.Sistem pengetahuan
.mata pencaharian
. Kepercayaan
. Larangan atau hal yang tabu tidak bisa di lakukan oleh masyarakat
2. Kesenian
. Minimal 7 tarian
Dalam bahasa Bali, Suku Bali disebut sebagai Wong Bali, Anak Bali, atau Krama Bali. Suku ini adalah
kelompok etnis mayoritas di Pulau Bali. Jumlah populasi Suku Bali yang tinggal di Pulau Bali sekitar
3,3 juta jiwa.
Sementara ada sekitar 600.000 jiwa yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air. Beberapa
wilayah tersebut adalah Nusa Tenggara Barat. Lampung, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan beberapa
wilayah lainnya
Terbentuknya kelompok masyarakat Bali terbagi menjadi 3 gelombang. Ada 3 tahapan proses proses
migrasi nenek moyang Suku Bali menuju Pulau Bali, antara lain:
Gelombang pertama ini terjadi pada masa pra sejarah. Perpindahan ini terjadi akibat persebaran
penduduk yang terjadi di nusantara pada masa itu.
2. Masa Perkembangan Hindu
Gelombang kedua adalah masa perpindahan manusia yang terjadi secara perlahan-lahan karena
adanya penyebaran dan perkembangan agama Hindu.
Gelombang ketiga sekaligus yang terakhir adalah leluhur masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa.
Setelah Raja Majapahit Hayam Wuruk wafat, masa kejayaan Majapahit tak berlangsung lama
mengalami keruntuhan. Hal ini juga dibarengi dengan persebaran agama Islam pada abad ke-15.
Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam berusaha menaklukkan Majapahit yang merupakan
kerajaan Hindu.
Masyarakat Majapahit yang tidak mau menyerah dan enggan memeluk agama Islam akhirnya lari ke
arah timur. Wilayah pelarian tersebut adalah pegunungan di Jawa Timur dan kini menjadikan
mereka sebagai Suku Tengger.
Selain itu, ada pula yang menyeberang hingga ke Pulau Bali sehingga membentuk kelompok
masyarakat dan kebudayaan di Bali hingga saat ini. Masyarakat di Bali membentuk sinkretisme, yaitu
perpaduan paham agama Hindu dan tradisi Bali.
Etnis Bali merupakan keturunan masyarakat Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu,
oleh sebab itu hingga saat ini sebagian besar Suku Bali masih memeluk agama Hindu.
Diperkirakan sebanyak 3,2 juta pemeluk agama Hindu bermukim di Bali. Aliran yang dianut oleh Suku
Bali adalah Siwa-Buddha. Aliran ini berbeda dengan ama Hindu yang dianut di India.
Agama Hindu di tanah air diperkenalkan oleh para pendeta dari India. Mereka memperkenalkan
sastra Hindu-Buddha kepada Suku Bali. Masyarakat Bali saat itu menerima ajaran tersebut dan
memadukannya dengan kepercayaan pra Hindu yang mereka yakini sebelumnya.
Kepercayaan inilah yang dianut oleh kelompok Bali Aga, masyarakat Bali yang sudah ada sebelum
masyarakat Majapahit bermigrasi ke Bali. Kepercayaan Bali Aga berbeda dari Suku Bali pada
umumnya yang merupakan keturunan dari Majapahit. Sebab kelompok Bali Aga mempertahankan
tradisi animisme.
Lestarinya agama Hindu di Bali tak lepas dari dukungan pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun
1881, Belanda melarang misionaris untuk menjalankan kegiatannya di Bali.
Kemudian pada tahun 1924, misionaris Katolik Roma berusaha masuk ke Bali, namun ditolak keras
oleh pihak elit Bali dan kolonial Belanda. Selanjutnya pada tahun 1931, giliran misionaris Protestan
Belanda yang berusaha masuk ke Pulau Bali. Namun kegiatan juga berhasil ditentang dan dihalangi.
Oleh karena itulah agama Hindu di Bali tetap bertahan hingga kini.
https://rimbakita.com/suku-bali/#:~:text=Etnis%20Bali%20merupakan%20keturunan
%20masyarakat,agama%20Hindu%20bermukim%20di%20Bali.
(sumber)
Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan masyarakat Bali bersumber dari Agama Hindu dan budaya India melalui media
Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.
Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan ilmu pengetahuan
penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu Bali/ Siwasidhanta. Sukantra (1992)
menyatakan, usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali, yang sumber ajarannya terdapat pada
lontar.
Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci.
Penataan Bangunan biasanya menggunakan anatomi tubuh manusia.
Musti (ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke
atas),
Hasta (ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung
jari tengah yang terbuka)
· Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan)
Konsep penataan Rumah di Bali juga didasarkan oleh Buana Agung (Makrokosmos) dan Buana Alit
(Mikrokosmos). Yaitu sebagai berikut:
· Bhur, alam nista yang menjadi simbolis keberadaan setan dan nafsu yang selalu menggoda
manusia untuk berbuat menyimpang dari dharma.alam semesta,
· Bwah, alam manusia dan kehidupan keseharian yang penuh dengan godaan duniawi, yang
berhubungan dengan materialisme
· Swah, Sorga alam dewa-dewi dan Brahman, alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa (atman) yang
bathinnya bersih dan suci serta hidupnya penuh welas asih dan dharma kebaikan.
Selain itu, Asta Kosala Kosali juga berpatokan pada Nawa Sanga (9 mata angin). Setiap bangunan itu
memiliki tempat sendiri. Yaitu sebagai berikut:
· Karena Sumur menjadi sumber Air maka ditempatkan di Utara dimana Gunung berada.
https://luluaundhia.blogspot.com/2019/01/sistem-pengetahuan-masyarakat-bali.html?m=1
(sumber)
Setiap tahapan kegiatan pertanin terlebih dahulu dilakukan upacara ritual untuk memohon izin
kepada Dewi Bhatara Sri.
Dewi Bhatara Sri menyukai keindahan, sehingga jarak tanam padi harus teratur, rapih.
Resisten terhadap hama Nilaparphata ligens. Memelihara plasma nutfah jenis tumbuhan lokal.
Menjamin sumber daya alam tidak terkontaminasi dan menjamin tidak terjadi pencemaran
lingkungan karena limbah B3 ( Bahan Beracun dan Berbahaya ).
Kalender kegiatan pertanian disesuaikan dengan iklim. Keseragaman dalam tahapan kegiatan
pertanian dapat memutuskan siklus hidup hama padi tertentu.
Efisien dalam penggunaan sumber daya alam. Memudahkan dalam pekerjaan penyiangan.
Memutuskan siklus hidup hama padi tertentu. Memperbaiki struktur tanah dan kesuburan tanah
http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-pengetahuan-masyarakat-bali.html?m=1
(sumber)
Mata pencaharian penduduk di Bali sangat beraneka ragam yang meliputi pekerjaan sebagai petani,
pengrajin, pedagang dan berbagai jasa khususnya bidang kepariwisataan.
Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama Denpasar. Bali juga merupakan
salah satu pulau di Kepulauan Nusa Tenggara. Mata pencaharian penduduk beraneka ragam yang
meliputi pekerjaan sebagai petani, pengrajin, pedagang dan berbagai jasa khususnya bidang
kepariwisataan, dimana pertanian merupakan sektor utama dan mata pencaharian pokok
masyarakat. Oleh sebab itu, sebagian besar masyarakat Bali adalah petani. Jenis pertanian meliputi
pertanian sawah dan perkebunan. Di dalam sistem pertanian di Bali subak memegang peranan yang
sangat penting.
C. MATA PENCARIAN
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, peternaka,
perikanan, dan kerajinan.[10]
· Bercocok Tanam
Mata pencarian pokok dari orang Bali adalah bercocok tanam. Dapat dikatakan 70% dari mereka
berpenghidupan bercocok tanam, dan 30% hidup di perternakan, berdagang, menjadi buru,
pegawai, atau lainnya. Di Bali utara manyoritas perkebunan buah-buahan seperti jeruk, salak,
palawija, kopi dan kelapa. Sedangkan di daerah Bali selatan yang merupakan daerah dataran yang
lebih luas, pada umumnya daerah hujan yang cukup baik penduduk mengusahakan bercocok tanam
di sawah.
· Peternakan
Selain bercocok tanam, peterakan juga merupakan usaha yang penting dalam masyrakat perdesaan
Bali. Binatang piaraan yang terutama adalah babi dan sapi. Babi di pelihara terutama oleh para
wanita biasanya sebagai sambilan dalam kehidupan rumah tanggah, sedangkan sapi digunakan
sebagai hubungan dengan pertanian, sebagai tenaga bantu disawah atau diladang dan sebagai
peliharaan untuk dagingnya.
· Perikanan
Suatu mata pencarian lain adalah perikanan, baik perikanan darat maupun perikanan laut.
Perikanan darat boleh dikatakan umunya merupakan mata pencarian sambilan dari penanaman padi
disawah, terutama di daerah-daerah dengan cukup air, artinya airnya sepanjang masa itu ada. Jenis
ikan yang di pelihara adalah ikan mas, karper dan mujair.
· Kerajinan
Di Bali terdapat pula cukup banyak industri dan kerajinan rumah tanggah usaha perseorangan, atau
usaha setengah besar, yang meliputi meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain,
ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini tentu memberikan
lapangan kerja yang agak luas kepada penduduk. [11]
Oleh karenanya Bali sangat menarik dalam bidang pemandangannya, aktivitas-aktivitas adat
istiadatnya, upacara dan kesenian, maka banyaklah wisatawan baik dari dalam negri atau luar negri
mengujugi Bali. Untuk menjaga kepariwisataan, maka timbullah perusahaan-perusahaan seperti
perhotelan, taxi, travel, toko kesenian dan sebagainya, terutama di daerah-daerah Denpasar,
Gianyar, Bangli dan Tabanan. Kepariwisataan tela merangsang adanya perkembangan kreasi-kreasi
kesenian baik seni tabuh, seni tari, maupun seni rupa.
Mata pencaharian utama orang Bali berpusat pada pertanian padi di sawah. Di daerah pegunungan,
orang membangun sawah-sawah dengan sistem teras. Orang mengenal suatu organisasi pengairan
yang sudah berlangsung sejak puluhan generasi yang lalu yaitu Subak. Solidaritas antarwarga subak
diperkuat dengan adanya upacara-upacara keagamaan yang khusus diselenggarakan oleh para
warga.
Sebagian besar penduduk Bali menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata karena memang
daerah ini merupakan tujuan utama pariwisata bagi wisatawan asing dan domestik. Sebagian juga
memilih menjadi seniman.
Jenis mata pencaharian pedesaan lain juga berkembang dengan baik, seperti pemeliharaan ternak
sapi, kerbau, ayam, itik, babi, kambing, anjing, dan sebagainya.
https://www.senibudayaku.com/2018/12/suku-bali-mata-pencaharian-dan-kehidupan-
beragamanya.html?m=1
(SUMBER)
---- KEPERCAYAAN
Sebagian besar suku Bali beragama Hindu. Sebanyak 3,2 juta umat Hindu Indonesia tinggal di Bali,[1]
dan sebagian besar menganut kepercayaan Hindu aliran Siwa-Buddha, sehingga berbeda dengan
Hindu India.
Para pendeta dari India yang berkelana di Nusantara memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada
suku Bali berabad-abad yang lalu. Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan
mitologi pra-Hindu yang diyakini mereka.[8] Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi
ketiga, dikenal sebagai Bali Aga, sebagian besar menganut agama berbeda dari suku Bali pada
umumnya. Mereka mempertahankan tradisi animisme.
Eksistensi kepercayaan suku Bali tak lepas dari campur tangan serta dukungan pemerintah kolonial
Belanda, beberapa naturalist, elit Bali dan masyarakat Belanda. Pemerintah kolonial melarang
misionaris beroperasi di Bali pada 1881. Pada 1924, misi Katolik Roma ke Bali ditolak elite Bali dan
pegawai kolonial mendukung hal itu. Selain itu, misionaris Protestan Belanda yang mau masuk ke
Bali pada 1931 juga ditentang.[9]
Setelah beberapa kali dilakukan penolakan, pada tanggal 11 November 1931 ketua Christian and
Missionary Alliance (CMA), R. A. Affray, membaptiskan 12 orang Bali asli di Yeh Poh, sungai kecil
dekat dusun Untal-untal di Desa Dalung. Dari sinilah sebagian suku Bali mulai menganut agama
Kristen Protestan dengan gerejanya yaitu Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB). Desa Blimbingsari di
Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana adalah salah satu desa di mana penduduknya mayoritas
suku Bali yang beragama Kristen.[10]
Berdasarkan data dari Kementrian Agama pada 2018, masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu-
Bali. Hindu-Bali merupakan penggabungan atas Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan
kepercayaan asli suku Bali.
Hindu-Bali percaya satu Tuhan dengan konsep trimurti yang terdiri atas tiga wujud, yakni Brahmana
yang menciptakan, Wisnu yang memelihara, dan Siwa yang merusak.
Kepercayaan terhadap Tri Murti ini diimplementasikan dalam bentuk keberadaan tiga pura yang
selalu ada di setiap desa. Puta di Bali meliputi Pura Desa, Pura Bale Agung, dan Pura Puseh.
Pura Desa atau Pura Bale Agung merupakan tempat bersemayam Dewa Brahma sebagai pencipta
alam semesta. Pura Desa sering ditempatkan di perempatan agung atau wilayah tengah desa.
Pura Puseh atau Pura Segara adalah tempat bersemayam Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam
semesta. Pulau ini biasa ditempatkan di wilayah selatan desa dengan posisi yang menghadap pantai.
Sementara itu, Pura Dalem adalah pura tempat bersemayamnya Dewa Siwa. Biasanya, Pura Dalem
dibangun menghadap ke arah barat daya.
Tempat ibadah masyarakat Hindu-Bali disebut Pura. Pura-pura tersebut memiliki sifatnya masing-
masing. Pura Besakih yang bersifat umum dan terbuka untuk semua golongan.
Pura Desa yang merupakan pura khusus untuk masyarakat setempat. Serta Pura Sanggah yang
khusus untuk leluhur.
Masyarakat Bali juga menganggap penting beberapa hal selain trimurti, yaitu:
https://tirto.id/kenali-kebudayaan-bali-sistem-kepercayaan-dan-kekerabatan-gjcX
(sumber)
Tanggalan Hindu–Bali
Tanggalan Hindu–Bali terdiri atas 12 bulan yang lamanya 355 hari. Sistem perhitungan dengan
sistem Hindu disebut Syuklapaksa. Tahun baru Saka (Nyepi) jatuh pada tanggal satu bulan kesepuluh.
Tenaga yang diberikan wajib dibalas dengan bantuan tenaga juga. Kecuali nguopin masih ada acara
gotong royong antara sekaha dengan sekaha. Cara serupa ini disebut ngedeng (menarik). Misalnya
suatu perkumpulan gamelan ditarik untuk ikut serta dalam menyelenggarakan suatu tarian dalam
rangka suatu upacara odalan. Bentuk yang terakhir adalah kerja bhakti (ngayah) untuk keprluan
agama,masyarakat maupun pemerintah.
Pola perkampungan/ permukiman orang Bali dari segi strukturnya dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Pertama, pola perkampungan mengelompok padat, pola ini terutama terdapat pada desa-desa di
Bali bagian pegunungan. Pola perkampungan di desa-desa iini bersifat memusat dengan kedudukan
desa adat amat penting dan sentral dalam berbagai segi kehidupan warga desa tersebut
Kedua, pola perkampungan menyebar, pola ini terutama terdapat pada desa-desa di Bali dataran,
dimana baik wilayah maupun jumlah warga desa disini jauh lebih luas dan lebih besar dari desa-desa
pegunungan. Desa-desa di Bali dataran yang menunjukkan pola menyebar terbagi lagi dalam
kesatuan-kesatuan sosial yang lebih kecil yang disebut Banjar. Banjar disini pada hakekatnya adalah
juga suatu kesatuan wilayah dan merupakan bagian dari suatu desa dengan memiliki kesatuan
wilayah, ikatan wilayah, ikatan pemujaan, serta perasaan cinta dan kebanggaan tersendiri.
SIMPULAN
Agama yang dianut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk
Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Bali sehari-hari hampir semuanya dipengaruhi oleh keyakinan
mereka kepada agama Hindu Darma yang mereka anut sejak beberapa abad yang lalu.
Perkawinan merupakan suatu saat yang amat penting dalam kehidupan orang Bali, karena pada saat
itulah ia dapat dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat, dan baru sesudah itu ia memperoleh
hak-hak dan kewajiban seorang warga komuniti dan warga kelompok kerabat. Menurut anggapan
adat lama yang amat dipengaruhi oleh sistem klen-klen (dadia) dan sistem kasta (wangsa), maka
perkawinan itu sedapat mungkin dilakukan diantara warga se-klen, atau setidak-tidaknya antara
orang yang dianggap sederajat dalam kasta.
Sistem kemasyarakatan orang Bali ialah banjar, subak, sekaha, gotong royong
Pola perkampungan/ permukiman orang Bali dari segi strukturnya dibedakan atas dua jenis, yaitu:
pola perkampungan mengelompok padat dan pola perkampungan menyebar.
Organisasi Sosial
Ü Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. System kasta
sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang
kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi
suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari
anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan mas kawin, tetapi
sekarang ini terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah menghilang.[8]
Ü Kekerabatan
Adat menetap di Bali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu
masyarakat. Ada macam – macam adat menetap yang sering berlaku di Bali yaitu adat virilokal
adalah adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat
suami, dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat
kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai
pemimpin upacara, Ksatria yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu
sebagai pemimpin keagamaan.
Ü Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa
adat dan desa dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam
hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan
admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa
dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif. 2009. Sistem Kemasyarakatan di Bali. www.staff.blog.ui.ac.id diunduh pada tanggal 2 Januari
pukul 15.33.
____. 2007. Organisasi Tradisional Masyarakat Bali. www.tourdebali.com diunduh pada tanggal 2
Januari pukul 15.18.
____. Warga Bali. 2008. www.baliantiqueco.tripod.com diunduh pada tanggal 2 Januari pukul 15.26.
http://citraindonesiaku.blogspot.com/2012/02/sistem-organisasi-dan-kemasyarakatan-di.html?m=1
(sumber materi)
--Larangan atau hal yang tabu tidak bisa di lakukan oleh masyarakat 🔥
Hidup di kota orang berarti Anda harus siap dengan adat-istiadat yang berlaku. Jika tidak, maka Anda
harus siap menerima hukum adat setempat yang biasanya berbeda dengan hukum negara. Demikian
pula di Bali, pulau dengan julukan Pulau Dewata yang kebudayaannya masih sangat kental ini.
Warga Bali sendiri sebenarnya sangat ramah, namun Anda tetap harus memperhatikan apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan di Pulau Bali. Apakah Anda menetap sementara di Bali,
menetap selamanya atau hanya liburan di Bali? Anda tidak boleh melakukan ini:
Canang atau sesajen yang tiap hari dipersembahkan oleh umat Hindu di Bali guna menghormati
pencipta alam pasti bakal sering Anda jumpai. Jika tidak sengaja terinjak, meminta maaf lah, paling
tidak dari dalam hati.
Meski terbuka bagi para wisatawan, jangan pernah sekali pun bertingkah atau berbuat onar.
Berbicaralah yang sopan santun karena masyarakat Bali begitu menjunjung tinggi kehormatannya.
Jika ingin membuang sampah, lebih baik sediakan kantong plastik khusus, jangan dibuang di
sembarang tempat.
Tidak harus KTP, tapi bagi Anda yang menetap cukup lama di Bali diharuskan untuk membuat KTP
sementara atau yang biasa disebut Kipem. Pihak banjar Bali sendiri akan rutin menggelar razia
Kipem, bilamana Anda tidak memilikinya maka besar kemungkinan Anda akan terkena hukuman
adat dan bahkan diusir. Warga Bali sangat menjaga keamanan wilayahnya, terlebih sejak adanya
serangan teroris. Karena itu mereka tidak kenal ampun bagi orang asing yang melanggar.
Mungkin Anda kesal karena jalan yang Anda lalui ditutup sementara atau macet sekali karena
sedang ada upacara adat, seperti Ngaben misalnya. Namun jangan Anda kesal lantas mengumpat
atau membunyikan klakson keras-keras dan berulang-ulang, itu berarti Anda tidak menghormati
wilayah yang sedang Anda injak. Hindari juga berada di depan orang yang sedang bersembahyang.
6. Menyentuh atau memegang kepala warga Bali
Orang Bali percaya bahwa kepala adalah bagian paling suci dari tubuh. Karena itu hindari memegang
kepala, bahkan jika Anda ingin mengusap kepala anak-anak sebagai rasa tanda kasih sayang tindakan
tersebut dianggap tidak sopan.
Di Bali banyak area-area yang disucikan, pohon-pohon juga banyak yang dianggap sakral dan
disembahyangi. Karena itu hindari kencing di sembarang tempat.
8. Saat Nyepi
Dilarang keluar dari rumah/hotel, menyalakan api dan menyalakan lampu. Bila ada keperluan
mendadak, misal sakit atau melahirkan maka boleh-boleh saja. Namun ingat, akan ada pecalang
yang selalu mengawasi saat Nyepi berlangsung.
Setiap pantai memiliki rambu-rambu larangan. Entah itu soal arus deras atau soal lainnya. Perhatikan
dan bila perlu tanyakan pada guide setempat mengenai larangan di pantai.
Wanita yang sedang datang bulan (menstruasi) berkunjung ke tempat suci Pura dan juga pantangan
bagi mereka yang sedang cuntaka lainnya seperti ada keluarga meninggal. Bagi yang sedang cuntaka
(sebel) tersebut dilarang untuk masuk ke areal pura, jika itu dilanggar bisa terjadi hal-hal buruk.
11. Saat cuntaka atau sebel
Larangan atau hal yang tidak boleh bagi wanita yang sedang datang bulan (menstruasi) berkunjung
ke tempat suci Pura dan juga pantangan bagi mereka yang sedang cuntaka lainnya seperti ada
keluarga meninggal. Bagi yang sedang cuntaka (sebel) tersebut dilarang untuk masuk ke areal pura,
jika itu dilanggar bisa terjadi hal-hal buruk.
Larangan berpakaian tidak sopan ke pura, banyak pura di Bali dijadikan sebagai objek wisata,
sehingga banyak orang asing diluar warga Hindu yang datang berkunjung, untuk setiap pengunjung
ke tempat suci wajib memakai kamben (kain) dan selendang diikatkan di pinggang. Kalau itu tidak
dilakukan anda tidak boleh masuk atau bisa ditegur oleh petugas atau warga setempat.
Bagi warga Hindu yang ingin bersembahyang ke pura Luhur Batukaru, pantangan bagi anak-anak
yang belum tanggal gigi untuk bersembahyang di sini. Sedangkan di pura penataran Dalem Peed ada
pantangan memakai kain kotak-kotak (poleng) karena dianggap memade-made Ida Bhatara.
Ini bukan termasuk larangan adat Bali, hanya saja perlu diperhatikan karena pada 2010 Pulau Bali
sempat dihebohkan dengan virus rabies pada anjing liar. Sebagaimana di Bali banyak anjing
kampung di jalanan, sebaiknya hindari kontak dengannya, jika sampe tergigit anjing segera
periksakan ke dokter.
KESENIAN 🔥
Keberadaan kesenian rakyat seperti seni-seni tradisional di Bali, menjadi aset penting yang
mendukung perkembangan pariwisata di pulau Dewata Bali. Walaupun waktu terus berlalu,
perkembangan jaman dan modernisasi terus melaju dengan pesat.
Trmasuk juga hiburan-hiburan high tech yang berkembang di masyarakat begitu beragam, apalagi
Bali yang merupakan tujuan wisata dunia, banyak pengaruh-pengaruh asing yang berkembang di
kalangan masyarakat, baik itu budaya dan kesenian.
Laju modernisasi yang tak terbendung, tidak lantas membuat kesenian rakyat tradisional tersebut
menjadi punah, masyarakat Bali tetap bisa menjaga berbagai budaya serta kreatifitas seni sampai
saat ini.
Di bidang seni, sejumlah kesenian rakyat tradisional seperti seni tari tradisional, juga ikut berinovasi
menyesuaikan dengan perkembangan jaman dengan tidak mengubah identitasnya, sehingga
sejumlah kesenian rakyat di Bali, masih berkembang dengan cukup baik dan diminati oleh
masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri sejumlah kesenian rakyat di Bali ada beberapa diantaranya bisa berkembang
dengan baik ada juga yang tidak berkembang karena kalah bersaing dengan kesenian-kesenian
modern sekarang ini. Apalagi realitanya sekarang terlalu banyak media yang bisa menawarkan
hiburan yang disukai oleh anak-anak maupun dewasa.
Faktor aktivitas yang padat dari warga, sehingga tidak sempat menikmati kesenian yang ditawarkan,
atau malah banyak yang mulai tidak tertarik dengan kesenian rakyat yang menjadi warisan budaya
dan seni orang Bali.
Anggota keluarga terkadang memiliki kesibukan dan cara sendiri untuk mengisi serta menikmati
hiburan-hiburan yang sekarang banyak di sediakan via internet.
TARIAN 🔥
Kesenian rakyat Bali yang masih sering kita jumpai adalah tari Janger, tarian ini diciptakan sekitar
tahun 1930-an, dikenal sebagai tari pergaulan yang biasanya ditarikan oleh sekelompok pasangan
muda-mudi, dalam pementasan tarian ini mereka penari sambil bernyanyi bersahut-sahutan.
Hiburan rakyat berupa tari Janger ini ideal untuk semua kalangan, termasuk untuk hiburan keluarga
dan anak-anak.
Tarian tradisional Janger ini ini masih sering dipentaskan dalam acara-acara sekolah TK dan SD, tari
janger memiliki gerakan sederhana yang mudah ditiru dipadu dengan suara vokal dalam bentuk
nyanyian koor, sehingga kesenian rakyat ini identik juga dengan seni tari anak-anak. Ditarikan
berkelompok sekitar 10-16 orang, penari prianya bernama Kecak dan penari wanita dinamakan
Janger.
Di pulau Dewata Bali ada sejumlah kelompok tari atau sekaa yang konsisten menjaga eksistensi
kesenian rakyat tradisional tersebut diantaranya Janger Kedaton Denpasar dan Singapadu Gianyar.
Sedangkan ada sejumlah varian Janger lain yang ada dan berkembang di Bali diantaranya Janger
desa Metra, Bangli menampilkan keunikan tersendiri yang mana penarinya trans (kesurupan)
mereka menari sambil menginjak bara api.
Janger Tabanan dalam pementasanya muncul seorang tokoh tentara Belanda yang bertugas
memberi aba-aba kepada penari, Tari Janger di Sibang Badung dalam pementasannya diiringi
gamelan gong kebyar dan terakhir ada Janger desa Bulian Buleleng, terbilang cukup unik juga
dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tuna wicara.
Tari Genjek sebuah kesenian rakyat Bali yang masih berkembang sampai sekarang, tarian Genjek
ini lebih didominasi oleh kaum laki-laki perkembangannya mulai dari kumpul bersama kelompok
lelaki sambil minum alkohol, karena mulai mabuk dan hilang kendali, mereka bernyanyi dan diikuti
oleh peserta lainnya dengan menirukan suara gamelan. Kesenian ini lebih banyak berkembang di
Kabupaten Karangasem.
Kemudian genjek ini berkembang mengalami inovasi dan lebih atraktif tidak hanya digelar saat
penarinya hilang kendali, walaupun tidak bisa dipungkiri, saat minum alkohol bersama tari genjek
tersebut selalu ada. Kini tari genjek tersebut sering dipentaskan dalam even-even tertentu dengan
menyertakan vokal wanita dan sejumlah suara gamelan, sehingga terdengar indah dan terlihat unik.
Sepintas alunan suara vokal, seperti pada tarian Janger dan Kecak.
Kesenian rakyat tradisional berupa Genjek ini, berkembang cukup baik sering dalam ajang tahunan
Pesta Kesenian Bali, bahkan oleh untuk menjaga kesenian rakyat tradisional ini, sempat
diselenggarakan tari Genjek kolosal di objek wisata Taman Ujung Karangasem. Tari Genjek di Bali
merupakan tari pergaulan, sangat universal, sangat menyesuaikan dengan suasana dan
perkembangan terkini, tidak terpaku pada gerakan atau olah vokal yang baku, mereka bebas
berkreasi.
Seorang pembawa lagu (gending) bahkan bebas secara spontan menciptakan lagu sendiri atau
mengenalkan lagu baru tersebut, yang menuntut kemahiran teman lainnya untuk mengikutinya
dengan suara vokal yang sesuai termasuk kekompakan vokal pengiring. Tema lagu yang dibawakan
biasanya berisi nasehat, rayuan, kritik, motivasi, pujian bahkan sindiran yang sangat komunikatif.
Cerita Calonarang adalah tema atau judul dalam sebuah pementasan seni tari, pementasan
kesenian rakyat ini berbau magis atau mistis, Calonarang adalah tokoh yang berwajah seram dan
memiliki sifat menyakiti. Cerita-cerita calonarang ini tidak tergolong hal baru, hampirs semua
masyarakat luas pernah mendengar cerita tersebut. Pementasan Calonarang selain sebagai hiburan
yang cukup populer dan menarik di pulau Dewata Bali.
Kesenian rakyat tradisional ini bertemakan horor, tarian inipun tidak dipentaskan di sembarang
tempat, dipentaskan saat-saat ada upacara pujawali, seperti dipentaskan di sebuah pura Dalem
dalam sebuah desa Pakraman, pura Dalem sendiri diyakini sebagai tempat berstananya Dewa Siwa
dan juga Dewi Durga sebagai yang menaungi kekuatan baik dan jahat, tarian tersebut dipentaskan
dan dikemas dalam pementasan Drama Calonarang pada sebuah pura Dalem dekat kuburan dan
pada tengah malam, sehingga aura mistis akan terasa sangat kental.
Kesenian rakyat Tari Calonarang ini cukup populer di bali, yang biasanya mementaskan cerita
Calonarang tersebut diantaranya pertunjukan drama gong, arja, joged pingitan, barong ket ,wayang
kulit,dan tari legong Keratopn Sudarsana. Dilihat dari varian pementasan seni tari tersebut baik itu
klasik, prembon atau kontemporer pertunjukan tersebut adalah pertunjukan horor dan adegan ilmu
kekebalan yang kental membalut kisah yang dipertunjukkan, terkesan unik pada masa kini.
Hindu Bali percaya dengan Rwa Bhineda adanya kekuatan mistis ilmu hitam tersebut yang berupa
Calonarang diseimbangkan oleh kekuatan ilmu putih, yang mana dua hal berbeda yang selalu
berdampingan seperti juga baik – jahat, plus – minus yang nantinya bisa menyeimbangkan
kehidupan di dunia.
4. Tari legong
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Tari Legong ini biasa kita kenal dengan sebutan tari
Bali. Ternyata, Tari Legong sudah ada sejak abad ke-19. Secara etimologis, kata ‘Leg’ berarti luwes,
sedangkan kata ‘Gong’ berarti gamelan.
Kesenian tradisional khas Bali ini bercerita tentang kisah cinta Raja Lasem. Gerakan luwes namun
tetap dinamis dengan power yang mantap dan gerakan bola mata menjadi ciri khasnya.
Penari Tari Legong menggunakan baju adat khas Bali berwarna emas dengan sentuhan warna merah,
serta lengkap dengan sanggul di kepala yang berhiaskan bunga kamboja dan aksesoris kipas.
5. Tari barong
Kesenian tradisional khas Bali yang populer lainnya adalah Tari Barong. Tarian ini sangat identik
dengan kebudayaan Pra-Hindu. Kostum penari dan setiap gerakannya merepresentasikan
pertarungan Adharma (sifat tidak terpuji) dan Dharma (sifat terpuji).
Dharma digambarkan degan kostum binatang berkaki empat. Sedangkan Adharma digambarkan
dengan kostum yang memiliki dua taring runcing.
6. Tari Puspanjali
Tari puspanjali merupakan tarian untuk penyambutan. Kata puspanjali berasal dari puspa yang
artinya menghormati dan anjali yang berarti bunga. Jadi makna dari tarian ini adalah menghormati
tamu bagai sekuntum bunga.
Tarian ini ditampilkan oleh sekelompok wanita dengan jumlah 5 hingga 7 orang. Penari-penari ini
menggambarkan sekelompok wanita yang senang dengan kedatangan para tamu yang singgah ke
daerah mereka.
7. Tari Pendet
Tari pendet adalah tarian khas daerah Bali. Tarian ini digunakan sebagai persembahan untuk leluhur
atau Bhatara-Bhatari.
Tari pendet biasa dipentaskan di halaman Pura menghadapkan ke sebuah palinggih, dimana Bhatara
dan Bhatari diistanakan. Tari pendet biasanya dibawakan oleh penari wanita berpakaian adat,
dengan membawa bokor atau canang sari yang berisi bunga.
Susunan pakaian tari pendet yaitu terdiri dari sabuk prada, anteng (cerik), dan kamben songket.
Selain itu, untuk perlengkapan tari pendet mereka juga membawa alat-alat upacara seperti sangku,
mangkok perak, kendi dan lain-lain.
8.Tari Topeng
Tari Topeng Pajegan atau disebut Topeng Wali merupakan sebuah tarian yang dibawakan oleh
seorang penari laki-laki. Tarian ini ditujukan untuk upacara keagamaan, seperti upacara tiga bulan
kelahiran anak, upacara potong gigi, upacara perkawinan, dan sebagainya.
8. Tari Baris
Sesuai dengan namanya, tarian ini dibentuk dengan posisi penari yang berbaris. Tari ini merupakan
salah satu tarian yang merupakan suatu bentuk ritual. Namun untuk saat ini, tari baris sudah kerap
ditampilkan untuk tujuan hiburan.
Tari Baris menggambarkan tentang keberanian ksatria Bali yang sedang bertempur demi membela
Raja. Penari akan menggerakkan badannya seperti seorang pahlawan yang sedang berperang.
9. Tari Margapati
Margapati berasal dari ‘marga’ yang berarti jalan dan ‘pati’ yang berarti kematian. Maka arti dari
margapati adalah jalan menuju kematian.
Tarian ini melukiskan kekeliruan perjalanan hidup seorang wanita. Penari wanita akan menghadirkan
gerakan tarian laki-laki yang siap mengintai dan siap-siap menerkam mangsanya.
Kecak adalah pertunjukan drama-tari khas Bali. Pentas seni ini utamanya menceritakan mengenai
Ramayana dan dimainkan utamanya oleh laki-laki. Tarian ini mempertontonkan banyak (puluhan
atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
“cak” dan mengangkat kedua lengan
12.Drama Gong
Sudah sempat disinggung sebelumnya, drama Gong juga tak boleh dilewatkan dalam kesenian
tradisional Bali. Sesuai dengan namanya, Gong adalah serangkaian alat seni musik yang terdiri dari
berbagai macam gamelan. Gong memang kerap menjadi pengiring pertunjukan seni lain. Namun
drama Gong juga dapat berdiri sendiri dengan kolaborasi seni pertunjukan kontemporer. Kamu akan
menyaksikan bagaimana para pemain alat musik ini bernyanyi dalam bahasa Sansekerta dan bahasa
Bali klasik. Nyanyian tersebut menceritakan berbagai tema, seperti sejarah, percintaan,
kepahlawanan, dan sebagainya. Pertunjukan ini hanya bisa kamu saksikan pada upacara spesial atau
hari tertentu saja.
13. Ogoh-Ogoh
Selain pertunjukan, kesenian Bali dari karya seni rupa juga terkenal sangat menarik. Salah satu yang
paling terkenal adalah Ogoh-Ogoh. Seni rupa berupa patung dengan ukuran yang besar ini biasanya
muncul dalam upacara Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
seperti kayu, anyaman bambu, koran bekas, hingga serabut kelapa. Dalam proses pembuatannya,
Ogoh-ogoh diberi rupa mengerikan sebagai simbol dari keburukan Bhuta Kala. Sesuai dengan
filosofinya, setelah diarak keliling kota Bali, Ogoh-ogoh akan dibakar sebagai tanda penghilangan hal
buruk dari bumi.
1. Wayang Kulit
Seni rupa sekaligus pertunjukan terakhir yang harus diikuti adalah pertunjukan wayang kulit. Dengan
tokoh yang hampir sama dengan tokoh pewayangan di daerah luar Bali, cerita yang dibawakan oleh
dalang sangat beragam. Mulai dari cerita sakral umat Hindu Bali yang hanya dilangsungkan saat
upacara keagamaan tertentu saja. Hingga cerita berupa celotehan lucu dan nilai kehidupan ringan
yang ditampilkan saat pesta rakyat menjadi daya tarik tersendiri. Seperti halnya yang biasa
ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya.
2. Bondres
Bondres – 7 Kesenian Tradisional Khas Bali yang Belum Banyak Orang Tahu
Berbeda dengan Arja yang bercerita tentang cerita panji yang dekat dengan sejarah, Bondres justru
menceritakan sketsa komedi tradisional yang menggelitik perut penontonnya.
Eksistensi kesenian tradisional khas Bali ini masih terbukti hingga kini dengan adanya grup Bondres
ternama di Bali. Sebut saja Clekontong Mas, Dwi Mekar, dan masih banyak lagi lainnya.
Untuk menunjang cerita komedi yang dibawakan, pelakon Bondres kerap mengenakan kostum lucu
dan topeng. Kisah yang diangkat merupakan kisah sehari-hari yang dekat dengan masyarakat.
MAKANAN KHAS SUKU BALI🔥
Selain terkenal karena destinasi wisatanya, makanan tradisional Bali juga tak kalah menariknya
untuk dicoba saat Anda berkunjung ke sana. Sebut saja ayam betutu, sate lilit, lawar, dan nasi jinggo,
makanan-makanan ini pasti sudah tak asing lagi terutama di telinga para pencinta kuliner.
Hampir sebagian besar makanan khas Bali kaya dengan rempah-rempah. Tak heran makanan-
makanan ini memiliki cita rasa yang kuat dan unik mulai dari gurih, pedas, hingga manis. Dijamin
Anda tak akan melupakan rasanya saat pertama mencicipinya.
Untuk mencicipi makanan tradisional Bali, Anda tak perlu sampai jauh-jauh ke sana. Anda bisa
membuatnya sendiri di rumah. Berikut adalah beberapa resep makanan tradisional Bali yang telah
kami rangkum khusus untuk Anda dari briliofood.net. Selamat mencoba!
Bahan-bahan:
- 700 ml air
Bumbu halus:
- 1 buah tomat
1. Panaskan minyak.
5. Tambahkan air.
2. Sambel Embe🌟
Bahan-bahan:
- garam secukupnya
1. Goreng bawang merah dan bawang putih hingga setengah matang atau kering sesuai selera.
Bahan-bahan:
- 1 sdt garam
- 1 sdt gula
Bumbu halus:
- 1 cm jahe
- 3 cm kunyit, bakar
4. Jukut Gonda🌟
Bahan-bahan:
- 5 buah cabai
5. Rujak Bulung🌟
Bahan-bahan:
- 300 gram bulung buni atau rumput laut segar
Bumbu kelapa:
- 1 cm lengkuas (parut)
4. Campur bumbu kelapa dan bumbu rujak, taruh di atas bulung buni.
6. Bebek Betutu🌟
Bahan-bahan:
- 1 ekor bebek, belah tengah dan lebarkan
- 90 ml santan kental
Bahan bumbu:
2. Siapkan wajan dan panaskan minyak. Masukkan semua bahan bumbu, tumis hingga harum dan
matang.
5. Tutup wajan dan ungkep dengan api kecil hingga berubah warna dan bumbu meresap.
6. Masukkan ½ campuran air dan santan. Aduk-aduk hingga santan dan bumbu tercampur merata.
Tutup wajan rapat-rapat dan masak hingga air habis.
7. Balikkan bebek, masukkan ½ sisa santan. Tutup wajan dan masak kembali hingga air habis dan
bebek matang.
8. Cek kematangan bebek. Caranya dengan tusuk dan robek menggunkan garpu. Jika belum matang,
tambahkan air dan masak kembali.
9. Untuk hasil maksimal, panggang sebentar di oven. Atau bisa juga dipanggang di bara api dan
panggangan di kompor.
10. Siapkan loyang datar, alasi loyang dengan selembar alumunium foil, lalu letakkan bebek di
atasnya. Panggang di dalam oven bersuhu 180 derajat celcius selama 15-20 menit hingga bumbu
terlihat mengering. Keluarkan bebek dari oven.
7. Lawar 🔥
Bahan-bahan:
- 100 garam kacang panjang, potong 2 cm, lalu rebus setengah matang
- 1 cm jahe
- 1 cm lengkuas
- ½ blok terasi
- 2 butir kemiri
- 2 cm kencur
5. Sebelum dihidangkan, tambahkan air perasan jeruk nipis dan taburan bawang goreng.
8.Nasi Jinggo🌟
- merica secukupnya
- ½ kg ayam potong
- 1 ruas kencur
- 2 cm lengkuas, bakar
- 1 cm kunyit, bakar
- 2 sdt garam
Bahan sambal:
- 1 ruas terasi
- 2 buah tomat
- garam secukupnya
- gula secukupnya
3. Lumuri ayam dengan bumbu halus. Campurkan daun salam dan serai.
4. Ungkep ayam hingga kurang lebih 30 menit atau hingga bumbu meresap.
6. Masak mi yang sudah direbus terlebih dahulu bersama bumbu halus. Koreksi rasa lalu
angkat.
7. Tata nasi hangat beserta semua lauk, seperti mi goreng, ayam pelalah, dan serundeng dalam
piring saji.
8. Babi guling 🌟
Bumbu halus
Untuk bumbu isian perut babi guling memakai bumbu lengkap khas Bali (dalam bahasa Bali adalah
base genep), bahan-bahannya adalah:
1. Blender atau haluskan beberapa bumbu termasuk. ½ sdm gula pasir, ½ bubuk ngohiong. ¼
sdt merica bubuk, 1 sdm kecap asin. Sdm angciu. 1 sdt garam dan 4 siung bawang putih. 2.
Sayat memanjang daging babi yang sudah kamu siapkan, lalu baru sayatan tersebut diisi
2. Bumbui kulit babi dengan bumbu khusus kulit yang sudah disiapkan di atas.
3. Lalu tusuk-tusuk daging babi yang sudah dibumbui tersebut hingga dalam, agar semua
bumbu
4. Biasanya babi guling utuh dipanggang menggunakan bara api, sedang untuk alternatif masak
di rumah babi guling dipanggang menggunakan oven. Caranya adalah dengan memanaskan
oven di suhu tinggi mencapai 160°C.
5. Setelah suhu oven yang sudah disesuaikan, maka segera masukkan daging babi ke dalamnya.
Sebaiknya gunakan rak bagian tengah agar daging babi matang merata di kedua sisinya.
6. Untuk menampung minyak babi yang keluar dari hasil panggangan, maka masukkan wadah
yang tahan panas tepat di bawahnya untuk menampung minyak tersebut.
7. Tunggu sampai kulit pada daging babi terlihat garing, tetapi sesekali kamu dapat
Menambahkan bumbu halus dan bumbu kulit yang tersisa agar rasanya lebih kuat.
8. Jika daging babi sudah garing dan lunak, daging babi bisa diangkat dari oven.
9. Lalu supaya daging babi yang tebal bisa matang merata sampai ke dalam, goreng daging babi
di atas wajan hingga krispi dan garing.
10. Jika daging babi sudah matang, angkat dari wajan dan tiriskan sejenak agar kandungan
minyaknya menghilang.
11. Daging babi siap dihidangkan dan bisa dikonsumsi dengan nasi putih hangat.
Resep daging babi khas Bali ini, bisa diganti dengan bahan utama dari daging ayam atau bebek.
Selamat mencoba!
1. Laklak
“Jaje” atau kue Laklak ini sekilas mirip dengan kue serabi, Namun citarasanya tentu saja jauh
berbeda. Jajanan tradisional khas Bali ini bisa disuguhkan untuk teman ngopi atau minum the di sore
hari. Anda bisa menemukan Jaje Laklak ini di pasar atau pedagang kue tradisional yang ada di Bali.
Bahan untuk pembuatan jaje Laklak adalah tepung beras yang dicampur air dan pewarna alami
seperti daun suji untuk warna hijau dan santan untuk yang putih. Kue ini disajikan dengan gula
merah yang dicairkan dan taburan kelapa parut.
2. Pisang Rai
Pisang rai adalah jajanan khas bali yang sangat mudah dijumpai dimana – mana termasuk di pasar-
pasar tradisional bali, rasanya nikmat dan harganya pun sangat pas dikantong.
Kudapan satu ini Memang menjadi santapan yang pas untuk sarapan maupun teman minum teh di
sore hari, ataupun ditemani dengan secangkir kopi atau teh manis hangat.
Penganan yang terbuat dari pisang ini memang menjadi santapan yang enak apalagi sambil ditemani
dengan secangkir kopi atau teh manis hangat.
Pisang yang digunakan adalah pisang tanduk, pisang raja, atau pisang ambon yang cukup tua, namun
tidak terlalu matang sehingga tidak terlalu lembek sehingga rasanya cukup legit dan manisnya pas.
Pisang yang telah dipotong-potong ini dibalut dengan adonan yang terdiri dari tepung beras, tepung
tapioka, dan juga santan. Kalau tak ada pisang tanduk bisa juga digantikan dengan pisang kepok atau
pisang raja yang masak di pohon.
3. Godoh
Jaje “Godoh” adalah makanan khas tradisional Bali yang sangat terkenal dan dapat dijumpai dimana
saja. Pada dasarnya godoh adalah gorengan yang bisa dibuat dari pisang, ubi, talas, maupun tape.
Namun yang Paling favorit adalah Godoh Biu atau Pisang goreng. Jajanan yang biasa dijual di pasar
atau di tukang gorengan pinggir jalan ini ini sangat pas untuk cemilan saat bersantai dan tentunya
aman di kantong karena harganya hanya berkisar antara 1000 sampai 2000 rupiah saja.
4. Jaje injin
Jaje Injin, adalah kue tradisional Bali yang sangat sederhana dan gampang dibuat. Namun rasanya
sangat nikmat apalagi jadi teman minum the atau kopi. Makan seporsi kue ini kita sudah tidak perlu
mengkonsumsi nasi lagi, karena sangat mengenyangkan. Jaje injin terbuat dari ketan hitam yang
dicampur sedikit ketan lalu ditanak biasa seperti menanak nasi. Setelah matang, sajikan dengan
kelapa parut dan toping gula merah cair.
5. Sumping
Jaje Sumping, merupakan kue yang terbuat dari tepung beras berisi aneka isian didalamnya, sesuai
dengan selera pembuat, lalu adonan nya dibungkus dengan daun pisang yang dibentuk menyerupai
bantal, kemudian dikukus. Isian didalamnya bisa berupa buah atau kacang kacangan, Misalnya
sumping biu (pisang), karena didalamnya ada tambahan pisangnya, sumping waluh (labu) terbuat
dari waluh, sumping kuud (kelapa muda) Sumping kacang tanah, sumping kacang merah, dan banyak
lagi lainnya.
Sumping biasanya disajikan ketika menggelar pesta, baik untuk resepsi perkawinan, potong gigi,
gotong royong, upacara adat dan lainnya. Namun sekarang, sumping bisa ditemukan di semua pasar
tradisional dan penjual kue di pinggir jalan di Bali.
Cara membuatnya, pertama rebus santan bersama daun pandan, garam, vanilli dan tepung beras.
Lalu ulek sampai terasa kental dan licin. Lalu, taruh diatas pisang sesuai takaran. Diatasnya
tambahkan potongan pisang, nangka atau buah lain sesuai selera. Lalu bungkus daun seperti melipat
amplop. Kemudian, panaskan kukusan lalu jaja sumping itu dimasukan lalu diikukus sampai matang.
Setelah matang, diangkat dan siap dihidangkan.
6. Kaliadrem
Di Bali kaliadrem merupakan kue tradisional sepanjang masa. Selain biasa dinikmati sehari-hari, kue
ini biasanya banyak diserbu sebagai salah satu pelengkap sajian di upacara hari raya Galungan. Tak
heran kalau kaliadrem banyak dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga yang sangat-sangat
terjangkau. Dengan seribu rupiah, kamu bisa dapat 2 sampai
Kaliadrem terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, gula merah, kelapa, garam,
dan air. Proses pembuatan kue ini terbilang masih sangat tradisional karena langsung dibuat dari
beras yang langsung ditumbuk menjadi tepung. Setelah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti
gula merah, kelapa parut, air, dan garam barulan adonan diuleni hingga bertekstur halus dan
lembut.
7. Orog – Orog
Orog-orog, jajanan tradisional yang mungkin agak susah dicari saat ini. Penganan ini Terbuat dari
Singkong, gula merah dan ditaburi kelapa parut diatasnya. Kue satu ini bercita rasa gurih manis dan
legit yang membuat penikmatnya ketagihan. Dengan porsinya yang kecil, cemilan manis ini cocok
sebagai pengganjal perut di pagi hari ataupun teman minum kopi atau teh di sore hari.
Pembuatan Orog-orog sendiri cukup mudah. Pada dasarnya Orog orog mirip seperti penganan
Yogyakarta yang bernama Tiwul, namun dengan citarasa lebih manis. Jika ditelusuri sejarahnya,
Jajanan sebenarnya merupakan makanan pokok masyarakat pada masa lalu. Orog – orog yang
berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi saat harga beras melambung dan masyarakat tidak
mampu membeli dalam jumlah banyak. Hal ini terjadi pada era penjajahan Jepang dan belanda dulu.
Pada masa lalu, makanan ini dimakan selayaknya nasi, dengan lauk pauk serta sayuran.
Hal ini tentu berbeda dengan yang kita temui saat ini. Orog-orog umumnya disajikan dengan parutan
kelapa dan siraman gula merah.
8. Bendu
Jajanan ini adalah jajanan atau kue tradisional bali yang merupakan ciri Khas Kabupaten Jembrana –
Bali. Penampakannya berbentuk lonjong dan dibungkus daun pisang yang mirip pepes. Saat dibuka,
bendu adalah kue berkulit putih dengan isian gula unti, mirip seperti dadar gulung namun lebih
garing, kenyal dan tipis. Kulitnya dibuat dengan tepung ketan, sedangkan isiannya adalah campuran
gula merah, parutan kelapa, dan garam. Rasanya gurih-legit dan pastinya bikin kamu ketagihan!
Meski menjadi khas Jembrana, Bendu kini bisa ditemukan di berbagai pasar di Bali, terutama di
Denpasar dan Badung. Kudapan ini juga sering disajikan dalam upacara adat, hajatan dan acara
resmi pemerintah setempat.
9. Jaje Bantal
Jaje Bantal, adalah Penganan manis atau jajanan pasar yang bisa ditemui di hampir semua pasar
tradisional di Bali. Kue ini terbuat dari ketan putih dan biasa diisi isian Pisang ataupun kacang merah
atau kacang tanah yang kemudian dibungkus dengan Janur muda dan diikat dengan tali yang terbuat
dari bambu sehingga bentuknya menyerupai Bantal. Tak heran nama kue ini disebut dengan Bantal
karena memang bentuknya seperti bantal namun dengan ukuran kecil, tidak sebesar bantal
sungguhan.
Dalam setiap upacara di Bali, khususnya pernikahan, bantal selalu menjadi kue pelengkap, tak hanya
sebagai sajian kepada para tamu, namun juga dijadikan sebagai sesajen atau persembahan untuk
upacara pernikahan itu sendiri dimana konon diyakini dalam pernikahan sebagai simbolis pihak laki-
laki.
Jaje Cerorot ini merupakan salah satu jajanan khas Bali yang juga sudah mulai langka. Kue ini biasa
disuguhkan jika kita menghadiri acara pernikahan maupun syukuran dan lain-lain. Jajanan ini
merupakan jajanan yang unik, Dari segi bentuk, jajan ini menyerupai corong panjang seperti
teropong atau cone eskrim. Selain rasanya yang Sangat manis, legit dan enak, juga karena cara
membungkus dan memakannya yang unik.
Kue ini dibungkus mennggunakan cone yang terbuat dari daun Janur atau kelapa yang masih putih,
biasanya dalam pembuatan kue ini, tidak ditambahkan pewarna atau pemanis buatan, jadi masih
sangat alami dan tradisional. Tak heran, kue ini hanya bertahan kurang dari 12 jam.
Jaja Begina merupakan salah satu jajanan Paling terkenal dan Paling dicari oleh Masyarakat Bali.
Jajanan ini sudah ada sejak dulu sampai sekarang dan sangat mudah dijumpai di warung–warung
maupun pasar tradisional di Bali. Jaja Begina dibuat dari ketan putih yang dikukus, kemudian ada
yang diberi gula merah, atau ada yang dibiarkan tetap putih. Kemudian dijemur Rasanya ada yang
hambar ada yang manis dan renyah, jajan begina ini digunakan sebagai sarana upacara dalam
pelengkap sesajen atau banten.
https://www.baligetaway.co.id/jajanan-pasar-khas-bali-yang-nikmat-dan-murah/
(sumber)