Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar belakang masalah

Masyarakat Jawa adalah salah satu masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisi yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Tradisi-tradisi yang dilaksanakan selalu
berkaitan dengan daur hidup manusia. Upacara-upacara daur hidup berkisar pada tiga tahapan
penting dalam kehidupan manusia, yaitu kelahiran. Perkawinan dan kematian. Dalam rangka
mencari keselamatan hidup, masyarakat Jawa melakukan ritual atau upacara Hal ini telah
dilakukan masyarakat sebelum mengenal adanya agama yang diakui pemerintah (Islam,
Hindu, Budha, dan Khong Hu Cu). Namun dalam hal mencari keselamatan cara hidup bertani
pada masyarakat Jawa sejak dahulu sampai sekarang pada umumnya masih menggunakan
cara-cara tradisional baik dalam hal teknis maupun berkaitan dengan sistem kepercayaan
mereka yaitu penyelenggaraan upacara yang berkaitan dengan pertanian. Upacara yang masih
dilakukan masyarakat Jawa salah satunya adalah Tradisi Wiwitan.

Tradisi Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi
dilakukan. Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit adalah ‘mulai, memotong padi
sebelum panen dilaksanakan. Dalam tradisi wiwitan terdapat uba rampe dan maknanya.
Bahan bahan yang disajikan dalam tradisi yang masing-masing bagiannya mengandung arti
kehidupan. Uba rampe ini terdiri atas ambeng, ayam panggang Jawa (Ingkung), telur ayam,
pisang, jajanan pasar, kembang wangi, janur, sego bucu, teri, bawang merah dan putih, dll.

Satu masyarakat yang masih menjunjung uba rampe dan makna warisan budaya nenek
moyang dan melestarikannya adalah masyarakat desa Ngujo, Kalitidu. Wujud dari tradisi
yang diwariskan adalah tradisi wiwitan. Tradisi wiwitan ini sangat unik karena tidak semua
tempat memiliki tradisi wiwitan, dan tradisi wiwitan ini juga mendatangkan banyak
wisatawan. Tradisi wiwitan juga sebagai sarana warga desa mempererat hubungan silaturahim
satu dengan yang lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan topik pembahasan diatas, maka pokok permasalahan yang bisa dirumuskan
adalah sebagai berikut::

1
1. Bagaimana prosesi tradisi wiwitan di Desa Ngujo ?

2. Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi wiwitan di desa Ngujo kecamatan Kalitidu
kabupaten Bojonegoro?

3. Apa makna filosofis tradisi wiwitan di desa Ngujo kecamatan Kalitidu kabupaten
Bojonegoro?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini selain memenuhi salah satu proyek kearifan lokal juga bertujuan sebagai
berikut:

1. Mendeskripsikan prosesi dari tradisi wiwitan di Desa Ngujo.

2. Menyajikan deskripsi makna filosofis tradisi wiwitan desa Ngujo Kalitidu Bojonegoro

2
BAB II

PEMBAHASAN

A Tinjauan pustaka

Dalam penelitian ini diperlukan beberapa literatur buku dan artikel sebagai bahan
referensi. Untuk mempelajari tentang Wiwitan ini dibutuhkan buku panduan tanam tradisi
Jawa. Untuk mempelajari tentang persiapan sebelum tanama tanam dan akan panen. Dalam
tradisi Jawa dituliskan ada beberapa aturan yang harus dilakukan untuk mengawali tanam/
akan panen. “Tradisi Wiwitan merupakan ritual tradisional Jawa sebagai wujud Terimakasih
dan rasa syukur kepada Bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri (Dewi Padi) yang telah
menumbuhkan padi. Wiwit itu artinya tradisi Wiwitan untuk mengawali panen Padi sebagai
ungkapan rasa syukur manusia untuk mengembalikan sebagian dalam bentuk tasyakuran.

B Kondisi Umum Lokasi

1. Keadaan geografis desa Ngujo

Desa Ngujo merupakan wilayah di kecamatan Kalitidu kabupaten Bojonegoro. Wilayah desa
Ngujo mencakup 227 km² terdiri atas desa Ngujo dusun kedungkeris dan dusun karangturi.
Wilayah utara berbatasan dengan desa Pungpungan, Barat berbatasan dengan desa
Pungpungan, selatan berbatasan dengan desa Leran, Timur berbatasan dengan desa Leran.
Daerah Ngujo merupakan dataran rendah. Iklim penghujan wilayah ini biasanya tejadi pada
November hingga April, sedang kemarau terjadi pada Mei-Oktober.

2. Pekerjaan

Desa Ngujo merupakan desa dengan mayoritas masyarakatnya Bekerja sebagai petani dan
juga buruh tani. Di desa ini tersebar di dalamnya memiliki lahan pertanian yang cukup luas.
Masyarakat tersebut menggunakan lahan nya dengan menjadikan sawah. Petani menjadikan
sebagian besar lahannya untuk ditanami padi, para petani sebelum memanen padi melakukan

3
tradisi Wiwitan. Kondisi ini menyebutkan bahwa masyarakat Ngujo masih melestarikan
tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang.

C Pembahasan

 Pengertian tradisi wiwitan

Tradisi wiwitan dalam pertanian merupakan upacara yang dilakukan masyarakat sebelum
panen padi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi
masyarakat telah banyak melakukan perubahan khususnya dalam pelaksanaan upacara tradisi
wiwitan.

 Tata cara tradisi wiwitan

Prosesi yang pertama dalam tradisi wiwitan yaitu ider-ider dan pemasangan cok Bakal,janur
kuning di setiap sudut sebagai petanda pemberitahuan atau meminta Izin kepada penunggu
sawah. Ritual cok bakal dilaksanakan petani dengan harapan untuk agar mendapat berkah
dari Dewi sri agar merka menjaga tanaman sehingga diperoleh hasil panen melimpah.
Meskipun termasuk tradisi kuno, namun masyarakat desa Ngujo tetap percaya
melaksanakannya dengan sakral tanpa merubah tradisi yang sudah ada, karena masyarakat
percaya bila ritual tidak dilakukan maka dapat terjadi musibah yang tidak diharapkan yang
merugikan misalnya tanaman rusak, dan gagal panen.

Prosesi kedua yaitu prosesi yang terpenting dilaksanakan tradisi wiwitan, yaitu prosesi
kenduri atau selametan yang dilaksanakan di sawah. Setelah semua peralatan disiapkan para
petani dan masyarakat berbondong-bendong menuju sawah area persawahan kemudian
dilaksanakan prosesi tradisi wiwitan. Kenduri merupakan upacara adat dengan cara
berkumpul bersama untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta. Permohonan dipanjatkan
bertujuan untuk meminta keselamatan dan ,mengabulkan apa yang di inginkan. Kemudian
dalam prosesi tradisi wiwitan terdapat ritual doa. Setelah memanjatkan doa-doa kemudian
dilanjut dengan ritual pemotongan sebagian padi sebagai tanda bahwa padi siap untuk dipanen
setelah prosesi wiwitan selesai, pemilik sawah membagikan hidangan yang sudah disiapkan
kepada warga sekitar persawahan. Warga sekitar persawahan juga boleh ikut datang dalam
tradisi wiwitan oleh karena itu tradisi wiwitan tidak hanya untuk wujud ucapan syukur atas
nikmat yang diberi Tuhan tetapi juga sebagi wadah untuk menjalin silaturahmi anatar warga.
Tradisi ini hanya dilaksanakan pada sawah-sawah dengan aura mistis “singup” saja,

4
sedangkan persawahan yang strategis tidak memerlukan wiwitan. Tradisi ini sejatinya tidak
mengandung unsur paksaan dan kewajiban, namun sekadar kesadaran masing-masing dalam
menghormati alam. Namun bila dijalankan dengan penghayatan, tradisi ini dapat membawa
masyarakat untuk lebih dekat pada Tuhan pemberi kenikmatan. Tradisi wiwitan sejatinya
tidak mengandung unsur wajib dan memaksa, namun disandarkan pada kesadaran manusia
untuk menghormati alam.

BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan berikut:

1. Tradisi Wiwitan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngujo pada
musim panen raya dalam rangka sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta
karena diberikan hasil panen yang melimpah. Adapun proses kegiatan tradisi wiwitan
di Desa Ngujo meliputi 4 tahapan, yaitu :Pertama, ider-ider yaitu pemasangan cok
bakal, janur kuning disetiap sudut sawah sebagai petanda pemberitahuan atau meminta
izin kepada penunggu sawahdan dilakukan pada malam hari. Kedua, yaitu prosesi
yang terpenting dilaksanakannya tradisi wiwitan, yaitu prosesi kenduri dan ritual-ritual
yang dilakukan di sawah.
2. Makna Filosofi dari tradisi Wiwitan Desa Ngujo diwujudkan melalui beragam simbol
yang mengandung nasihat, harapan dan doa kepada Allah untuk memperoleh
keselamatan dan kesejahteraan hidup. Dalam upacara Wiwitan tetrkandung rasa
syukur kepada Allah atas melimpahnya hasil panen serta wadah untuk bersedekah dan
mempererat tali persaudaraan.

B Saran

Kearifan lokal tradisi wiwitan yang merupakan bagian dan budaya suatu masyarakat, harus
terus kita wariskan ke turun temurun agar generasi selanjutnya bisa ikut merasakan
kenikmatannya. Kearifan lokal masyarakat dalam tradisi wiwitan di kabupaten Bojonegoro
tepatnya di daerah Ngujo dapat dilihat pada proses tradisi. Bentuk kearifan lokal yang didapat

5
berupa hasil adaptasi asli budaya yang ada. Kita sebagai generasi penerus sudah tentu kita
meneruskan tradisi wiwitan ini agar tidak hilang begitu saja karena dalam upacara Wiwitan
ini mengandung hal-hal baik dan tujuan baik pula. Mungkin kita menjalaninya dengan cara
yang berbeda beda, namun tujuannya yang sama untuk bersyukur kepada yang kuasa dan
berterima kasih kepada Dewi Sri. Hal tersebut sudah tentu suatu panutan yang baik jika kita
tetap melaksanakan sebagai generasi penerus, walaupun memang terlihat rumit. Jadi
tradisional bukan untuk kita tinggalkan tetapi kita harus lestarikan karena banyak makna yang
terkandung di dalamnya.

LAMPIRAN 1

Hasil wawancara

Nama Narasumber : Mbah Sri

Alamat : Ngujo

Pekerjaan : Tani

Waktu wawancara : 27 Oktober 2022

Pewawancara : “Permisi mbah”

Narasumber : “Iya nak”

Pewawancara : “ mbah, kalau boleh tahu namanya siapa?”

Narasumber : “saya mbah Sri”

Pewawancara : “asli lahir sini mbah?”

Narasumber : “iya saya asli sini”

Pewawancara : “gini mbah, saya ingin bertanya apakah mbah mengerti tentang
kearifan lokal?”

Narasumber : “waduh, tidak mengerti nak”

6
Pewawancara : “saya jelaskan ya mbah, kearifan lokal adalah warisan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.”

Narasumber : “Oalah ya nak mbah baru dengar ini”

Pewawancara : “kalau wiwitan apa ya mbah?”

Narasumber : “wiwitan itu digunakan untuk persembahan sebelum panen.”

Pewawancara : “bahan – bahan yang diperlukan apa saja Mbah?”

Narasumber : “Takir, kemiri, bawang merah dan putih, cabai, kembang wangi, jajan
pasar,janur, pisang, tumpeng, teri, suruh,”

Pewawancara : “cara melakukannya bagaimana mbah?”

Narasumber : “Diberi niat terlebih dahulu, lalu sedikit padi dipojokkan potong untuk
mengawali panen”

Pewawancara : “Ooh,,seperti itu ya mbah terima kasih banyak sudah memberitahu


kami.”

7
LAMPIRAN 2

A Foto Dokumentasi

1. Kembang wangi

8
2. Kembang gantal ( daun sirih )

3. Telur ayam kampung

9
4. yang telah diikat oleh sapu ijuk

5. Bawang merah dan putih, kemiri, teri, tumpeng, uang, potong kelapa

10
6. Kembang gantal dan telur ayam kampung

7. Ambeng

11
8. Wawancara dengan tokoh masyarakat desa Ngujo

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qohar.(2022.).Tradisi Wiwitan, Bentuk Rasa Syukur Sebelum Panen Padi Di


DesaNgujo.(https://suarabojonegoro.com/news/2022/02/13/tradisi-wiwitan-bentuk-
rasa-syukur-sebelum-panen-padi-di-desa-ngujo. Diakses 26 Oktober 2022)

Wawancara dengan Mbah Sri selaku Sesepuh di Desa Ngujo, pada tanggal 26
Oktober 2022, jam 16.23 WIB.

Wawancara dengan bapak Juki selaku kepala dusun, pada tanggal 26 Oktober 2022,
jam 15. 19 WIB.

12
13

Anda mungkin juga menyukai