Anda di halaman 1dari 15

mrtyutyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiop

asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
ASAL MULA DANAU SANO NGGOANG

Alkisah, pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri di suatu desa. Mereka

adalah ibu Niham dan Pak Silham. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dengan aman dan

tenteram. Suatu ketika mereka pegi ke kebun. Suasana sangat sepi dan sunyi. Tak ada suara.

Kesunyian dan kesepian itu memunculkan harapan untuk memiliki seorang anak. Dari hari ke

hari, Bu Niham selalu berdoa agar harapan itu dapat terwujud. Pada suatu malam ia bermimpi

bahwa suatu saat nanti mereka akan dikaruniai seorang anak perempuan. Keesokan paginya ia

bangun dan langsung berdoa. Ia membangun suaminya, dan menceritakan mimpinya.

Ibu Niham : Pa, tadi malam saya bermimpi bahwa suatu saat nanti kita akan dikaruniai

seorang anak perempuan.

Pak Silham : Betul ya bu? Apakah itu mungkin? Mari kita berdoa agar mimpi itu bisa

menjadi kenyataan.

Ibu Niham : Ia Pak , saya berharap agar mimpi itu menjadi nyata.

Setelah bercakap-cakap, mereka mempersiapkan diri, dan pergi bekerja di kebun.

Sebulan kemudian, Ibu Niham mengandung. Mereka sangat bahagia. Dalam hati yang

paling dalam, mereka berharap dan berdoa agar anak yang dilahirkan selamat. Hari demi hari

mereka lewati bersama. Pak Silham semakin menyayangi istrinya. Ia berusaha melindungi

istrinya, dan menjauhkannya dari bahaya. Setelah beberapa lama, tibalah saatnya bagi sang istri

untuk melahirkan. Mereka menyiapkan tempat yang baik untuk kehadiran sang bayi. Sang bayi

itu pun lahir. Ternyata, anak itu bukanlah seorang perempuan melainkan laki-laki. Kenyataan itu

tidak menyebabkan mereka kecewa. Mereka tetap bersyukur atas kehadiran sang anak. Semakin

hari anak itu semakin tumbuh dan berkembang dengan sehat. Mereka lalu memberikan nama

anak itu, Sano.


1
Beberapa tahun kemudian , Sano tumbuh menjadi anak yang ganteng, rajin, ramah dan

baik hati. Pada suatu hari , Sano pergi bersama ayahnya ke kebu dan ibunya tetap di rumah untuk

memasak nasi untuk ayah Sano dan Sano. Ketika sampai di kebun , Sano dan ayahnya bekerja

( menebang pohon ). Setelah selesai menebang pohon , merekapun beristirahat. Tak berapa lama

kemudian Ibu Sano datang dengan membawa nasi dan sayur untuk anak dan suaminya. Melihat

ibunya datang Sanopun langsung memeluk mamanya, begitupun sebaliknya ibunya memeluk

Sano dan berkata:

Ibu Niham : Nak sekarang makan , karena kamu sudah lelah dan lapar.

Sano : Ia Bu.

Lalu Sano memanggil ayahnya untuk makan bersam-sama.

Setelah selesai makan merekapun langsung pulang ke rumah, dan tak terasa hari sudah

menjelang malam, mereka pun makan malam . Malam itu mereka tidur cepat karena mereka

sangat lelah. Tak terasa malam pun berganti pagi , Sano bangun pagi-pagi dan pergi mandi.

Pulang mandi ia membantu ibunya untuk memasak nasi. Setelah selesai masak , merekapun

makan pagi., sambil makan Ibu Nilham berkata :

Ibu Nilham : Nak nanti kamu jangan ke kebun ,kamu disini untuk menjaga

rumah.

Sano : Ia Bu.

Pak Silham : Nak nanti kalau kamu mau pergi bermain , janagn lupa kunci

rumah .

Sano : Ia Pa.

Lalu ayah dan ibunya pergi ke kebun. Sesampainya di kebun , merekapun bekerja dan Sano

sendiri pergi bermain bersama teman-temannya dan ia menceritakan semua apa yang mereka

lakukan di kebun bersama ayahnya. Setelah lama bermain Sanopun meminta pamit kepada
2
teman-temannya, iapun pulang ke rumah. Tak terasa ia sudah sampai di rumah. Sesampainya di

rumah ia mencari kayu, menimba air, dan memasak. Setelah semuanya selesai , ia pergi ke

ruangan tamu untuk membaca cerita, meskipun hanya tahu membaca beberapa kata saja ,maklum

Sano belum sekolah. Ketika ia asyik membaca, ia dikagetkan dengan kehadiran kedua orang

tuanya. Dengan senang hati ia menyambut Ibunya dan berkata :

Sano : Ibu ini hari ayah dan ibu pulang dari kebun kemalaman.

Ibu : Ia nak , karena tadi kami banyak kerja di kebun.

Sano : oh, begitukah ibu.

Setelah bercakap-cakap , Ibu Niham pergi ke dapur untuk memasak , sebab ia tidak tahu

kalau Sano sudah masak. Ketika ibu Niham mengambil piring terdengar suara Sano

memanggilnya dan mengatakan bahwa ia sudah selesai memasak. Mendengar perkataan putranya

itu, wajah ibu Nilham berseri karena ia bangga mempunyai seorang putra yang baik dan rajin.

Kemudian merekapun makan malam. Setelah selesai makan malam mereka istirahat.

Keesokan harinya mereka bangun dengan jiwa raga yang sehat. Hari itu ayah dan ibu

Sano pergi menjenguk Nenek Sano di sebuah desa. Desa itu sangat jauh dan tidak dilalui

kendaraan satupun.

Oleh karena itu ayah dan ibunya memutuskan supaya Sano tidak boleh pergi. Sebelum berangkat,

ibunya menasehati Sano supaya tidak boleh berkelahi dengan temannya dan jika pergi bermain

janagan lupa pulang untuk makan siang.

Dari sekian nasehat ibunya ia hanya menjawab dengan menganggukkan kepala, ia sangat

merindukan ibunya, tetapi ia mencoba untuk bertahan. Setelah menasehati Sano , kedua orang

tuanya berangkat. Kini Sano hanya tinggal sendiri di rumah, dia hanya ditemani oleh kedua

temannya . Hari-hari mereka jalani bersama tanpa ada pertengkaran , karena Sano ingat dengan

pesan kedua orang tuanya.


3
Selain anak yang rajin , pandai dan ganteng, Sano juga sangat rajin untuk berdoa. Setiap

hari ia selalu berdoa untuk kedua orang tuanya , supaya mereka tetap dalam keadaan sehat selalu

dan selalu berada dibawa naungan Tuhan Yang Maha kuasa .

Keesokan harinya mereka bangun dan langsung berdoa. Setelah berdoa ia mengajak kedua

temannya untuk pergi ke hutan untuk melihat keadaan di hutan . Lalu, kedua temannyapun

menyetujui hal itu , kemudian mereka langsung makan pagi dan berangkat.

Sesampainya di hutan ,mereka melihat berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Ketika

mereka sedang berjalan- jalan, mereka melihat seekor burung yang tidak bisa terbang ,

merekapun mengobati burung itu. Burung itupun bisa terbang lagi.

Beberapa lama kemudian , mereka memutuskan untuk pulang ke rumah karena mereka

sangat lapar. Setelah lama berjalan , tak disadari merekapun sampai di rumah, dan langsung

makan siang. Selesai makan , mereka tidur siang karena mereka sangat lelah. Tak terasa hari

sudah menjelang sore,Sano dan kedua sahabatnyapun bangun, kemudian mereka memasak nasi.

Tak terasa hari sudah malam , merekapun makan malam. Setelah makan , mereka beranjak ke

kamar tidur untuk beristirahat. Sebelum tidur mereka berdoa bersama. Malam itu Sano tidak

aman tidur , karena ia sangat merindukan kedua orang tuanya.

Pagipun tiba , Sano bangun dengan perasaan senang dan semangat , karena hari itu kedua

orang tuanya akan tiba dari kampung neneknya dan bisa bertemu dengannya. Dari pagi Sano

tidak kemna-mana, ia tetap berada di rumah. Lalu iapun memasak nasi dan sayur, karena ia tahu

bahwa kedua orang tuanyapasti lelah karena menempuh perjalanan yang jauh, apalagi berjalan

kaki. Pasti mereka akan lapar. Tak berapa lama , kedua orang tuanya tiba. Hatinya sangat senang

karena hal yang dinantikannya tiba. Setelah orang tuanya beristirahat ,Sano mengajak kedua

orang tuanya makan siang. Setelah makan, kedua orang tuanya menceritakan keadaan di desa

Neneknya. “ Nak selama ibu berada di sana , ibu sangat merindukan kamu dan kwatir dengan
4
kamu di sini. Ibu selalu berdoa agar kamu di sini dalam keadaan sehat dan ibu sangt bersyukur

kepada Tuhan karena segala Doa dan permintaan ibu kepada Tuhan sudah terkabulkan dan kamu

di sini masih dalam keadaan sehat-sehat saja. Begitupun sebaliknya Sano menceritakan

pengalamannya selama tinggal bersama kedua sahabatnya yaitu Pulau dan Nuncung. Ia berkata

kepada ibunya ” Ibu disini Sano sangat merindukan ibu dan kadang Sano sampai menangis.

Tetapi saat itu Pulau dan Nuncung selalu menghibur aku sehingga aku tidak menangis lagi. Itu

pengalaman Sano yang menyedihkan, sedangkan pengalaman yang menarik adalah ketika suatu

hari Sano dan kedua sahabatnya pergi ke hutan dan melihat burung yang tidak bisa

terbang,karena terluka namun Yang menariknya adalah ketika mereka berhasil menymbuhkan

luka burung itu, sehingga burung itu bisa terbang lagi.

Setelah mendengar cerita dari anaknya , ibu Sano mengajak Sano untuk pergi timba air .

Sesudah timba air mereka langsung pulang ke rumah untuk memasak nasi. Setelah selesai

memasak , Sano bersama kedua orang tuanya berkumpul di ruang tamu.

Inilah kesempatan yang baik bagi Sano untuk menyampaikan keinginannya kepada kedua

orang tuanya. Lalu iapun mulai berbicara :

Sano : sebelumnya saya minta maaf kepada ayah dan ibu , mungkin

permintaanku ini tidak disetujui oleh ayah dan ibu ,

Ibu : Katakan saja Sano , tidak mungkin ayah dan ibu menolaknya.

Sano : Sebenarnya selama ini aku memiliki niat untuk sekolah , apakah ayah

dan ibu setuju?

Ayah : Nak kami senang dengan keinginanmu itu , kami akan memenuhi semua

keinginanmu, asalkan kamu sungguh-sungguh punya keinginan untuk sekolah.

5
Sano : Terima kasih ayah dan ibu , aku berjajnji akan sekolah dengan sungguh-

sungguh.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 07.00, merekapun segera makan malam ,

sesudah makan mereka langsung tidur. Tak terasa hari sudah pagi , mereka bangun denngan jiwa

raga yang sehat. Hari itu Sano pergi ke kebun bersama kedua orang tuanya. Keluarga Sano sangat

sederhana, meskipun Sano anak satu-satunya , tetapi ia tidak mau hidup sombong ,dia makan

maknan apa adanya dan dia sangat taat kepada orang tuanya.

Suatu hari Nuncung datang bermain ke rumahnya . Sano menceritakan semua

keinginannya dan orang tuanya menyetujui hal itu. Setelah mendengar cerita dari Sano ,

Nuncungpun mempunyai keinginan untuk sekolah seperti Sano. Kemudian ia pulang ke rumah

dan menceritakan kkeinginannya itu kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya sangat senang dan

menyetujui hal itu. Begitupun dengan Pulau.

Satu tahun kemudian . . . . . . . .

Sano , Pulau, dan Nuncung sekolah di tempat yang sama. Ketiga sahabat ini sangat akrab.

Mereka dikenal dengan murid yang pandai, rajin , ganteng, dan disiplin di sekolahnya. Ketiga

sahabat ini selalu bersama baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah mereka mendapat kelas

yang sama, di kampung rumah mereka berdekatan. Pulau, Nuncung dan Sano sama-sama pandai,

sehingga mereka selalu bersaingan dan dengan adanya persaingan itu merekapun menjadi

semangt untuk belajar.

Suatu hari Sano jatuh sakit. Kedua orang tuanya sangat kwatir dan juga kedua sahabtnya

itu sangat takut dan cemas, karena sudah beberapa hari Sano tidak ke sekolah. Ayah dan ibunya

berusaha supaya Sano bisa sembuh dan bisa ke sekolah seperti biasanya, dan satu minggu lagi

mereka akan mengadakan Ujian Nasional. Setiap hari Sano selalu berusaha agar ia cepat sembuh.
6
Tak lupa berdoa mohon kesembuhan. Dan doanya dikabulkan oleh Tuhan dan diapun sembuh

Kedua orang tuanya dan juga sahabatnya sangat bahagia .

Hari ini merupakan hari dimana Sano, Nuncung, dan Pulau mengikuti Ujian Nasional .

Sano dan kedua sahabatnya itu sangat bersemangat dalam mengerjakan soal. Ujian mereka

berlangsung selama 3 hari. Setelah Ujian Nasional selesai Sano dan kedua sahabatnya tinggal di

kampung. Hari- hari mereka berjalan baik. Tak disdari bahwa hari ini adalah hari berita lulus dari

ketiga sahabat itu. Pada saat membaca peringkat, Sano mendapat juara 1, Nuncung juara 2, dan

Pulau mendapat juara 3.

Satu tahun kemudian . . . . . . . .

Mereka memasuki tahun ajaran baru. Orang tua Sano masih sanggup membiayai

pendidikan Sano. Begitupun dengan orang tua dari Nuncung dan Pulau. Merekapun sekolah di

satu lembaga yang sama (SMP) . Suatu hari nenek Sano datang ke rumah Sano dan membawa

seekor anjing. Tiba saatnya nenek Sano kemabali ke kampungnya, ia memberikan anjingnya

kepada Sano, dan hal itu membuat Sano bahagia. Sano sangat menyayangi anjingnya itu.

Suatu hari Sano dan kedua temannya pergi ke hutan. Sampai di hutan mereka berpencar ,

Sano bersama anjingnya dan Nuncung bersama Pulau. Di dalam hutan berjalan kea rah yang

berbeda. Setelah lama berpencar mereka sudah tidak bisa menemukan satu sama lain. Tentu hal

itu membuat mereka takut dan kwatir. Sano yang berjalan bersama anjingnya itu sangat takut, ia

berusaha mencari jejak kedua temannya itu tetapi tidak menemukannya. Untuk mengetahui

keberadaan kedua temannya itu Sano memanfaatkan anjingnya itu, dengan cara mengikat api

pada ekor anjing itu. Setelah Sano mengikat api itu iapun menyuruh anjingnya untuk berjalan .

Setelah sekian lama anjing itu berjalan , api di ekornya itu membakar ekornya. Pada saat yang

bersamaan datanglah seorang nenek dan mendapatkan anjing itu sedang meraung kesakitan .
7
Nenek it uterus berjalan dan pada akhirnya ia mendapatkan Sano dan kedua sahabatnya itu.

Nenek itu datang dan membawa sebuah tongkat.

Nenek itu bertanya kepada mereka , “ hai cucu-cucuku, mana yang kalian pilih diantara

dua pilihan berikut yaitu dunia air dan dunia kering.

Lalu dengan spontan Sano menjawab”dunia air” . Mendengar jawaban Sano itu , sang Nenek

langsung menancapkan tongkatnya ke tanah, dan semuanya berubah menjadi air. Sano beserta

kedua sahabatnya itupun terendam air. Genangan air itu sangat luas dan dalam. Semakin hari air

itu semakin banyak dan orang disekitarnya berpikir bahwa itu bukanlah genangan air biasa dan

sejak saat itu mereka menamakan air itu dengan sebutan Sano Nggoang , yang berasal dari 2 kata

yaitu kata:SANO “ yang berarti “ DANAU “ dan “ NGGOANG “ yang berarti “ NYALA API “.

Di sekitar danau itu terdapat sebuah pulau yang dinamakan Pulau Nuncung, yang merupakan

nama dari kedua sahabat Sano.

SELESAI

BIOGRAFI PENULIS

NAMA : YUSTINA FORIA WATI

PANGGILAN : YUS

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : LOHA, 25 PEBRUARI 2001

SEKOLAH : SMP ST.KLAUS WERANG

NARA SUMBER : AGUSTINUS UBEN (60 TAHUN)

ASAL : NUNANG KEC.SAN0 NGGOANG

8
TARA MANGAN SANO NGOANG

Manga danong one ca beo mose ata sua tau wina rona. Nggasang de winan ga, ine

Niham agu ngasang de, ronan ga ame Silam.Maram sekang dise ata koe gen na landing sekang

hitu pas tau latang ise. Manga laing hitu ise mo one uma, caa’i one uma hitu da’at na lik na, ai

toe manga reweng de anak koe. Pas laing hitu, wina de ame Silham manga niak, diha tau manga

anak. Neteng na leso niak dia hitu todo one nai de ine Niham, agu hia solek na sembaeng porong

ca niak dia, nganceng manga tu’ung. Manga ca wie ine Niham nipi, ome hia ca leson ding manga

eng anak na anak hitu ga ata ine wai.Cai neho diang gula ine Niham to’o agu langsung sembaeng

poli hitu hia pande to’o ronan na agu nunduk nipi dia. Nggo’o jaong na:

Ine Niham :Ame rewieng aku nipi ome ca leso nding itu manga anak,anak hitu ga ine wai.

Ame Silam :di’an ome nggitu nge ga, agu laing ho ite ga sembaeng, porong hitu taung ngance

manga agu dia nding.

Ine Niham :eng ga ame aku kole solek sembayang porong hitu taung nganceng manga agu dia.

Polo nunduk-nunduk dise sua ga ise mo hang agu poli hang dise ga mo one uma tau kerja.

Ca wulang wa ga wina de ame silam weki kambar neteng leso ine Niham agu ame silam solek

sembayang olong porong wina ade ame Silam poron de ame Silam anak agu mose diana . Leso

na leso mose dise tambang na dian. Ame Silam solek momang agu winan na lami nggeng hia

winan na. porong neka hena daate. Pisa wulang wag a, anak hitu lise ga taing ngasang Sano. Pisa

ntaung wa ga, Sano jadi anak ata reba, seber agu dia nain na.

Manga ca leso Sano mo cama agu amen na mo one uma landing ine na kaeng one sekang tau

teneng hang latang ame de Sano agu Sano.

9
Cai one uma ga Sano agu amen na poka haju. Poli poka haju ise ga asi poso. Toe lor ge wa ga

tua ine de Sano bahang agu ute . laing ite le Sano tua inen na Sano Nggape ine na agu nggoo

jaong na :

Ine Niham : nono hang ga, ai hemi darum.

Sano : eng ga ine.

Puli hitu ga, Sano benta amen na tau hang cama cama . puli hang dise ga ise kole one sekang.

Agu toe manga noing lise kali ta, mane tanah ga. Poli hitu ga ise hang wie. Wie hitu ise elang

toko ai kamer le kerja. Cang te nuing lise, gerak tanah ga. Sano to’o gula agu cebong. Kole

cebong hia ga campe inen na tau teneng hang. Poli hitu ga ise hang gula. Laing hang, ine diha

nggo’o jaong na:

Ine Nihan : nono, hau ding neka mo one uma , hau kaut ndo’o lami sekang.

Sano : eng Ine.

Ame Siham : nono, eme niak mo labar hau ding, neka hemong tadu para.

Sano : Eng ame.

Poli hitu ga, ine amen na mo one uma. Cai one uma ise ga, kerja. Landing one sekang ga, Sano

ngo labar cama haen na. agu hia nunduk iwo ca pande dese one uma meseng agu amen na. Lor

wa gaha, Sano tegi agu haen tau kole one sekang. Poli hitu ga, hia kole one sekang, cai one

sekang hia kerja kawe haju, teku wae agu teneng hang. Poli taung kerja situ ga, hia mo olo lutur

tau baca nengeng. Maram iwo ger ca bae, ca bae liha ai bae ket hia ata toe mak manga sekolah.

Laing na dian baca nengeng diha tua ise ine agu amen na. agu hia naka ame agu ine na, nggo’o

jaong na:

Sano : ine, melet na leso ho’o ite kole wie.

Ine Nihan : eng ra nono. Ai ine agu ame gau rebaong do kerja sale uma.

Sano : nggitu nge ine.


10
Poli nunduk dise ga, ine dia mo musi dapur tau teneng hang, toe bae liha ga poli teneng hang le

sano ga. Laing ta mo ala lewing hia ga, tua reweng de Sano agu benta inen na nggoo jaong na:

Sano : Ine asi teneng lite ai poli teneng laku rebaong ga .

Ine Nihan : Dia eme nggitu ga nono, ai hau anak ata seber.

Poli hitu ga ise hang wie. Poli hang wie ise ngo toko, nu diang ga ise too agu weki nai dia. Leso

hitu ine agu ame de Sano mo laat empo de Sano one ca beo. Sano toe ma ngo na, ai salang ca one

sekang de empon na tadang apa kole lako wai. Laing ta mo, ine de Sano manga pende latang ta

Sano porong Sano toe rewa tau agu haen na, ague me mo labar neka hemong kole one sekang tau

hang leso. Taung na iwo ca pende de inen na, ca koe walen liha, le ngetuk kat sain na. Hia data na

kembung agu inen na landing hia taong kaut. Poli pende latang ta Sano ga, ine agu amen na tegi

agu Sano porong ise lako ga. Laing hitu ga Sano kaeng hanang koe one sekang agu sua tau haen

na. Leso leso ise kaeng cama agu de dia. Agu toe manga rewa tau ai Sano nuk kat pende de inen.

Poli kole hitu ga Sano kole anak iwo ca pintar ,seber agu reba, Sano kole Seber tau sembayang.

Neteng leso hia solek sembayang tau latang ine agu amen porong ise nail ewe agu di’a.

No diang ga, ise too agu langsung sembaeng. Poli sembaeng hia karong hae na tau mo one puar,

tau lelo taran puar hitu. hae diha hitu ga eng agu jaong diha. Cai ise one puar hitu, ise ita manga

manga ket si kaka. Agu pu’u haju. Laing lako dise. Ita lise ca moko kaka ata toe ngance lelap ai

reu . mai ise ga, mosa kaka hitu. agu kaka hitu langsung di’a. lor wa ga, ise niak tau kole one

sekang, ai ise darem. Cai one sekang isse langsung hang leso. Poli hang ise toko leso, ai ise data

na kamer ra. Toe kat manga noing lise mane tana ga. Sano agu haen ga, too agu poli hitu mo

kawe haju, poli kawe haju ise teneng hang. Toe kat manga noing lise wie tanah ga. Laing hitu ise

langsung hang wie agu mo toko agu sembayang. Wie hitu Sano toe nggance toko ai hia kembung

agu ine amen na. Toe kat ma noing na wie ganti gula. Gula hitu Sano too agu nai cembes. Ai leso

hitu ame agu inen na kole one mai beo de empon na. agu hi’a ngance ita tau kole agu ine amen
11
na. pong na gula, Sano toe manga ngo bana. Hia kaeng terus one sekang. Poli hitu hia teneng

hamen na lako tadang apa kole ise lako wai. Lor wa ga, ame agu ine de Sano cai one sekang.

Data na cembes nai de Sano agu hia langsung nggape ine agu amen. Poli hitu ga Sano karong ine

agu amen na tau hang leso. Poli hang ine amen na, nunduk taran beo iwo ca kaeng de empon na.

Nggo’o laing ca ine kaeng le beo de empo gau, ine kembung hau terus agu aku rantang nah hau

ai hau kaeng hanang koe mo ndo’o. Aku sembaeng terus porong hau ndo’o dia terus , cembes nai

de ine ai mori tiba taung iwo ca tegi gaku agu hia. Agu hau ndoo di’a. ngi tu kole Sano nunduk

one ine agu ame na iwo ca pande dise laing ca mo one puar agu hae diha,Pulau agu Nuncung,

nggo jaong na ,ine ndo ‘o sano da’at na kembung agu ine,eme ca hitu na aku sampe retang

landing pulau agu nuncung pande rame porong aku toe retang ,hitu pande gamin ndo’o iwo ca

sedih na.landing manga ata pande cembes laing na laku ,laing ca, mo one puar gami.cai one puar

hami ita kaka lelap iwo ca toe ngance lelap.Laing hitu hami ga musa kaka hitu, agu kaka hitu

ngance lelap kole.

Poli senget nunduk de anak ken ga, ine de sano karong sano tau mo tiku wae .poli hitu ise

langsung kole one sekang tau teneng hang .poli teneng Sano cama ine agu amena lonto olo

lutur.hitu na di’an naga porong sano jaong agu ine amena, jaong iwo ca niak diha tau

sekolah .Laing ca hitu ga hia lansung jaong;

Sano :olo neka rabo laku ine agu ame am iwo ca tegi gaku ho’o ding toe tiba lite.

Ine Nihan :jaong kaut lahu ra anak,am dian kaut jaong gau ding.

Sano : ca tu’una selama ho’o aku msanga niak tau sekolah,niak ko co’e lite?

Ame Silham :nono hami kole niak hau tau sekolah ,tamat sekolah tu’u-tu’u hau.

Sano :terima kasih ra ine agu ame, aku sekolah tu’u –tu’u ding.
12
Toe kaut manga nuing na lise etan wie ga,agu ise lansung mo hang wie.poli hang ise lansung toko

.toe kaut manga nuing na lise gula tana ga.Ise lansung to’o gula.Leso hitu sano mo one uma cama

agu ata tua na. keluarga dise pas-pas kaut mose ra.biar Sano anak ca mongko landin toe manga

niak liha mese nai.Hia hang-hang apa kaut ca manga na,agu hia agu hia lut apa ca jaong data tua.

Can taung puli hitu Sano ,pulau, nuncung sekolah one ca tempat .One sekolah hitu ise na ata

pertama pintar,seber,agu reba.

Manga ca leso Sano beti nge,ata tua diha rantang na agu hia agu sua tau haen kole lut sedih.Leso

ho’o sano Pulau,Nuncung ikut Eptanas.

Sua ntaung puli hitu ise masuk one ntaung weru. Ata tua de sano nganceng ongkos sekolah de

sano.Manga ca leso mpo de sano mo lambu one sekang dise sano agu wa ca mongko e….acu

.laing ca mpo na tau kole,mpo na taing acu hitu one Sano,laing ca hitu cembes na nai de

Sano.Manga ca leso Sano karong sua tau haena,Pulau agu Nuncung tau mo one puar.cai one puar

hitu ise telu lako becang.Ai sano tau niak bae liha niawan kaeng de haena .

Running kaut acu liha agu panden acu hitu liha ga pongo api one ikon na,cemoln ga muntung

ikon acu hitu,laing ca muntungna ga..tua kaut te cengata mpo tu’a wa agu dongkar pulli hitu ga

mpo hitu ri agu ise

Mpo :oe…mpo gaku ni niak gemi ,tana baca ko tana masa

Sano : [toe kaut manga nuing liha nggo’o kaut walen ne] tana baca.

Puli hitu, mpo hitu ceka dongkar na ngger wa tana,agu losa wae mese agu sangge tau ho’o wae

hitu ga ngasang na SANO NGGOANG .Agu one lupina manga PULAU NUNCUNG……

TAUNG GA

13
14

Anda mungkin juga menyukai