Anda di halaman 1dari 4

Budaya di Sekitar Lingkungan Saya

Budaya merupakan bagian dari tradisi yang terdapat di kehidupan


masyarakat. Indonesia yang merupakan Negara Kepulauan tentunya
memiliki keberagaman suku dan budaya. Untuk daerah Jawa Barat sendiri,
mayoritas budaya yang ada yaitu budaya sunda yang mana berasal dari
Ibu Kota Jawa Barat itu sendiri, Bandung. Budaya sunda pun berkembang
di beberapa kota di Jawa Barat, salah satunya Depok.
Sebagai salah satu kota baru yang lokasinya berada di antara Jakarta
dan Bogor, kota Depok disebut-sebut sebagai kawasan hunian strategis
bagi para pekerja kantoran di Jakarta. Banyak terdapat pemukiman,
bahkan apartemen di kota ini. Selain itu, kota depok pun terkenal dengan
kota pendidikan karena terdapat dua universitas bonafid di kota ini,
diantaranya Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma.
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kota Depok ini
sudah pasti memiliki keberagaman budaya masyarakatnya. Untuk daerah
tempat tinggal saya yaitu di Depok 1, masyarakatnya pun terdiri dari
beberapa suku budaya yang berbeda-beda. Tapi yang paling jelas terlihat
adalah kebudayaan sunda. Untuk agama mayoritasnya, yang ada di
lingkungan rumah saya adalah agama Islam.
Budaya sunda terlihat dari beberapa orang atau tetangga yang
berbicara menggunakan bahasa sunda. Untuk keluarga saya sendiri,
sehari-hari menggunakan bahasa sunda tersebut ketika mengobrol di
dalam rumah. Budaya sunda pun sudah melekat pada keluarga saya yang
notabene memang berasal dan lahir di budaya sunda itu sendiri, yaitu
Sumedang.
Disamping kebudayaan sunda, ada pula budaya bahasa dari betawi
yang sesekali terlihat di kalangan masyarakat di sekitar saya. Namun
begitu tetap saja yang dominan lebih terlihat nyata dan saling melengkapi
satu sama lainnya.

Kebudayaan sunda merupakan salah satu budaya yang tertua di


Indonesia, ciri khas dari budaya ini adalah masyarakatnya yang santun,
ramah, serta saling gotong royong membantu satu sama lainnya. Untuk
hal saling membatu, ini sangat sering terjadi di lingkungan sekitar rumah
saya.
Misalnya, ketika ada salah satu tetangga mengadakan walimahan
atau acara pesta pernikahan, beberapa warga disekitarnya pun ikut
membantu mempersiapkan kebutuhan dan perlengkapan acara tersebut.
Saling membantu pun menjadi ciri dari para muslim, ketika acara idul
qurban, masyarakat saling membantu membagikan hasil kurban kepada
tetangga-tetangga yang membutuhkan.
Kebudayaan sunda dan islam telah menjadi sesuatu yang dominan
di lingkungan rumah saya. Terlebih rumah saya yang berada persis di
depan sekolah SD dan sering melihat kegiatan kegiatan yang berkaitan
dengan kebudayaan sunda dan islam tersebut. Beberapa kegiatan
tersebut

diantaranya

adalah

kegiatan

bermain

angklung,

kegiatan

pesantren kilat peringatan bulan ramadhan dan lainnya.


Sebgaimana kita tahu bahwa alat musik seni angklung merupakan
khas dari jawa barat an budaya sunda. Dan perkembangannya sudah
terlihat sangat pesat di era globalisasi ini. Banyak orang yang mulai
mengenal kesenian musik ini dan mau mempelajarinya baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
Permainan alat musik sederhana yang memiliki harmoni dari setiap
nada yang ada. Diperlukan sekitar delapan orang untuk dapat memainkan
alat musik ini sesuai dengan urutan nadanya. Dari hal ini pun dapat kita
lihat bahwa kebudayaan sunda dari seni musik tradisional ini dapat
mempengaruhi sisi psikologis manusia dalam hal kerja sama tim dan
kekompakan antar pemainnya. Karena faktor harmonisasi adalah hal yang
utama dalam kesenian ini.
Di beberapa sekolah pun sudah menerapkan pendidikan kesenian
musik yang diantaranya adalah kesenian musik khas jawa barat atau

sunda. Ada pula tarian-tarian sunda yang ikut dipelajari oleh siswa di
lingkungan sekitar rumah saya, seperti misalnya tari jaipong.
Untuk hal kuliner, makanan khas sunda masih dapat ditemui di
beberapa resto di sekitar tempat tinggal saya. Di margonda misalnya, ada
dua resto besar yang cukup dapat mewakili kuliner khas sunda yaitu,
Rumah Makan Mang Kabayan dan Rumah Makan Cibiuk. Sedangkan di
daerah Sawangan, Depok terdapat Rumah Makan Saung Talaga Ketiga
resto tersebut menyajikan makanan khas dari daerah sunda.
Untuk kebudayaan islam, biasa diselenggarakan kegiatan-kegiatan
keagamaan di beberapa sekolah maupun di ruang serbaguna RT/RW
masing-masing. Pelaksanaan pesantren kilat misalnya, dilaksanakan
ketika menjelang akhir ramadhan di sekolah-sekolah sekitar lingkungan
saya.

Kegiatan

ini

secara

rutin

dilakukan

setiap

tahunnya

untuk

mengingatkan murid kepada esensi bulan ramadhan dan menanamkan


nilai-nilai keislaman lainnya.
Dalam sisi psikologis, anak-anak dan orang dewasa diajak untuk
bersikap lebih santun, sabar, dan mampu menjaga emosional dirinya
ketika di bulan ramadhan. Diajak pula untuk saling menolong sesama,
orang-orang yang dalam kesusahan. Seperti misalnya kegiatan sahur on
the road atau pemberian santunan dan doa bersama dengan anak Yatim
dan Dhuafa.
Dalam beberapa contoh kegiatan kebudayaan yang telah melekat
pada kehidupan sehari-hari tersebut telah memberi informasi bahwa
kebudayaan

dapat

mempengaruhi

sisi

psikologis

masyarakat

yang

menganutnya juga. Terdapat tradisi yang diajarkan dari zaman nenek


moyang terdahulu untuk kemudian dikembangkan dan dilestarikan secara
turun temurun terhadap generasi berikutnya.
Sebagai

generasi

muda,

saya

pun

sadar

akan

pentingnya

kebudayaan ini. Dan sebisa mungkin untuk menjalani tradisi yang ada
dengan baik. Disamping, itu perlu juga menjunjung toleransi dalam
berbudaya dan beragama antara sesama.

Kebudayaan di lingkungan sekitar saya akan terus berkembang dan


mengikuti perkembangan zaman nantinya. Perubahan bisa saja terjadi di
kemudian hari, entah dari segi atau aspek tata cara dan pelaksanaannya
ataukah yang lainnya, asalkan esensi dan nilai yang terkandung dalam
budaya tersebut tidak dihilangkan maka tidak jadi masalah.
Kita memang sudah semestinya menjadi manusia yang berbudaya,
memiliki citra dan moral yang sesuai dengan asal tempat tinggal kita.
Untuk kemudian dilestarikan, dijaga keaslian nilainya. Jika kita tidak
melestarikan kebudayaan tersebut, lalu siapa lagi?
Pendalaman

akan

aspek

budaya

dalam

lingkungan

kehidupan

sekarang dirasa sudah semakin ditinggalkan, perlu sesuatu pembeda


yang terkesan menarik untuk menjaga eksistensi dari kebudayaan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai