Oleh Kelompok :
JURUSAN GIZI
2019
BOOKLET
1. Pengertian Booklet
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk
cetakan, sehingga akhir dari tujuannya tersebut adalah agar masyarakat yang sebagai obyek
memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.
Booklet dalam bagiannya sebagai salah satu media komunikasi yang tergantung pada
high teknologi ini merupakan alternatif yang menyugukan ke efektifan dan keefisienan dalam
hasil dan prosesnya, sehingga mampu menjadi sebuah alternatif di masa yang serba instan
(cepat) ini.
Menurut effendy sholeh dalam bukunya periklanan di era masa kini, menyebutkan, bahwa
booklet adalah suatu sarana periklanan yang mampu menarik banyak konsumen-konsumen
produktif. Hal ini disebabkan oleh adanya booklet yang bisa mencakup tidak hanya satu
produk saja, akan tetapi dapat mencakup berbagai jenis-jenis produk yang itu bisa membuat
konsumen melakukan perbandingan dalam hal marketing.
2. Ciri-Ciri/Syarat Booklet
Booklet adalah sebuah buku kecil yang terutama digunakan untuk mewakili perusahaan dan
rincian produk. Booklet juga ibaratanya sebuah utusan yang membawa pesan penting.
Penampilan dan desain booklet adalah mewakili gambaran sebuah perusahaan.
1. Bentuknya seperti buku tetapi tidak berjilid, dalam kata lain hanya berupa lipatan saja
2. Digunakan untuk media promosi yang menekan harga pengeluarana perusahaan.
Pasalnya booklet lebih murah dari pada promosi melalui media audio dan video.
3. Syarat Suatu Booklet
Booklet merupakan media termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line
media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media
tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu:
Manfaat Booklet
1. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada media audio dan audio visual
2. Informasi akan sampai kepada masyarakat secara cepat
3. Proses penyampaian bisa disesuaikan dengan kondisi
4. Desain booklet yang menarik membuat banyak konsumen yang memakai produk atau
jasa anda
5. Desain booklet yang menarik membuat konsumen secara tidak langsung
mempromosikan barang atau jasa perusahaan anda melalui mulut kemulut
6. Sedangkan manfaat booklet untuk konsumen adalah sebagai berikut:
7. Informasi pada booklet lebih terperinci tentang produk atau jasa, sehingga konsumen
lebih yakin
8. Konsumen dapat membaca dan menyimpan booklet jika sewaktu-waktu dibutuhkan
Fungsi Booklet
Fungsi booklet secara umum hampir sama dengan Product Catalogue (Katalog produk).
Keduanya sama-sama mendisplay atau menampilkan hampir semua produk yang dihasilkan
sebuah perusahaan lengkap dengan keterangan/spesifikasi dan mungkin harganya. Untuk
lebih spesifik lagi, fungsi booklet dibagi menjadi 2 yaitu fungsi eksternal dan fungsi internal.
Fungsi Internal
Fungsi internal sebuah booklet adalah sebagai sumber informasi dan rujukan product
knowledge perusahaan. Hal ini penting agar setiap orang dalam jajaran perusahaan memiliki
acuan baku dalam memahami profil perusahaan serta produk yang ditawarkan.
Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal sebuah booklet company profile bersifat sebagai ujung tombak dalam
kegiatan marketing. Booklet adalah alat untuk menyapa dan menjangkau calon konsumen
sehingga muncul ketertarikan untuk menggunakan produk perusahaan kita.
Fungsi Booklet Sebagai Media Komunikasi Pendidikan Kesehatan Adalah :
5. Contoh Booklet
Contohnya disini adalah : sebuah organisasi yang baru mucul, kemudian dengan media
komunikasi berupa booklet berusaha untuk memberitahukan kepada masyarakat luas, bahwa
telah berdiri organisasi yang seperti itu, setelah masyarakat mengetahui adanya eksistensi
organisasi tersebut, maka langkah organisasi tersebut adalah penyuluhan-penyuluhan atau
hasil produksi dari bidang kekhususan organisasi tersebut.
Contoh Gambar Booklet :
BERMAIN PERAN(role playing)
1) Pengertian
Bermain peran (role playing) merupakan sebuah permainan di mana para pemain
memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita
bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tokoh
tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan permainan yang telah
ditetapkan dan ditentukan, asalkan tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan, para pemain
bisa berimprovisasi membentuk arah dan hasil akhir permaian.
Santrock (1995: 272) menyatakan bermain peran (role play) ialah suatu kegiatan yang
menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh kesenangan. Role playing merupakan suatu metode bimbingan
dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam
kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga siswa dapat
mengenali karakter tokoh seperti apa yang siswa peragakan tersebut atau yang menjadi lawan
mainnya memiliki atau kebagian peran seperti apa. Santrock juga menyatakan bermain peran
memungkinkan anak mengatasi frustrasi dan merupakan suatu medium bagi ahli terapi untuk
menganalisis konflik-konflik anak dan cara-cara mereka mengatasinya.
Ginnot (1961; dalam Eka, 2008) menyatakan bermain peran diyakini sebagai sarana
perkembangan potensi juga dapat dijadikan sebagai media terapi. Terapi bermain peran
khususnya merupakan pendekatan yang sesuai untuk melakukan konseling dengan anak
karena bermain adalah hal yang alami bagi anak. Melalui manipulasi mainan, anak dapat
menunjukkan bagaimana perasaan mengenai dirinya, orang-orang yang penting serta
peristiwa dalam hidupnya secara lebih memadai daripada melalui kata-kata.
Ali (2000 : 84) menyatakan bahwa tujuan bermain peran adalah menggambarkan suatu
peristiwa masa alampau atau dapat pula cerita dimulai dengan bebagai kemungkinan yang
terjadi baik kini maupun mendatang kemudian ditunjuk beberapa siswa untuk melakukan
peran sesuai dengan tujuan cerita. Pemeran melakukan sendiri peranannya sesuai dengan daya
imajinasi tentang pokok yang diperankannya.
Mengutip pendapat dari Subari (1994 : 93) yang menjelaskan tujuan bermain peran
adalah :
Adapun kelemahan metode Role Playing (bermain peran) Menurut Tandiredja (2011: 42)
yaitu
1. SKENARIO
DAFTAR PUSTAKA
Santrock (1995: 272). Konstruktivisme dalam Pendidikan Bahasa Indonesia. Makalah dalam
forum komunikasi integrasi vertikal pendidikan sains di cisarua bogor.
Ginnot (1961; dalam Eka, 2008). Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta:
Depdiknas.
Ali (2000 : 84). Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bhakti.