Anda di halaman 1dari 13

NILAI – NILAI KEARIFAN LOKAL

UPACARA NGABEN PADA MASYARAKAT BALI

GURU PEMBIMBING
NAMA GURU BERSERTA GELAR

DISUSUN OLEH
1. Felicia Angel S. NIS : XXXXXX
2. Gilang Mustika P NIS : XXXXXX
3. Gwenetta Amelia P NIS : XXXXXX
4. Jesharelah O. Y. W NIS : XXXXXX
5. Mas Achmad A. B NIS : XXXXXX
6. Moch Fathir Z. NIS : XXXXXX
7. Moch. Radhitya R. Z.

TRIMURTI SENIOR HIGH SCHOOL


JL. GUBERNUR SURYO NO. 3
SURABAYA
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis yang berjudul "Nilai-nilai kearifan
lokal Upacara Ngaben pada masyarakat Bali".

Karya tulis disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh sekolah. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Upacarq Ngaben bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Afrilia Utama selaku guru


pendamping pada penulisan karya ilmiah kami. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya karya
tulis ini.

Kami menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
ABSTRAK

Tuliskan abstrak kamu yang berisi tentang gambaran ringkas tentang penelitian
yang kamu lakukan.

ii
DAFTAR ISI

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….Hal 1


1.2 Rumusan Permasalahan………………………………………………….. Hal 1
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….Hal 2
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………...Hal 2

Bab 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Sanggar……………………………………………………………………Hal 3
2.1.1 Jenis Sanggar…………………………………………………………....Hal 3
2.1.2 Manfaat………………………………………………………………….Hal 3
2.2 Anak Jalanan……………………………………………………………....Hal 3
2.3 Joyoboyo, Surabaya…………………………………………………….....Hal 3

Bab 3
Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………Hal 4


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………..Hal 4
3.3 Populasi dan Sampel……………………………………………………....Hal 4
3.3.1 Populasi………………………………………………………………….Hal 4
3.3.2 Sampel…………………………………………………………………..Hal 4
3.4 Metode Pengambilan Data………………………………………………...Hal 4
3.4.1 Wawasan………………………………………………………………...Hal 4
3.5 Metode Pengolahan Data………………………………………………….Hal 5
3.6 Alat-Alat…………………………………………………………………..Hal 5
3.7 Cara Kerja…………………………………………………………………Hal 5
3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………………………..Hal 5

Bab 4
Pembahasan dan Hasil

4.1 Perkumpulan Sanggar Alang-Alang………………………………………Hal 6


4.2 Sikap anak-anak sebelum masuk di Sanggar Alang-Alang……………….Hal 6
4.3 Jika Sanggar Alang-Alang tidak di buat…………………………………..Hal 6

Bab 5
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….Hal 7
5.1 Saran………………………………………………………………………Hal 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman

Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa

Indonesia bukan berarti untuk saling bermusuhan dengan bangsa lain, tetapi

bangsa Indonesia mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya

berbeda-beda tetapi tetap satu sebagai alat pemersatu bangsa. Kebudayaan

sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks, meliputi hukum, seni,

moral, adat istiadat, dan segala kecakapan lain, yang diperoleh manusia

sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan Indonesia tersusun dari berbagai

kebudayaan dari suku bangsa/daerah yang ada di Indonesia yang menjadi

identitas bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan produk atau karya

nyata yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dimanfaatkan dalam kehidupan

masyarakat, bangsa dan Negara.

Disetiap daerah yang ada diwilayah Indonesia mempunyai ciri khas dan

kebudayaan yang berbeda-beda salah satunya pulau Bali yang terkenal dengan

kebudayaannya. Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-nilai

yang bersumber pada ajaran agama Hindu. Masyarakat Bali mengakui adanya

perbedaaan ( rwa bhineda ), yang sering ditentukan oleh faktor ruang ( desa ),

waktu ( kala ) dan kondisi riil di lapangan ( patra ). Suku Bali merupakan

suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan


kebudayaannya, sedangkan kesadaran itu diperkuat oleh adanya bahasa yang

sama. Walaupun ada kesadaran yang demikian, namun kebudayaan Bali

mewujudkan banyak variasi dan perbedaan setempat. Di samping itu Agama

Hindu yang telah lama terintegrasikan ke dalam kebudayaan Bali, dirasakan

pula sebagai unsur yang memperkuat adanya kesadaran akan kesatuan itu.

Masyarakat Hindu-Bali tidak hanya ada di pulau Bali yang selalu eksis

dengan kebudayaannya di pulau tersebut. Akan tetapi di kecamatan Toili juga

merupakan salah satu persebaran umat Hindu-Bali. Karena dengan adanya

jalur transmigrasi menjadikan masyarakat Hindu-Bali berada di Kecamatan

Toili yang menyebabkan kebudayaan Bali ikut serta dibawa ke daerah

tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah keadaan geografis dan karakteristik masyarakat bali

2. Bagaimana tata cara pelaksanaan upacara ngaben perorangan di desa

Rama Agung di lingkugan masyarakat multi etnis dan multi agama.

3. Mengapa upacara ngaben menjadi bentuk kearifan lokal di Bali.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Agar mengetahui keadaan geografis dan karakteristik masyarakat bali.

2. Tata cara pelaksanaan upacara Ngaben di desa Rama Agung yakni dengan

cara mempercepat ahli waris lepas dari perasaan terbelenggu

3. terhadap arwah. Menurut orang Bali sebelum ngaben, arwah itu belum

sampai ketempat yang

5
4. sebenarnya dan ini merupakan tanggung jawab ahli waris. Untuk

mengetahui bentuk kearifan lokal di Bali

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Bagi masyarakat : Dapat mengetahui bentuk kearifan lokal upacara ngaben

pada masyarakat Bali

Bagi Peneliti : Menambah wawasan dan referensi tentang kebudayaan Ngaben

Masyarakat bali

Bagi Sekolah : Sebagai materi informasi dalam kegiatan pembelajaran

khususnya pelajaran Seni Budaya

6
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam

masyarakat. Karena nilai budaya adalah tingkat pertama kebudayaan ideal

atau adat. Nilai budaya merupakan lapisan yang paling tidak terwujud dan

ruangnya luas.

2.2 Keadaan Geografis Bali

Secara geografis, pulau Bali yang memiliki luas 5.636,66 km2. terletak di

8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya

beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain

2.3 Karakteristik masyarakat Bali

Karakteristik orang Bali biasanya tidak mau banyak omong, halus, santun,

duduk paling belakang, dan dia akan berbicara ketika diminta.

Orang Bali tidak suka kekerasan, tidak suka intimidasi dan paksaan. Etika ini

sangat dijunjung tinggi oleh orang Bali.

2.4 Kearifan lokal

Kearifan berasal dari kata arif. Arif memiliki dua arti, yaitu tahu atau

mengetahui. Arti kedua cerdik, pandai dan bijaksana. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Kata arif yang jika ditambah awalan "ke" dan akhiran "an"

menjadi kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang

dibutuhkan dalam berinteraksi. Melayani orang, adalah orang yang

7
mempunyai sifat ilmu yaitu netral, jujur dan tidak mempunyai kepentingan

antara, melainkan semata- mata didasarkan atas nilai-nilai budaya dan

kebenaran sesuai ruang lingkupnya. Kata lokal, yang berarti tempat atau pada

suatu tempat atau pada suatu tempat tumbuh, terdapat, hidup sesuatu yang

mungkin berbeda dengan tempat lain atau terdapat di suatu tempat yang

bernilai yang mungkin berlaku setempat atau mungkin juga berlaku

universal." Kearifan lokal diartikan sebagai "kearifan dalam kebudayaan

tradisional" suku-suku bangsa. Kearifan dalam arti luas tidak hanya berupa

norma-norma dan nilai-nilai budaya, melainkan juga segala unsur gagasan,

termasuk yang beri- mplikasi pada teknologi, penanganan kesehatan, dan

estetika. Dengan penger- tian terscbut maka yang termasuk sebagai penjabaran

"kearifan lokal" adalah •

2.5 Upacara Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat HIndu di Bali.Upacara

ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh

leluhur ke tempat asalnya.Ngaben dalam bahasaBali berkonotasi halus yang

sering disebut palebon.Palebon berasal dari kata lebu yang artinya prathiwi

atau tanah.Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu).Untuk menjadikan tanah

itu ada dua cara yaitu dengan cara membakar (ngaben) dan menanam ke

dalam tanah (metanem).

Tujuan dari upacara ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat

kembali ke asalnya,yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat

cepat menuju alam pitra.landasan filosofis ngaben secara umum adalah panca

8
sradha yaitu lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu Brahman, Atman,

Karmaphala, Samsara dan Moksa. Sedangkan secara khusus ngaben

dilaksanakan karena wujud cinta kepada para leluhur dan bhakti anak kepada

orang tuanya.Upacara ngaben merupakan proses pengembalian unsur panca

maha butha kepada Sang pencipta. Ngaben juga disebut sebagai pitra yadnya (

lontar yama purwana tattwa).Pitra yang artinya leluhur atau orang yang mati

sedangkan yadnya adalah persembahan suci yang tulus ikhlas.

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis Penelitian yang kami gunakan adalah kualitatif karena ingin

mendeskripsikan mengenai nilai-nilai kearifan lokal upacara ngaben pada

masyarakat bali.Selainn itu bertuuan untuk menjelaskan fenomena yang

terjadi dimasyarakat secara mendalam,faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki tanpa ada

perlakuan.

3.2 SUBYEK PENELITIAN (POPULASI)

Subjek penelitian kami adalah masyarakat bali yang mayoritas beragama

hindu

3.3 TEKNIK PENENTUAN INFORMAN

Informan dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu cara penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja

atas dasar kriteria atau pertimbangan tertentu.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah dengan Teknik studi

pustaka dengan cara kelompok kami menanyai dan menggali informasi

melalui sumber data dari berbagai literatur, baik jurnal maupun buku-buka

untuk memperoleh data.

Meggunnakan metode studi literatur

10
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

menggunakan studi pustaka

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PEMBAHASAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

5.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Herman J. Waluyo. Apresiasi Puisi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Hlm. 14 u Wienike, dkk. "Pengaruh Model Pembelajaran Dan Minat baca

Terhadap Hasil Belajar Apresiasi." LITERASI: Jurnal Imiah Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah 9, 1 (Januari 2019).

11
https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/10-upacara-

ngaben-dalam-agama-hindu-ngaben

LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai