Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Profesi : Bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan,
dsb) tertentu Contoh : dokter, dokter gigi, apoteker, SKM, SKp, wartawan, hakim,
pengacara, akuntan, bidan, perawat. Ciri-ciri pekerjaan/profesi : (Mnt. Hanafiah & Amir,
1998) Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional Pekerjaannya berlandaskan etika
profesi Mengutamakan panggilan kemanusiaan drpd keuntungan Pekerjaannya legal, mll
perijinan Anggotaanggotanya belajar sepanjang hayat Anggota-anggotanya bergabung
dlm suatu organisasi profesi. Profesi Kesehatan Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang
memenuhi kriteria : Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada klien
maupun tenaga kesehatan lain Mempunyai pendidikan formal untuk memperoleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan
standar pelayanan yang diakui masyarakat Profesional (KBBI) Bersangkutan dengan
profesi Pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya
Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan dari amatir).
Profesionalisme : Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang profesional 7 Syarat Pekerjaan Profesional Pekerjaan tersebut adalah
untuk melayani orang banyak (umum) Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud,
harus melalui pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan Adanya kode etik dan standar
yang ditaati berlakunya didalam organisasi tersebut Menjadi anggota dalam organisasi
profesi dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi
profesi tersebut 7 Syarat Pekerjaan Profesional (2) Mempunyai media/publikasi yang
bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan anggotanya Kewajiban
menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota Adanya
suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengeluarkan
sertifikat Fungsi Standar Ukuran mutu Pedoman kerja Batas tanggung jawab Alat
pemberi perintah Alat pengawasan Kemudahan bagi umum Pekerjaan yang Memerlukan
Standar Menyangkut kepentingan orang banyak Mutu hasilnya ditentukan Banyak orang
(pekerja) terlibat Sifat dan mutu pekerjaan sama Ada organisasi yang mengatur
Profesionalisme. (Alwi, dkk, 2002).
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-
kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan
tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan 2 Intinya
Proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus Semangat pengabdian Bedakan dengan
Kerja Biasa! Kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/
atau kekayaan materiil-duniawi 3 Watak Profesionalisme Tiga watak kerja yang
merupakan persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi)
ialah bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil; bahwa kerja seorang
profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai
melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat; bahwa
kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan
dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. Arahnya? (Wingjosoebroto,
1999)
Untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi
yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk
memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi
kesejahteraan umat manusia. Honor/Upah? Kalau didalam peng-amal-an profesi yang
diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu
semata hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya kehormatan profesi,
yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan
bagi para pekerja upahan saja. Siapakah Kaum Profesional itu? Awalnya: Para dokter dan
guru -- khususnya mereka yang banyak bergelut dalam ruang lingkup kegiatan yang
lazim dikerjakan oleh kaum padri maupun juru dakhwah agama -- dengan jelas serta
tanpa ragu memproklamirkan diri masuk kedalam golongan kaum profesional Bagaimana
dengan ANALIS KESEHATAN, apakah termasuk profesional? PERBEDAAN PROFESI
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. Meluangkan
seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup dari situ. Bangga akan
pekerjaannya. Ciri-ciri jabatan profesional : Bagi pelakunya secara nyata (de facto)
dituntut berkecakapan kerja (keahlian) ssi dg tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis
jabatannya (cenderung ke spesialisasi). Kecakapan atau keahlian seorang pekerja
profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yg terkondisi, tetapi perlu
didasari o/ wawasan keilmuan yg mantap. Ciri-ciri jabatan profesional Pekerjaan
profesional dituntut berwawasan sosial yangg luas, sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya di dasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap (+) thd jabatannya & perannya.
Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masy. & atau negaranya. “Seorang
pekerja profesional dibedakan dengan seorang tehnisi, keduanya (pekerja profesional &
tehnisi) dapat saja trampil dlm unjuk kerja yg sama (mis. Menguasai tehnik kerja yg sama
dpt memecahkan masalah-masalah teknis dlm bidang kerjanya), tetapi seorang pekerja
profesional dituntut menguasai visi yg mendasari ketrampilannya yg menyangkut
wawasan filosofi, pertimbangan rasional & memiliki sikap yg (+) dlm melaks. Serta
memperkembangkan mutu karyanya.” (Joni, 1980).
Jabatan dpt ditinjau dari 2 aspek : Jabatan struktural adalah : jabatan yang secara
tegas ada & diatur berjenjang dalam suatu organisasi Jabatan fungsional. adalah : jabatan
yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan
bermasyarakat & negara. ANALIS KESEHATAN = MEDICAL TECNOLOGIST =
Laboratory Technologist = Ahli Teknologi Laboratorium KESEHATAN Analis
Kesehatan (PP 32 ttg tenaga kesehatan, Institusi pendidikan : SMAK/SMK, D III, D IV,
Permenkes ttg Pelayanan Labkes) Analis Medis (Kepdirjen Yanmed No.
HK.00.06.3.3.10381 ttg Pedoman pengelolaan Lab Klinik RS, Program D III Analis
Medis UNAIR) Ahli Teknologi Labkes (Permenkes No : 370/Menkes/SK/III/2007 ttg
standar profesi, SI Teknologi Labkes) Pranata Labkes (Permen PAN No.
PER/08/M.PAN/3/2006 : Jabatan fungsional Pranata Labkes). Jabatan Analis Kesehatan
adalah jabatan profesional & Analis Kesehatan tersebut wajar mendapat tunjangan
fungsional Persyaratan ANALIS KESEHATAN sebagai jabatan profesional :
Memberikan pelayanan yang bersifat khusus (spesialis) Melalui jenjang pendidikan
Diakui oleh masyarakat Punya kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh
pemerintah Punya peran & fungsi yg jelas Punya kompetensi yang jelas & terukur
Memiliki organisasi profesi Memiliki kode etik Memiliki etika analis kesehatan Memiliki
standar profesi. Memiliki standar pendidikan yang mendasari & mengembangkan profesi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sbg
wahana pengembangan kompetensi Perilaku profesional ANALIS KESEHATAN: Dalam
melaksanakan tugasnya analis kesehatan berpegang teguh pada filosofi etika profesi &
aspek legal Bertanggungjawab dalam keputusan klinis yang dibuatnya Senantiasa
mengikuti perkembangan pengetahuan, teknologi & ketrampilan mutakhir secara berkala
Menggunakan konsultasi & rujukan yang tepat selama memberikan pelayanan
Lanjutan…. Perilaku profesional ANALIS KESEHATAN Menghargai & memanfaatkan
budaya setempat sehubungan dengan kegiatan promosi kesehatan Menggunakan model
kemitraan dalam bekerjasama dengan masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat
dan memberikan dorongan untuk senantiasa mengetahui status kesehatan melalui
pemeriksaan laboratorium. Perilaku profesional ANALIS KESEHATAN Menggunakan
ketrampilan berkomunikasi Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat ANALIS KESEHATAN
sEbAgAI profesi memiliki ciri-ciri : Mengembangkan pelayanan yang unik/khas kepada
masyarakat Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu prog. Pendidikan yang
ditujukan untuk profesi ybs. Memiliki serangkaian pengetahuan Ilmiah Anggota-
anggotanya manjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku
Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayan yang diberikan. (Mnt.
Hanafiah & Amir, 1998)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang ‘profil organisasi profesi tenaga
Analis Laboratorium bermaksud untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada
kita semua pentingnya Berlaboratorium sesuai dengan kode Etik yang ada demi
kelanjaran dan kebenaran dalam melakukan pekerjaan di Laboratorium terutama seorang
analis kesehatan.
BAB II
PENDAHULUAN

1. Defenisi
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau
benar, buruk atau baik.sedangkan itu etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme
kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau
profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga
martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian. (Alwi, dkk, 2002)
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut :
 Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
 Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
 Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
 Adanya proses lisensi atau sertifikat;
 Adanya organisasi;
 Otonomi dalam pekerjaannya.
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan,
pemakai jasa, dan masyarakat. (Alwi, dkk, 2002)

2. Tujuan Kode Etik Profesi


a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d) Untuk meningkatkan mutu profesi.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri.

3. Fungsi Kode Etik Profesi


Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya
pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik
Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh
organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah
bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri.
Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan
kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif. (Wignjosoebroto, 1999).

4. Tugas Pokok Analis Kesehatan


Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi anatomi (histology,
histopatologi, imunopatologi, histokimia), toksikologi, kimia lingkungan, biologi dan fisika.
Di dalam pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan melakukan pengujian/analisis terhadap
bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia yang tujuannya
adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang
berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat Peran Analis Kesehatan.
1) Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2) Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3) Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4) Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
5) Analis Kesehatan Sebagai Profesi
6) Standar Profesi Analis Kesehatan
Profesionalisme : tuntutan profesi sebagai jawaban memenangkan kompetisi GLOBAL
7) Standar mutu : berlaku bagi semua Analis Kesehatan di Indonesia
8) Melindungi pasien/klien & masyarakat dari pelayanan yg tidak professional
9) Melindungi Analis Kesehatan dari tuntutan klien
10) Penapisan Ahli Laboratorium asing
Kewajiban Analis Kesehatan

1) Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen


2) Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari
yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
3) Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4) Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu
dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5) Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya.
6) Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7) Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8) Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9) Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan

1) Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan.


2) Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman spesimen.
3) Keterampilan dalam melaksanakan prosedur laboratorium.
4) Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
5) Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan
masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
6) Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
7) Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium.
8) Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji.
9) Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu
spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
10) Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
11) Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.

5. Standar Kompetensi Analis Kesehatan


1) Ilmu pengetahuan yang melatarbelakangi dan berkaitan dengan fungsinya di
laboratorium kesehatan
2) Kemampuan untuk merancang proses teknik operasional
3) Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional.
4) Kemampuan untuk memberikan penilaian (judgement) hasil proses teknik
operasioanl.

6. Etika Profesi Analis Kesehatan


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)

Kewajiban Terhadap Profesi


a) Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
b) Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c) Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional,
standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
d) Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
7. Pasal-Pasal Yang terkait Tentang Kode Etik

1) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
10) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 07/KEP/M.PAN/2/2000
Tahun 2000 Tentang Jabatan Fungsional Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya;
11) Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tercantum dalam Ketetapan
MUNAS V PATELKI Nomor 06/MUNAS-V/05-2006 tentang Penetapan Kode Etik
PATELKI tanggal 22 Mei 2006.
12) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 370/Menkes/Sk/III/2007
Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 3 dimensi utama yang harus diperhatikan seorang tenaga laboratorium dalam
mencangkup suatu etika profesi yaitu :
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Dimana Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

B. Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang
analis kesehatan sangad membantu dan sangad berperan penting dalam pemberian
pelayanan laboratorium yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.


Wignjosoebroto, Soetandyo. Profesi,Profesionalisme dan Etika Profesi. Makalah disajikan dalam
diskusi tentang profesionalisme hukum (notariat) di Fakultas Hukum Universitas Airlangga –
Surabaya, 1999.

http://depsi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/Etika-Profesi.pdf
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/eika-profesi-analis-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai