Anda di halaman 1dari 18

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN


TRADISIONAL
( Studi Kasus di Balekambang Kota Surakarta)

SKRIPSI

Oleh :
ISTAFAD SANI
K8413041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2017

0
PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN
KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG
KOTA SURAKARTA)

THE ROLE OF RAMAYANA DANCE IN THE PRESERVATION OF


TRADITIONAL CULTURAL (CASE STUDY IN THE BALEKAMBANG
SURAKARTA CITY).

Istafad Sani, Siti Rochani, Slamet Subagya

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas


Maret Surakarta, Jl. Ir Sutarmi No.36A, Jebres Kota Surakarta, E-mail:
istafadsani@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui motif Sendratari Ramayana
masih bertahan di era modern saat ini; (2) Untuk mengetahui strategi bertahan
Sendratari Ramayana di era modernisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Metode ini dipilih karena penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
kajian terhadap suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang
dideskripsikan secara detail dengan menggunakan metode tertentu guna
menghasilkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang sedang dikaji dalam
penelitian tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus tunggal, karena
penelitian ini terarah pada satu karakteristik hanya dilakukan pada satu sasaran
lokasi dan berfokus pada satu objek yaitu kesenian Sendratari Ramayana
Balekambang. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, dokumen dan arsip,
informan yaitu pemerintah kota, ketua paguyuban, sutradara/pelatih, pemain,
penonton. Teknik pengambilan cuplikan menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta
dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Untuk
menganalisis data menggunakan analisis model interaktif yaitu dari pengumpulan
data kemudian reduksi data, sajian data, terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) motif bertahan dimiliki oleh
semua pihak pengelola sendratari ramayana, motif intrinsik antara lain adanya
bakat dalam diri para pemain yang mampu menumbuhkan panggilan jiwa
sehingga memiliki kesadaran untuk bertahan melestarikan sendratari ramayana di
era modern, dan motif “nguri-uri budaya Jawa” yaitu rasa memiliki kesenian ini
sebagai masyarakat Jawa sehingga mampu membuat kesenian ini bertahan.
Sedangkan motif ekstrinsik datang karena adanya simbiosis mutualisme atas
terselenggaranya pertunjukan Sendratari Ramayana membawa keuntungan bagi
setiap pihak. (2) beragam strategi bertahan untuk melestarikan Sendratari
Ramayana dilakukan oleh seluruh elemen yang dibagi dalam dua sektor
pemerintah kota memiliki strategi dalam hal perbaikan fasilitas dengan
memperlebar open stage, meningkatkan dana stimulan bagi sanggar, dan juga
promosi dengan mengundang wartawan. Sanggar memiliki strategi dalam hal

1
perbaikan sajian pementasan seperti memasukkan unsur modern dalam
pementasan. Strategi bertahan yang dimiliki oleh setiap elemen telah
menunjukkan keseimbangan antara hambatan dan upaya penanganannya, akan
tetapi dalam sektor pemasaran perlu ditingkatkan agar Sendratari Ramayana
Balekambang tetap lestari.
Kata kunci : Kesenian, Pelestarian, Sendratari Ramayana

ABSTRACT

This study objectives were (1) determined the motive of Ramayana dance
still survive in the current modern era; (2) determined the survival strategies of
Ramayana dance in the modern era. This study was used a qualitative method.
This method was chosen because qualitative research is a study form on
phenomenon that occurs in the community described in detail used specific
methods in order produced answers to the question that is being studied in the
research. This is a single case study, because the study focused on one
characteristic is only done on one target location and focus on an object that is
Ramayana Dance in Balekambang. Data sources were obtained from the
literature, archives and documents, informants including of Surakarta city
government, association chairman, directors/coaches, players, audiences. The
sampling technique was used purposive sampling. The data collecting techniques
were used interviews, observation and documentation. Data validity test was used
triangulation. Data analyzing was used interactive model analysis including of
data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions, and
verification. From the research result can be concluded (1) survive motive owned
by all of the Ramayana manager, intrinsic motive including of the player’s talent
that can foster a calling so has the awareness to survive preserve Ramayana Dance
in the modern era, and the motive “preserve the Javanese culture” i.e. ownership
of this art as the Java community part is capable making this art survive. Extrinsic
motives are the existence of symbiotic mutualism for the implementation of
Ramayana dance performances that bring benefits for every party. (2) a variety of
survival strategies to preserve the Ramayana dance was done by all the elements
that are divided in two sectors of the city government have a strategy in terms of
facility improvements by expanding open stage, enhancing stimulant funds for the
art studio, and also the promotion by inviting reporters. Art studio has a strategy
in terms of staging refinement by incorporate modern elements in the staging.
Survival strategies of every element have demonstrated a balance between the
barriers and handling effort, but in the marketing sector needs to be improved.

Keywords: Art, Preservation, Ramayana Dance

2
PENDAHULUAN hari biasa, penurunan itu yang
pada hari biasa sekitar 3.000
Taman Balekambang dapat orang per hari, kini turun menjadi
sekitar 1.500 orang per hari.
dikatakan sebagai unit pelestari
Sedangkan pada akhir pekan yang
kebudayaan di Surakarta karena di biasanya mencapai 5.000 orang,
kini menjadi 2.500 orang.”Dua
dalamnya kerap menyelenggarakan
pekan pertama ramadan memang
berbagai kesenian budaya tradisional sepi. Selain pengunjung yang
jumlahnya menurun, kegiatan dari
yang dipertontonkan kepada
pihak ketiga juga kosong.
masyarakat luas seperti Sendratari
Penurunan pengunjung yang
Ramayana. “Kesenian tradisional
diikuti oleh kegiatan budaya yang
adalah suatu bentuk seni yang
kosong ini mengindikasikan kondisi
bersumber dan berakar dari
yang memprihatinkan atau adanya
masyarakat, lingkungan serta telah
krisis budaya. Hasil pengamatan
dirasakan sebagai miliknya sendiri”
peneliti di lapangan juga
(Irwan Abdullah dkk, 2009: 29).
menunjukkan pasang surut
Sendratari Ramayana adalah salat
pengunjung yang justru menurun
satu kesenian tradisional yang
disetiap pementasan yang terlihat
terselenggara hingga saat ini yang
pada pementasan bulan Agustus
tetap bertahan di era modern. Akan
pengunjung mencapai 460 orang
tetapi bertahannya Sendratari
(Observasi Peneliti 19/08/2016).
Ramayana Balekambang mengalami
Pada bulan Oktober penonton
pasang surut seperti dikutip dari
mencapai 500 orang (Observasi
koran online (okezone.com edisi
Peneliti 24/10/2016). Pada bulan
Rabu, 15 Juni 2016) mengenai
Desember penoton mencapai 140
“penurunan jumlah pengunjung
orang (Observasi Peneliti
hingga mencapai 50%” berikut:
16/12/2016). Sedangkan pada bulan
Kepala UPTD Kawasan Wisata
Taman Balekambang Disbudpar Januari yang juga digelar di gedung
Solo, Endang Sri Murniyati,
kesenian penonton mencapai 110
mengatakan selama dua pekan
ramadan, jumlah pengunjung orang. Dimana pertunjukan pada
Kawasan Wisata Taman
bulan Desember dan Januari digelar
Balekambang turun 50 persen dari

3
bukan di open stage melainkan menangani benda, situs, dan cagar
budaya yang ada di Surakarta.
digelar di gedung kesenian
Cakupan organisasi seni pada
Balekambang dengan kapasitas tahun 2010 sebesar 33% naik
menjadi 67% di tahun 2011.
penonton hanya 350 kursi penonton
Namun pada tahun 2012
namun yang tampak penuh hanya mengalami penurunan lagi
menjadi 33%. Hal ini disebabkan
sekitar sepertiga dari jumlah kursi
belum optimalnya pewarisan
seluruhnya antara 100 penonton nilai-nilai tradisi budaya kepada
generasi muda dalam lembaga
sampai 200 penonton saja. Sehingga
pendidikan di kota Surakarta.
lebih banyak kursi yang kosong
Penurunan Organisasi Seni di
daripada kursi yang diduduki
Surakarta dan juga penurunan jumlah
penonton. (Observasi Peneliti
penonton Sendratari Ramayana di
20/01/2017).
Balekambang akan berpengaruh pada
Data tersebut menunjukkan
kelestarian Kesenian Sendratari
penurunan jumlah penonton
Ramayana sehingga perlu mendapat
pergelaran Sendratari Ramayana
perhatian. Terlebih kesenian
yang mengindikasikan perlunya
tradisional seperti Sendratari
perhatian dalam melestarikannya.
Ramayana merupakan aset potensial
Sehingga disini peneliti semakin
bagi pengembangan pariwisata
tertarik untuk meneliti lebih lanjut
budaya di Surakarta.
kasus ini terlebih terdapat penurunan
Balekambang sebagai wadah
organisasi seni di Surakarta.
terselenggaranya kesenian-kesenian
Dikutip dari situs
Jawa khususnya budaya orang Solo
bappeda.surakarta.go.id diakses pada
yang masih diberdayakan di era
02 Januari 2017 menyatakan,
modern saat ini. Pada jaman dahulu
Kinerja urusan kebudayaan di
Kota Surakarta bisa dilihat dari seni pertunjukan tradisional seperti
beberapa indikator, jika dilihat
Sendratari banyak diminati
dari capaian indikator Benda,
Situs dan Kawasan cagar budaya masyarakat dan memiliki tempat
yang dilestarikan pada tahun 2012
tersendiri dihati para masyarakat
100% menurun di tahun 2013
menjadi 38,9%. Hal ini sebab pertunjukan tradisional ini
disebabkan karena kurangnya
memberikan manfaat secara lahir
tenaga profesional yang khusus

1
maupun batin bagi para menggunakan televisi , laptop,
penikmatnya. Hal ini sama seperti internet, HP, DVD. Masuknya
fungsi kesenian yang terdapat dalam budaya asing tersebut jelas
Sedyawati (2010:366) yakni memberikan pengaruh dan juga dapat
“kegiatan bersenang dan berhibur”. mengubah pola pikir masyarakat
Era modernisasi seperti Indonesia termasuk pola hiburan,
sekarang membuat dunia seolah seperti saat ini dapat dijumpai bahwa
menjadi tanpa batas dan dapat peminat Sendratari Ramayana
dengan mudahnya budaya luarpun Balekambang semakin berkurang
masuk ke negara kita sehingga seiring perkembangan jaman.
mampu memberikan pengaruh bagi Terlebih terdapat kurangnya peran
masyarakat. “Modernisasi pemerintah dalam memberikan dana
merupakan perubahan sosial yang seprti dalam koran online
membawa kemajuan dalam bidang (www.solopos.com edisi Rabu, 26
ekonomi dan bidang politik.” November 2014) menyatakan,
(Basrowi, 2005: 170). Karena Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Dispudpar) Kota Solo
modernisasi merupakan perubahan
Eny Tyasni Susana, Dia mengakui
total kearah pola-pola ekonomis ada sejumlah event baru salah
satunya Festival Payung
membuat masyarakat saat ini
Indonesia, Solo Geer Seri, Solo
disibukkan dengan berbagai Great Sale, Sendratari Ramayana,
dan Solo Investment, Trade, And
pekerjaannya sehingga membuat
Tourism Expo (SITTEX) adalah
masyarakat tak punya waktu untuk salah satu event yang tahun lalu
sempat batal diagendakan.
memenuhi kebutuhan rohaninya
Menurut dia, DPRD telah
seperti menonton Sendratari mengalokasikan sejumlah
anggaran untuk 59 event tersebut.
Ramayana yang sebenarnya dapat
Tapi, alokasi anggaran untuk,
memberikan pesan moral bagi masing-masing event tidak
banyak. Karena sifatnya hanya
masyarakat itu sendiri. Tantangan
stimulan saja.
IPTEK yang semakin maju karena
Pasang surut ini menunjukkan
masyarakat akan lebih mudah untuk
perlunya perhatian lebih dan
memenuhi kebutuhan mereka akan
kurangnya dana, yang menunjukkan
hiburan yang bisa diakses

2
kurangnya peran dari berbagai pihak merupakan suatu bentuk kajian
terkait terutama pemerintah dalam terhadap suatu fenomena yang terjadi
mendukung kelestarian kesenian dalam masyarakat yang
tradisional bangsa. Untuk itu di era dideskripsikan secara detail dengan
modernisasi saat ini para penggagas menggunakan metode tertentu guna
kesenian tradisional seperti menghasilkan sebuah jawaban dari
Sendratari Ramayana bekerja lebih pertanyaan yang sedang dikaji dalam
keras dan mengambil peran lebih penelitian tersebut. Jenis penelitian
besar untuk tetap bisa melestarikan ini adalah studi kasus tunggal, “Studi
budaya tradisional tersebut. Hal kasus terbagi menjadi studi kasus
demikian cukup memberatkan para tunggal dan studi kasus ganda, studi
penggiat Sendratari Ramayana. penelitian disebut studi kasus tunggal
Tentunya ini sebuah hal yang bilamana penelitian tersebut terarah
menarik ketika di era modern dengan pada satu karakteristik” (Sutopo,
pasang surut yang dialami Sendratari 2002: 112-113). Penelitian ini terarah
Ramayana Balekambang tetapi pada satu karakteristik hanya
Sendratari ini masih bertahan dilakukan pada satu sasaran lokasi
sehingga, untuk lebih memahami dan berfokus pada satu objek yaitu
kesenian ini yang merupakan salah kesenian Sendratari Ramayana
satu bentuk aktivitas masyarakat, Balekambang. Sumber data dalam
berdasarkan uraian di atas, peneliti penelitian ini meliputi: (1) Informan,
ingin mengetahui apa motif yang (2) Peristiwa dan Tempat, (3)
melatarbelakang Sendratari Dokumen dan Arsip, (4) Studi
Ramayana bertahan di era modern Pustaka. Teknik pengambilan data
dan bagaimana strategi bertahannya menggunakan purposive sampling
di era modern ini. dengan informan pemerintah kota,
ketua paguyuban, sutradara/pelatih,
METODE PENELITIAN pemain, penonton. Teknik
Jenis penelitian dalam penelitian pengumpulan data menggunakan
ini adalah kualitatif. Metode ini wawancara, observasi serta
dipilih karena penelitian kualitatif dokumentasi. Uji validitas data

3
menggunakan triangulasi sumber Ramayana semakin memperihatinkan
dengan membandingkan data hasil karena proses regenerasi seniman
pengamatan dengan data hasil yang semakin buruk. Sehingga
wawancara dengan informan. Untuk kondisi saat ini mengharuskan
menganalisis data menggunakan adanya perubahan bagi kesenian ini
analisis model interaktif dari Miles yang diharapkan akan menarik minat
dan Huberman (1994: 16) dengan masyarakat lagi. Namun perubahan
tiga alur kegiatan secara bersamaan, yang dilakukan harus tetap
yaitu dari pengumpulan data disesuaikan dengan pakem/aturan
kemudian reduksi data, sajian data, yang ada.
terakhir penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Faktor Penghambat dalam
Kesenian Sendratari Ramayana
HASIL PENELITIAN Berdasarkan paparan hasil
wawancara peneliti dapat mengambil
Sejarah Perjalanan Sendratari kesimpulan bahwa banyak faktor
Ramayana Balekambang yang menghambat perkembangan
Berdasarkan hasil wawancara, dan kemajuan Sendratari Ramayana
peneliti dapat mengambil kesimpulan Balekambang diantaranya adalah
bahwa perjalanan Sendratari kurangnya fasilitas pementasan baik
Ramayana hingga saat ini mengalami dari segi tempat pementasan yang
pasang surut dengan adanya terbatas, lighting yang kurang baik,
pengaruh dari perkembangan sound yang kurang jelas, fasilitas
teknologi di era modern ini membuat pendingin ruangan yang tidak ada,
kesenian ini semakin terpinggirkan dan fasilitas yang kotor dimana
yang dilihat dari berkurangnya semua itu dapat mengganggu pemain
jumlah penonton. Masyarakat maupun masyarakat yang menonton
khususnya generasi muda cenderung fasilitas seperti kostum, gamelan
memilih teknologi televisi yang juga kurang. Faktor alam juga
dalam penyajiannya lebih bagus dan menjadi penghambat dalam
menarik. Kondisi Sendratari Sendratari Ramayana yakni hujan

4
selain akan merubah tempat pentas promosi sehingga untuk masyarakat
hujan juga menybabkan penonton yang tidak konsisten dengan
yang hadir menjadi sedikit. Selain itu Sendratari Ramayana ini tidak tahu
hal yang paling berpengaruh dalam ada pertunjukan Sendratari
menghambat perkembangan dan Ramayana di Balekambang.
kemajuan kesenian ini adalah faktor
dana yang kurang yang hanya Motif Bertahan Sendratari
bersifat stimulan sehingga Ramayana
menyebabkan segala biaya yang Berdasarkan hasil wawancara,
kurang dibebankan kepada pemain dapat peneliti simpulkan bahwa
sehingga sering kali beragam hal banyak hal yang mendorong pihak-
tidak dapat maksimal karena pihak pengelola Sendratari
terbatasnya dana. Manajemen yang Ramayana dalam bertahan di era
lemah yang dimiliki para seniman modern ini. Motif tersebut dapat
juga merupakan penghambat karena berasal dari luar (ekstrinsik) maupun
Sendratari Ramayana Balekambang dari dalam (intrinsik). Motif-motif
ini menuntut senimannya untuk muncul dari berbagai pihak dari
memanage semua urusannya kalau Pemerintah sendiri memiliki motif
tidak memiliki manajemen yang baik ingin menumbuhkembangkan
maka rancangan pementasan akan sanggar-sanggar di Surakarta yang
kurang maksimal. Siswa yang kurang hampir mati/punah dan ingin
berbakat juga menjadi penghambat. membawa Sendratari Ramayana
Selain itu sikap Pemerintah yang kembali ke Solo, Selain itu juga
memegang teguh pakem Sendratari memiliki motif adanya simbiosis
Ramayana sehingga menghambat mutualisme (saling menguntungkan
kreativitas seniman dalam untuk kepentingan masing-masing).
memodernkan kesenian ini, dan juga Dari pihak Pemain dan Pelatih
sikap ketua paguyuban yang memiliki motif nguri-uri budaya
mengandalkan kebiasaan masyarakat Jawa (rasa memiliki suatu budaya),
sehingga menyebabkan kurangnya adanya panggilan dari jiwa (memiliki
perhatian dalam hal publikasi dan jiwa seniman), adanya bakat dalam

5
diri untuk berkesenian, ingin Strategi Bertahan Sendratari
mengembangkan bakat melalui Ramayana di Era Modern
proses belajar, ingin menambah Berdasarkan hasil wawancara,
wawasan, dan meneruskan jiwa peneliti dapat mengambil kesimpulan
seniman keluarga. Motif dari ketua bahwa berbagai cara atau strategi
paguyuban yaitu ingin memberikan ternyata telah banyak ditempuh
kesempatan mahasiswa / murid agar untuk mempertahankan kesenian
bisa pentas. Dari penonton memiliki Sendratari Ramayana agar tetep
motif support kebudayaan, ingin lestari dalam kehidupan masyarakat.
memotret mengabadikan moment Strategi itupun juga dimiliki di
pementasan, ingin mengembangkan masing-masing pihak yang terkait
dan membangun chemistry dalam dalam pengelolaan pementasan
dunia seni, ingin lebih mengenal Sendratari Ramayana dan
kesenian Sendratari Ramayana dan menghasilkan beragam strategi yang
ingin menghantar teman dekat berbeda-beda karena memang
maupun sanak saudara. strategi yang dilakukan disesuaikan
Berbagai motif yang datang dengan kedudukan dan
dari pihak-pihak yang terkait dalam wewenangnya dalam mengelola
penyelenggaraan Sendratari Sendratari Ramayana sehingga
Ramayana ini sangat penting adanya menjadikan setiap strategi dari pihak
karena dengan motif tersebut mampu tertentu itu merupakan peran dari
mendorong semua pihak dalam pihak itu juga. Beragam strategi
bergabung dan ikut melestarikan bertahan tersebut antara lain dari
kesenian Sendratari Ramayana. Pemerintah ialah pemasangan baliho,
Motif mampu memunculkan memberikan tiket gratis menonton
kesadaran untuk menjaga kesenian Sendratari Ramayana, meningkatkan
ini sehingga mampu bertahan hingga jumlah event Sendratari Ramayana,
sekarang. mengundang wartawan agar meliput
sebagai strategi pemasaran, berusaha
menaikkan dana stimulan bagi
sanggar, memperlebar open stage.

6
Kemudian dari para pemain sendiri membantu mempromosikan
memiliki strategi antara lain pementasan melalui media sosial.
membangun sikap loyal dan terus
memiliki kemauan menjadi seniman Analisis Teori Fungsionalisme
Sendratari Ramayana, Berlatih setiap Struktural
hari dan menjaga stamina agar tetap Teori Fungsionalisme
bugar, melakukan promosi melalui Struktural berguna untuk
broadcast ataupun memanfaatkan menganalisa strategi yang dilakukan
media sosial yang dimiliki. Pihak seluruh elemen Sendratari
pelatih sekaligus sutradara sendiri Ramayana. Terdapat empat fungsi
memiliki strategi memperbaiki dari penting yang diperlukan semua
segi garap (perbaikan dalam sistem agar tetap bertahan Talcott
penyajian Sendratari Ramayana), dan Parsons dalam Ritzer (2011: 121)
berusaha membawa kesenian berpendapat,
Sendratari Ramayana dengan nuansa Agar tetap bertahan (survive),
suatu sistem harus memiliki
yang lebih modern. Ketua paguyuban
empat fungsi ini:
Sendratari Ramayanapun memiliki 1.Adaptation (Adaptasi): sebuah
sistem harus menanggulangi
strategi dengan memasukkan unsur
situasi eksternal yang gawat.
modern dalam pementasan Sendratri Sistem harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan
Ramayana, merombak Sendratari
menyesuaikan lingkungan itu
Ramayana melalui kreativitas dengan kebutuhannya.
2.Goal attainment (Pencapaian
seniman yang lebih modern,
Tujuan): sebuah sistem harus
mencetak seniman baru melalui mendefinisikan dan mencapai
tujuan utamanya.
penanaman pendidikan karakter agar
3.Integration (Integrasi): sebuah
siswa memiliki jiwa seniman, selain sistem harus mengatur
antarhubungan bagian-bagian
itu juga berusaha memaksimalkan
yang menjadi komponenya.
agar pertunjukan tetap memiliki Sistem juga harus mengelola antar
hubungan ketiga fungsi penting
pesan estetika yang tinggi. Selain itu
lainnya (A, G, L)
pihak masyarakat sebagai penikmat 4.Latency (latensi atau
pemeliharaan pola): sebuah sistem
senipun juga ada diantaranya dengan
harus memperlengkapi,
terus datang menonton, dan memelihara dan memperbaiki,

7
baik motivasi individual maupun dalam Sendratari Ramayana
pola-pola kultural yang
Balekambang telah diupayakan. Oleh
menciptakan dan menopang
motivasi. karena itu diharapkan kerjasama
yang bagus antar seluruh elemen
Tahap yang pertama yaitu
dalam masyarakat untuk kemajuan
Adaptation. Dalam tahap ini
dan kelestarian Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana diharapakan
Balekambang.
mampu untuk beradaptasi dengan
Tahap kedua yaitu Goal
keadaan sosial masyarakat. Kesenian
Attainment. Pada tahap ini Sendratari
Sendratari Ramayana diharapkan
Ramayana mencoba untuk menyusun
mampu menempatkan
strategi serta usaha-usaha yang perlu
keberadaannya dengan baik
dilakukan untuk tetap
ditengah-tengah kondisi masyarakat
mempertahankan kelestariannya di
yang modern saat ini yang mana
era modern ini karena tujuan utama
diketahui bahwa di era modern
bagi semua pihak adalah kelestarian
seperti saat ini selera hiburan
Sendratari Ramayana. Berdasarkan
masyarakat menjadi berubah
hasil penelitian strategi ini sudah
menyukai hal-hal yang berbau
diupayakan sesuai dengan masalah
modern. Sehingga dalam hal ini
dan hambatan yang dihadapi. Seperti
Sendratari Ramayana yang
saat ini Sendratari Ramayana
merupakan kesenian tradisional
Balekambang memiliki masalah
harus mampu bersaing dengan
yang paling mendasar yaitu
munculnya kesenian baru yang
penurunan jumlah penonton karena
tentunya tidak kalah menarik dan
adanya pengaruh perkembangan
sedang digemari oleh masyarakat
jaman disini Sendratari Ramayana
pada umumnya. Untuk tetap lestari
telah berupaya melakukan perbaikan
Sendratari Ramayana harus mampu
dari segi garapan untuk menarik
untuk mempertahankan
minat masyarakat lagi, terlebih masih
keberadaannya jangan sampai
ada masyarakat yang mau berupaya
tergeser oleh kesenian modern atau
untuk konsisten menonton jadi
tontonan modern yang baru muncul.
keadaan ini masih menunjukkan
Namun dalam kasus ini Adaptation

8
keseimbangan namun disini peneliti perbaikan dari pihak Pemerintah
menemukan peluang yang dapat selaku fasilitator meskipun belum
dilakukan untuk meningkatkan terrealisasi namun akan segera
jumlah penonton yaitu adanya dilakukan ditahun 2017 ini karena
peningkatan pengunjung sudah ada alokasi dananya sehingga
Balekambang yang banyak datang di kemungkinan terealisasinya akan
siang hari sehingga peneliti cepat hal ini juga menunjukkan
memberikan saran untuk menggelar keseimbangan. Adanya masalah
pementasan Sendratari Ramayana dalam sulitnya proses regenerasi
tidak hanya dimalam hari mungkin Pemain juga sudah sedikit
dapat juga dilakukan di siang hari terpecahkan dengan didirikannya
atau dijam umum operasional ASGA (Akademi Seni
Balekambang hal ini akan memberi Mangkunegaraan) yang mampu
peluang lebih banyak dilihat mencetak seniman baru dan mampu
masyarakat, terutama bagi anak-anak menanamkan jiwa seniman pada
karena jika digelar dimalam hari siswa-siswanya.
pukul 20.30 WIB jelas itu Kemudian dari segi pemasaran
kemalaman bagi anak-anak untuk juga telah ada strategi tersendiri dari
menonton dan itu juga merupakan Pemerintah bahkan dibantu oleh para
waktu jam wajib belajar. Sehingga Pemain dan Penonton setia namun
usaha ini diharapkan akan memberi dalam hal ini perlu ditinggkatkan
peluang lebih besar masyarakat mengingat promosi salah satu hal
menjadi lebih banyak yang penting dalam memecahkan masalah
mengetahui kalau di Balekambang utama yaitu berkurangnya
ada pertunjukan Sendratari pengunjung dan selain itu terdapat
Ramayana terlebih hujan yang kerap sikap salah satu elemen yaitu Ketua
mengganggu jalannya pementasan Paguyuban yang mengandalkan
juga kerap turun dimalam hari. kebiasaan masyarakat menghafal
Kemudian berbagai hambatan pementasan yang menyebabkan
terkait dengan fasilitas yang kurang kurangnya perhatian dari Ketua
memadai juga telah ada upaya Paguyuban dalam hal pemasaran

9
karena salah satu fungsi yang tidak (intrinsik). Pemerintah sendiri
dijalankan secara maksimal ini juga memiliki motif ingin
memberi pengaruh sehingga perlu menumbuhkembangkan sanggar-
ditingkatkan. sanggar di Surakarta yang hampir
Tahap ketiga yaitu Integration. mati/punah dan ingin membawa
Pada tahap ini diperlukan adanya Sendratari Ramayana kembali ke
harmonisasi keseluruhan anggota Solo, Selain itu juga memiliki motif
dalam sistem. Pada tahap ini adanya simbiosis mutualisme (saling
diharapkan adanya kerukunan dalam menguntungkan untuk kepentingan
sebuah hubungan kerjasama yang masing-masing). Dari pihak Pemain
harmonis antar seluruh elemen. dan Pelatih memiliki motif nguri-uri
Semua elemen disini memiliki budaya Jawa (rasa memiliki suatu
mekanisme untuk mengintegrasikan budaya), adanya panggilan dari jiwa
dirinya, yaitu mekanisme yang dapat (memiliki jiwa seniman), adanya
merekatkannya menjadi satu. Salah bakat dalam diri untuk berkesenian,
satu bagian penting dari mekanisme ingin mengembangkan bakat melalui
ini adalah komitmen pihak terkait proses belajar, ingin menambah
kepada serangkaian kepercayaan dan wawasan, dan meneruskan jiwa
nilai yang sama untuk melestarikan seniman keluarga. Motif dari ketua
Sendratari Ramayana. Nilai-nilai paguyuban yaitu ingin memberikan
yang terkandung dalam Sendratari kesempatan mahasiswa / murid agar
Ramayana yang telah peneliti bahas bisa pentas. Dari penonton memiliki
sebelumnya juga menjadi motif support kebudayaan, ingin
pembangun integrasi. Selain itu memotret mengabadikan moment
motif juga menjadi penguat pihak pementasan, ingin mengembangkan
terkait dalam berkomitmen. dan membangun chemistry dalam
Berdasarkan hasil penelitian dunia seni, ingin lebih mengenal
ditemukan beragam motif yang kesenian Sendratari Ramayana dan
dimiliki oleh masing-masing elemen. ingin menghantar teman dekat
Motif tersebut dapat berasal dari luar maupun sanak saudara.
(ekstrinsik) maupun dari dalam

10
. Motif mampu memunculkan Penonton ingin membangun
kesadaran untuk menjaga kesenian chemistry di dunia seni karena ia
ini sehingga mampu bertahan hingga juga memiliki pekerjaan di dunia
sekarang. Parsons dalam Ritzer seni dorongan ini merupakan
(2011: 125) berpendapat, dorongan dalam mengejar
Parson tertarik pada cara kepentingannya sendiri. Akan tetapi
mengalihkan norma norma dan nilai
dapat mempengaruhi masing-masing
sistem sosial kepada aktor di dalam
sistem sosial itu. Dalam proses elemen sehingga memiliki kesadaran
sosialisasi yang berhasil, norma dan
untuk melestarikan Sendratari
nilai itu diinternalisasikan
(internalized), artinya, norma dan Ramayana sehingga mereka mau
nilai itu menjadi bagian dari
mengabdi dalam sistem tersebut guna
“kesadaran” aktor. Akibatnya dalam
mengejar kepentingan mereka sendiri mempertahankan Sendratari
itu, aktor sebenarnya mengabdi
Ramayana.
kepada kepentingan sistem sebagai
satu kesatuan. Dalam tahap ini sudah ada
harmonisasi terhadap kesepakatan
Disini motif dari para pihak terkait
bersama dalam upaya
memiliki fungsi yaitu sebagai
penanggulangan berbagai masalah
penguat dasar sekaligus penggerak
yang muncul. Masing-masing
dasar bagi terselenggaranya
mampu melakukan peran dan
Sendratari Ramayana di era modern
fungsinya dengan baik sesuai dengan
ini, motif memunculkan sebuah
yang sudah ditetapkan pada tahap
kesadaran dalam melestarikan
kedua yaitu Goal Attainment. Dalam
Sendratari Ramayana. sehingga
tahap Integration ini setidaknya
fungsi motifpun menjadi sesuatu
masing-masing elemen saling bersatu
yang penting dalam sistem ini.
mau untuk bersama-sama berusaha
Sesuai dengan pendapat Parson di
untuk mencari usaha pemecahan
atas, jika kita cermati motif yang
masalah dan hambatan yang mucul
dikemukakan oleh masing-masing
dalam perkembangan Ksenian
elemen adalah untuk mengejar
Sendratari Ramayana Balekambang.
kepentingannya sendiri. Sebagai
Tahap yang terakhir yaitu
contoh Pemain memiliki motif ingin
Latency. Dalam tahap ini
mengembangkan bakatnya lalu

11
diharapakan usaha-usaha yang yang dalam penyajiannya lebih
dilakukan untuk menanggulangi menarik dan terkini. Selain
berbagai masalah dalam Sendratari berkurangnya penonton hambatan
Ramayana dilakukan secara mucul dari segi fasilitas yang kurang
berkesinambungan. Dalam arti memadai, ada juga faktor intern yaitu
usaha-usaha yang dilakukan tersebut regerasi seniman yang sulit, faktor
bersifat memelihara. Jadi usaha alam juga menjadi hambatan dalam
tersebut akan menunjukkan hasil pelaksanaan pementasan maupun
yang maksimal ketika usaha dalam proses latihan.
perbaikan tersebut dilakukan secara Dalam keadaan krisis ini
terus menerus, secara kontinyu dan Sendratari Ramayana tetap bertahan,
berkesinambungan. Bahkan ada dibalik bertahannya terdapat
kalanya dirumuskan usaha baru guna beragam motif dari pihak-pihak
memperbaiki sistem yang sudah ada pengelola Sendratari Ramayana.
untuk kemudian dikembangkan lagi Motif dapat diklasifikasikan kedalam
kearah yang lebih baik dan maju motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
dibanding sebelumnya. Motif intrinsik dimiliki oleh para
pemain dan pelatih motif tersebut
KESIMPULAN adalah adanya panggilan jiwa
Kesenian Sendratari Ramayana (memiliki jiwa seniman) dan adanya
Balekambang Surakarta merupakan bakat pada diri seniman. Motif
salah satu kesenian yang masih intrinsik dimiliki oleh semua pihak
bertahan dalam era modern namun pengelola Sendratari Balekambang
dalam perjalanannya mengalami ialah sebagai masyarakat Jawa yaitu
pasang surut. Di era modernisasi harus “nguri-uri budaya Jawa”.
seperti sekarang Sendratari Sedangkan motif ekstrinsik dimiliki
Ramayana Balekambang semakin oleh semua pihak yang didasari
terpinggirkan. Selera masyarakat adanya simbiosis mutualisme (saling
semakin berubah kearah modern menguntungkan untuk kepentingan
perkembangan teknologi seperti masing-masing). Motif mampu
televisi menjadi pilihan masyarakat memunculkan kesadaran untuk

12
menjaga kesenian ini sehingga dimiliki oleh semua pihak pengelola
mampu bertahan hingga sekarang. yang sesuai dengan kebutuhan hanya
Dalam kondisi yang semakin perlu segera direalisasikan dan
memprihatinkan selain memiliki melakukan peningkatan di sektor
motif bertahan pihak pengelola juga pemasaran sehingga Sendratari
memiliki beragam strategi bertahan. Ramayana tetap mampu bertahan dan
Sesuai dengan kedudukan dan lestari di era modern.
wewenangnya Pemerintah memiliki
strategi dari segi perbaikan fasilitas DAFTAR PUSTAKA
terutama peningkatan dana Arianti Dewi. (2013, 13 Desember).
Kethoprak Ikon Berharga Kota
sedangkan pihak sanggar memiliki
Solo. Joglosemar. Diperoleh
strategi dalam hal perbaikan garapan pada 23 Oktober 2016, dari
http://joglosemar.co/2013/12/k
dengan berusaha membawa
ethoprak-ikon-berharga -kota-
Sendratari Ramayana dalam nuansa solo.html
modern. Selain itu pihak masyarakat
Badan Perencanaan Pembangunan
sebagai penikmat senipun juga ada Daerah. (2014). Gambaran
Umum Kondisi Daerah.
diantaranya dengan terus datang
Bappeda Surakarta. Diperoleh
menonton, dan membantu pada 18 Pebruari 2017, dari
bappeda.surakarta.go.id/sites/d
mempromosikan pementasan melalui
efault/2.%20Bab%2011.pdf.
media sosial.
Basrowi. (2005). Pengantar
Kajian ini memberikan
Sosiologi. Bogor: Penerbit
pandangan pada masyarakat bahwa Ghalia Indonesia.
kesenian Sendratari Ramayana
Dispendukcapil Surakarta. (2015).
adalah pertunjukan yang indah dan Jumlah dan Persebaran
Penduduk. Diperoleh pada 20
banyak sekali manfaat atau nilai
Desmber 2017, dari
yang terkandung di dalamnya. http://dispendukcapil.surakarta.
go.id/20XIV/index.php/en/201
Adanya era modern menjadi
4-05-21-04-43-06/2015-03-13-
tantangan bagi pihak-pihak pengelola 02-12-24/kuantits-penduduk.
untuk memperbaiki tampilan
Hijriyah Al. (2014, 26 November).
Sendratari Ramayana agar lebih Kalender Event Solo 2015 Ada
59 Kegiatan, Dana Stimulan
menarik. Upaya bertahan telah
hingga Rp150 Jutap. Solopos.

13
Diperoleh pada 1 Oktober
2016, dari
m.solopos.com/2014/11/26/age
nda-wisata-solo-kalender-
event-solo-2015-ada-59-
kegiatan-dana-stimulan-
hingga-rp150-jutap-555098

Irwan Abdullah. (2009). Kontruksi


dan Reproduksi Kebudayaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Miles, B. Mettew dan Huberman,


Michael. A. (1992). Analisis
Data Kualitatif. Jakart: UI
Press

Okezone. (2016, 15 Juni). Jumlah


Pengunjung Taman
Balekambang Solo Turun 50%.
Okezone. Diperoleh pada 3
Oktober 2016, dari
https://www.google.com/amp/l
ifestyle.okezone.com/amp/201
6/06/15/406/1415677/jumlah-
pengunjung-taman-
balekambang-solo-turun-50.

Ritzer, George and Douglas J.


Godman. (2011). Teori
Sosiologi Modern. Jakarta:
Prenada Media.

Sedyawati. (2010). Budaya


Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi


Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Sebelas Maret
University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai