faktor
dasar apabila membicarakan tentang etika.
karena etika selalu berhubungan dengan
tingkah laku manusia.
• Moral berasal dari bahasa latin Mos yang
berarti kebiasaan atau adat istiadat.
• Secara Etimologi moral berarti nilai-nilai atau
norma-norma yang menjadi pegangan
seseorang atau kelompok yang mengatur
tingkah lakunya.
<
← MENU AKHIRI >
→
ETIKA
• Etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan prilaku manusia
dalam hidupnya.
• Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul
dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral
<
← MENU AKHIRI >
→
PENGERTIAN ETIKA ( Bertens)
• Etika merupakan nilai dan norma moral yang
menjadi pegangan dalam kehidupan
perorangan atau kelompok yang digunakan
untuk mengatur tingkah laku.
• Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral
yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Kalau
dalam kelompok profesional biasa disebut
bentuk kode etik.
• Etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk
Hal itu akan menjadi ilmu, bila nilai-nilai yang
baik itu diterima oleh masyarakat. <
← MENU AKHIRI >
→
Lanjutan..ETIKA
• Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, tanggung
jawab.
<
← MENU AKHIRI >
→
BAGIAN ETIKA
A Sonny Keraf
<
← MENU AKHIRI >
→
ETIKET
• Etiket berasal dari bahasa Perancis yakni
Etiquette yang berarti kartu undangan yang
digunakan Raja Perancis mengadakan
pertemuan resmi.
• Etiket adalah aturan sopan santun yang
disetujui masyarakat tertentu dan menjadi
norma serta panutan dalam bertingkah laku
sebagai anggota masyarakat yang baik dan
menyenangkan
<
← MENU AKHIRI >
→
Perbedaan Etika dan Etiket
<
← MENU AKHIRI >
→
Perbedaan Etika dan Etiket
<
← MENU AKHIRI >
→
Hubungan antara Etika dan
Profesi
<
← MENU AKHIRI >
→
Hubungan Pekerjaan dan Profesi
Profesi
Pekerjaan
<
← MENU AKHIRI >
→
PROFESI
• Memiliki skill atau kemampuan yang
diwujudkan dalam bentuk pengetahuan yang
tidak dimiliki oleh orang lain.
• Memiliki kode etik sebagai standar moral
perilaku yang digunakan dalam profesi
tersebut.
• Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas
pribadi
<
← MENU AKHIRI >
→
Lanjutan PROFESI
• Memiliki jiwa pengabdian kepada publik
dengan dedikasi yang luhur
• Otonomi organisasi profesional yang
ditunjukkan dengan adanya manajemen
organisasi
• Menjadi anggota organisasi profesi dengan
menjaga eksistensi.
<
← MENU AKHIRI >
→
Manfaat Etika dan Etiket
• Seorang professional dalam melakukan tugas
dan kewajibannya selalu berkaitan erat dengan
kode etik profesi (code of professional) dan
kode perilaku (code of conduct) sebagai
standar moral, tolak ukur, atau pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dan kewajibannya
masing-masing sesuai dengan fungsi dan peran
dalam satu organisasi Lembaga yang
diwakilinya.
<
← MENU AKHIRI >
→
Manfaat Etika dan Etiket
<
← MENU AKHIRI >
→
Fungsi Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi
setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol
sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan
pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
<
← MENU AKHIRI >
→
Manfaat Etika Profesi
• Meningkatkan tanggung jawab.
• Menekankan prinsip profesionalitas.
• Menghasilkan kedisiplinan.
• Menghindari campur tangan dari pihak lain.
• Melindungi hak pekerja.
• Menolong penyelesaian permasalahan.
<
← MENU AKHIRI >
→
TUGAS 1
• Mengapa Profesi membutuhkan Etika?
<
← MENU AKHIRI >
→
Daftar Pustaka
1. Eric Barent & Lesley Hitchens, Media Law Cases and Material, Pearson
Educatuon, 2000
2. R.H. Siregar dkk, Delik Pers Dalam Hukum Pidana, Dewan Pers dan LIN,
2000
3. Dewan Periklanan Indonesia, Etika Pariwara Indonesia, Cetakan 1,
Amandemen 2021
4. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogyakarta, 2000
5. Badan Pengawas Periklanan PPPI, Laporan BPP PPPI 2012-2016
6. Parsons, Patricia J., Etika Public Relations,Jakarta:Erlangga,2007
7. Bertens, K 1993. Etika. PT Gramedia Pustaka Utama. Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=wSTf79ehWuAC&pg=PA16&lpg=PA16&dq=conto
h+etika+deskriptif&source=bl&ots=TMILsjvMIx&sig=fYHOUnvFuhDT_7R7VUlBLwntgn
w&hl=en&sa=X&ei=5OQOVYKwA8iUuQTToIHYAg&redir_esc=y#v=onepage&q=conto
h%20etika%20deskriptif&f=false tanggal 1 Maret 2015
8. Suwinardi , MORAL SEBAGAI LANDASAN ETIKA PROFESI . Orbith VOL. 8 NO. 3
NOVEMBER 2012: 159 – 164 diakses dari http://www.polines.ac.id/orbith/files/Orbith_8-
3-2012_Hal_159-164.pdf tanggal 1 Maret 2015
<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih