asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
ASAL MULA DANAU SANO NGGOANG
Alkisah, pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri di suatu desa. Mereka
adalah ibu Niham dan Pak Silham. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dengan aman dan
tenteram. Suatu ketika mereka pegi ke kebun. Suasana sangat sepi dan sunyi. Tak ada suara.
Kesunyian dan kesepian itu memunculkan harapan untuk memiliki seorang anak. Dari hari ke
hari, Bu Niham selalu berdoa agar harapan itu dapat terwujud. Pada suatu malam ia bermimpi
bahwa suatu saat nanti mereka akan dikaruniai seorang anak perempuan. Keesokan paginya ia
Ibu Niham : Pa, tadi malam saya bermimpi bahwa suatu saat nanti kita akan dikaruniai
Pak Silham : Betul ya bu? Apakah itu mungkin? Mari kita berdoa agar mimpi itu bisa
menjadi kenyataan.
Ibu Niham : Ia Pak , saya berharap agar mimpi itu menjadi nyata.
Sebulan kemudian, Ibu Niham mengandung. Mereka sangat bahagia. Dalam hati yang
paling dalam, mereka berharap dan berdoa agar anak yang dilahirkan selamat. Hari demi hari
mereka lewati bersama. Pak Silham semakin menyayangi istrinya. Ia berusaha melindungi
istrinya, dan menjauhkannya dari bahaya. Setelah beberapa lama, tibalah saatnya bagi sang istri
untuk melahirkan. Mereka menyiapkan tempat yang baik untuk kehadiran sang bayi. Sang bayi
itu pun lahir. Ternyata, anak itu bukanlah seorang perempuan melainkan laki-laki. Kenyataan itu
tidak menyebabkan mereka kecewa. Mereka tetap bersyukur atas kehadiran sang anak. Semakin
hari anak itu semakin tumbuh dan berkembang dengan sehat. Mereka lalu memberikan nama
baik hati. Pada suatu hari , Sano pergi bersama ayahnya ke kebu dan ibunya tetap di rumah untuk
memasak nasi untuk ayah Sano dan Sano. Ketika sampai di kebun , Sano dan ayahnya bekerja
( menebang pohon ). Setelah selesai menebang pohon , merekapun beristirahat. Tak berapa lama
kemudian Ibu Sano datang dengan membawa nasi dan sayur untuk anak dan suaminya. Melihat
ibunya datang Sanopun langsung memeluk mamanya, begitupun sebaliknya ibunya memeluk
Ibu Niham : Nak sekarang makan , karena kamu sudah lelah dan lapar.
Sano : Ia Bu.
Setelah selesai makan merekapun langsung pulang ke rumah, dan tak terasa hari sudah
menjelang malam, mereka pun makan malam . Malam itu mereka tidur cepat karena mereka
sangat lelah. Tak terasa malam pun berganti pagi , Sano bangun pagi-pagi dan pergi mandi.
Pulang mandi ia membantu ibunya untuk memasak nasi. Setelah selesai masak , merekapun
Ibu Nilham : Nak nanti kamu jangan ke kebun ,kamu disini untuk menjaga
rumah.
Sano : Ia Bu.
Pak Silham : Nak nanti kalau kamu mau pergi bermain , janagn lupa kunci
rumah .
Sano : Ia Pa.
Lalu ayah dan ibunya pergi ke kebun. Sesampainya di kebun , merekapun bekerja dan Sano
sendiri pergi bermain bersama teman-temannya dan ia menceritakan semua apa yang mereka
lakukan di kebun bersama ayahnya. Setelah lama bermain Sanopun meminta pamit kepada
2
teman-temannya, iapun pulang ke rumah. Tak terasa ia sudah sampai di rumah. Sesampainya di
rumah ia mencari kayu, menimba air, dan memasak. Setelah semuanya selesai , ia pergi ke
ruangan tamu untuk membaca cerita, meskipun hanya tahu membaca beberapa kata saja ,maklum
Sano belum sekolah. Ketika ia asyik membaca, ia dikagetkan dengan kehadiran kedua orang
Sano : Ibu ini hari ayah dan ibu pulang dari kebun kemalaman.
Setelah bercakap-cakap , Ibu Niham pergi ke dapur untuk memasak , sebab ia tidak tahu
kalau Sano sudah masak. Ketika ibu Niham mengambil piring terdengar suara Sano
memanggilnya dan mengatakan bahwa ia sudah selesai memasak. Mendengar perkataan putranya
itu, wajah ibu Nilham berseri karena ia bangga mempunyai seorang putra yang baik dan rajin.
Kemudian merekapun makan malam. Setelah selesai makan malam mereka istirahat.
Keesokan harinya mereka bangun dengan jiwa raga yang sehat. Hari itu ayah dan ibu
Sano pergi menjenguk Nenek Sano di sebuah desa. Desa itu sangat jauh dan tidak dilalui
kendaraan satupun.
Oleh karena itu ayah dan ibunya memutuskan supaya Sano tidak boleh pergi. Sebelum berangkat,
ibunya menasehati Sano supaya tidak boleh berkelahi dengan temannya dan jika pergi bermain
Dari sekian nasehat ibunya ia hanya menjawab dengan menganggukkan kepala, ia sangat
merindukan ibunya, tetapi ia mencoba untuk bertahan. Setelah menasehati Sano , kedua orang
tuanya berangkat. Kini Sano hanya tinggal sendiri di rumah, dia hanya ditemani oleh kedua
temannya . Hari-hari mereka jalani bersama tanpa ada pertengkaran , karena Sano ingat dengan
hari ia selalu berdoa untuk kedua orang tuanya , supaya mereka tetap dalam keadaan sehat selalu
Keesokan harinya mereka bangun dan langsung berdoa. Setelah berdoa ia mengajak kedua
temannya untuk pergi ke hutan untuk melihat keadaan di hutan . Lalu, kedua temannyapun
menyetujui hal itu , kemudian mereka langsung makan pagi dan berangkat.
Sesampainya di hutan ,mereka melihat berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Ketika
mereka sedang berjalan- jalan, mereka melihat seekor burung yang tidak bisa terbang ,
Beberapa lama kemudian , mereka memutuskan untuk pulang ke rumah karena mereka
sangat lapar. Setelah lama berjalan , tak disadari merekapun sampai di rumah, dan langsung
makan siang. Selesai makan , mereka tidur siang karena mereka sangat lelah. Tak terasa hari
sudah menjelang sore,Sano dan kedua sahabatnyapun bangun, kemudian mereka memasak nasi.
Tak terasa hari sudah malam , merekapun makan malam. Setelah makan , mereka beranjak ke
kamar tidur untuk beristirahat. Sebelum tidur mereka berdoa bersama. Malam itu Sano tidak
Pagipun tiba , Sano bangun dengan perasaan senang dan semangat , karena hari itu kedua
orang tuanya akan tiba dari kampung neneknya dan bisa bertemu dengannya. Dari pagi Sano
tidak kemna-mana, ia tetap berada di rumah. Lalu iapun memasak nasi dan sayur, karena ia tahu
bahwa kedua orang tuanyapasti lelah karena menempuh perjalanan yang jauh, apalagi berjalan
kaki. Pasti mereka akan lapar. Tak berapa lama , kedua orang tuanya tiba. Hatinya sangat senang
karena hal yang dinantikannya tiba. Setelah orang tuanya beristirahat ,Sano mengajak kedua
orang tuanya makan siang. Setelah makan, kedua orang tuanya menceritakan keadaan di desa
Neneknya. “ Nak selama ibu berada di sana , ibu sangat merindukan kamu dan kwatir dengan
4
kamu di sini. Ibu selalu berdoa agar kamu di sini dalam keadaan sehat dan ibu sangt bersyukur
kepada Tuhan karena segala Doa dan permintaan ibu kepada Tuhan sudah terkabulkan dan kamu
di sini masih dalam keadaan sehat-sehat saja. Begitupun sebaliknya Sano menceritakan
pengalamannya selama tinggal bersama kedua sahabatnya yaitu Pulau dan Nuncung. Ia berkata
kepada ibunya ” Ibu disini Sano sangat merindukan ibu dan kadang Sano sampai menangis.
Tetapi saat itu Pulau dan Nuncung selalu menghibur aku sehingga aku tidak menangis lagi. Itu
pengalaman Sano yang menyedihkan, sedangkan pengalaman yang menarik adalah ketika suatu
hari Sano dan kedua sahabatnya pergi ke hutan dan melihat burung yang tidak bisa
terbang,karena terluka namun Yang menariknya adalah ketika mereka berhasil menymbuhkan
Setelah mendengar cerita dari anaknya , ibu Sano mengajak Sano untuk pergi timba air .
Sesudah timba air mereka langsung pulang ke rumah untuk memasak nasi. Setelah selesai
Inilah kesempatan yang baik bagi Sano untuk menyampaikan keinginannya kepada kedua
Sano : sebelumnya saya minta maaf kepada ayah dan ibu , mungkin
Ibu : Katakan saja Sano , tidak mungkin ayah dan ibu menolaknya.
Sano : Sebenarnya selama ini aku memiliki niat untuk sekolah , apakah ayah
Ayah : Nak kami senang dengan keinginanmu itu , kami akan memenuhi semua
5
Sano : Terima kasih ayah dan ibu , aku berjajnji akan sekolah dengan sungguh-
sungguh.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 07.00, merekapun segera makan malam ,
sesudah makan mereka langsung tidur. Tak terasa hari sudah pagi , mereka bangun denngan jiwa
raga yang sehat. Hari itu Sano pergi ke kebun bersama kedua orang tuanya. Keluarga Sano sangat
sederhana, meskipun Sano anak satu-satunya , tetapi ia tidak mau hidup sombong ,dia makan
maknan apa adanya dan dia sangat taat kepada orang tuanya.
keinginannya dan orang tuanya menyetujui hal itu. Setelah mendengar cerita dari Sano ,
Nuncungpun mempunyai keinginan untuk sekolah seperti Sano. Kemudian ia pulang ke rumah
dan menceritakan kkeinginannya itu kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya sangat senang dan
Sano , Pulau, dan Nuncung sekolah di tempat yang sama. Ketiga sahabat ini sangat akrab.
Mereka dikenal dengan murid yang pandai, rajin , ganteng, dan disiplin di sekolahnya. Ketiga
sahabat ini selalu bersama baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah mereka mendapat kelas
yang sama, di kampung rumah mereka berdekatan. Pulau, Nuncung dan Sano sama-sama pandai,
sehingga mereka selalu bersaingan dan dengan adanya persaingan itu merekapun menjadi
Suatu hari Sano jatuh sakit. Kedua orang tuanya sangat kwatir dan juga kedua sahabtnya
itu sangat takut dan cemas, karena sudah beberapa hari Sano tidak ke sekolah. Ayah dan ibunya
berusaha supaya Sano bisa sembuh dan bisa ke sekolah seperti biasanya, dan satu minggu lagi
mereka akan mengadakan Ujian Nasional. Setiap hari Sano selalu berusaha agar ia cepat sembuh.
6
Tak lupa berdoa mohon kesembuhan. Dan doanya dikabulkan oleh Tuhan dan diapun sembuh
Hari ini merupakan hari dimana Sano, Nuncung, dan Pulau mengikuti Ujian Nasional .
Sano dan kedua sahabatnya itu sangat bersemangat dalam mengerjakan soal. Ujian mereka
berlangsung selama 3 hari. Setelah Ujian Nasional selesai Sano dan kedua sahabatnya tinggal di
kampung. Hari- hari mereka berjalan baik. Tak disdari bahwa hari ini adalah hari berita lulus dari
ketiga sahabat itu. Pada saat membaca peringkat, Sano mendapat juara 1, Nuncung juara 2, dan
Mereka memasuki tahun ajaran baru. Orang tua Sano masih sanggup membiayai
pendidikan Sano. Begitupun dengan orang tua dari Nuncung dan Pulau. Merekapun sekolah di
satu lembaga yang sama (SMP) . Suatu hari nenek Sano datang ke rumah Sano dan membawa
seekor anjing. Tiba saatnya nenek Sano kemabali ke kampungnya, ia memberikan anjingnya
kepada Sano, dan hal itu membuat Sano bahagia. Sano sangat menyayangi anjingnya itu.
Suatu hari Sano dan kedua temannya pergi ke hutan. Sampai di hutan mereka berpencar ,
Sano bersama anjingnya dan Nuncung bersama Pulau. Di dalam hutan berjalan kea rah yang
berbeda. Setelah lama berpencar mereka sudah tidak bisa menemukan satu sama lain. Tentu hal
itu membuat mereka takut dan kwatir. Sano yang berjalan bersama anjingnya itu sangat takut, ia
berusaha mencari jejak kedua temannya itu tetapi tidak menemukannya. Untuk mengetahui
keberadaan kedua temannya itu Sano memanfaatkan anjingnya itu, dengan cara mengikat api
pada ekor anjing itu. Setelah Sano mengikat api itu iapun menyuruh anjingnya untuk berjalan .
Setelah sekian lama anjing itu berjalan , api di ekornya itu membakar ekornya. Pada saat yang
bersamaan datanglah seorang nenek dan mendapatkan anjing itu sedang meraung kesakitan .
7
Nenek it uterus berjalan dan pada akhirnya ia mendapatkan Sano dan kedua sahabatnya itu.
Nenek itu bertanya kepada mereka , “ hai cucu-cucuku, mana yang kalian pilih diantara
Lalu dengan spontan Sano menjawab”dunia air” . Mendengar jawaban Sano itu , sang Nenek
langsung menancapkan tongkatnya ke tanah, dan semuanya berubah menjadi air. Sano beserta
kedua sahabatnya itupun terendam air. Genangan air itu sangat luas dan dalam. Semakin hari air
itu semakin banyak dan orang disekitarnya berpikir bahwa itu bukanlah genangan air biasa dan
sejak saat itu mereka menamakan air itu dengan sebutan Sano Nggoang , yang berasal dari 2 kata
yaitu kata:SANO “ yang berarti “ DANAU “ dan “ NGGOANG “ yang berarti “ NYALA API “.
Di sekitar danau itu terdapat sebuah pulau yang dinamakan Pulau Nuncung, yang merupakan
SELESAI
BIOGRAFI PENULIS
PANGGILAN : YUS
8
TARA MANGAN SANO NGOANG
Manga danong one ca beo mose ata sua tau wina rona. Nggasang de winan ga, ine
Niham agu ngasang de, ronan ga ame Silam.Maram sekang dise ata koe gen na landing sekang
hitu pas tau latang ise. Manga laing hitu ise mo one uma, caa’i one uma hitu da’at na lik na, ai
toe manga reweng de anak koe. Pas laing hitu, wina de ame Silham manga niak, diha tau manga
anak. Neteng na leso niak dia hitu todo one nai de ine Niham, agu hia solek na sembaeng porong
ca niak dia, nganceng manga tu’ung. Manga ca wie ine Niham nipi, ome hia ca leson ding manga
eng anak na anak hitu ga ata ine wai.Cai neho diang gula ine Niham to’o agu langsung sembaeng
poli hitu hia pande to’o ronan na agu nunduk nipi dia. Nggo’o jaong na:
Ine Niham :Ame rewieng aku nipi ome ca leso nding itu manga anak,anak hitu ga ine wai.
Ame Silam :di’an ome nggitu nge ga, agu laing ho ite ga sembaeng, porong hitu taung ngance
Ine Niham :eng ga ame aku kole solek sembayang porong hitu taung nganceng manga agu dia.
Polo nunduk-nunduk dise sua ga ise mo hang agu poli hang dise ga mo one uma tau kerja.
Ca wulang wa ga wina de ame silam weki kambar neteng leso ine Niham agu ame silam solek
sembayang olong porong wina ade ame Silam poron de ame Silam anak agu mose diana . Leso
na leso mose dise tambang na dian. Ame Silam solek momang agu winan na lami nggeng hia
winan na. porong neka hena daate. Pisa wulang wag a, anak hitu lise ga taing ngasang Sano. Pisa
ntaung wa ga, Sano jadi anak ata reba, seber agu dia nain na.
Manga ca leso Sano mo cama agu amen na mo one uma landing ine na kaeng one sekang tau
9
Cai one uma ga Sano agu amen na poka haju. Poli poka haju ise ga asi poso. Toe lor ge wa ga
tua ine de Sano bahang agu ute . laing ite le Sano tua inen na Sano Nggape ine na agu nggoo
jaong na :
Puli hitu ga, Sano benta amen na tau hang cama cama . puli hang dise ga ise kole one sekang.
Agu toe manga noing lise kali ta, mane tanah ga. Poli hitu ga ise hang wie. Wie hitu ise elang
toko ai kamer le kerja. Cang te nuing lise, gerak tanah ga. Sano to’o gula agu cebong. Kole
cebong hia ga campe inen na tau teneng hang. Poli hitu ga ise hang gula. Laing hang, ine diha
Ine Nihan : nono, hau ding neka mo one uma , hau kaut ndo’o lami sekang.
Ame Siham : nono, eme niak mo labar hau ding, neka hemong tadu para.
Poli hitu ga, ine amen na mo one uma. Cai one uma ise ga, kerja. Landing one sekang ga, Sano
ngo labar cama haen na. agu hia nunduk iwo ca pande dese one uma meseng agu amen na. Lor
wa gaha, Sano tegi agu haen tau kole one sekang. Poli hitu ga, hia kole one sekang, cai one
sekang hia kerja kawe haju, teku wae agu teneng hang. Poli taung kerja situ ga, hia mo olo lutur
tau baca nengeng. Maram iwo ger ca bae, ca bae liha ai bae ket hia ata toe mak manga sekolah.
Laing na dian baca nengeng diha tua ise ine agu amen na. agu hia naka ame agu ine na, nggo’o
jaong na:
Ine Nihan : eng ra nono. Ai ine agu ame gau rebaong do kerja sale uma.
sano ga. Laing ta mo ala lewing hia ga, tua reweng de Sano agu benta inen na nggoo jaong na:
Ine Nihan : Dia eme nggitu ga nono, ai hau anak ata seber.
Poli hitu ga ise hang wie. Poli hang wie ise ngo toko, nu diang ga ise too agu weki nai dia. Leso
hitu ine agu ame de Sano mo laat empo de Sano one ca beo. Sano toe ma ngo na, ai salang ca one
sekang de empon na tadang apa kole lako wai. Laing ta mo, ine de Sano manga pende latang ta
Sano porong Sano toe rewa tau agu haen na, ague me mo labar neka hemong kole one sekang tau
hang leso. Taung na iwo ca pende de inen na, ca koe walen liha, le ngetuk kat sain na. Hia data na
kembung agu inen na landing hia taong kaut. Poli pende latang ta Sano ga, ine agu amen na tegi
agu Sano porong ise lako ga. Laing hitu ga Sano kaeng hanang koe one sekang agu sua tau haen
na. Leso leso ise kaeng cama agu de dia. Agu toe manga rewa tau ai Sano nuk kat pende de inen.
Poli kole hitu ga Sano kole anak iwo ca pintar ,seber agu reba, Sano kole Seber tau sembayang.
Neteng leso hia solek sembayang tau latang ine agu amen porong ise nail ewe agu di’a.
No diang ga, ise too agu langsung sembaeng. Poli sembaeng hia karong hae na tau mo one puar,
tau lelo taran puar hitu. hae diha hitu ga eng agu jaong diha. Cai ise one puar hitu, ise ita manga
manga ket si kaka. Agu pu’u haju. Laing lako dise. Ita lise ca moko kaka ata toe ngance lelap ai
reu . mai ise ga, mosa kaka hitu. agu kaka hitu langsung di’a. lor wa ga, ise niak tau kole one
sekang, ai ise darem. Cai one sekang isse langsung hang leso. Poli hang ise toko leso, ai ise data
na kamer ra. Toe kat manga noing lise mane tana ga. Sano agu haen ga, too agu poli hitu mo
kawe haju, poli kawe haju ise teneng hang. Toe kat manga noing lise wie tanah ga. Laing hitu ise
langsung hang wie agu mo toko agu sembayang. Wie hitu Sano toe nggance toko ai hia kembung
agu ine amen na. Toe kat ma noing na wie ganti gula. Gula hitu Sano too agu nai cembes. Ai leso
hitu ame agu inen na kole one mai beo de empon na. agu hi’a ngance ita tau kole agu ine amen
11
na. pong na gula, Sano toe manga ngo bana. Hia kaeng terus one sekang. Poli hitu hia teneng
hamen na lako tadang apa kole ise lako wai. Lor wa ga, ame agu ine de Sano cai one sekang.
Data na cembes nai de Sano agu hia langsung nggape ine agu amen. Poli hitu ga Sano karong ine
agu amen na tau hang leso. Poli hang ine amen na, nunduk taran beo iwo ca kaeng de empon na.
Nggo’o laing ca ine kaeng le beo de empo gau, ine kembung hau terus agu aku rantang nah hau
ai hau kaeng hanang koe mo ndo’o. Aku sembaeng terus porong hau ndo’o dia terus , cembes nai
de ine ai mori tiba taung iwo ca tegi gaku agu hia. Agu hau ndoo di’a. ngi tu kole Sano nunduk
one ine agu ame na iwo ca pande dise laing ca mo one puar agu hae diha,Pulau agu Nuncung,
nggo jaong na ,ine ndo ‘o sano da’at na kembung agu ine,eme ca hitu na aku sampe retang
landing pulau agu nuncung pande rame porong aku toe retang ,hitu pande gamin ndo’o iwo ca
sedih na.landing manga ata pande cembes laing na laku ,laing ca, mo one puar gami.cai one puar
hami ita kaka lelap iwo ca toe ngance lelap.Laing hitu hami ga musa kaka hitu, agu kaka hitu
Poli senget nunduk de anak ken ga, ine de sano karong sano tau mo tiku wae .poli hitu ise
langsung kole one sekang tau teneng hang .poli teneng Sano cama ine agu amena lonto olo
lutur.hitu na di’an naga porong sano jaong agu ine amena, jaong iwo ca niak diha tau
Sano :olo neka rabo laku ine agu ame am iwo ca tegi gaku ho’o ding toe tiba lite.
Ine Nihan :jaong kaut lahu ra anak,am dian kaut jaong gau ding.
Sano : ca tu’una selama ho’o aku msanga niak tau sekolah,niak ko co’e lite?
Ame Silham :nono hami kole niak hau tau sekolah ,tamat sekolah tu’u-tu’u hau.
Sano :terima kasih ra ine agu ame, aku sekolah tu’u –tu’u ding.
12
Toe kaut manga nuing na lise etan wie ga,agu ise lansung mo hang wie.poli hang ise lansung toko
.toe kaut manga nuing na lise gula tana ga.Ise lansung to’o gula.Leso hitu sano mo one uma cama
agu ata tua na. keluarga dise pas-pas kaut mose ra.biar Sano anak ca mongko landin toe manga
niak liha mese nai.Hia hang-hang apa kaut ca manga na,agu hia agu hia lut apa ca jaong data tua.
Can taung puli hitu Sano ,pulau, nuncung sekolah one ca tempat .One sekolah hitu ise na ata
Manga ca leso Sano beti nge,ata tua diha rantang na agu hia agu sua tau haen kole lut sedih.Leso
Sua ntaung puli hitu ise masuk one ntaung weru. Ata tua de sano nganceng ongkos sekolah de
sano.Manga ca leso mpo de sano mo lambu one sekang dise sano agu wa ca mongko e….acu
.laing ca mpo na tau kole,mpo na taing acu hitu one Sano,laing ca hitu cembes na nai de
Sano.Manga ca leso Sano karong sua tau haena,Pulau agu Nuncung tau mo one puar.cai one puar
hitu ise telu lako becang.Ai sano tau niak bae liha niawan kaeng de haena .
Running kaut acu liha agu panden acu hitu liha ga pongo api one ikon na,cemoln ga muntung
ikon acu hitu,laing ca muntungna ga..tua kaut te cengata mpo tu’a wa agu dongkar pulli hitu ga
Sano : [toe kaut manga nuing liha nggo’o kaut walen ne] tana baca.
Puli hitu, mpo hitu ceka dongkar na ngger wa tana,agu losa wae mese agu sangge tau ho’o wae
hitu ga ngasang na SANO NGGOANG .Agu one lupina manga PULAU NUNCUNG……
TAUNG GA
13
14